Teori Linguistik Ferdinand de Saussure

Selamat Datang

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat siang teman-teman semua :raised_hands:t2:

Bahasa, sebuah praktik yang tak terhindarkan bagi kita sebagai seorang manusia. Bahkan, Tuhan pun menyampaikan firman-firman-Nya melalui bahasa. Bahasa pun hadir sebagai sebuah perekam semesta yang selalu meng-up grade diri.

Guna mendedah bahasa memerlukan pisau yang bernama ‘linguistik’. Melalui pisau inilah kita bisa melihat bahasa dari berbagai aspek, mulai dari kesejarahan hingga bagaimana bahasa itu bekerja. Dalam perkembangannya pun, linguistik melahirkan banyak ahli atau dikenal dengan sebutan linguis. Salah satu yang cukup moncer, bahkan juga disebut sebagai bapak linguistik, ialah Ferdinand de Saussure. Lalu bagaimana sih sebenarnya teori lingusitik yang disampaikan Ferdinand de Saussure?

9 Likes

(Mukhotob, 2021) Ferdinand De Saussure merupakan salah satu ilmuwan besar bidang linguistik/bahasa dan juga pelopor aliran strukturalisme. Pandangan dan pemikiran Saussure terangkum dalam buku Course in General Linguistics (1916) yang disusun oleh kedua muridnya, Charles Bally dan Albert Sechehay.

Kemudian, (Hidayat, 1993) menjelaskan bahwa dalam Buku tersebut memuat empat konsep linguistik yang paparkan oleh saussure yakni langue-parole, sinkronic diakronic, signifiant-signifie dan sintagmatic-paradigmatic.

(Abdullah, 2015) dalam artikelnya terdapat konsep linguistik yang termuat dalam buku Ferdinand De Saussure diantaranya terdapat 4 konsep pembahasan dalam teorinya, diantaranya :

  1. Telaah sinkronik dan diakronik
    • Telaah sinkronik yakni mempelajari bahasa dalam kurun waktu tertentu.
    Misalnya, pada kata alkisah, syah, sebermula. Yang dimana penggunaan bahasa tersebut diterapkan pada zaman dahulu dan bahasa tersebut tidak digunakan pada zaman sekarang.
    • Telaah diakronik yakni bahasa yang digunakan sepanjang zaman dan asih digunakan hingga sekarang.
    Misalnya, pada kata saudara, sastra, dan bini, meninggal, sedap, asosiasi dan lainnya.

  2. Telaah langage,langue dan parole
    • Telaah langage
    Menurut Ferdinand De Saussure,langage tidak memenuhi syarat sebagai fakta sosial karena didalam langage ada faktor-faktor bahasa individu yang berasal dari pribadi penutur.
    Misalnya, pada kata “Nasehat”, sudah terbiasa digunakan oleh masyarakat, akan tetapi tidak baku, dan tidak sesuai Ejaan yang disempurnakan (EYD).
    • Telaah Langue
    Langue merupakan perangkat konvensi yang kita terima dan siap pakai dari penutur-penutur terdahulu.
    • Telaah Parole
    Parole adalah bahasa sebagai ujaran yang dihasilkan secara individual dan diperlukan untuk menghasilkan kontruksi berdasarkan pilihan yang bebas.

  3. Telaah significant dan signifie
    • Signifiant adalah bunyi yang timbul pada pikiran manusia.
    Misalnya, suara/bunyi mobil kebakaran,berbeda dengan bunyi mobil ambulans.
    • Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang berada di dalam pikiran manusia.
    Misalnya, penanda suara azan di Masjid yang bermakna telah masuk waktu sholat.

  4. Telaah sintagmatik dan paradigmatik
    • Sintagmatik adalah hubungan antara rantai ujuaran yang ada dan yang nyata, dan memilliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan.
    Misalnya, pada hubungan fonem, frasa dan kalimat.
    • Paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam keseluruhan sistem bahasa yang dapat saling menggantikan dan memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.

Sehingga dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa teori dari Ferdinand De Saussure membahas 4 pokok bahasan diantaranya terdapat telaah sinkronik dan diakronik, langage,langue dan parole, significant dan signifie, dan sintagmatik dan paradigmatik.

Sumber Referensi :
Hamzah, M. (2021). Perbandingan Konsep Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Abdul Qāhir Al-Jurjānī: Kajian Konseptual. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 9.

Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.

Ferdinand De Saussure menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang mandiri karena bahan penelitiannya.
Gagasan Ferdinand De Saussure tentang strukturalisme,yaitu:
1.Telaah sinkronik dan diakronik.
a. Telaah sinkronik adalah telaah yang mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu
Contohnya:
alkisah, syah dan, sebermula yang merupakan kata-kata yang dipakai pada zaman terdahulu akan tetapi penggunaan bahasa tersebut tidak lagi digunakan pada zaman sekarang.
b. Telaah diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa atau sepanjaang zaman bahasa digunakan oleh penuturnya
Contohnya:
a. Saudara, makna lamanya merupakan sekandung/seibu sebapak,sedangkan makna barunya adalah orang yang
dianggap sama derajat kedudukannya (generalisasi).
b. Sastra, makna lamanya merupakan tulisan,sedangkan makna barunya adalah karya seni bahasa (spesialisasi).
c. Bini, makna lamanya merupakan makna yang kurang baik didengarnya dan berubah menjadi istri yang
bermakna lebih baik dari makna
sebelumnya (ameliorasi).
d. Meninggal, makna lamanya
merupakan lebih baik didengarkan dan
berubah menjadi mampus yang merupakan makna yang lebih
rendah/kurang baik didengarkan (peyorasi).
e. Kata sedap dan harum termaksuk tanggapan indera perasa, akan tetapi kata-kata tersebut dapat bergeser sebagai indera pendengar, seperti contoh berikut ini :

  • Suara ibu ani sedap benar
  • Namanya sudah harum
    f. Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat persamaan sifat benalu merupakan (tumbuhan) apa kata benalu disini (penggangu).
  1. Perbedaan langage,langue dan parole Langage adalah bahasa secara umum yang bersifat abstrak. Langue adalah bahasa sebagai suatu sistem yang mengandung kaidah-kaidah yang telah menjadi konvensi.
    Parole adalah bahasa sebagai ujaran yang dihasilkan secara individual.
    2.1 Langage
    Langage merupakan bahasa secara umum yang bersifat abstrak. Menurut Ferdinand De Saussure, langage tidak memenuhi syarat sebagai fakta sosial karena didalam langage ada faaktor-faktor bahasa
    individu yang berasal dari pribadi penutur.
    Contohnya kata “nasehat” secara sosial banyak digunakan masyarakat seolah-
    olah dianggap sebagai bahasa konvesional. Padahal,kata “nasehat” tidaklah baku, tidak
    sesusai dengan Ejaan Yang Disempurnakan
    (EYD).
    2.2 Langue
    Langue adalah bahasa sebagai suatu sistem yang mengandung kaidah-kaidah dan telah menjadi konvensi. Langue adalah perangkat konvensi yang kita terima dan siap pakai dari penutur-penutur terdahulu. Langue telah dan dapat diteliti karena merupakan perangkat tanda bahasa yang disepakati secara kolektif. Tanda bahasa tersebut dapat menjadi lambang tulisan yang konvensional.
    2.3 Parole
    Parole adalah bahasa sebagai ujaran yang dihasilkan secara individual. Parole merupakan keseluruhan dari apa yang
    diajarkan oaring termasuk konstruksi individu yang muncul dari pilihan penutur dan pengucapan yang diperlukan untuk menghasilkan konstruksi berdasarkan pilihan yang bebas.
  2. Perbedaan significant dan signifie Bahasa adalah suatu sistem-sistem tanda yang bebas dan merupakan kombinasi dari signifiant dan signifie. Signifiant adalah citra bunyi yang timbul dalam pikiran manusia. Contohnya: suara /bunyi mobil kebakaran, berbeda dengan bunyi mobil ambulans.
    Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang berada di dalam pikiran manusia.
    Contohnya penanda suara azan di Mesjid yang bermakna telah masuk waktu sholat.
  3. Hubungan sintagmatik dan paradigmatik.
    Sintagmatik adalah hubungan antara rantai ujuaran yang ada dan yang nyata, dan memilliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan. Contohnya pada hubungan fonem, frasa dan kalimat.
    Paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam keseluruhan sistem
    bahasa yang dapat saling menggantikan dan memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.

Referensi:
Hasibuan, Abdullah. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Naom Chomsky.

Ferdinand De Saussure ( 1983 ) dalam bukunya yang berjudul “Course In General Linguistics” menyatakan bahwa : “Tanda linguistik adalah bersifat semaunya, bahasa yang dideifinisikan tampaknya merupakan suatu sistem yang bergantung pada prinsip rasional, bersifat bebas, dan dapat diatur sesuka hati” ( 1983: 146 ).
Jadi, pada teori linguistik, tanda-tanda linguistik bersifat subjektif. Bahasa yang dicirikan adalah kerangka kerja yang bergantung pada standar otonom, dan dapat diatur secara bebas.
Referensi :
De Saussure, F. (2004). Course in general linguistics. Literary Theory: An Anthology, 2, 59-71.

menurut Hasibuan (2015) “Saussure memandang linguistik sebagai suatu perilaku tuturan dan bahasa bersifat konvensional (kesepakatan) sebagai sebuah hasil dari kebiasaan yang telah menjadi konvensi dalam masyarakat.”

Linguistik stuktural mendeskripsikan bahasa berdasarkan stuktur dan sifat khas yang dimiliki bahasa tersebut.

Ferdinand De Saussure menyatakan bahwa “linguistik adalah ilmu yang mandiri karena bahan penelitiannya menggunakan bahasa bersifat otonom.Menurut De Saussure, bahasa adalah sistem tanda yang paling lengkap karena menungkapankan gagasan struktural yang terungkap dalam sistem tanda (simbol).”

Gagasan Ferdinand De Saussure tentang strukturalisme,yaitu:
1.Telaah sinkronik dan diakronik.
*Telaah sinkronik : adalah telaah yang mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu
*Telaah diakronik : adalah telaah bahasa sepanjang masa atau sepanjaang zaman bahasa digunakan oleh penuturnya
2. Perbedaan langage,langue dan parole
*Langage,merupakan bahasa secara umum yang bersifat abstrak.
*Langue,adalah bahasa sebagai suatu sistem yang mengandung kaidah-kaidah dan telah menjadi konvensi.
*Parole,adalah bahasa sebagai ujaran
yang dihasilkan secara individual.
3. Perbedaan significant dan signifie
*Signifiant adalah citra bunyi yang timbul dalam pikiran manusia.
*Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang berada di dalam pikiran manusia.
4. Hubungan sintagmatik dan paradigmatik
*Sintagmatik adalah hubungan antara rantai ujuaran yang ada dan yang nyata, dan memilliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan.
*Paradigmatik adalah hubungan antara
unsur-unsur bahasa dalam keseluruhan sistem bahasa yang dapat saling menggantikan dan memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.

referensi :
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.
Hamzah, M. (2021). Perbandingan Konsep Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Abdul Qāhir Al-Jurjānī: Kajian Konseptual. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 9.

Linguistik stuktural mendeskripsikan bahasa berdasarkan stuktur dan sifat khas yang dimiliki bahasa tersebut.

Ferdinand De Saussure menyatakan “Linguistik adalah ilmu yang mandiri karena bahan penelitiannya menggunakan bahasa yang bersifat otonom”

Menurut Ferdinand De Saussure “Bahasa adalah sistem tanda yang paling lengkap karena menungkapkan gagasan struktural yang terungkap dalam sistem tanda (simbol).”

Ferdinand De Saussure menginterpretasikan sistem tanda linguistik (linguistik sign) sebagai sesuatu yang terbentuk dari dua bagian yang terkait secara integral yaitu significant dan signifie.

Dari kutipan tersebut dapat kita simpulkan bahwa hal ini menekankan pada dua sifat penting bahasa. Pertama, bahasa sebagai tanda linguistik yang bersifat arbiter yaitu tidak ada hubungan alamiah antara tanda dan penanda. Kedua, bahasa merupakan tanda sebagai sistem makna yang telah memperoleh signifikansinya
(pemahaman).

Referensi :
Abdullah H. (2015). Perbedaaan Linguistik Ferdinan De Saussure dan Naomy Chomsky. Vol, 3 No, 2.

Ferdinand de Saussure berpendapat bahwa konsep besar linguistik diantaranya langue-parole, sinkronic-diakronic, signifiant-signifie dan sintagmatic-paradigmatic (Hidayat, 1993). Ferdinand De Saussure menganalisis makna pada sebuah teks atau symbol yang melatarbelakanginya. Gagasan Ferdinand De Saussure menurut (Abdullah, 2015) dintaranya yaitu :
a. Telaah Langage, Langue dan Parole

  • Langage merupakan bahasa yang secara umum bersifat abstrak. Langage adalah gabungan antara parole dan langue. Menurut Saussure, langage tidak memenuhi syarat sebagai fakta sosial karena di dalam langage terdapat faktor-faktor bahasa individu yang berasal dari pribadi penutur. (Nimas, 2020) berpendapat bahwa langage memiliki segi individual (parole) dan segi sosial (langue) serta memiliki multi bentuk, heteroklit dan psikis.
  • Langue merupakan bahasa sebagai suatu sistem yang mengandung kaidah dan telah menjadi konvensi. Langue merupakan perangkat konvensi yang telah disesuaikan dengan ujian dan telah disempurnakan menurut aturan tata baku bahasa sehingga menjadi lambang tulisan konvensional.
  • Parole merupakan bahasa ujaran atau tuturan yang dihasilkan oleh individu sehingga dapat bebas digunakan oleh masyarakat.
    b. Telaah sinkronik dan diakronik
  • Telaah sinkronik mempelajari mengenai bahasa pada kurun waktu tertentu. Contohnya : alkisah, syah dan sebermula yang digunakan pada zaman dahulu namun tidak digunakan lagi pada zaman sekarang.
  • Telaah diakronik merupakan telaah bahasa yang digunakan oleh penuturnya sepanjang masa. Contohnya adalah kata saudara yang pada zaman dahulu diartikan sebagai sekandung, namun di zaman sekarang dapat bermakna sebagai orang yang berkedudukan sama.
    c. Telaah significant dan signifie
  • Signifiant merupakan citra bunyi (penanda) yang timbul dari pikiran manusia. Contohnya adalah bunyi mobil pemadam kebakaran berbeda dengan bunyi yang dihasilkan oleh mobil ambulans.
  • Signifie merupakan pengertian atau kesan makna yang berada di dalam pikiran manusia. Contohnya adalah adzan di masjid yang menandakan waktu sholat.
    d. Telaah sintagmatik dan paradigmatik
  • Sintagmatik adalah hubungan antara rantai ujaran yang ada, nyata dan berhubungan antara unsur-unsur dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan. Contohnya hubungan fonem, frasa dan kalimat.
  • Paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam keseluruhan sistem bahasa yang dapat saling menggantikan dan memiliki hubungan antar unsur sejenis yang tidak ada dalam tuturan.
    (Mukhotob, 2021) menjelaskan bahwa sintagmatik merupakan relasi antar komponen bahasa dalam struktur yang sama. Sedangkan, paradigmatik merupakan relasi antar komponen dalam suatu struktur bahasa dengan komponen di luar struktur tersebut dan bersifat asosiatif.

Referensi :
De Saussure, Ferdinand. (1993). Pengantar Linguistik Umum. (terj. Rahayu. S. Hidayat). Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Hamzah, M. (2021). Perbandingan Konsep Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Abdul Qāhir Al-Jurjānī: Kajian Konseptual. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 9.
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.
Putri, N. P. (2020). Keterampilan Membaca: Teori Ferdinand De Saussure. Prakerta (Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra dan Pengajaran Bahasa Indonesia), 3(1).

(Hasibuan, 2015) Ferdinand De Saussure memandang linguistik sebagai ilmu yang mandiri karena bahan penelitiannya menggunakan bahasa yang bersifat otonom. Menurut De Saussure, bahasa merupakan sistem tanda yang paling lengkap karena menungkapankan gagasan struktural yang terungkap dalam sistem tanda (simbol). Saussure menginterpretasikan sistem tanda linguistik (linguistik sign) sebagai sesuatu yang terbentuk dari dua bagian yang terkait secara integral yaitu significant dan signifie. Hal ini menekankan dua sifat penting bahasa. Pertama, bahasa sebagai tanda linguistik yang bersifat arbiter yaitu tidak ada hubungan alamiah antara tanda dan penanda. Kedua, bahasa merupakan tanda sebagai sistem makna yang telah memperoleh signifikansinya (pemahaman).

Gagasan Ferdinand De Saussure tentang strukturalisme, yaitu :
1. Telaah sinkronik dan diakronik.
a. Telaah sinkronik adalah telaah yang mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu
Contohnya : alkisah, syah dan, sebermula yang merupakan kata-kata yang dipakai pada zaman terdahulu akan tetapi penggunaan bahasa tersebut tidak lagi digunakan pada zaman sekarang.

b. Telaah diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa atau sepanjaang zaman bahasa digunakan oleh penuturnya
Contohnya : Sastra, makna lamanya merupakan tulisan,sedangkan makna barunya adalah karya seni bahasa (spesialisasi).

2. Perbedaan langage, langue dan parole
a. Langage adalah bahasa secara umum yang bersifat abstrak.
Contohnya : kata “nasehat” secara sosial banyak digunakan masyarakat seolah-olah dianggap sebagai bahasa konvesional. Padahal,kata “nasehat” tidaklah baku, tidak sesusai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

b. Langue adalah bahasa sebagai suatu sistem yang mengandung kaidah-kaidah yang telah menjadi konvensi.

c. Parole adalah bahasa sebagai ujaran yang dihasilkan secara individual.

3. Perbedaan significant dan signifie
Bahasa adalah suatu sistem-sistem tanda yang bebas dan merupakan kombinasi dari signifiant dan signifie.
a. Signifiant adalah citra bunyi yang timbul dalam pikiran manusia.
Contohnya: suara /bunyi mobil kebakaran,berbeda dengan bunyi mobil ambulans.

b. Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang berada di dalam pikiran manusia.
Contohnya penanda suara azan di Mesjid yang bermakna telah masuk waktu sholat.

4. Hubungan sintagmatik dan paradigmatik
a. Sintagmatik adalah hubungan antara rantai ujuaran yang ada dan yang nyata, dan memilliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan.
Contohnya pada hubungan fonem, frasa dan kalimat.

b. Paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam keseluruhan sistem bahasa yang dapat saling menggantikan dan memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur- unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.

Referensi :
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.

Bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mengungkapkan pikiran atau gagasan, sehingga bisa dibandingkan dengan sistem tulisan, sistem alfabet orang bisu-tuli, ritual simbolis rumus dalam kesantunan, sinyal militer, dan lainnya. (Kridalaksana, 2008) mengemukakan Linguistik teoretis adalah bidang penelitian bahasa (linguistik) yang dilakukan untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa manusia pada umumnya. Ferdinand De Saussure menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang mandiri karena bahan penelitiannya menggunakan bahasa yang bersifat otonom. Ferdinand de Saussure (1857-1913) merupakan penemu linguistik modern (Modern Linguistics). Gagasan terbesar de Saussure adalah pada teori umum sistem tanda (general theory of sign system) yang disebutnya dengan ilmu Semiologi (Semiology) (Winfried Noth, 1995; 56). Sebagai penemu konsep linguistik modern, wajar jika de Saussure dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh terhadap teori Strukturalisme.

Sumber Referensi:
Amalia, D. R. Linguistik Perspektif Ferdinand De Saussure dan Ibn Jinni. Al-Fathin: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 2, 163-182.
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.
Lubis, S. (1985). Pengantar linguistik umum. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

(Hasibuan, 2015) Ferdinand De Saussure menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang mandiri karena bahan penelitiannya menggunakan bahasa bersifat otonom. Menurut De Saussure, bahasa adalah sistem tanda yang paling lengkap karena mengungkapkan gagasan struktural yang terungkap dalam sistem tanda (simbol). Saussure menginterpretasikan sistem tanda linguistik (linguistik sign) sebagai sesuatu yang terbentuk dari dua bagian yang terkait secara integral yaitu significant dan signifie.

Kemudian menurut, (Putri, 2020) Ferdinand de Saussure memiliki empat konsep teori linguistik, yaitu: signifiant signifye (tanda dan makna bahasa), langue parole (sistem dan praktik bahasa), synchronic diachronic (waktu bahasa), syntagmatic associative (hubungan bahasa).

Maka dari itu dapat dipahami bahwa teori yang dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure memandang ilmu linguistik sebagai suatu perilaku tuturan dan bahasa yang memiliki sifat konvensional sebagai suatu hasil dari kebiasaan yang telah menjadi konvensi dalam masyarakat dengan empat konsepnya yaitu, signifiant dan signifye, langue dan parole, synchronic dan diachronic, serta syntagmatic associative.

Referensi :

Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.

Putri, N. P. (2020). Keterampilan Membaca: Teori Ferdinand De Saussure. Prakerta (Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra dan Pengajaran Bahasa Indonesia), 3(1).

Ferdinand De Saussure menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang mandiri karena bahan penelitiannya menggunakan bahasa bersifat otonom. Menurut De Saussure, bahasa adalah sistem tanda yang paling lengkap karena menungkapankan gagasan struktural yang terungkap dalam sistem tanda (simbol). Saussure menginterpretasikan sistem tanda linguistik (linguistik sign) sebagai sesuatu yang terbentuk dari dua bagian yang terkait secara integral yaitu significant dan signifie. Hal ini menekankan dua sifat penting bahasa. Pertama, bahasa sebagai tanda linguistik yang bersifat arbiter yaitu tidak ada hubungan alamiah antara tanda dan penanda. Kedua, bahasa merupakan tanda sebagai sistem makna yang telah memperoleh signifikansinya atau pemahaman (Hasibuan, 2015).

(Putri, 2020) Ferdinand de Saussure memiliki 3 teori, yaitu Langue, Parole dan Langgage.

  • Langue
    Saussure mengatakan bahwa langue merupakan keseluruhan kebiasaan (kata) yang diperoleh secara pasif yang diajarkan dalam masyarakat bahasa, yang memungkinkan para penutur saling memahami dan menghasilkan unsur-unsur yang dipahami penutur dan masyarakat.Langue merupakan sejenis kode, suatu aljabar atau sistem nilai yang murni. Langue tidak bisa dipisahkan antara bunyi dan gerak mulut. Langue juga dapat berupa lambang-lambang bahasa konkret; tulisan-tulisan yang terindra dan teraba (terutama bagi tuna runggu)
  • Paroloe
    Parole adalah keseluruhan dari apa yang diajarkan orang temasuk konstruksi-konstruksi individu yang muncul dari pilihan penutur, dan pengucapan-pengucapan yang diperlukan untuk menghasilkan konstruksi-konstruksi ini berdasarkan pilihan bebas juga. Bahasa parole misalnya, gue kan ga suka cara kayak gitu, loo emangnya siape?, dst. Jadi, parole adalah dialek.
  • Langage
    Langage adalah gabungan antara parole dan langue (gabungan antara peristiwa dengan kaidah bahasa atau tata bahasa, atau struktur bahasa). Menurut Saussure, langage tidak memenuhi syarat sebagai fakta sosial karena di dalam langage ada faktor-faktor bahasa individu yang berasal dari pribadi penutur. Langage memiliki segi individual (parole) dan segi sosial (langue) tetapi kita tidak dapat menelaah yang satu tanpa yang lain. Dengan demikian, langage memiliki multi bentuk dan heteroklit; dan psikis.

Referensi

Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.
Putri, N. P. (2020). Keterampilan Membaca: Teori Ferdinand De Saussure. Prakerta (Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra dan Pengajaran Bahasa Indonesia), 3(1).

Ferdinand De Saussure adalah salah satu ilmuwan besar bidang linguistik dan juga pelopor aliran strukturalisme. Saussure lahir pada tahun 1857 di kota Jenewa, Swiss. Julukan bapak linguistik modern abad ke-20 diberikan kepada Saussure karena sumbangsihnya yang besar terhadap konsep-konsep fundamental ilmu bahasa dengan segala teorinya yang sudah bertahun-tahun ia pelajari dan tekuni (Sukyadi 2013, 2)

Gagasan Ferdinand De Saussure tentang strukturalisme,yaitu:
1.Telaah sinkronik dan diakronik.
a. Telaah sinkronik adalah telaah yang mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu.
b. Telaah diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa atau sepanjaang zaman bahasa digunakanoleh penuturnya
2.Perbedaan langage,languedan parole
a. Langage adalah bahasa secara umum yang bersifat abstrak.
b. Langue adalah bahasa sebagai suatu sistem yang mengandung kaidah-kaidah yang telah menjadi konvensi.
c. Parole adalah bahasa sebagai ujaran yang dihasilkan secara individual.
3. Perbedaan significant dan signifie
a. Signifiant adalah citra bunyi yang timbul dalam pikiran manusia.
b. Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang berada di dalam pikiran manusia.
4. Hubungan sintagmatik dan paradigmatik
a. Sintagmatik adalah hubungan antara rantai ujuaran yang ada dan yang nyata, dan memilliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan. Contohnya pada hubungan fonem, frasa dan kalimat.
b. Paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam keseluruhan sistem bahasa yang dapat saling menggantikan dan memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan

Kesimpulan :
Ferdinand De Saussure memandang linguistik sebagai suatu perilaku tuturan dan bahasa bersifat konvensional sebagai suatu hasil dari kebiasaan yang telah menjadi konvensi dalam masyarakat.

Sumber referensi:
Hamzah, M. (2021). Perbandingan Konsep Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Abdul Qāhir Al-Jurjānī: Kajian Konseptual. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 9.
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.

Ferdinand De Saussure merupakan salah satu ilmuwan besar dari Swiss yang terjun di bidang linguistik dan juga merupakan pelopor aliran strukturalisme. Ferdinand De Saussure dalam teorinya menyatakan tentang gagasan strukturalisme, yaitu :
1.Telaah sinkronik dan diakronik
a. Telaah sinkronik adalah telaah yang mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu.
b. Telaah diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa atau sepanjaang zaman bahasa digunakan oleh penuturnya.

2.Langage, langue, dan parole
a. Langage merupakan bahasa secara umum yang bersifat abstrak. Menurut Ferdinand De Saussure, langage tidak memenuhi syarat sebagai fakta sosial karena di dalam langage terdapat faktor-faktor bahasa individu yang berasal dari pribadi penutur.
b. Langue adalah bahasa sebagai suatu sistem, fakta sosial, aturan-aturan, norma-norma yang mengandung kaidah-kaidah, bersifat tidak disadari, dan telah menjadi konvensi. Langue telah dan dapat diteliti karena merupakan perangkat tanda bahasa yang disepakati secara kolektif. Tanda bahasa tersebut dapat menjadi lambang tulisan yang konvensional.
c. Parole adalah keseluruhan apa yang terucap oleh seseorang dan termasuk konstruksi individu yang muncul dari setiap penutur secara mandiri dan bebas atau bisa disebut sebagai ujaran yang dihasilkan secara individual.

3.Signifiant dan signifie
a. Signifiant adalah citra bunyi yang timbul dalam pikiran manusia (penanda).
b. Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang berada di dalam pikiran manusia (petanda).

4.Sintagmatik dan paradigmatik
a. Sintagmatik adalah hubungan antara rantai ujuaran yang ada dan yang nyata, dan memilliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan. Dalam sebuah kalimat, hubungan sintagmatik merupakan relasi antar komponen bahasa dalam struktur yang sama.
b. Paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam keseluruhan sistem bahasa yang dapat saling menggantikan dan memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan. Paradigmatik juga bisa diartikan sebagai relasi antar komponen dalam suatu struktur bahasa dengan komponen di luar struktur tersebut dan bersifat asosiatif.

Referensi :
1.Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.
2.Hamzah, M. (2021). Perbandingan Konsep Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Abdul Qāhir Al-Jurjānī: Kajian Konseptual. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 9.

Ferdinand de Saussure (1857-1913)
• Konsep-konsep linguistik F. De Saussure:
a. Konsep lingustique diachronique (lingusitik diakronik) dan lingusitic synchronique (linguistik sinkronus), yaitu subdispilin lingusitik yang mempelajari perkembangan bahasa dari masa ke masa dan mempelajari bahasa tanpa mempermasalahkan urutan waktu.
b. Konsep form dan substance, yaitu bahasa berisi sistem nilai, bukan koleksi unsur yang ditentukan oleh materi, namun sistem ini ditentukan oleh keterbatasannya. Misal: mari dan dari memiliki perbedaan nilai dalam sistemnya, karena terdapat fonem /m/ dan /d/ yang membedakan makna.
c. Konsep signifiant dan signifie, yaitu bahasa merupakan sistem lambang yang memiliki kombinasi antara bentuk *signifiant dan signifie. Misal: jika kita mengucapkan kata rumah terdengar bunyi /r, u, m, a, h/ yang kalau ditulis menjadi rumah. Apa yang didengar tersebut merupakan signifiantnya, sedangkan bayangan kita terhadap rumah tersebut merupakan signifienya.
d. Konsep syntagmatic dan paradigmatic, yaitu hubungan sintagmatik menentukan kombinasi elemen ke dalam bentuk dan kalimat yang kompleks dan hubungan paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur sistem bahasa. Misal: Rumah si Ali akan dijual, bentuk rumah dihubungkan dengan bentuk lain yang utuh. Jadi, hubungan tersebut merupakan hubungan sintagmatis. Sedangkan contoh hubungan paradigmatis adalah rumah, rumahnya, berumah, perumahan, dan lain-lain.

Referensi:
Saepudin, S. (2018). Teori Linguistik Dan Psikologi Dalam Pembelajaran Bahasa. Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam, 16(1), 100-118.

Ferdinand de Saussure merupakan okoh pertama yang melakukan kajian tentang
bahasa dengan prinsip-prinsip ilmiah dan terkodifikasi sehingga dapat dianalisis dengan menggunakan metode yang sistematis dan jelas. Aliran strukturalisme muncul pada abad 19 dan dipelopori oleh Ferdinand de
Saussure di Eropa (Jenewa, Swiss) (1857-1913).
Pandangan strukturalisme antara lain :
a. Pembelajaran bahasa merupakan pemerolehan kebiasaan yang dimantapkan
dengan latihan dan penguatan.
b. Bahasa adalah segala sesuatu yang diucapkan karena bahasa lisan lebih
sempurna dari bahasa tulis.
c. Setiap bahasa memiliki aturan tersendiri yang berbeda dengan bahasa lain.
d. Setiap bahasa mencakup aturan yang saling menyempurnakan sehingga
pembicara cukup menyempurnakan apa yang ada dalam pikirannya.
e. Semua bahasa mengalami perubahan dan perkembangan.
f. Standar akhir untuk membenarkan dan menerima bahasa adalah penutur asli
bahasa tersebut.
g. Tujuan utama penggunaan bahasa adalah bertukar pikiran dan pendapat serta
berkomunikasi.
h. Teknik penelitian yang digunakan dalam bidang ilmu eksakta sama dengan
teknik penelitian bahasa.

Referensi :
Saepudin, S. (2018). Teori Linguistik Dan Psikologi Dalam Pembelajaran Bahasa. Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam, 16(1), 100-118.

Gagasan Ferdinand De Saussure tentang strukturalisme, yaitu:

1.Telaah sinkronik dan diakronik.
A. Telaah sinkronik adalah telaah yang mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu.
B. Telaah diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa atau sepanjang zaman bahasa digunakan oleh penuturnya.
2. Langage, Langue dan Parole
A. Langage merupakan bahasa secara umum yang bersifat abstrak.
B. Langue adalah bahasa sebagai suatu sistem yang mengandung kaidah-kaidah dan telah menjadi konvensi.
C. Parole adalah bahasa sebagai ujaran yang dihasilkan secara individual.
3. Significant dan Signifie
A. Signifiant adalah citra bunyi yang timbul dalam pikiran manusia.
B. Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang berada di dalam pikiran manusia.
4. Hubungan sintagmatik dan paradigmatik
A. Sintagmatik adalah hubungan antara rantai ujaran yang ada dan yang nyata, dan memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan.
B. Paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam keseluruhan sistem bahasa yang dapat saling menggantikan dan memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan

Referensi:

Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa , 3 (2), 21-25.

Ferdinand de Saussure adalah salah satu tokoh ahli bahasa berasal dari Swiss yang memperkenalkan kajian linguistik dengan menerbitkan buku Course de Lingistique Generale atau dalam bahasa Indonesia artinya Pengantar Linguistik Umum.

Ferdinand de Saussure mempunyai beberapa gavasan tentabg linguistik atau secara umum pandangan terhadap bahasa, antara lain :
1.Telaah Sinkronik dan Diakronik
Telaah sinkronik dan diakronik pada intinya ingin menelaah bahasa berdasarkan kurun waktu tertentu bahasa itu digunakan.
Telaah sinkronik adalah mempelajari bahasa pada suatu kurun waktu tertentu saja. Sebagai contoh, analasis penggunaan bahasa Indonesia pada masa pendudukan Jepang.
Telaah Diakronik adalah mempelajari bahasa sepanjang bahasa tanpa ada batasan waktu tertentu.Sebagai contoh, penelitian bahasa Indonesia harus dilakukan sejak zaman kerajaan hingga penggunaannya saat ini.

  1. La Langue dan La Parole
    La langue adalah keseluruhan sistem yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antar anggota masyarakat bahasa, sifatnya abstrak. La langue ini secara sederhana dapat digambarkan sebagai konsep bahasa yang masih ada dalam pikiran manusia belum berupa tuturan. La langue bersifat abstrak dalam artian La Langue adalah rancangan sistem kebahasaan yang ada dalam pikiran manusia merupakan hasil dari dinamika masyarakat dari bahasa yang digunakan dan kumpulan yang disepakati oleh masyarakat. Misalnya ketika manusia ingin berbicara, ia akan memikirkan dahulu apa yang ingin ia ucapkan.
    Sedangkan La Parole adalah realita fisis bahasa. Secara sederhana, parole dapat dikatakan sebaga ucapan atau tuturan.

  2. Signifie dan Signifiant
    Signifie adalah pengertian yang muncul dalam pikiran kita. Secara sederhana, signifie digambarkan sebagai makna. Signifiant adalah citra bunyi yang memberikan pengertian.

  3. Paradigmatik dan Sintagmatik
    Hubungan paradigmatik adalah hubungan unsur-unsur bahasa yang terdapat dalam tuturan dan bersifat vertikal. Hubungan paradigmatik terjadi dengan pembandingan unsur-unsur bahasa yang memiliki kedudukan yang sama. Hubungan Sintagmatik adalah hubungan unsur-unsur bahasa yang terdapat dalam tuturan dan bersifat linear. Hubungan Sintagmatik terjadi dengan analisis unsur-unsur bahasa dalam satu tuturan tanpa ada pembandingan dengan tuturan lain.

Referensi
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kajian_Linguistik_Ferdinand_de_Saussure

Ferdinand De Saussure adalah seseorang yang memiliki gelar sarjana dari Swiss dan merupakan pelopor linguistik modern yang sangat ahli dalam menganalisis makna pada sebuah tulisan juga simbol-simbol yang melatarbelakanginya. Sukyadi (2013, h. 2) mengemukakan bahwa Ferdinand De Saussure mendapatkan julukan sebagai bapak linguistik modern karena sumbangsihnya yang besar terhadap konsep-konsep fundamental ilmu bahasa dengan segala teorinya yang sudah bertahun-tahun ia pelajari dan tekuni.

Kemudian, Hidayat (1993) menyebutkan bahwa terdapat empat konsep besar linguistik yang dicetuskan oleh Ferdinand De Saussure diantaranya langue-parole, sinkronic-diakronic, signifiant-signifie, dan sintagmatic-paradigmatic. Berikut penjelasan mengenai empat hal tersebut:

  1. Langue adalah bahasa sebagai suatu sistem yang mengandung kaidah-kaidah yang telah menjadi konvensi. Parole adalah bahasa sebagai ujaran yang dihasilkan secara individual.
  2. Sinkronic adalah telaah yang mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu. Diakronic adalah telaah bahasa sepanjang masa atau sepanjang zaman bahasa digunakan oleh penuturnya
  3. Signifiant adalah citra bunyi yang timbul dalam pikiran manusia. Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang berada di dalam pikiran manusia.
  4. Sintagmatic adalah hubungan antara rantai ujuaran yang ada dan yang nyata, dan memilliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan. Paradigmatic adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam keseluruhan sistem bahasa yang dapat saling menggantikan dan memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsurunsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.

Referensi:
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.

Hamzah, M. (2021). Perbandingan Konsep Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Abdul Qahir Al-Jurjani: Kajian Konseptual. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 9(2), 139-149.

Pandangan Ferdinand De Saussure dapat diringkas dalam bentuk-bentuk dikotomi, yaitu telaah diakronis dan telaah sinkronis, tentang langue dan parole, lalu signifiant dan signifié, dan terakhir mengenai hubungan sintagmatik dan hubungan paradikmatik.

  1. Telaah sinkronik
    Telaah sinkronik adalah telaah yang mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu.
    Contoh: Alkisah pada zaman dahulu

  2. Telaah diakronik
    Telaah diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa atau sepanjang zaman bahasa digunakan oleh penuturnya.
    Contoh: Sastra, makna lamanya merupakan tulisan, sedangkan makna barunya adalah karya seni bahasa (spesialisasi).

  3. Langage
    Langage merupakan bahasa secara umum yang bersifat abstrak
    Contoh: “nasehat” penggunaan kata tersebut dianggap sebagai bahasa konvesional. Akan tetapi, kata “nasehat” merupakan kata tidak baku dan tidak sesuai PUEBI.

  4. Langue
    Langue merupakan bahasa sebagai suatu sistem yang mengandung kaidah-kaidah dan telah menjadi konvensi.

  5. Parole
    Parole merupakan bahasa sebagai ujaran yang dihasilkan secara individual.

  6. Signifie
    Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang berada di dalam akal atau pikiran manusia. Contoh saat terdengar suara adzan yang merupakan tanda masuk waktu sholat.

  7. Signifiant.
    Signifiant merupakan citra bunyi yang timbul dalam pikiran manusia. Contohnya suara mobil ambulan dan suara mobil pemadam kebakaran.

  8. Sintagmatik
    Sintagmatik adalah hubungan antara rantai ujaran yang ada, nyata, memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tututran yang tersusun secara berurutan. Contohnya pada hubungan fonem, frasa, dan kalimat.

  9. Paradigmatik
    Paradigmatik merupakan hubungan antara unsur bahasa dalam keseluruhan sitem bahasa yang dapat saling mengisi dan memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.

Referensi:
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.

Menurut (Saepudin, 2018) teori kebahasaan (linguistic theory) yang dijelaskan dengan teori strukturalisme dipelopori oleh Ferdinand de Saussure di Eropa, Ferdinand de Saussure merupakan tokoh pertama yang melakukan kajian mengenai bahasa dengan berbagai prinsip ilmiah dan termodifikasi sehingga dapat dianalisis dengan menggunakan metode yang sistematis dan jelas.

Kemudian menurut (Sartini, 2007) Strukturalisme adalah sebuah metode yang telah diacu oleh banyak ahli semiotik, hal itu didasarkan pada model linguistik struktural de Saussure. Semiotik sosial kontemporer telah bergerak di luar perhatian struktural yaitu menganalisis hubungan-hubungan internal suatu bagian dengan a self contained system, dan mencoba mengembangkan penggunaan tanda dalam situasi sosial yang spesifik.

Oleh karena itu menurut (Syukri, 2019) prinsip dasar strukturalisme adalah (1) struktur dan sistem selalu hadir bersama, (2) struktur dan sistem bersifat abstrak dan merupakan bangun (construct) yang adanya dalam kognisi maunisa, bukan sesuatu yang konkret, dan (3) struktur dan sistem merupakan satuan yang tertutup dan memenuhi dirinya sendiri.

Lanjut De Saussure juga membedakan antara sinkronis (statis) linguistik dan (evolusi) diakronis linguistik. Linguistik sinkronis adalah studi tentang bahasa pada suatu titik waktu tertentu sedangkan Linguistik diakronis adalah studi tentang sejarah atau evolusi bahasa. Menurut Saussure, perubahan berasal diakronik dalam kegiatan sosial Perubahan terjadi pada pola individu berbicara sebelum menjadi lebih luas diterima sebagai bagian dari bahasa. Berbicara adalah kegiatan yang melibatkan komunikasi lisan dan pendengaran antara individu. Bahasa adalah seperangkat aturan dimana individu dapat saling memahami.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut bisa disimpulkan bahwa Ferdinand de Saussure merupakan tokoh yang pertama kali menggunakan teori strukturalisme dan semiotika dalam linguistik sehingga bahasa yang ditonjolkan oleh Sassure adalah strukturalisme yaitu dengan mengidentifikasi unsur-unsur yang bersesuaian untuk menyampaikan suatu pesan, seperti bahasa yang selalu terdapat dalam unsur mikro untuk menandainya, salah satunya adalah bunyi atau cara pengucapan.

Saepudin, Saepudin. 2018. “Teori Linguistik Dan Psikologi Dalam Pembelajaran Bahasa.” AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Islam 16(1):100–118. doi: 10.35905/alishlah.v16i1.738.

Sartini, Ni Wayan. 2007. “Daftar Isi Tinjauan Teoritik Tentang Semiotik.” Journal Unair.

Syukri, Muhammad. 2019. “Pendidikan Dasar Dan Keguruan.” Pendidikan Dasar Dan Keguruan 4(2):53–62.