Kridalaksana (1993) mendefinisikan verba sebagai kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat dan dalam beberapa bahasa lain verba mempunyai ciri morfologis seperti ciri kala, aspek, persona, atau jumlah. Sementara itu, Muslich (2008) menyatakan bahwa verba yang dikenal dengan sebuatan kata kerja berbeda dengan kelas kata lainnya, karena memiliki sifat-sifat seperti dapat berfungsi utama predikat atau inti predikat dan juga dapat berfungsi lain, yaitu sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Selain itu, didasarkan pada segi bentuknya, verba setidaknya terbagi menjadi dua, yakni verba dasar dan verba turunan. Menurut kalian apa dan bagaimana sih persamaan dan perbedaan keduanya? Lalu seperti apa pula contoh dari keduanya?
Referensi
Kridalaksana, Harimurti.(1993). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia .Edisi kedua ,Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Muslich, Masnur.(2008). Tata Bahasa Indonesia: Kajian ke Arah Tata Bahasa Deskriptif . Jakarta: PT Bumi Angkasa.
Seperti yang kita ketahui verba merupakan kelas kata yang berfungsi utama sebagai predikat. dalam verba sendiri dibagi menjadi 2 yakni verba dasar dan juga verba turunan. persamaan dari kedua nya adalah fungsi nya sebagai predikat,dan merupakan kelas kata yang dipakai saat melakukan tindakan,pengalaman,keberadaan,dan yg lain. sedangkan perbedaan dari kedua verba ini adalah :
Kridalaksana,2005 dalam bukunya menuliskan verba dasar berasal dari morfem bebas dan merupakan kata dasar. yang dipisahkan lagi menjadi 2 yakni verba dasar bebas dan verba dasar terikat.
contoh dari verba dasar bebas adalah :
Saya duduk di hadapan perempuan itu
saya makan dirumah siti
contoh verba dasar terikat
lasita beranjak dengan tangis
dio menganggur setelah lulus
sedangkan verba turunan merupakan kata kerja yang mendapat imbuhan. dan melalui proses afiksasi,reduplikasi,gramatikalisasi,komposisi.
contoh verba turunan
sinta melahirkan anak nya dirumah
tomo membaca komik disekolah
Referensi :
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Yusuf Abdullah, (1995:76) mengemukakan pendapatnya mengenai ciri khas verba yang dapat disebut sebagai persamaan dari verba dasar dan verba turunan, diantaranya yaitu :
Memiliki fungsi sebagai predikat atau kata kerja.
Berisi mengenai dasar tindakan, proses, atau kondisi yang tidak bersifat kualitatif.
Verba yang memiliki makna keadaan tidak dapat diberi prefiks -ter bermakna paling.
Tidak bisa berkolusi bersama kata-kata yang menunjukkan makna sangat.
Sedangkan, Alwi, dkk. (2003:97-118) mengemukakan mengenai beberapa perbedaan dari verba dasar dan verba turunan, diantaranya yaitu :
Verba dasar adalah verba yang berbentuk morfem dasar bebas atau belum mengalami perubahan dan proses morfologis. Sementara itu, verba turunan telah melalui berbagai proses morfologis seperti konversi, reduplikasi, pemajemukan serta pengakfisasian bentuk dasar terikat dengan berdasar kepada kaidah urutan afiks.
Verba dasar dapat langsung digunakan dalam kalimat atau disebut dengan verba pangkal primer. Sedangkan, verba turunan yang memiliki tumpuan pada verba dasar akan dibentuk dengan proses morfologis.
Verba dasar terbagi menjadi dua macam yakni verba bebas dan juga verba dasar terikat. Sedangkan, verba turunan terbagi menjadi beberapa macam diantaranya verba hasil konversi, verba berafiks, verba turunan, verba berulang serta verba majemuk.
Verba turunan dapat mengalami porses morfofonemik yaitu perubahan bunyi pada afiks sesuai dengan fonem awal pangkal kata yang didekatinya. Sedangkan, verba dasar tidak mengalami perubahan bunyi tersebut.
Contoh :
a. Verba dasar
Verba bebas
Khansa lahir di kota Boyolali.
Ibu sedang makan bakso.
Ayah pergi bekerja.
Verba dasar terikat
Dokter menganjurkan bapak untuk berolahraga.
Ibu guru beranjak pergi meninggalkan kelas.
Nawang Wulan menjelma menjadi bidadari.
b. Verba turunan
Verba berafiks
Kakak mengajari adik berhitung.
Nenek sedang menjahit baju yang robek.
Verba bereduplikasi
Hari ini Hilbram mengajak kami makan-makan di restoran.
Minggu depan kakak mengajakku jalan-jalan ke Tawangmangu.
Verba berproses gabungan
Saat malam, Shela terbayang-bayang wajah pacarnya.
Shafa berlari-lari mengejar bus.
Verba majemuk
Fuji sedang naik daun dan digemari banyak orang.
Jangan lupa untuk cuci muka terlebih dahulu sebelum tidur.
Referensi :
Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. M. (2003). Tata bahasa baku bahasa Indonesia*.* Jakarta : Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nuraeni, L. (2015). Pemerolehan Morfologi (Verba) Pada Anak Usia 3, 4 Dan 5 Tahun (Suatu Kajian Neuro Psikolinguistik). Tunas Siliwangi: Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung , 1 (1), 13-30.
Yusoff, Abdullah dan Che Rabiah Mohamed (1995). Teori Pemelajaran Sosial dan Pemerolehan Bahasa Pertama*. Jurnal Dewan Bahasa*, Mei. 76
Menurut (Karlieni, 2005) verba dalam kajian morfologis dapat diklasifikasikan menjadi dua verba yaitu verba dasar dan verba bentu turunan. Pertanyaan dari penyaji adalah apa persamaan dan perbedaanya, tentu hal ini sebenarnya sangat mudah diklasifikasi. Verba dasar adalah verba dimana terdapat bentuk yang mempunyai bentuk mandiri, mandiri disini berarti verba tersebut dapat mempunyai makna mandiri walaupun tidak ada imbuhan. Berbeda halnya dengan verba bentuk turununan dimana verba di dalalmnya sudah mengalami proses morfemis seperti afikasi maupun reduplikasi.
Verba dasar
Andi minum jamu
Budi suka kamu
Dapat dilihat bahwa kata (a) minum & (b) suka sebenarnya tidak perlu imbuhan untuk mempunyai makna, karena verba tersebut sudah bisa memiliki makna tersendiri.
Verba Turunan
rumah sebesar itu bisa tertiup angin
Sangat nyaman berada di sekeliling pepohonan
Jika dilihat lebih lanjut lagi, pembentukan verba bentuk turunan memiliki bentuk yang lebih kompleks seperti pada proses afikasi awalan –ter pada kalimat “rumah sebesar itu bisa tertiup angin” atau pada kalimat (2) bercentak miring yang mengalami proses Reduplikasi “Pepohonan”. Kedua klausa tersebut bisa dikatakan sebagai verba turunan apabila di dalam verba tersebut telah mengalami salah satu/kedua hal tersebut.
Lalu bagaimana dengan persamaannya?
Persamaannya adalah kedua verba tersebut termasuk ke dalam verba berpelengkap, dimana verba di dalamnya entah dalam bentuk verba dasar atau verba turunan memiliki fungsi sebagai pembantu klausa dalam menjabarkan kata kerja di dalamnya.
Verba dasar dan verba turunan sama sama merupakan kelas kata kerja yang menggambarkan atau menyatakan suatu tindakan, aktivitas yang dilakukan subjek kalimat. Sedangkan perbedaan diantara keduanya, antara lain
Verba dasar
Menurut Kridalaksana (2005) verba dasar yaitu morfem dasar bebas dan memiliki makna meskipun berdiri sendiri. Verba dasar dibagi menjadi dua, yakni verba dasar bebas dan verba dasar terikat.
Verba dasar bebas (belum mengalami proses morfologis)
Contoh : Doni makan roti
Sarah masak di dapur
Verba dasar terikat (telah mengalami proses morfologis)
Contoh : wanita itu menjelma menjadi ular
Sekar asyik melamun di teras
Verba turunan
Verba turunan adalah verba yang telah mengalami proses afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan.
Verba turunan afiksasi
Contoh : Kapal berlayar menuju lautan
Verba turunan reduplikasi
Contoh : Doni dan pacarnya jalan jalan di taman
Verba turunan proses gabungan
Contoh : Lia terbayang-bayang wajah pak satpam
Verba turunan pemajemukan
Contoh : Keluarga Pak Somad ingin pergi naik haji
Referensi
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Verba merupakan kelas kata yang berfungsi sebagai predikat dalam sebuah kalimat. Verba dibagi menjadi dua, yaitu verba dasar dan verba turunan.
Persamaan dari verba dasar dan verba turunan adalah, keduanya sama-sama berfungsi sebagai predikat. Perbedaan keduanya adalah verba dasar bersifat tunggal dan tidak tergabung dengan afiks lain, sedangkan verba turunan lebih bersifat kompleks dan memiliki lebih dari dua morfem.
Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
Kridalaksana (2005) menyatakan bahwa verba dasar merupakan morfem dasar bebas. Verba dasar dapat direklasifikasi menjadi kata kerja bebas dan kata kerja dasar terikat.
Contoh dari verba dasar:
Saya tinggal di Surabaya
Apakah kamu sudah makan?
Adik sedang main game
Sedangkan Verba Turunan termasuk dalam kelompok kata kerja yang didasarkan dari bentuknya . Kata kerja turunan dibuat dari proses morfem, sehingga bentuknya lebih kompleks atau memiliki dua morfem atau lebih.
Contoh Verba Turunan:
Saya mengambil buku di perpustakaan
Kertas buku itu telah menguning
Hewan itu melewati sungai dengan cara melompat
Referensi
• Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
• Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Suatu kata bisa dikatakan berkategori verba jika dalam frasa tersebut dapat didampingi partikel tidak dalam konstruksi dan tidak dapat didampingi partikel di, ke,dari, atau dengan partikel seperti sangat, lebih, atau agak. Dalam verba dibedakan menjadi 2, yaitu verba dasar dan verba turunan. Terdapat perbedaan diantara keduanya, yaiu verba dasar yang merupakan verba berupa morfem dasar bebas. Sedangkan verba turunan merupakan verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan proses atau berupa paduan leksem. Selain memiliki perbedaan, keduanya juga memiliki persamaan yaitu sama-sama berfungsi sebagai predikat.
Contoh:
Verba Dasar
Dika pergi ke Jakarta.
Nenek sedang minum kopi.
Ibu duduk di halaman belakang rumah.
Verba Turunan
Verba Berafiks
a. Sinta memasak soto.
b. Ayah bekerja dari rumah.
c. Gina menulis puisi.
Verba Bereduplikasi
a. Aku dan Rani jalan-jalan di taman.
b. Para murid lari-lari menuju halaman sekolah.
Verba Berproses Gabungan
a. Dina terbayang-bayang perkataan temannya.
b. Dimas berandai-andai menjadi polisi.
Referensi:
Susiati, S. (2020). Morfologi Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia.
Menurut Sudaryanto (1991) verba adalah kata yang menyatakan perbuatan, dapat dinyatakan dengan modus perintah, dan bervalensi dengan aspek keberlangsungan yang dinyatakan dengan kata ‘lagi’ (sedang). Verba dibagi menjadi 2 macam, yakni verba dasar dan verba turunan. Adapun persamaan dari verba dasar dan verba turunan adalah kelas kata yang memiliki fungsi utama sebagai predikat atau disebut juga kata kerja. Sedangkan perbedaannya adalah sebagai berikut:
Menurut kridalaksana (2005) verba dasar merupakan morfem dasar bebas. Verba dasar dapat diklasifikasikan kembali menjadi verba dasar bebas dan verba dasar terikat. Berikut adalah contoh kalimatnya :
Saya tinggal di kota Surakarta.
Ayah duduk santai di depan rumah.
Menurut Moeliono (2017) verba turunan yaitu verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan proses atau berupa paduan leksem. Berikut contoh kalimatnya :
Ibu membeli sayur asem di warung nasi milik Bu Vita
Amru sedang menyapu halaman rumah.
Referensi :
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Kridalaksana, Harimurti. 1990. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Menurut Kridalaksana ( 1933: 226) verba adalah kelas kata yang berfungsi sebagai predikat; dalam beberapa bahasa lain, verba mempunyai ciri morfologis seperti ciri kata, aspek, persona atau jumlah.
Jadi, secara singkat verba merupakan kata kerja. Verba dibedakan menjadi 2, yaitu verba dasar dan verba turunan. Lalu, apa sih perbedaan dan persamaannya?
Perbedaannya yaitu verba dasar merupakan verba atau kata kerja yang berwujud morfem dasar. Sedangkan verba turunan merupakan verba atau kata kerja yang di dalamnya sudah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan proses atau berupa leksem.
Adapaun contoh dari kedua verba tersebut, yaitu :
a. Verba dasar
Contoh : lari, jalan, duduk, berdiri, minum, dan lain-lain
b. Verba turunan
• Proses afiksasi
Pada proses afiksasi terdapat prefiks, sufiks, konfiks, dan infiks
Contoh : membeli, mendampingi, berbunyi, melukai, dan lain-lain
• Proses pengulangan
Pada proses ini juga terdapat suatu afiksasi
Contoh : makan-makan, tolong-menolong, tembak-menembak, dan lain-lain
• Proses pemajemukan atau gabungan proses
Contoh : naik turun, jual beli, bergotong-royong, dan lain-lain
Jika dilihat dari persamaan keduanya, verba dasar dan verba turunan merupakan suatu bentuk kata kerja yang melakukan suatu tindakan atau yang menyatakan suatu aktivitas. Kedua verba tersebut memposisikan sebagai predikat dan memposisikan sebagai tindakan suatu subjek.
Referensi :
Nuraeni, L. (2015). Pemerolehan Morfologi (Verba) Pada Anak Usia 3, 4 Dan 5 Tahun (Suatu Kajian Neuro Psikolinguistik). Tunas Siliwangi: Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung, 1(1), 13-30.
Verba merupakan bentuk kata kerja. Berdasarkan jenisnya, verba dapat dibagi menjadi 2 yaitu, verba dasar serta verba turunan. Pada umumnya, verba dasar dan verba turunan ini memiliki persamaan yaitu sebagai predikat dalam kalimat serta sama-sama memiliki arti atau makna yang berkaitan dengan suatu perbuatan, tindakan, dan keadaan seseorang. Untuk perbedaan dari verba dasar dan verba turunan adalah sebagai berikut.
Verba dasar merupakan verba yang berasal dari morfem bebas yang belum mengalami perubahan secara morfologis. Hal ini sesuai dengan pendapat Kridalaksana (2005) bahwa verba dasar ialah morfem bebas. Verba dasar merupakan bentuk kata kerja yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya imbuhan. Sementara itu, verba turunan ialah verba yang terbentuk karena adanya proses morfologis seperti afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan.
Contoh verba dasar bebas: minum, pergi, makan
Saya minum es teh
Saya pergi ke pasar
Doni makan bakso
Contoh verba turunan: membeli, menjual, menulis, melihat
Saya membeli obat batuk
Pedagang itu menjual buah busuk
Saya menulis surat cinta untuk Diana
Doni melihat pemandangan yang sangat indah
Referensi
Kridalaksana, H. (1986). Kelas kata dalam bahasa Indonesia . Gramedia Pustaka Utama.
Verba dasar dan juga verba turunan memiliki persamaan yaitu sebagai predikat dalam suatu kalimat. Selain itu kedua verba ini memiliki makna yang menunjukkan suatu perbuatan.
Perbedaan verba dasar dengan verba turunan
Kridalaksana (2005) berpendapat bahwa verba dasar merupakan morfem dasar bebas. Verba dasar dapat diklasifikasikan kembali menjadi verba dasar bebas dan verba dasar terikat. Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami perubahan melalui proses apapun. Sedangkan, verba turunan adalah verba yang telah mengalami perubahan melalui proses afiksasi,pengulangan kata bahkan pemaduan. Verba turunan ini sifatnya juga lebih kompleks.
Contoh verba dasar :
Andi pulang tadi malam.
Ayah duduk di kursi.
Ibu tidur larut malam.
Contoh verba turunan
Afiksasi = Mobil itu berhenti di pinggir jalan.
Pengulangan kata = Anak itu berteriak-teriak di kamar.
Pemaduan = Usaha Andi mengalami jatuh bangun selama satu tahun.
Referensi
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Suparno, D. (2015). Morfologi Bahasa Indonesia.
Dari apa yang telah kita pelajari, verba dapat dibagi menjadi dua bagian berdasarkan bentuknya yaitu sebagai verba dasar dan verba turunan. Kedua verba tersebut sudah semestinya memiliki persamaan dalam tataran ilmu morfologis, seperti yang dikatakan oleh Yusuf Abdullah, (1995:76) bahwa verba berkedudukan sebagai predikat dalam kalimat, mengandung dasar perbuatan (aksi proses atau keadaan yang bukan bersifat kualitas), dan juga memiliki arti atau makna.
Sedangkan dilihat dari sisi perbedaannya verba dasar dan verba turunan memiliki perbedaan sebagai berikut :
Verba dasar ialah verba yang beruba morfem dasar bebas. Dari hal tersebut dapat diklasifikasikan lagi menjadi verba dasar bebas yang berupa morfem dasar utuh dan verba dasar terikat yang berupa morfem dasar bebas yang telah mengalami proses morfologis.
Contoh verba dasar bebas :
Aku duduk diseberang jalan
Haikal pergi bersama ibunya
Contoh verba dasar terikat :
Vina menjadi sasaran Danu ketika debat berlangsung
Tokoh dalam film marvel tersebut menjadi idaman bagi kaum hawa
Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami beberapa proses morfologis seperti afiksasi, reduplikasi, gabungan proses atau berupa paduan leksem.
Contoh verba turunan yang mengalami afiksasi :
Kakek Jono berumur panjang
Ibnu menjadi pemain sepak bola handal
Contoh verba turunan yang mengalami reduplikasi
Ibu marah-marah pada adik
Saya suka berjalan-jalan dikala sore hari
Contoh verba turunan yang mengalami pemajemukan
Pemerintah menghancurleburkan bangunan ilegal disepanjang rel
Referensi
Nuraeni, L. (2015). Pemerolehan Morfologi (Verba) Pada Anak Usia 3, 4 Dan 5 Tahun (Suatu Kajian Neuro Psikolinguistik). Tunas Siliwangi: Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung, 1(1), 13-30.
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Verba merupakan suatu kelas kata yang menyatakan proses, keadaan, perbuatan, ataupun disebut sebagai kata kerja pada suatu kalimat. Verba berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi dua, diantaranya verba dasar dan verba turunan.
1. Verba Dasar
Pada bukunya, Kridalaksana (2005) menjelaskan bahwa verba dasar merupakan morfem dasar bebas dan merupakan kata dasar. Verba dasar sendiri dibedakan menjadi dua, yakni verba dasar bebas yang memiliki morfem utuh dan verba terikat yaitu verba dasar yang sudah terjadi proses morfologis.
Contoh verba dasar bebas :
Saya tendang bola itu
Sinta takut jika nilainya jelek
Rio tidur saat jam pelajaran
Contoh verba dasar terikat :
Dinda bertemu dengan teman lamanya
Polisi itu menangkap pengguna narkoba
2. Verba Turunan
Verba turunan merupakan suatu verba atau kata kerja yang sudah terjadi proses morfologis. Seperti afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan.
Contoh verba turunan afiksasi
Dio menyapu halaman depan rumah
Contoh verba turunan reduplikasi
Rahma suka menari-nari di kamar
Contoh verba turunan pemajemukan
Saya membawakanbuah tangan kepada teman saya yang sakit
Jadi, dapat disimpulkan dari tulisan di atas, bahwa yang menjadi persamaan antara verba dasar dan verba turunan ialah sama-sama memiliki fungsi sebagai predikat/kata kerja, sedangkan perbedaan keduannya terletak pada proses pembentuknya.
Referensi :
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Menurut Chaer (2003:166) verba merupakan suatu kata yang mewakili tindakan atau perbuatan. Berdasarkan bentuknya verba dapat dibedakan menjadi dua macam yakni verba dasar dan verba turunan. Verba dasar dan verba turunan memiliki persamaan, yaitu sebagai pembentuk predikat yang menyatakan tindakan atau perbuatan. Kemudian perbedaan Verba dasar dan verba turunan antara lain yaitu :
Verba dasar
Verba dasar yaitu verba yang tidak memiliki afiks dan dapat berdiri sendiri.
Contoh :
Adik makan bubur.
Kakek duduk di kursi belakang.
Ayah pergi ke Surabaya.
Verba Turunan
Verba turunan yaitu verba yang tidak dapat berdiri sendiri. Verba turunan dibentuk melalui proses pengafiksan, reduplikasi dan pemajemukan.
Contoh
Verba melalui proses afiksasi
a. Ibu membeli sayur.
b. Mereka bertemu di sekolah.
Verba melalui proses reduplikasi
a. Kakak sedang jalan-jalan di taman.
b. Anak itu lari-lari di lapangan.
Verba melalui proses pemajemukan
a. Kertas itu hancur lebur dilalap api.
b. Dia hilang lenyap seperti ditelan bumi.
Referensi :
Rianasari, N. N., & Mukhlish, M. (2018). VERBA PERBUATAN DALAM BAHASA INDONESIA. Caraka, 5(1), 95-110.
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Kridalaksana (2005) menuliskan bahwa verba dasar merupakan morfem dasar yang bebas. Verba dasar dapat dibagi kembali menjadi dua yaitu verba dasar bebas dan verba dasar terikat. Berikut contoh kalimat yang mempunyai verba dasar bebas:
Saya tinggal di kota Magetan
Saya tetap benci kepadanya!
Sementara itu, verba yang telah mengalami proses perubahan morfologis disebut juga dengan verba dasar terikat. Moeliono dkk. (2017) menuliskan bahwa kata tersebut baru bisa digolongkan sebagai verba setelah mengalami afiksasi.
Saya menganjurkan Vina untuk segera pergi dari kota itu.
Andi beranjak pergi dengan tergesa-gesa.
2. Verba Turunan
Verba turunan ialah verba yang telah mengalami sebuah proses morfemis, baik melalui reduplikasi maupun afiksasi.Dapat dikatakan bahwa verba turunan yang diproses melalui afiksasi disebut verba yang berafiks, sedangkan verba turunan yang dibuat melalui proses reduplikasi disebut juga verba bereduplikasi. Adapun contoh verba turunan dalam bentuk kalimat sebagai berikut:
Kami berempat sedang jalan-jalan keliling desa (jalan-jalan = verba bereduplikasi).
Santi telah melahirkan dengan selamat (melahirkan = verba berafiks).
Referensi:
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Verba atau yang bisasa kita sebut dengan kata kerja merupakan salah satu kelas kata yang berfungsi sebagai predikat, seiring dengan bergagai proses morfologis pada satuan kata verba kemudian bernaka menjadi verba dasar dan verba turunan…secara harfiah kedua kelas kata ini memiiliki kesamaman sebagai predikat dalam sbuah kalimat, dengan kata lain baik verba dasar mauapun verba turunan akan menjelaskan apa yang sedang dikerjakan. Sejalan dengan penyataan Kridalaksana (1993) yang mendefinisikan verba sebagai kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat dan dalam beberapa bahasa lain verba mempunyai ciri morfologis seperti ciri kala, aspek, persona, atau jumlah.
Lalu perbedaan verba dasar dan turunan adalah bentuk verba tersebut, menurut pendapat Kridalaksana (2005) menyatakan verba dasar adalah sebauh morfem dasar dan bebas. Artinya verba dasar adalah verba yang telah bermakna walaupaun berdiri sendiri. Lebih rinci lagi yakni verba dasar merupakan morfem bebeas yang tidak menagalami proses morfologis apapaun bentuknya selain itu verba dasar sudah dapat di gunakan langsung dalam kalimat,
Contoh :
Saya makan kue.
Kiko pergi berkencan.
Menurut Moeliono (2017) verba turunan yaitu verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan proses atau berupa paduan leksem. Artinya bahwa verba turunan merupakan verba yang hadir setlah adanya proses transposisi, penambahan afiks, reduplikasi (pengulangan), atau pemajemukan (pemaduan).
Budiono memakan makaan berat.
Pedagang menjual buah-buahan.
Polisi mengepung terduga teroris.
Referensi :
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Dapat kita ketahui bersama, verba merupakan sebuah kelas kata yang mempunyai fungsi sebagai bentuk predikat. Di sini, verba terbagi menjadi 2, verba dasar dan verba turunan.
Persamaan antara verba dasar dan turunan ini adalah merupakan verba yang berasal dari verba berpelengkap, adapun fungsi yang sama sebagai kata kerja
Perbedaan verba dasar dan turunan:
Di sini verba dasar merupakan verba tunggal atau dapat berdiri sendiri, di jelaskan menurut Kridalaksana (2005) menuliskan bahwa verba dasar merupakan morfem dasar bebas…
Verba dasar di sini terbagi menjadi dua, yaitu verba dasar bebas dan terikat
sedangkan verba turunan ialah verba yang terbentuk melalui proses transposisi, penambahan afiks, reduplikasi (pengulangan), atau pemajemukan
Contoh verba dasar :
verba dasar bebas
Bima tinggal di Depok
Siwi sedang makan bakso
Apakah kamu sudah belajar?
Contoh verba terikat:
Saya meminta bantuan kepada Rini untuk menyebrang kan saya ke arah lampu merah
Dimas pergi ke rumah sakit
Contoh verba turunan
Kakak sedang memasak di dapur
Fisi melahirkan anak keduanya di rumah sakit
Kakak sedang menyanyi lagu India di studio
Refrensi
Karlieni, E. (2005). Verba berpelengkap dalam bahasa indonesia suatu kajian struktur dan semantik. LITERA, 4(1).
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Mengutip dari (Alwi, DKK. 2010:90) dari macam bentuk morfologinya verba dibedakan menjadi dua macam, yaitu verba dasar atau verba asal dan verba turunan. Verba dasar merupakan verba yang bisa berdiri sendiri tanpa adanya bantuan afiks atau imbuhan. Hal tersebut mengartikan bahwa hal tersebut lebih tinggi dari tataran contohnya seperti kalimat atau klausa, dalam bahasa resmi maupun tidak resmi verba tersebut dapat dipakai.
Berikut ini contoh kalimat yang terdapat verba dasar :
Andika makan nasi padang.
mereka minum jus.
Klausa tersebut tergolong verba dasar karena verbanya dapat berdiri sendiri tanpa bantuan. Verba tersebut biasannya disebut verba aus atau verba zero.
Sedangkan verba turunan merupakan verba yang sudah melalui tahap morfemis. Verba tersebut sudah mengalami afiksasi maupun reduplikasi. Artinnya verba tersebut sudah memiliki imbuhan. Contoh kalimat yang memiliki verba turunan adalah :
dia membaca koran.
Mereka melihat gunung.
Kalimat diatas terdapat imbuhan sehingga bisa disebut verba turunan.
Sedangkan persamaan kedua verba diatas yaitu sama-sama memiliki fungsi sebagai predikat.
Karlieni, E.(2005). Verba Berpelengkap dalam Bahasa Indonesia Suatu Kajian Struktur dan Semantik. Litera. Volume 4 NOmor 1.
Kita telah mempelajari verba merupakan kelas kata yang menyatakan tindakan. Verba terbagi menjadi 2 yaitu verba dasar dan verba turunan. Adapun persamaan antara keduanya menurut Abdullah Yusuf (1995) ialah sama-sama berfungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat yang menyatakan tindakan.
Adapun perbedaan dari verba dasar dan turunan yakni:
Verba dasar belum mendapat perubahan atau penambahan sementara verba turunan telah mengalami proses morfologi dan mendapat penambahan pada kata dasarnya.
Verba dasar terdiri dari 2 jenis yaitu verba bebas dan verba terikat sementara verba turunan terdiri dari berbagai jenis verba berafiks, verba bereduplikasi, verba berproes gabungan, dan verba majemuk.
Verba Dasar:
Verba bebas
Agus duduk di kelas
Adinda bangun tidur
Burung terbang di langit
Verba terikat
Ibu berbincang dengan tetangga
Adik melamun ke arah kuburan
Hasna dirundung duka
Verba Turunan:
Verba berafiks
Polisi menduga kelompok X sebagai sindikat kejahatan
Pemerintah menggusur kawasan kumuh di kota
Verba bereduplikasi
Budi jalan-jalan di kemayoran
Hilda lari-lari di sekitar bundaran HI
Verba berproses gabungan
Yoga lari terbirit-birit karena dikejar anjing rabies
Dewi tinggal berlama-lama saat di dalam WC
Verba majemuk
Aris ingin cuci mata dengan mengunjungi pantai kuta
Diva campur tangan urusan temannya yang sedang bertengkar
Referensi
Nuraeni, L. (2015). Pemerolehan Morfologi (Verba) Pada Anak Usia 3, 4 Dan 5 Tahun (Suatu Kajian Neuro Psikolinguistik). Tunas Siliwangi: Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung , 1 (1), 13-30.
Yusoff, Abdullah dan Che Rabiah Mohamed (1995). Teori Pemelajaran Sosial dan Pemerilehan Bahasa Pertaa. Jurnal Dewan Bahasa*, Mei. 76