Teori Linguistik Ferdinand de Saussure

Ferdinand De Saussure merupakan salah satu seorang ilmuwan bidang linguistik dan juga pelopor aliran strukturalisme. Saussure lahir pada tahun 1857 di kota Jenewa, Swiss. Julukan bapak linguistik modern abad ke-20 diberikan kepada Saussure karena sumbangsihnya yang besar terhadap konsep-konsep fundamental ilmu bahasa dengan segala teorinya yang sudah bertahun-tahun ia pelajari dan tekuni (Sukyadi 2013, 2)

Konsep linguistik menurut Ferdinand De Saussure:

  • Bahasa sebagai fenomena kolektif dan
    sebuah sistem, fakta sosial, aturanaturan, norma-norma antar person
    yang bersifat tidak sadari disebut
    dengan Langue
  • Bahasa merupakan keseluruhan apa
    yang terucap oleh seseorang dan
    termasuk konstruksi individu yang
    muncul dari setiap penutur secara
    mandiri dan bebas disebut dengan
    Parole
  • Bahasa merupakan hubungan
    struktural antar satu kata dengan kata yang lainnya dalam sebuah kalimat.
    Dalam hal ini terbagi menjadi dua
    hubungan sintagmatik dan
    paradigmatik

Gagasan Ferdinand De Saussure tentang
strukturalisme,yaitu:

  1. Telaah sinkronik dan diakronik.
    A. Telaah sinkronik adalah telaah yang
    mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu.
    B. Telaah diakronik adalah telaah bahasa
    sepanjang masa atau sepanjaang zaman
    bahasa digunakan oleh penuturnya
  2. Perbedaan langage,langue dan parole
    A. Langage adalah bahasa secara umum
    yang bersifat abstrak. Langue adalah bahasa
    sebagai suatu sistem yang mengandung
    kaidah-kaidah yang telah menjadi konvensi.
    Parole adalahbahasa sebagai ujaran yang dihasilkan secara individual
    B. Langue adalah bahasa sebagai suatu
    sistem yang mengandung kaidah-kaidah dan
    telah menjadi konvensi. Langue adalah
    perangkat konvensi yang kita terima dan siap
    pakai dari penutur-penutur terdahulu. Langue
    telah dan dapat diteliti karena merupakan
    perangkat tanda bahasa yang disepakati secara
    kolektif. Tanda bahasa tersebut dapat menjadi lambang tulisan yang konvensional
  3. significant dan signifie
    A. Signifie adalah pengertian atau kesan
    makna yang berada di dalam pikiran manusia.
    B. Sintagmatik adalah hubungan antara
    rantai ujuaran yang ada dan yang nyata, dan
    memilliki hubungan antara unsur-unsur yang
    terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun
    secara berurutan
  4. Hubungan sintagmatik dan paradigmatik
    a. Sintagmatik adalah hubungan antara rantai ujuaran yang ada dan yang nyata, dan memilliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan. Contohnya pada hubungan fonem, frasa dan kalimat.
    b. Paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam keseluruhan sistem bahasa yang dapat saling menggantikan dan memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan

Kesimpulan:
Ferdinand De Saussure melihat linguistik merupakan sebuah perilaku tuturan Yang memiliki 4 konsep diantaranya yaitu telaah sinkronik dan diakronik, langage,langue dan parole, significant dan signifie, dan sintagmatik dan paradigmatik.

Refrensi:
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25

Hamzah, M. (2021). Perbandingan Konsep Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Abdul Qāhir Al-Jurjānī: Kajian Konseptual. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 9 ( 2 )

Menurut Ferdinand De Saussure, linguistik adalah ilmu yang mandiri karena bahan penelitiannya menggunakan bahasa bersifat otonom.

Ferdinand De Saussure juga mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem tanda yang paling lengkap karena mengungkapkan gagasan struktural yang terungkap dalam sistem tanda (simbol).
Selain itu, Ferdinand De Saussure juga menginterpretasikan sistem tanda linguistik (linguistik sign) sebagai sesuatu yang terbentuk dari dua bagian yang terkait secara integral yaitu significant dan signifie

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa linguistik merupakan ilmu mandiri yang menggunakan bahasa serta bahasa sebagai sistem tanda linguistik terbentuk yang terkait secara integral, yaitu petanda dan penanda.

Referensi
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.

Aliran strukturalisme muncul pada abad 19 dan dipelopori oleh Ferdinand de
Saussure di Eropa (Jenewa, Swiss) (1857-1913). Dia adalah tokoh pertama yang
melakukan kajian tentang bahasa dengan prinsip-prinsip ilmiah dan terkodifikasi sehingga dapat dianalisis dengan menggunakan metode yang sistematis dan Jelas. Pandangan strukturalisme adalah:
a. Pembelajaran bahasa merupakan pemerolehan kebiasaan yang dimantapkan
dengan latihan dan penguatan. Bahasa merupakan sebuah keterampilan yang
diperoleh dari lingkungan sekitar kemudian dilancarkan melalui metode
peniruan dan penguatan.
b. Bahasa adalah segala sesuatu yang diucapkan karena bahasa lisan lebih
sempurna dari bahasa tulis.
c. Setiap bahasa memiliki aturan tersendiri yang berbeda dengan bahasa lain.
d. Setiap bahasa mencakup aturan yang saling menyempurnakan sehingga
pembicara cukup menyempurnakan apa yang ada dalam pikirannya dengan
berpedoman pada aturan bahasa tersebut.
e. Semua bahasa mengalami perubahan dan perkembangan.
f. Standar akhir untuk membenarkan dan menerima bahasa adalah penutur asli
bahasa tersebut.
g. Tujuan utama penggunaan bahasa adalah bertukar pikiran dan pendapat serta
berkomunikasi.
h. Teknik penelitian yang digunakan dalam bidang ilmu eksakta sama dengan
teknik penelitian bahasa.
Prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh aliran strukturalisme tentang
analisis bahasa mempunyai hubungan erat dengan aliran behaviorisme.
Aliran ini merapkan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa sebagai berikut:
a. Pembelajaran bahasa merupakan pemerolehan kebiasaan yang harus
dimantapkan dengan pengulangan, latihan, peniruan, dan hafalan.
b. Segala sesuatu yang diucapkan merupakan aspek yang paling penting. Oleh
karena itu guru harus memulai pembelajaran dengan memberikan latihan pada
siswa dimulai dari latihan menyimak, memahami dan berbicara.
c. Perbedaan antara bahasa asli siswa dengan bahasa target harus mendapat
perhatian besar.
d. Guru membedakan konsep bahasa ibu dangan bahasa target melalui
terjemahan.
e. Kaidah bahasa itu mengalami perubahan.
f. Kaidah bahasa adalah sebuah deskripsi dari bahasa yang digunakan oleh
penuturnya.
g. Penjelasan guru bersipat induktif.

referensi :
Saepudin, S. (2018). Teori Linguistik Dan Psikologi Dalam Pembelajaran Bahasa. Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam , 16 (1), 100-118. :

Ferdinand de Saussure merumuskan teori linguistiknya menjadi empat kajian, yaitu diantaranya adalah :

  1. Kajian Sinkronik & Diakronik. Sinkronik berarti mempelajari suatu bahasa pada kurun waktu tertentu saja dan diakronik berarti mempelajari suatu bahasa yang digunakan sepanjang masa oleh penuturnya.
  2. La Languae dan La Parole. La Langue adalaj keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara anggota suatu masyarakat yang bersifat abstrak dan La Parole adalah penerapan penggunaan bahasa itu sendiri oleh masyrakat bahasa.
  3. Siginifiant dan Signifie. Signifiant adalah citra suara atau kesan psikologis yang muncul di pikiran kita dan Signifie adalah kesan makna.
  4. Sintagmatik dan Paradigmatik. Sintagmatik adalah keterkaitan antara unsur-unsur yang terdapat dalam tuturan dan berurutan. Paradigmatik adalah hubungan usur yang terdapat dalam tuturan berunsur tak sejenis dalam tuturan yang bersangkutan.

Referensi :
Chaer, Abdul. (2014). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Gagasan Ferdinand De Saussure tentang
strukturalisme,yaitu:
1.Telaah sinkronik dan diakronik.
a. Telaah sinkronik adalah telaah yang mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu.
Contohnya:
alkisah, syah dan, sebermula yang merupakan kata-kata yang dipakai pada zaman terdahulu akan tetapi penggunaan bahasa tersebut tidak lagi digunakan pada zaman sekarang.
b. Telaah diakronik adalah telaah bahasa
sepanjang masa atau sepanjaang zaman bahasa digunakan oleh penuturnya.
Contohnya:
a. Saudara, makna lamanya merupakan sekandung/seibu sebapak,sedangkan makna barunya adalah orang yang dianggap sama derajat kedudukannya (generalisasi).
b. Sastra, makna lamanya merupakan
tulisan,sedangkan makna barunya adalah karya seni bahasa (spesialisasi).
c. Bini, makna lamanya merupakan makna yang kurang baik didengarnya
dan berubah menjadi istri yang bermakna lebih baik dari makna sebelumnya (ameliorasi).
d. Meninggal, makna lamanya merupakan lebih baik didengarkan dan berubah menjadi mampus yang merupakan makna yang lebih rendah/kurang baik didengarkan (peyorasi).
e. Kata sedap dan harum termaksuk tanggapan indera perasa, akan tetapi kata-kata tersebut dapat bergeser sebagai indera pendengar, seperti contoh berikut ini.

  • Suara ibu ani sedap benar
  • Namanya sudah harum
    f. Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat persamaan sifat benalu merupakan (tumbuhan) apa kata benalu disini (penggangu).

Referensi Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.

Ferdinand De Saussure, seorang sarjana Swiss merupakan pelopor linguistik modern yang berkompeten dalam menganalisis makna pada sebuah teks maupun simbol - simbol yang
melatarbelakanginya. Pandangan ini adalah sebagai akibat adanya konsep - konsep terhadap bahasa dan studi bahasa berupa sistem simbol maupun kode. Ferdinand De Saussure menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang mandiri karena bahan penelitiannya menggunakan bahasa bersifat otonom. Menurut De Saussure, bahasa adalah sistem tanda yang paling lengkap karena menungkapankan gagasan struktural yang terungkap dalam sistem tanda (simbol). Saussure menginterpretasikan sistem tanda linguistik (linguistik sign) sebagai sesuatu yang terbentuk dari dua bagian yang terkait secara integral yaitu significant dan signifie. Hal ini menekankan dua sifat penting bahasa. Pertama, bahasa sebagai tanda linguistik yang bersifat arbiter yaitu tidak ada hubungan alamiah antara tanda dan penanda. Kedua,bahasa merupakan tanda sebagai sistem makna yang telah memperoleh pemahaman.

Referensi
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa , 3 (2), 21-25.

Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek
kajiannya (Chaer, 2007:6; Pateda, 1991:15). Parera (1991:20) mengatakan
bahwa linguistik merupakan satu ilmu yang otonom dan menggunakan
metode-metode ilmiah. Lebih lanjut dijelaskan bahwa studi bahasa secara
ilmiah dengan nama Linguistik baru dimulai pada akhir abad kesembilan
belas.

Gagasan Ferdinand De Saussure tentang strukturalisme, yaitu:
1.Telaah sinkronik dan diakronik
a. Telaah sinkronik adalah telaah yang mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu. Contohnya: alkisah, yang merupakan kata-kata yang dipakai pada zaman terdahulu akan tetapi penggunaan bahasa tersebut tidak lagi digunakan pada zaman sekarang.
b. Telaah diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa atau sepanjaang zaman bahasa digunakanoleh penuturnya. Contohnya: Sastra, makna lamanya merupakan tulisan,sedangkan makna barunya adalah karya seni bahasa.

2.Perbedaan langage, langue dan parole
2.1 Langage merupakan bahasa secara umum yang bersifat abstrak. Menurut Ferdinand De Saussure, langage tidak memenuhi syarat sebagai fakta sosial karena didalam langage ada faaktor-faktor bahasaindividu yang berasal dari pribadi penutur. Contohnya kata “nasehat” secara sosial banyak digunakan masyarakat seolah-olah dianggap sebagai bahasa konvesional. Padahal,kata “nasehat” tidaklah baku, tidak sesusai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
2.2Langue adalah bahasa sebagai suatu sistem yang mengandung kaidah-kaidah dan telah menjadi konvensi. Langue adalah perangkat konvensi yang kita terima dan siap pakai dari penutur-penutur terdahulu. Langue telah dan dapat diteliti karena merupakan perangkat tanda bahasa yang disepakati secara kolektif. Tanda bahasa tersebut dapat menjadi lambang tulisan yang konvensional.
2.3 Parole adalah bahasa sebagai ujaran yang dihasilkan secara individual. Parole merupakan keseluruhan dari apa yang diajarkan oaring termasuk konstruksi individu yang muncul dari pilihan penutur dan pengucapan yang diperlukan untuk menghasilkan konstruksi berdasarkan pilihan yang bebas.

  1. Perbedaan significant dan signifie
    Signifiant adalah citra bunyi yang timbul dalam pikiran manusia. Contohnya: suara /bunyi mobil kebakaran, berbeda dengan bunyi mobil ambulans. Sementara Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang berada di dalam pikiran manusia. Contohnya penanda suara azan di Mesjid yang bermakna telah masuk waktu sholat.

  2. Hubungan sintagmatik dan paradigmatik
    Sintagmatik adalah hubungan antara rantai ujuaran yang ada dan yang nyata, dan memilliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan. Contohnya pada hubungan fonem, frasa dan kalimat. Sementara Paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam keseluruhan sistem bahasa yang dapat saling menggantikan dan memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.

Referensi:
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.
Kuntarto, E. (2017). Telaah Linguistik untuk Guru Bahasa.

Ferdinand de Saussure merupakan seorang linguis yang berkelahiran di Jenewa, Swiss, yang dikenal sebagai salah satu bapak linguistik modern dan semiotika. Beliau memiliki minat pada bidang linguistik memperdalam kajiannya pada semiotika dan struktural. Ia disebut “bapak” struktural karena keberhasilannya dalam menyusun secara sistematis tentang baaimana cara menganalisa bahasa yang dapat juga digunakan untuk menganalisa sistem bahasa dan simbol dalam kehidupan masyarakat dengan menganalisa strukturalnya.

Dalam bukunya yang berjudul Course de Lingustique Generale” (Sausurre, 1959) mengemukakan melalui penelitiannya bahwasanya bahasa dapat dikaji dengan teori mandiri yang disebut ‘linguistique’. Melalui karya besarnya, setidaknya ada 4 hal utama yang dijadikan sorotan oleh Ferdinand de Saussure (Syukri, 2015). Hal tersebut dkuatkan oleh (Abdullah, 2015) dalam jurnalnya bahwa Sausurre mengunggulkan teori-teorinya yang diantaranya:

  • Teori Sosial tentang Bahasa dan Tanda Bahasa: Perbedaan Signifiant-Signifie.
  • Signifiant adalah unsur citra akustik (bunyi) yang timbul dalam pikiran manusia. Duara dari sirene polisi akan berbeda dari suara yang dihasilkan oleh mobil pemadam kebakaran maupun Ambulan.
  • Signifie adalah kesan atau makna yang berada di dalam pikiran manusia. Contohnya ketika mendengar suara Adzan, itu berarti telah masuk waktu sholat atau ketika penyanyi dari luar negeri menyanyikan lagunya dan ketika kita mendengarnya kita telah mengetahui arti dari lirik yang diucapkan.

Hubungan Antartanda: Sigmantik dan Paragmatik.

Menurut Saussure(1959: 145-152), bahasa menggunakan tanda yang dimaknai secara konvensional. Tanda-tanda bahasa itu tersusun dalam rangkaian yang disebutnya rangkaian “sintagmatik”. Dalam hal ini, tanda bahasa berada dalam relasi sintagmatik, yakni rangkaian tanda yang berada dalam ruang dan waktu yang sama atau relasi in praesentia.Contoh yang dapat kita berikan dari bahasa Indonesia adalah:

Ali → makan → nasi.

Urutan ketiga kata itu tidak bersifat sebarang, tetapi dipedomani oleh kaidah (langue) bahasa Indonesia. Jadi, arah panah pada contoh di atas tidak hanya memperlihatkan urutan (karena bahasa bersifat linear), tetapi juga hubunga fungsi sintaktis:

Subjek → Predikat → Objek.

Kata-kata (baca: unsur bahasa) yang berada dalam relasi sintagmatik tersusun dalam sebuah struktur. Kita dapat melihat pada kalimat di atas adanya struktur, yakni unsur-unsur (Ali, makan, nasi) yang masing-masing menempati “tempat kosong” yang kita sebut “gatra”. Sesuai dengan kaidah (langue) Bahasa Indonesia, gatra dapat diisi oleh unsur bahasa tertentu. Jadi, gatra adalah “tempat kosong” yang terdapat sebelum, di antara dan sesudah panah, dalam contoh di atas, yang dapat kita sebut gatra:

→ (2) → (3).

Dalam sintaksis (1), (2), dan (3) masing-masing disebut fungsi sintaksis dan dalam hal ini setiap fungsi itu dapat diisi kata tertentu sesuai kaidah bahasa Indonesia. Dalam contoh yang pertama

Ali → makan → nasi, gatra (1) dapat diisi oleh kata seperti Amat, Ida, ia, mereka atau kucing saya. Namun, kata-kata itu tidak dapat berada di ruang (dan waktu) yang sama. Hubungan antara kata-kata itu bersifat asosiatif.Kata-kata yang dapat masuk ke dalam suatu gatra itu tergolong dalam kategori yang sejenis, biasanya dianggap masuk dalam paradigma yang sama. Hal yang sama juga terjadi pada makan yang memunyai relasi asosiatif dengan kata seperti menanak, menyendok dan membungkus nasi. Begitu seterusnya, setiap gatra hanya dapat diisi unsur bahasa yang memenuhi syarat tertentu

  • Sintagmatik adalah hubungan antara rantai ujuaran yang ada dan yang nyata, dan memilliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan. Contohnya pada hubungan fonem, frasa dan kalimat.
  • Paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam keseluruhan sistem bahasa yang dapat saling menggantikan dan memiliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.
  • Perbedaan langage, langue, dan parole.
  • Langage . Langage merupakan bahasa secara umum yang bersifat abstrak. Menurut Ferdinand De Saussure, langage tidak memenuhi syarat sebagai fakta sosial karena didalam langage ada faktor-faktor bahasa individu yang berasal dari pribadi penutur.
  • Langue. Langue adalah bahasa sebagai suatu sistem yang mengandung kaidah-kaidah dan telah menjadi konvensi. Langue adalah perangkat konvensi yang kita terima dan siap pakai dari penutur-penutur terdahulu.
  • Parole. Parole adalah bahasa sebagai ujaran yang dihasilkan secara individual yang muncul dari pilihan penutur dan pengucapan yang diperlukan untuk menghasilkan konstruksi berdasarkan pilihan yang bebas
  • Telaah sinkronik dan diakronik.
  • Telaah sinkronik yakni mempelajari bahasa dalam kurun waktu tertentu.
    Misalnya, pada kata alkisah, syah, sebermula. Yang dimana penggunaan bahasa tersebut diterapkan pada zaman dahulu dan bahasa tersebut tidak digunakan pada zaman sekarang.
  • Telaah diakronik yakni bahasa yang digunakan sepanjang zaman dan asih digunakan hingga sekarang.Misalnya, pada kata saudara, sastra, dan bini, meninggal, sedap, asosiasi dan lainnya.

Referensi:

Syukri, M. (2019). Analysis Dikotomi Persfektif Ferdinand de Saussure serta Ervin Goffman Dalam Kajian Strukturalisme dan Positivisme pragmatik. Jurnal Pendidikan Dasar dan Keguruan, 4(2), 53-62.

Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.

Mengutip dari (Hasibuan, 2015) mengenai Teori Linguistik yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure, seorang sarjana Swiss pelopor linguistik modern yang berkompeten dalam menganalisis makna pada sebuah teks maupun simbol-simbol yang melatarbelakanginya. Ia mengemukakan bahwa Linguistik mendeskripsikan bahasa berdasarkan stuktur dan sifat khas yang dimiliki bahasa tersebut. Ferdinand De Saussure juga menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang mandiri karena bahan penelitiannya menggunakan bahasa bersifat otonom. Menurut De Saussure pula, bahasa adalah sistem tanda yang paling lengkap karena menungkapankan gagasan struktural yang terungkap dalam sistem tanda (simbol). Saussure menginterpretasikan sistem tanda linguistik (linguistik sign) sebagai sesuatu yang terbentuk dari dua bagian yang terkait secara integral yaitu significant dan signifie. Hal ini menekankan dua sifat penting bahasa. Pertama, bahasa sebagai tanda linguistik yang bersifat arbiter yaitu tidak ada hubungan alamiah antara tanda dan penanda. Kedua, bahasa merupakan tanda sebagai sistem makna yang telah memperoleh signifikansinya.

REFRENSI
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Journal of Chemical Information and Modeling, 3(9), 22–23.

Dalam kutipan (Hasibuan, 2015) “Ferdinand De Saussure menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang mandiri karena bahan penelitiannya menggunakan bahasa bersifat otonom.” Hal ini menunjukkan bahwasannya keterkaitan linguistik dengan ilmu bahasa diibaratkan dengan proses pembedahan. Linguistik sebagai pisau kemudian bahasa berperan sebagai obyek yang akan dibedah. Sehingga dalam proses pembelajaran linguistik, kita akan melihat bagaimana struktur dan seluk beluk bahasa itu sendiri.

Referensi
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Journal of Chemical Information and Modeling, 3(9), 22–23.

Ferdinand De Saussure menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang mandiri karena bahan penelitiannya menggunakan bahasa bersifat otonom. Menurut De Saussure,bahasa adalah sistem tanda yang paling lengkap karena menungkapankan gagasan struktural yang terungkap dalam sistem tanda (simbol).
1.Telaah sinkronik dan diakronik.
a. Telaah sinkronik adalah telaah yang mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu Contohnya: alkisah,syah dan, sebermula yang merupakan kata-kata yang dipakai pada zaman terdahulu akan tetapi penggunaan bahasa tersebut tidak lagi digunakan pada zaman sekarang.
b. Telaah diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa atau sepanjang zaman bahasa digunakan oleh penuturnya Contohnya: a.Saudara, makna lamanya merupakan sekandung/seibu sebapak,sedangkan makna barunya adalah orang yang dianggap sama derajat kedudukannya (generalisasi).
b.Sastra,makna lamanya merupakan tulisan,sedangkan makna barunya adalah karya seni bahasa (spesialisasi).
c.Bini,makna lamanya merupakan makna yang kurang baik didengarnya dan berubah menjadi istri yang bermakna lebih baik dari makna sebelumnya (ameliorasi).
d.Meninggal, makna lamanya merupakan lebih baik didengarkan dan berubah menjadi mampus yang merupakan makna yang lebih rendah/kurang baik didengarkan (peyorasi).
e.Kata sedap dan harum termasuk tanggapan indera perasa,akan tetapi kata-kata tersebut dapat bergeser sebagai indera pendengar.2.Perbedaan langage,langue dan parole Langage adalah bahasa secara umum yang bersifat abstrak. Langue adalah bahasa sebagai suatu sistem yang mengandung kaidah-kaidah yang telah menjadi konvensi. Parole adalah bahasa sebagai ujaran yang dihasilkan secara individual.
3. Perbedaan significant dan signifie
Bahasa adalah suatu sistem-sistem tanda yang bebas dan merupakan kombinasi dari signifiant dan signifie. Signifiant adalah citra bunyi yang timbul dalam pikiran manusia. Contohnya: suara /bunyi mobil kebakaran,berbeda dengan bunyi mobil ambulans.Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang berada di dalam pikiran manusia. Contohnya penanda suara azan di Mesjid yang bermakna telah masuk waktu sholat.
4. Hubungan sintagmatik dan paradigmatik
Sintagmatik adalah hubungan antara rantai ujuaran yang ada dan yang nyata, dan memilliki hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang tersusun secara berurutan. Contohnya pada hubungan fonem, frasa dan kalimat.

Sumber referensi:
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(2), 21-25.