Yukk Mengenal Lebih dalam Mengenai Sosiolinguistik dan Penerapannya

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat Siang sobatt :raised_hands:

Gimana nih, masih semangat mengulik lebih dalam mengenai korelasi linguistik dengan ilmu-ilmu lain?
Tentunya masih yaa :star_struck:

WhatsApp Image 2021-11-18 at 16.56.08
Sumber gambar: https://satwikobudiono.wordpress.com/2016/06/11/bahasa-individu-dan-masyarakat/

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa linguistik memiliki keterjalinan dengan ragam ilmu lain, salah satunya dengan ilmu sosiologi. Hasil keterjalinan tersebut melahirkan bidang linguistik yang bernama sosiolinguistik.

Kehadiran sosiolinguistik tentu memiliki andil dalam menjabarkan hubungan antara bahasa dengan aspek-aspek sosial.

Nah, berdasarkan uraian tersebut, sejauh mana sih kalian mengetahui tentang sosiolinguistik? Lalu bagaimana pula penerapannya?

Referensi:
Pateda, M. (2011). Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung: Angkasa.

6 Likes

Holmes (1922) mengemukakan bahwa “sosiolinguitic study the relationship between language and society” (sosiolinguistik merupakan studi antara bahasa dengan masyarakat atau sosial).
Dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah gabungan atau perpaduan antara dua disiplin ilmu yaitu ilmu sosiologi dan ilmu linguistik.
Penerapan sosiolinguistik adalah dengan bahasa sebagai perilaku sosial, bahasa sebagai alat komunikasi, dan bahasa sebagai media pembelajaran di sekolah.

Referensi :
Haryono, A. (2012). Perubahan dan perkembangan bahasa: Tinjauan historis dan sosiolinguistik. (Doctoral dissertation Udayana University).
Khairunnisa., Sagita, M. (2019). Pengembagan Sosiolinguistik Dalam Pengajaran Bahasa (Secara Teoritis dan Penerapan) Bagi Mahasiswa Pendidikan Bahasa. Jurnal Sains Riset. 9(2): 51-53.

Menurut Simatupang, Rohmadi, & Saddhono (2018: 120) Sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan (dipelajari oleh ilmu – ilmu sosial khususnya sosiologi). Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Mujib (2009: 141-142), yaitu Sosiolinguistik adalah satu kajian yang menekankan dan mendasarkan pendekatannya pada hal-hal yang berada di luar bahasa, yang berkaitan dengan pemakaian bahasa oleh para penuturnya di dalam kelompok-kelompok sosial kemasyarakatan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang ciri khas bahasa yang ditautkan dengan masyarakat sebagai pengguna bahasa.

Lalu penerapan sosiolinguistik menurut Malabar (2015), yaitu penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik, merupakan topik yang membicarakan kegunaan penelitian sosiolinguistik untuk mengatasi masalah-masalah praktis dalam masyarakat, misalnya, masalah pengajaran bahasa, pembakuan bahasa, penerjemahan, mengatasi konflik sosial akibat konflik bahasa, dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian sosiolinguistik, yaitu pada penelitian tentang tutur bahasa atau aktivitas kebahasaan yang ada pada suatu masyarakat.

Referensi

Mujib, A. (2009). Hubungan bahasa dan kebudayaan (perspektif sosiolinguistik) hubungan bahasa dan kebudayaan (perspektif sosiolinguistik). Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra, 8(1), 141-154.

Simatupang, R. R., Rohmadi, M., & Saddhono, K. (2019). Tuturan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (kajian sosiolinguistik alih kode dan campur kode). Kajian Linguistik Dan Sastra, 3(2), 119-130.

Malabar, S. (2015). Sosiolinguistik. Gorontalo: Ideas Publishing.

Sosiolinguistik terdiri dari dua kata, yaitu sosiologi dan linguistik. Sosiologi
adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat,
mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat.
Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlagsung dan
tetap ada. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau
bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Secara umum
sosiolinguistik dikenal sebagai bidang ilmu yang mempelajari bahasa dalam
kaitannya dengan penggunaan di dalam masyarakat. Berikut definisi sosiolinguistik
menurut para ahli :
 Harimurti Kridalaksana (1978:94) menjelaskan sosiolinguistik adalah ilmu
yang mempelajari ciri dari berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara
para bahawasawan dengan variasi bahasa tersebut di dalam suatu
masyarakat.
 Djoko Kentjono (1990:14) menjelaskan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu
yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan masyarakat; ilmu gabungan
sosiologi dengan linguistik.
 Sumarsono (2004) menjelaskan sosio adalah masyarakat, linguistik adalah
kajian bahasa. Jadi, sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang
dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan.

Referensi :
Verhaar J.M.W. (2016). Asas-Asas Ilmu Linguistik Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada University press. Tersedia dari https://www.scribd.com/doc/155633839/Sinopsis-Linguistik-Dasar-1
Chaer, Abdul & Agustina, Leoni. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Budi, Santoso Gunawan. 1996. Sosiolinguistik (Modul). Klaten: Universitas
Widya Darma Klaten

Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dengan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan erat. Sosiologi merupakan kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, lembaga- lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat.
Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga- lembaga, proses social dan segala masalah social di dalam masyarakat, akan diketahui cara- cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bagaimana mereka bersosialisasi, dan menempatkan diri dalam tempatnya masing- masing di dalam masyarakat.
Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang bahasa, atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisipliner yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu dalam masyarakat(Chaer dan Agustina 2003: 2).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa sosiolinguistik adalah antardisipliner yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan tersebut.
Kemudian tentang penerapanya Alwasilah (1993:3-5) menjelaskan bahwa secara garis besar yang diselidiki oleh sosiolingustik ada lima yaitu macam-macam kebiasaan (convention) dalam mengorganisasi ujaran dengan berorientasi pada tujuan-tujuan social studi bagaimana norma- norma dan nilai- nilai sosial mempengaruhiperilaku linguistik. Variasi dan aneka ragam dihubungkan dengan kerangka sosial dari para penuturnya, pemanfaatan sumber-sumber linguistik secara politis dan aspek- aspek sosial secara bilingualisme.
Sosiolinguistik menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi sosial perilaku bahasa, tidak hanya mencakup perilaku bahasa saja,melainkan juga sikap-sikap bahasa, perilaku terhadap bahasa dan pemakaian bahasa.Dalam sosiolingustik ada kemungkinan orang memulai dari masalah
kemasyarakatan kemudian mengaitkan dengan bahasa, tetapi bisa juga berlaku sebaliknya mulai dari bahasa kemudian mengaitkan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
Sosiolinguistik dapat mengacu pada pemakian data kebahasaan dan menganalisis kedalam ilmu-ilmu lain yang menyangkut kehidupan sosial, dan sebaliknya mengacu kepada data kemasyarakatan dan menganalisis ke dalam
linguistik. Misalnya orang bisa melihat dulu adanya dua ragam bahasa yang berbeda dalam satu bahasa kemudian mengaitkan dengan gejala sosial seperti perbedaan jenis kelamin sehingga bisa disimpulkan, misalnya ragam (A) didukung oleh wanita ragam (B) didikung oleh pria dalam masyarakat itu. Atau
sebaliknya, orang bisa memulai dengan memilah masyarakat berdasarkan jenis kelamin menjadi pria- wanita, kemudian menganalisis bahasa atau tutur yang bisa
dipakai wanita atau tutur yang bisa dipakai pria.
Trudgill (dalam Sumarsono 2004: 3) mengungkapkan sosiolinguistik adalah bagian dari linguistik yang berkaitan dengan bahasa sebagai gejala sosial dan gejala kebudayaan.Bahasa bukan hanya dianggap sebagai gejala sosial melainkan juga gejala kebudayaan.Implikasinya adalah bahasa dikaitkan dengan kebudayaan masih menjadi cakupan sosiolinguistik, dan ini dapat dimengerti karena setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaan tertentu.Sebagai anggota masyarakat sosiolinguistik terikat oleh nilai-nilai budaya masyarakat, termasuk nilai-nilai ketika dia menggunakan bahasa. Nilai selalu terkait dengan apa yang baik dan apa yang tidak baik, dan ini diwujudkan dalam
kaidah- kaidah yang sebagian besar tidak tertulis tapi dipatuhi oleh warga masyarakat. Apa pun warna batasan itu, sosiolinguistik itu meliputi tiga hal, yakni bahasa, masyarakat, dan hubungan antara bahasadan masyarakat.
Berdasarkan batasan-batasan tentang sosiolinguistik di atas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik itu meliputi tiga hal,yakni bahasa, masyarakat,dan hubungan antara bahasa dengan masyarakat. Sosiolinguistik membahas atau mengkaji bahasa sehubungan dengan penutur ,bahasa sebagai anggota masyarakat.
Bagaimana bahasa itu digunakan untuk berkomunikasi antara anggota masyarakat
yang satu dengan yang lainnya untuk saling bertukar pendapat da berinteraksi
antara individu satu dengan lainnya.

Referensi :
Mujib, A. (2009). Hubungan bahasa dan kebudayaan (perspektif sosiolinguistik) hubungan bahasa dan kebudayaan (perspektif sosiolinguistik). Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra, 8(1), 141-154.

Abdul Chaer dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.

Alwasilah, A. Chaedar. 1985. Sosiologi Bahasa . Bandung Angkasa

Sosiolingusitk adalah cabang ilmu bahasa yang tergolong ke dalam linguistik makro (makrolinguistik). Sosiolinguistik merupakan gabungan dari dua disiplin ilmu berbeda (sosiologi dan linguistik) namun saling berhungan erat. Sumarsono (2011) mengatakan istilah sosiolinguistik terdiri dari 2 kata, yaitu sosio adalah “masyarakat” dan linguistik adalah “kajian bahasa.” Jadi sosiolingusitik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan (dipelajari oleh ilmu-ilmu sosial khususnya sosiologi). Penerapan sosiolinguistik adalah untuk menyelesaikan permasalahan seperti masalah mengajar bahasa, konflik bahasa, penerjemahan dan lain sebagainya.

Referensi:
Mansyur, P. (1987). Sosiolinguistik.

Hickerson (1980) berpendapat bahwa sosiolinguistik merupakan sebuah pembelajaran pengembangan linguistik yang mengambil variasi bahasa sebagai fokusnya, dan melihat variasi bahasa itu sendiri dalam konteks sosialnya. Sosiolinguistik berkonsentrasi pada korelasi antara faktor-faktor sosial dengan variasivariasi linguistik.

Berdasarkan sebuah penjelasan dari Fishman (1972), sosiolinguistik mempelajari ciri-ciri fungsi bahasa dengan ciri-ciri pemakai bahasa itu sendiri. Pada dasarnya, sosiolinguistik tidak berfokus pada struktur bahasa, tetapi pada bagaimana bahasa itu digunakan dalam konteks sosial dan budayanya.

Salah satu contoh penerapan sosiolinguistik antara lain yaitu bahasa sebagai perilaku sosial seperti yang dijelaskan Suseno (1991) masyarakat Jawa di dalam menggunakan Bahasa Jawa akan selalu terikat dengan unggah-ungguh (sopan santun berbahasa) yang mencerminkan adanya “hubungan-peran” di antara pemakai bahasa sebagai nilai yang harus ada dalam pemakaian bahasa tersebut. Kesalahan dalam menerapkan unggah-ungguh ini akan berakibat pada terganggunya hubungan antara pemakai bahasa tersebut meskipun secara harfiah makna dari kata-kata tersebut sama. Contohnya ada pemuda yang mengatakan dengan bahasa Jawa: “kulo badhe tindak”.

Penerapan sosiolinguistik yang lainnya terdapat dalam variasi bahasa, dicontohkan oleh Suseno (1991) yang mengatakan bahwa perbedaan setting (atau tempat) mengakibatkan perbedaan dialek suatu bahasa, sehingga ada bahasa Jawa dialek suroboyo-an yang dipakai oleh masyarakat Surabaya, ada bahasa Jawa dialek surokarto-hadiningratan yang dipakai oleh masyarakat Solo dan sekitarnya, ada pula bahasa Jawa tegalan yang dipakai oleh masyarakat Tegal dan sekitarnya.

Referensi :

Setiyadi, D. (2016). Peranan sosiolinguistik dalam pengajaran bahasa: sebuah kajian teoretis dan penerapannya (temuan linguistik untuk pengajaran bahasa). Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 2(02).

Kalangit, R. F. (2016). Alih kode dalam instagram (suatu analisis sosiolinguistik). JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI, 4(5).

Kunjana (2021) menyatakan bahwa sosiolinguistik merupakan kajian tentang bahasa yang ada kaitannya dengan kondisi kemasyarakatan. Sosiolinguistik mengkaji bahasa dengan memperhitungkan hubungan antara bahasa dengan masyarakat, khususnya masyarakat penutur bahasa.
Bisa disimpulkan bahwa sosiolinguistik ini ilmu yang membahas tentang bahasa dalam konteks sosial dan kebudayaan. Penerapan Sosiolinguistik yang bisa di lakukan yaitu dalam bidang pendidikan. Bagaimana kita ketika interaksi kebahasaan dalam proses belajar dan mengajar juga sangat penting diketahui di ilmu sosiolinguistik ini, dalam sosiolinguistik ini mengajarkan bagaimana penggunaan bahasa itu secara aktual untuk berkomunikasi khususnya dalam pengajaran bahasa.

Sumber referensi :

Nisa, K. (2015). “Sanggar Bahasa” , http://nisakhoirotun95.blogspot.com/2015/06/penerapan-sosiolinguistik-dalam.html?m=1 , diakses pada tanggal 20 November 2021 pukul 15.00

Sosiolinguistik dalam bahasa merupakan bagian dari linguistik makro yang tidak hanya membahas mengenai aspek-aspek yang sempit namun juga membahas tentang variasi bahasa dan juga penyimpangan bahasa. Menurut Spolsky (1998: 1) sosiolinguistik adalah bidang yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat sosial, antara pengguna bahasa dan struktur sosial dimana pengguna bahasa hidup. Mengenai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik menelaah bahasa yang dipengaruhi oleh masyarakat. Dalam hal ini sosiolinguistik juga dapat diartikan sebagai variasi bahasa yang muncul karena akibat dari bertemunya beberapa penutur dari suatu daerah yang berbeda-beda.
Penerapan sosiolinguistik salah satunya dapat dilihat dari pengajaran bahasa dalam menentukan bahan materi ajar. Sosiolinguistik dalam penerapan ini memiliki peran sebagai penentuan teks yang harus sesuai dengan bahasa yang sudah familiar.

Referensi:
Mayasari, D., & Irwansyah, I. (2020). Peran Sosiolinguistik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(1), 189-199.

Abdul Chaer dan Leonie Agustina dalam buku Sosiolinguistik: Perkenalan Awal (1995), mengatakan bahwa sosiolinguistik berhubungan dengan perincian-perincian pemakaian bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa atau dialek dalam budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa atau dialek tertentu yang dilakukan oleh penutur, topik dan latar pembicaraan.
Lebih jauh, masih dalam buku yang sama, didefinisikan sosiolinguistik sebagai bidang antar disiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya penggunaan bahasa itu dalam masyarakat.

Referensi: Novita C. (2021) Apa Itu Sosiolinguistik, Pengertian dan Fungsinya? https://tirto.id/apa-itu-sosiolinguistik-pengertian-dan-fungsinya-gcX3

Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa di dalam masyarakat (Aslinda dan Syafyahya, 2007:6). Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat (Chaer dan Agustina,2010:2). Dalam sosiolinguistik mengajarkan bagaimana penggunaan bahasa itu secara aktual dalam komunikasi khususnya dalam pengajaran bahasa. Seperti yang diungkapkan oleh Fishman (1967: 15; Chaer dan Agustina, 2010:48) bahwa sosiolinguistik menjelaskan bagaimana menggunakan bahasa dalam aspek atau segi sosial tertentu… Penerapan sosiolinguistik yang tak boleh diabaikan adalah pengaplikasiannya dalam pendidikan. Penerapan sosilinguistik dalam pengajaran bahasa bukan berarti kita mengajarkan sosiolinguistik kepada murid-murid, tetapi kita (guru bahasa) harus membentengi diri dengan pengetahuan sosiolinguistik. Pengetahuan sosiolinguistik diperlukan agar materi yang kita berikan kepada anak didik dapat mereka cerna dan dapat dipergunakannya dalam kehidupan sehari-hari.(mansoer pateda, 1987:98).

Sumber Referensi:
Khoirotun.(2015).PENERAPAN SOSIOLINGUISTIK DALAM PENGAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. http://nisakhoirotun95.blogspot.com/2015/06/penerapan-sosiolinguistik-dalam.html. Diakses pada 20 November 2021. Pada pukul 17.30

Harimurti Kridalaksana (1978:94) menjelaskan sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dari berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahawasawan dengan variasi bahasa tersebut di dalam suatu masyarakat. Kemudian, menurut Sumarsono (2004) menjelaskan sosio adalah masyarakat, linguistik adalah kajian bahasa. Jadi, sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan. Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari hubungan antara bahasa dan faktor-faktor kemasyarakatan. Dalam hubungan ini ada korelasi yang erat antara bahasa dan faktor-faktor kemasyarakatan (Gumperz, 1971, 223). Masing-masing unsur ini, yakni bahasa dan faktor kemasyarakatan disebut variabel. Ada dua jenis variabel yang menjadi perhatian sosiolinguistik, yakni variabel bebas (independent variable) dan variabel bergantung (dependent variable).

Referensi:

Wijana, I. D. P. (2021). Pengantar Sosiolinguistik. UGM PRESS.

Mustikawati, D. A. (2016). Alih kode dan campur kode antara penjual dan pembeli (analisis pembelajaran berbahasa melalui studi sosiolinguistik). Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, 2(2), 23-32.

Sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mendalami tentang hubungan antara bahasa dan masyarakat. Sosiolinguistik mempelajari pemakai dan pemakaian bahasa,
tempat pemakaian bahasa, tata tingkat bahasa, akibat dari kontak dua bahasa atau lebih, dan ragam serta waktu pemakai ragam bahasa. Dalam hubungannya dengan masyarakat, sosiolinguistik membahas cara kerja bahasa dalam masyarakat terutama
berkaitan dengan hubungan sosial dalam suatu komunitas. Hal ini didapat dari cara masyarakat menggunakan bahasa dalam konteks sosial yang berbeda dan cara masyarakat menyampaikan identitas sosial mereka melalui bahasa yang mereka gunakan.

Referensi:
Chaer, Abdul (1994), “Sosiolinguistik”, Linguistik Umum (edisi ke-1), Jakarta: Rineka Cipta, ISBN 979-518-587-X
Holmes, Janet; Wilson, Nick (2017-02-10). An Introduction to Sociolinguistics (dalam bahasa Inggris). Taylor & Francis. ISBN 978-1-317-54291-9

Dalam ilmu sosiolinguistik memiliki kajian mengenai bahasa dengan memperhitungkan hubungan antara bahasa dengan masyarakat, khususnya untuk masyarakat penutur bahasa tersebut. Sosiolinguistik memandang bahasa sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu. Dalam hal ini berarti bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala individual, tetapi juga merupakan gejala sosial. Dengan demikian bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala individual, tetapi juga merupakan gejala sosial. Wijana (2021:4) menjelaskan bahwa masyarakat bahasa dalam kacamata sosiolinguistik selalu bersifat heterogen. Artinya, orang-orang atau suatu kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa selalu beragam, baik dilihat dari usia, status sosial, status ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, dan sebagainya. Demikian pula dengan identitas orang-orang yang diajak berbicara tersebut yang sifatnya juga selalu beragam. Suasana dalam pertuturan juga bisa dalam situasi sangat resmi, setengah resmi, sangat tidak resmi, dan sebagainya.

Referensi:

Abdurrahman, A. (2008). Sosiolinguistik: Teori, peran, dan fungsinya terhadap kajian bahasa sastra. LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 3(1).
Wijana, I. D. P. (2021). Pengantar Sosiolinguistik. UGM PRESS.

Chaer dan Agustina (2010:3) menyebutkan sebagai objek dari sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa, sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum, melainkan dilihat atau didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia. Dari Pendapat Chaer dan Agustina di atas, saya menyimpulkan bahasa yang dipelajari dalam sosiolinguistik lebih mengarah ke bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari dengan masyarakat sekitar kita.
Setelah kita mengetahui hal yang dipelajari dalam sosiolinguistik sekarang kita akan mencari tahu bagaimana penerapannya. Mansoer Pateda (1987:98) memaparkan penerapan sosilinguistik dalam pengajaran bahasa bukan berarti kita mengajarkan sosiolinguistik kepada murid-murid, tetapi kita (guru bahasa) harus membentengi diri dengan pengetahuan sosiolinguistik. Pengetahuan sosiolinguistik diperlukan agar materi yang kita berikan kepada anak didik dapat mereka cerna dan dapat dipergunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Referensi
Khairunnisa, & Mustakim Sagita. (2019). Pengembangan sosiolinguistik dalam pengajaran bahasa (secara teoritis dan penerapan) bagi mahasiswa pendidikan bahasa. Jurnal Sains Riset, 9(2), 49-57.
PENGEMBANGAN SOSIOLINGUISTIK DALAM PENGAJARAN BAHASA ( SECARA TEORITIS DAN PENERAPAN) BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA | Mustakim Sagita | Jurnal Sains Riset.

Sosiolinguistik adalah studi bahasa yang berhubungan dengan penutur bahasa sebagai anggota masyarakat, atau mengkaji aspek-aspek kemasyarakatan bahasa khususnya variasi-variasi yang ada di dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan/sosial. Sosiolinguistik mempelajari bahasa dalam konteks sosial-kebudayaan, menghubungkan faktor-faktor budaya, serta mempelajari fungsi sosial, dan pemakaian bahasa dalam masyarakat. Sosiolinguistik ialah ilmu yang bersifat multidisipliner atau campuran dari dua disiplin ilmu yaitu sosiologi dan linguistik. Sebagai ilmu yang bersifat multidisipliner, sosiolinguistik berusaha mengungkapkan kemampuan manusia di dalam menggunakan aturan-aturan berbahasa secara tepat pada situasi-situasi yang bervarisi. Masih dalam pengertian yang sama, sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari korelasi antara bahasa dan masyarakat, antara pemakaian bahasa, serta struktur sosial di dalam pemakaian bahasa sehari-hari. Sedangkan untuk penerapannya sendiri, sosiolinguistik diperlukan untuk menghindari kesalahan pada masalah ketidaktepatan pemakaian bahasa dalam konteks sosial.

Referensi :

Isnaniah, S. (2013). Kajian Sosiolinguistik Terhadap Bahasa Dakwah Aktivis Dakwah Kampus (ADK) Surakarta. Karsa: Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman, 21(2), 270-284.

Harimurti Kridalaksana (1978:94) menjelaskan sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dari berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan variasi bahasa tersebut di dalam suatu masyarakat. Pendapat tersebut didukung oleh Bram & Dickey, (ed. 1986:146) yang menyatakan bahwa sosiolinguistik mengkhususkan kajiannya pada bagaimana bahasa berfungsi di tengah masyarakat. Interaksi tersebut merupakan sifat dasar yang dimiliki oleh setiap manusia di dalam masyarakatnya, lalu bahasa menjadi suatu sarana penting terjadinya sebuah interaksi (Soebroto, 2007). Penerapan sosiolinguistik dalam kehidupan seperti mengembangkan kemampuan berbahasa secara fungsional, alat berkomunikasi dan berinteraksi, pengajaran bahasa dalam pembelajaran di sekolah, serta bagaimana menggunakan bahasa itu dalam aspek atau segi sosial tertentu.

Referensi:
Malabar, S. (2015). Sosiolinguistik. Gorontalo: Ideas Publishing.
Sagita, K. M. (2019). Pengembangan Sosiolinguistik dalam Pengajaran Bahasa (Secara Teoritis dan Penerapan) Bagi Mahasiswa Pendidikan Bahasa. Jurnal Sains Riset, 9(2), 49-57.

Sosiolinguistik mengkaji hubungan bahasa dan masyarakat,yang mengaitkan dua bidang yang dapat dikaji secara terpisah, yaitu struktur formal bahasa oleh linguistik dan struktur masyarakat oleh sosiologi (Wardhaugh 1984 : 4 ; Holmes 1993 : 1 ; Hudson 1996 : 2).

Penerapan sosiolinguistik adalah untuk mengkaji kebahasaan yang ada di lingkungan masyarakat,untuk mengetahui jenis-jenis bahasa yang digunakan dalam masyarakat.

Referensi

Abdurrahman, A. (2008). Sosiolinguistik: Teori, peran, dan fungsinya terhadap kajian bahasa sastra. LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 3(1).

Saimuary, D. I., Simbolon, I. M., & Hutabarat, R. L. ANALISIS SOSIOLINGUISTIK DALAM FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK. JURNAL SASINDO (Program Studi Sastra Indonesia FBS UNIMED), 10(1).

Terdapat dua macam liguistik.
Pertama liguistik dilihat dari segi struktural (mikrolinguistik).
Kedua liguistik dilihat dari segi fumgsional (makrolinguistik).
Salah satu bagian dari liguistik fungsional adalah sosiolinguistik.
Sosiolinguistik berasal dari kata sosiologi dan linguistik. Sosio yang memiliki arti masyarakat (kumpulan beberapa orang) dan linguistik yang memiliki arti kajian bahasa.
Suwito (1982: 2) mengemukakan bahwa sosiolinguistik merupakan proses sosial (interaksi komunikasi), dalam kehidupan masyarakat, serta menjadi bagian yang berasal dari masyarakat dan berhubungan dengan kebudayaan tertentu. Pernyataan tersebut di perjelas Kridaklaksana (1984: 181) yang menyatakan Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari keterkaitan perilaku kehidupan manusia yang dapat memengaruhi antara perilaku bahasa dan perilaku sosial.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan keterkaitan antara anggota masyarakat (penutur bahasa) dengan kebahasan sehari-hari.
Selanjutnya penerapan sosioliguistik dapat dilihat dari bagaimana penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi yang aktual, bagaimana mengaplikasikan bahasa sebagai sarana komunikasi.
Seperti halnya dalam pembakuan bahasa, penerjemahan bahasa, dan lain sebagainya.

Referensi
Suwito. (1982). “Pengantar Awal Sosiolinguistik, Teori dan Problem”. Surakarta: Hwanary offset.
Kridaklaksana, Harimutri. (1982). “Kamus Linguistik”. Jakarta: PT Gramedia.

Sosiolinguistik adalah salah satu cabang ilmu linguistik. Menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina (1995) sosiolinguistik merupakan bidang antar disiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya penggunaan bahasa itu dalam masyarakat. Jadi, ilmu sosiolinguistik ini mengkaji masalah penggunaan bahasa yang ada di lingkungan agar penutur mengetahui penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dalam lingkungan masyarakat. Dengan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa penerapan ilmu sosiolinguistik contohnya adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi masyarakat seperti jika kita berpidato ataupun mengajar maka kita harus menggunakan bahasa baku.

Referensi
Chaer, A dan Agustina, L. (1995). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.