Terpaksa Curhat Pagi Ini - Kelapa Muda

Salah satu bentuk rasa syukur itu adalah minum dan makan degan di pagi hari. Apalagi tiga hari belakangan ini hujan-hujan manja terus. Air kelapa pagi hari akan segar sekali kalau malam harinya hujan. Jadi kesegarannya akan bertambah dua kali. Segar karena air kelapa dan segar karena kesejukan hujan di malam hari.

Berhubung tadi malam hujan dan pagi ini rasanya perlu minum air kelapa utuh, jadilah pagi ini jam 08.25 WIB cuss ke tempat penjual kelapa langganan. Sudah bertahun-tahun berlangganan di tempat ini. Suami-istri yang jual air es kelapa muda.


llustrasi kelapa dari https://unsplash.com/photos/468TVCIbvkU oleh Corinne Kutz

Beli kelapa tanpa sedotan dan plastik. Hanya perlu sendok besi saja.

Mereka yang Tersembunyi

Selama bertahun-tahun langganan, sangat jarang sekali ngobrol dengan bapak yang jual air kelapa. Kalau orang yang baperan atau suka bawa perasaan, pasti menyangka bapak ini sombong. Jarang tersenyum.

Memang jarang tersenyum sih, keliatannya. Pernah diajak cerita tapi responsnya sedikit.

Saya pun tahu, orang seperti ini biasanya “baik”. Dia emang baik, tapi dia merasa tidak perlu menunjukkan kebaikannya. Cukup dia fokus jualan es kelapa, air kelapa pakai jeruk, dan kelapa muda.

Pernah suatu waktu tanya, “Habis berapa kelapa dalam satu hari?” Agak lupa jawabannya. Entah 50 kelapa atau 70 kelapa atau 100 kelapa, entahlah.

Yang jelas, kalau saya hitung-hitung, pendapatannya sehari bisa sampai 300-800 ribu rupiah. Padahal, tempat jualannya di pinggir jalan. Tenda bongkar-pasang ukuran 4 x 5 meter.

Siapa sangka sebulan dia bisa mendapatkan 10-20 juta. Tempatnya memang ramai sih, di tengah kota, padat pemukiman. Dulunya area kampung yang disulap jadi ikon kota.

Harga jual dagangannya antara 5-10 ribu. Kalau satu kelapa muda utuh favorit saya Rp9.000.

Beli Satu Dapat Dua

Ini alasannya curhat pagi ini. Mengetik cepat.

Tadi ketika beli kelapa, kelapa muda yang dipilih bapak ini hanya sedikit daging kelapanya. Terlalu muda. Jadi isi dagingnya tipis sekali. Bisa dibilang tidak ada.

Saya tidak masalah. Meski dia sudah bertahun-tahun jualan kelapa, pasti bisa salah menebak, mana kelapa dengan daging kelapa muda yang ideal, mana yang tidak.

Waktu memberi kelapa yang sudah dibuka dia bilang, “dagingnya terlalu sedikit”. Saya bilang, tidak apa-apa karena yang saya perlu airnya. Dagingnya hanya bonus.

Diberi Daging Kelapa Mantap

Setelah habis air dan daging kelapa, tiba-tiba bapak itu memberi satu kelapa lagi. Tanpa air hanya dagingnya saja. Kali ini daging kelapanya mantap. Tidak tipis. Sangat ideal.

Sebagai sesama penjual, saya paham, saya harus bayar dua kelapa bukan satu kelapa. Bersyukur ada uang lebih dan nominal besar di kantong. Ada uang 10 ribu dan 50 ribu.

Bapak ini emang tidak banyak omong. Saya langsung kasih lima puluh ribu. Saya bilang, “Bayar dua kelapa”. Tapi bapaknya tidak mau. Akhirnya saya kasih sepuluh ribu, kembalian seribu.

Kebaikan yang Tersembunyi

Jika kita peka, kita akan tahu mana tempat membelanjakan uang yang tepat mana yang kurang tepat.

Sebenarnya banyak penjual kelapa yang lebih dekat. Bisa jalan kaki. Tapi entah kenapa, saya lebih suka bawa motor tanpa helm, hp, dan dompet agak 1-2 km untuk ke tempat bapak ini.

Saya tahu kalau bapak ini sebenarnya baik. Meski jarang tersenyum. Saya tahu kalau dia bersikap demikian karena hidupnya “keras”. Tiap hari harus buka kelapa. Angkat 70 kelapa tiap hari. Parut kelapa. Pasang tenda. Kalau hujan deras pasti kedinginan, basah. Panas, banyak yang beli.

Tapi dibalik itu, dia baik. Terbukti tadi.

Karena sudah bertahun-tahun ke sana, tiap datang, suami-istri yang sudah punya cucu ini tahu apa yang saya pesan. Jadi kalau ke sana saya cuma mengeluarkan 7 kata saja:

  1. Bulat satu
  2. Berapa pak/bu?
  3. Terima kasih/nuhun

Tanpa banyak omong, saya dan penjual kelapa, sama-sama paham.

Jangan Tertipu Dengan Penampilan

Seminggu ini ramai di dunia digital dengan kasus penipuan “trading”. Tersangkanya adalah anak muda yang memamerkan materi.

Penjual kelapa ini tidak pasang iklan di dunia maya agar dagangannya laku. Secara teori, iklan itu lebih dekat ke unsur manipulatif. Mengeluarkan uang untuk mendapatkan uang lebih.

Mari kita biasakan peka dan gemar membantu dengan orang-orang kecil yang baik hati dan tersembunyi ini. Belanjakan uang ke tempat dan orang yang tepat.

2:71

Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Al-Quran: Al-Baqarah Surat ke-2 ayat 71

2 Likes