Yukk Mengenal Lebih dalam Mengenai Sosiolinguistik dan Penerapannya

Fishman (dalam Soewito, 1983) menyatakan lebih menggunakan sosiologi bahasa, hal ini tentunya dengan mempertimbangkan bahwa studi ini pada hakikatnya mengkaji masalah sosial dengan pemakai bahasa. Pendapat tersebut diperkuat oleh Holmes (1992) yang mengemukakan bahwa sosiolinguistik itu merupakan studi antara bahasa dan masyarakat. Penerapan sosiolinguistik yaitu salah satunya dalam Pendidikan melalui pengajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Referensi:
Holmes, Janet. (1992, 1995) . An Introduction To Sociolinguistic. London and New York: Longman.
Soewito. (1985) . Sosiolinguistik: Teori dan Problemnya. Surakarta: Kenanga Offset.

Bahasa pada hakikatnya adalah alat komunikasi manusia dan merupakan gejala sosial yang diartikan oleh Joko Nurkamto (2001: 205) sebagai proses transaksi dinamis yang memandatkan komunikator, menyandi perilakunya secara verbal maupun non-verbal untuk menghasilkan pesan yang disampaikan melalui saluran tertentu. Selain faktor internal, faktor eksternal atau non-linguistik seperti faktor sosial, pendidikan, ekonomi, usia, kondisi geografis sangat mempengaruhi variasi dan pemakaian bahasa.

Keanekaragaman bahasa perlu dikaji secara sosiologi dan linguistik sehingga muncul istilah sosiolinguistik. Menurut Suwito (1996:2) bahasa tidak bisa dikaji secara individual melainkan secara sosial menurut kelompok masyarakat pengguna bahasa. Hal inilah yang menyebabkan kajian sosiolinguistik ada karena maksud yang akan disampaikan dengan bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai makna yang berbeda tergantung situasi dan kondisinya, terutama kondisi sosial.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang Ilmu interdisipliner linguistik yang mengkaji masalah-masalah kebahasaan dalam hubungannya dengan aspek sosial,
situasional, dan budaya.

Dalam penerapannya, Sosiolinguistik begitu berperan dalam berbagai bidang, seperti bidang pendidikan sebagai bahan riset dan pengajaran, bidang kesastraan dalam menguraikan sosio-situasional latar belakang dibuatnya karya sastra tersebut. Sosiolinguistik juga dapat diterapkan dalam bidang ekonomi, budaya dan sebagainya.

Sumber Referensi:
Mansyur, P. (1987). Sosiolinguistik.
Abdurrahman, A. (2008). Sosiolinguistik: Teori, peran, dan fungsinya terhadap kajian bahasa sastra. LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 3(1).
Sagita, K. M. (2019). Pengembangan Sosiolinguistik dalam Pengajaran Bahasa (secara Teoritis dan Penerapan) Bagi Mahasiswa Pendidikan Bahasa. Jurnal Sains Riset, 9(2), 49-57.

Dari yang saya ketahui mengenai sosiolinguistik yaitu bahwa sosiolinguistik merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas masalah kebahasaan, kaitannya dengan sosial (masyarakat). Sebagaimana Wijana & Rohmadi (2013:7) katakan dalam bukunya yang berjudul Sosiolinguistik: Kajian Teori dan Analisis bahwa “Sosiolinguistik sebagai ilmu yang bersifat interdisipliner yang menggarap masalah-masalah kebahasaan dalam hubungannya dengan faktor-faktor sosial, situasional, dan kulturalnya”. Terkait hal itu, para ahli bahasa menyatakan bahwa masyarakat, budaya, dan bahasa tidak dapat terpisahkan (Wijana & Rohmadi, 2013:8). Artinya, suatu individu akan dapat memahami bahasa apabila mengetahui budayanya, begitupun sebaliknya, seseorang akan memahami budaya suatu masyarakat apabila memahami bahasanya (Wardaugh, 1986; Wijana & Rohmadi, 2013).

Kemudian, dalam penerapannya, sosiolinguistik digunakan sebagai sarana interaksi kebahasaan, misalnya untuk berkomunikasi di masyarakat. Selain itu, kajian sosiolinguistik digunakan untuk memahami masalah-masalah (kesalahpahaman) dalam sosial budaya.

Sumber referensi:

Wijana, I Dewa Putu & Muhammad Rohmadi. 2013. Sosiolinguistik: Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setiyadi, D. (2016). Peranan sosiolinguistik dalam pengajaran bahasa: sebuah kajian teoretis dan penerapannya (temuan linguistik untuk pengajaran bahasa). Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 2(02).

Sosiolinguistik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari hubungan antar bahasa dan faktor-faktor kemasyarakatan. Faktor kemasyarakatan adalah faktor yang bersifat luar bahasa (ekstra lingual). Bagi ahli sosiolinguistik, bahasa selalu bervariasi dan variasiw bahasa ini disebabkan oleh faktor-faktor kemasyarakatan. Menurut Fishman (1974), bahasa secara linguistik bukan hanya merupakan struktur kata-kata saja, namun bahasa juga merupakan alat interaksi sosial yang mencerminkan keseluruhan konstruk masyarakat pemakai bahasa tersebut. Dan dalam penerapannya, sosiolinguistik mendasar pada kajian bahasa. Bahasa dipandang sebagai perangkat tingkah laku yang telah ditansmisikan secara kultural atau dipakai oleh sekelompok individu. Pemerian bahasa atau variasi bahasa mengharuskan terdapat faktor eksternal bahasa (struktur dan pranata sosial) sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, sosiolinguistik dapat memanfaatkan tatakerja kajian bahasa dalam memerikan bahasa yang berdasarkan pada asumsi bahasa sebagai perangkat tingkah kultural. Sosiolinguistik membuka diri bagi sosiolog, psikolog, dan antropolog untuk bergabung dalam memerikan hakikat bahasa yang sebenarnya secara utuh, terpadu dan menyeluruh. Demikian juga, hasil kerja sosiolinguistik dapat dimanfaat untuk perencanaan pendidikan, perencanaan pembinaan bahasa, pemberantasan buta aksara, dan lain sebagainya.

Referensi :

Setiyadi, D. (2016). Peranan sosiolinguistik dalam pengajaran bahasa: sebuah kajian teoretis dan penerapannya (temuan linguistik untuk pengajaran bahasa). Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran , 2 (02).

Wijana, I. D. P. (2021). Pengantar Sosiolinguistik . UGM PRESS.

Ibrahim, S. A. (1999). Hakikat Sosiolinguistik.

Ohoiwutun (1997:9) menjelaskan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang bersifat interdisipliner atau gabungan dua disiplin ilmu yaitu sosiologi dan linguistik. Sebagai ilmu yang bersifat interdisipliner, sosiolinguistik berusaha menjelaskan kemampuan manusia dalam menggunakan aturan-aturan berbahasa secara tepat dalam situasi-situasi yang bervariasi. Menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina (1995:6) sosiolinguistik berhubungan dengan perincian-perincian pemakaian bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemikiran bahasa atau dialek dalam budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa atau dialek tertentu yang dilakukan oleh penutur, topik dan latar pembicaraan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang bersifat interdisipliner yang mengkaji masalah bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu dalam masyarakat dalam situasi yang bervariasi.
Penerapan sosiolinguistik adalah memberikan gambaran tentang keadaan sosial suatu masyarakat berkaitan dengan bahasanya, membantu menyelesaikan masalah bahasa karena keberagaman, digunakan untuk mendefinisikan perubahan bahasa secara sempurna sesuai dengan faktor-faktor kebahasaan dan membantu untuk menentukan atau memilih variasi bahasa mana yang akan kita gunakan yang sesuai dengan situasi dan fungsinya.

Referensi
RAMADHAN, F. KAJIAN SOSIOLINGUISTIK.
Pramita, N.P. (2017). Implementasi Pendekatan Sosiolinguistik dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Al-Manr, 6(2).

Menurut Wijana (2021), Sosiolingusitik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari hubungan antara bahasa dan berbagai faktor dalam kemasyarakatan. Faktor kemasyarakatan tersebut mencakup hal-hal yang berada diluar bahasa (faktor eksternal). Mengenai faktor eksternal yang dimaksud pada kalimat sebelumnya, pendapat Sumarsono (2013) mendukung hal tersebut bahwa sosiolinguistik menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi sosial perilaku bahasa, tidak hanya mencakup pemakaian bahasa saja, melainkan juga sikap – sikap bahasa, perilaku terhadap bahasa dan pemakai bahasa (masyarakat). Sosiolinguistik diterapkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi, pengajaran bahasa, penerjemahan bahasa, dan juga dalam mengatasi keperluan menjalankan administrasi kenegaraan dan pembinaan bangsa (Malabar, 2015: 9).

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik merupakan ilmu yang mengkaji tentang penggunaan bahasa dalam sosial kemasyarakatan, baik perilaku bahasa, sikap bahasa, serta pemakai bahasa.

Referensi:
Malabar, Sayama. (2015). Sosiolinguistik. Gorontalo: Ideas Publishing
Sumarsono. (2013). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda
Wijana, I. D. P. (2021). Pengantar Sosiolinguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Menurut Mujib (2009:141) sosiolinguistik adalah satu kajian yang pendekatannya menekankan dan mendasarkan pada hal-hal yang berada di luar Bahasa, yang berkaitan dengan pemakaian Bahasa oleh para penuturnya di dalam kelompok-kelompok masyarakat social. Hubungan antara bahasa dengan masyarakat digambarkan dengan empat kemungkinan, yaitu:

a. Struktur sosial akan mempengaruhi atau menentukan struktur perilaku linguistik; tingkatan usia, etnis, status sosial, jenis kelamin dan lain-lain.

b. Struktur linguistik akan mempengaruhi struktur sosial (misalnya, hipotesis Whorf dan pernyataan Bernstein)

c. Bahasa dan masyarakat akan saling mempengaruhi.

d. Tidak ada hubungan antara keduanya.

Referensi:

Mujib, A. (2009). Hubungan bahasa dan kebudayaan (perspektif sosiolinguistik) hubungan bahasa dan kebudayaan (perspektif sosiolinguistik). Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra , 8 (1), 141-154.

Haugen mengemukakan, dalam makalahnya, “Some Issues In Sociolinguistics” di sebuah buku yang berjudul Issues In Sociolinguistics, bahwa istilah sosiolinguistik pertama kali diperkenalkan oleh Haver C. Currie yaitu seorang guru besar (Profesor) di Universitas Houston, Texas 1952. Istilah ini kemudian dipublikasikan di Amerika oleh William Bright dan dipresentasikan dalam sebuah kongres Linguistik Internasional VIII di Cambridge 1962. Selanjutnya, istilah linguistik dikembangkan lagi dalam sebuah Konferensi Internasional yang lebih formal di Los Angles, California 1962 dan menjadi populer hingga sekarang (Alwasilah, 1990:2-3). Suwito (1996:6) mengemukakan bahwa sosiolinguistik mempelajari bahasa dalam konteks sosio-kultural serta situasi pemakainya.

Dasar-dasar teori sosiolinguistik dapat diterapkan di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Misalnya dalam pengajaran berbasis kompetensi di sekolah, yakni bahasa sebagai alat komunikasi. Salah satu konsep sosiolinguistik yang menonjol adalah bahwa bahasa, yang dalam hal ini digunakan sebagai objek belajar, dilihat sebagai alat untuk berkomunikasi. Bahasa dilihat sebagai sekumpulan aturan (sistem), sehingga mempelajari bahasa dilakukan dengan mempelajari struktur-struktur yang ada di dalam bahasa target itu, mulai dari tata bunyi, tata kata, dan tata kalimat.

Referensi:

Abdurrahman, A. (2008). Sosiolinguistik: Teori, peran, dan fungsinya terhadap kajian bahasa sastra. LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra , 3 (1).

Setiyadi, D. (2016). Peranan sosiolinguistik dalam pengajaran bahasa: sebuah kajian teoretis dan penerapannya (temuan linguistik untuk pengajaran bahasa). Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran , 2 (02).

Sosiolingusitik merupakan cabang ilmu linguistik yang merupakan hubungan linguistik dengan cabang lain yaitu sosiologi yang berarti masyarakat. Jadi, sosiolinguistik merupakan cabang ilmu yang menyusun teori-teori tentang hubungan masyarakat dengan bahasa.

Penerapan Sosiolinguistik Sebagai Ilmu Terapan menurut Wartiningsih (2011:3—5)
Hubungan sosiolinguistik dengan disiplin ilmu lain, diantaranya:

  1. Antropolagi linguistik.
    Antropologi linguistik adalah salah satu cabang linguistik yang menelaah hubungan antara bahasa dan budaya terutama untuk mengamati bagaimana bahasa itu digunakan sehari-hari sebagai alat dalam tindakan bermasyarakat.
  2. Stilistika
    Stilistika merupakan cabang ilmu linguistik yang menfokuskan diri pada analisis gaya bahasa.
  3. Filologi
    Filologi adalah salah satu cabang linguistik tertua yang menkhususkan diri pada comparative historical linguistiks, yaitu bidang kekerabatan bahasa (language relationships) dan perubahan bahasa (language change) dengan cara membandingkan bahasa.
  4. Epigrafi
    Epigrafi merupakan cabang ilmu menelaah isi tulisan pada prasasti. Pada umumnya media prasasti adalah batu (termasuk diatas batu nisan) atau tembaga dan isi prasasti berkisar pada masalah sejarah, sosial, dan keagamaan.
  5. Dialektologi
    Dialektologi ‘ilmu tentang dialek’ adalah cabang ilmu pengetahuan bahasa yang secara sistematis menangani berbagai kajian yang berkenaan dengan distribusi dialek atau 4 variasi bahasa dengan memperhatikan factor geografi, politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dialektologi juga sering disebut sebagai geographical linguistiks, geolinguistiks, atau areal linguistiks.
  6. Psikolingustik
    Psikolinguistik termasuk salah satu cabang linguistik yang kerap perkembangannya pesat karena membuka diri pada temuan disiplin ilmu lain sebagai alat bantu untuk menginterpretasikan masalah pemerolehan bahasa (language acquisition) serta komprehensi dan produksi bahasa(speech comprehension and production).
  7. Biolinguistik
    Biolinguistik tergolong sebagai salah satu cabang linguistik baru yang menekuni proses berbahasa pada manusia dari sudut pandang biologi.
  8. Grafologi
    Berdasarkan pendekatan linguistik, grafologi berarti merupakan kajian mengenai sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan bahasa dalam bentuk tertulis.
  9. Linguistik edukasional
    Linguistik edukasional juga dikenal dengan nama linguistic pedagagis. Kajian ini pada awalnya berfokus pada penggunaan bahasa ibu sebagai bahasa penggantar disekolah.

Sumber dan Referensi:

Wartiningsih, A. (2011). Sosiolinguistik Sebagai Ilmu Antardisipliner. Jurnal Cakrawala Kependidikan, 9(1).

Setiyadi, D. (2016). Peranan sosiolinguistik dalam pengajaran bahasa: sebuah kajian teoretis dan penerapannya (temuan linguistik untuk pengajaran bahasa). Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 2(02).

Malabar, S. (2015). Sosiolinguistik. Gorontalo: Ideas Publishing Press.

THABRONI23-Juni-2021, G. (2021, Juni 23). About Us: serupa.id. Retrieved from serupa.id Web site: https://serupa.id/sosiolinguistik-pengertian-objek-kajian-variasi-bahasa/

Menurut waridah (2015:9) sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari aspek-aspek bahasa kemasyarakatan, khususnya perbedaan atau variasi yang terdapat dalam Bahasa yang berkaitan dengan factor-faktor kemasyarakatan.

Selanjutnya P.W.J Nababan (1984:2) berpendapat bahhwa sosiolinguistik terdiri dari dua unsur yaitu unsur sosio dan unsur linguistik. Unsur sosio adalah unsur yang berhubungan dengan masyarakat, kelompok masyarakat, dan fungsi masyarakat. Sedangkan unsur lingusitik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa yang khususnya pada unsur bahasa dan berhubungan dengan unsur tersebut.

Penerapan sosiolinguitik adalah mengunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi, mengajarkan bahasa, dan menggunakan Bahasa sebagai penukar pendapat antara satu dengan yang lain.

Referensi

Wahyuni, T. (2021). SOSIOLINGUISTIK . Penerbit Lakeisha.

Sagita, K. M. (2019). Pengembangan Sosiolinguistik dalam Pengajaran Bahasa (Secara Teoritis dan Penerapan) Bagi Mahasiswa Pendidikan Bahasa. Jurnal Sains Riset, 9(2), 49-57.

Sosiolinguistik merupakan pondasi linguistik pendidikan yang terdiri atas variasi bahasa, interaksi dengan menggunakan berbagai bahasa, adanya gender, etnisitas, dan jaringan sosial sebagai dasar penggunaan bahasa yang beragam, masyarakat multilingual dan munculnya kontak bahasa (Spolsky, 2008:66-76).
Penerapan sosiolinguistik adalah dengan mengajarkan bagaimana penggunaan bahasa itu secara aktual dalam komunikasi khususnya dalam pengajaran bahasa.

Referensi :
Nisakhoirotun95-Juni-2015. Diperoleh dari situs web:nisakhoirotun95.logspot.com/2015/06/penerapan-sosiolinguistik-dalam.html?m=1

Sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan (dipelajari oleh ilmu – ilmu sosial khususnya sosiologi). Sosiolinguistik menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi sosial perilaku bahasa, tidak hanya mencakup pemakaian bahasa
saja, melainkan juga sikap – sikap bahasa, perilaku terhadap bahasa saja dan pemakai bahasa (Sumarsono, 2013, p.2). Sosiolinguistik menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakaiannya di dlaam masyarakat. Ini berarti bahwa Sosiolinguistik memandang bahasa pertama – tama sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi, serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu.

Referensi :
Simatupang, R. R., Rohmadi, M., & Saddhono, K. (2019). Tuturan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (kajian sosiolinguistik alih kode dan campur kode). Kajian Linguistik Dan Sastra , 3 (2), 119-130.

P. W. J. Nababan (1984:2) mengatakan bahwa sosiolinguistik terdiri dari dua unsur yakni sosio dan linguistik. Unsur sosio adalah seakar dengan sosial, yang berhubungan dengan masyarakat, kelompok masyarakat, dan fungsi kemasyarakatan. Sedangkan unsur linguistik yaitu ilmu yang mempelajari atau membicarakan bahasa, khususnya hubungan antar unsur-unsur bahasa. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik merupakan studi ilmu atau pembahasan dari bahasa yang berhubungan dengan penutur bahasa tersebut sebagai anggota masyarakat.

Penerapan sosiolinguistik dapat digunakan saat kita mempelajari hubungan antara bahasa dengan masyarakat penuturnya. Dari hal tersebut, kita akan mengetahui perkembangan bahasa atau perubahan bahasa akibat dari perkembangan masyarakat pemakainya ataupun tingkat sosial kemasyarakatannya.

Referensi:
Wahyuni, T. (2021). SOSIOLINGUISTIK. Klaten: Penerbit Lakeisha.