Mijilons yang sedang belajar Morfologi, tentu tak asing dengan istilah verba. Menurut Finoza (Amalia: 2018) verba adalah kata yang menyatakan perbuatan, proses dan keadaan yang bukan merupakan sifat yang pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Sementara itu, Kridalaksana (2008) memaknai verba sebagai kelas kata yang memiliki fungsi predikat dan verba memiliki ciri morfologis meliputi ciri kala, aspek, persona, ataupun jumlah. Lebih lanjut, Tarigan (Ino: 2022) mengungkapkan bahwa verba adalah semua kata yang digunakan sebagai perintah, yang penggunaannya dapat digabung atau tidak digabung dengan imbuhan.
Seperti yang telah kita ketahui, verba terdiri dari dua jenis, yakni verba transitif dan verba taktransitif. Menurut kalian, apa dan bagaimana sih perbedaan antara kedua jenis verba tersebut? sertakan pula contohnya!
Referensi
Amalia, R. (2018). “Verba Sebagai Ciri Kebahasaan Teks Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum 2013”.
Ino, L. (2022). Proklitik Pada Verba Dalam Bahasa Muna. Penerbit Adab.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka utama
• Verba transitif membutuhkan objek, artinya kalimat tersebut memiliki subjek, predikat, objek. Pola kalimat verba transitif dapat di balik dari kalimat aktif menjadi pasif. Yaitu dengan megubah objek menjadi subjek. Dan subjek menjadi objeknya.
Contoh kalimat :
Kalimat aktif :
Ibu membelikan adik mainan baru
S P O Pelengkap
Kalimat pasif :
Adik dibelikan ibu mainan baru
S P O Pelengkap
• Verba intransitif tidak membutuhkan objek, artinya kalimat tersebut minimal memiliki subjek dan
predikat dapat menjadi kalimat yang baik. Karena tidak memiliki objek kalimat intransitif tidak dapat
dibalik. Jika dipaksakan membalik kalimat nya akan terasa aneh, atau beda makna.
Contoh kalimat:
Kalimat aktif :
Mereka berlatih sepak bola di lapangan
S P Pelengkap K. Tempat
Tidak dapat di balik karena tidak memiliki objek
REFERENSI:
Kridalaksana, Harimurti dkk. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Kridalaksana, Harimurti. 2002. Struktur, Kategori, dan Fungsi dalam Teori Sintaksis. Jakarta: UniversitasKatolik Indonesia Atma Jaya.
Verba transitif mengacu pada tindakan pelaku aktif, yaitu objek, karena membutuhkan objek, misalnya partikel yang akan digunakan adalah O atau contoh dalam kalimat “saya menjatuhkan pensil” (pelakunya adalah saya) sedangkan verba taktransitif tindakan berlangsung tanpa pelaku atau objek langsung, misalnya “pensil jatuh” (tanpa pengarang).
Verba transitif membutuhkan objek atau pelengkap dalam kalimat, misalnya “ibuku mengagumi kecantikan anaknya” pada kalimat ini objek atau pelengkap dalam kalimat tersebut adalah kecantikan anaknya sedangkan verba taktransitif tidak memiliki objek dalam kalimat. contoh kalimatnya adalah “Rara olahraga setiap hari”
Sumber :
KONTRASTIF, T. A. (2017). PERBANDINGAN VERBA TRANSITIF DAN INTRANSITIF. Jurnal KATA: Vol, 1(1).
Perbedaan diantara keduanya yaitu:
Verba Transitif merupakan kata kerja dimana adanya objek, bisa dibentuk menjadi kalimat pasif, memiliki imbuhan (me-, memper-,memper-kan,me-i, dll).
Contoh kalimat:
Aktif: “Amran sedang mengejar ayam”
Pasif: “Ayam dikejar Amran”
kata Amran adalah subjek
kata mengejar adalah predikat
kata ayam adalah objek
Sedangkan Verba Intransitif merupakan kata kerja dimana tidak adanya objek, tidak bisa dijadikan kalimat pasif seperti verba transitif, memiliki imbuhan (kata dasar, ber-, ber-kan, dll).
Contoh kalimat:
“Kami tidur dilapangan”
kata kami adalah subjek
kata tidur adalah predikat
kata lapangan adalah keterangan tempat
tanpa objek tidak bisa dibalik menjadi lapangan tidur dikami
Verba dapat dikategorikan menjadi dua, yakni verba transitif dan verba intransitif. Verba transitif merupakan verba yang terikat pada fungsi objek (Kridalaksana, 1985:54). Kesuma T. M. J (2010) menyatakan bahwa verba transitif dapat dibedakan menjadi dua apabila dilihat dari jumlah argumen yang membentuk klausa, yakni verba monotransitif dan verba dwitransitif yang secara morfemis berbentuk verba berafiks me- . Contoh: mencuci (baju, piring…), “warga desa mencuci baju di sungai”
Verba intransitif merupakan verba yang tidak terikat dengan objek. Di dalam bahasa Indonesia verba transitif jika dilihat secara morfemis merupakan verba dasar. Akan tetapi tidak semua verba intransitif tidak terikat dengan objek, menurut Alwi dkk (1993: 101-102) verba intransitif jika membentuk klausa maka ada tiga jenis, yakni verba intransitive yang wajib menghadirkan fungsi pelengkapnya, verba intransitif yang tidak memakai fungsi pelengkap, dan verba intransitif yang boleh memakai fungsi pelengkap dan boleh tidak memakai fungsi pelengkap. Contoh: Kedinginan, “peserta lomba malam ini mulai kedinginan”
Referensi:
Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kridalaksana, Harimurti dkk. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Kesuma, T. M. J. (2010). Verba transitif dan objek dapat lesap dalam bahasa Indonesia. Linguistik Indonesia, 28(1), 68-75.
Verba dibagi menjadi dua yaitu verba transitif dan verba taktransitif. Kedua verba tersebut memiliki perbedaan diantara lain:
• Macam
Verba transitif dapat digolongkan menjadi verba transitif berobjek, verba berobjek dan pelengkap.
~ Contoh verba transitif berobjek: Ibu sedang mencuci baju batik ayah.
Kalimat tersebut terdapat nomina atau frasa nominal, yaitu baju batik ayah yang berfungsi sebagai objek kemudian dapat diubah menjadi subjek pada kalimat pasifnya.
~ Contoh verba transitif berobjek dan berpelengkap: Ibu sedang membuatkan ayah teh di dapur.
Verba transitifif pada kalimat tersebut adalah membuatkan, kemudian memiliki objek ayah dan pelengkap teh di dapur.
Verba taktransitif dapat digolongkan menjadi verba taktransitif berpelengkap, verba takberpelengkap, dan verba taktransitif berpelengkap nomina dengan preposisi tetap.
~ Contoh verba taktransitif berpelengkap: Mobil milik juragan emas berjumlah lima.
Verba berjumlah merupakan verba taktransitif berpelengkap yang kehadirannya harus ada karena jika tidak kalimat tersebut tidak dapat diterima.
~ Contoh verba takberpelengkap: Sumber pangan Desa Suka Maju hasil dari bertani.
Verba taktransitifnya adalah bertani karena tidak dapat diikuti nomina.
~ Contoh verba taktransitif berpelengkap nomina dengan preposisi tetap:
Ibu sering berbelanja di toko ini.
Di toko ini ibu sering berbelanja.
• Objek
Verba transititif memerlukan objek.
Contoh : Dito bertemu dengan Rio di pasar.
Verba taktransitif tidak memerlukan objek.
Contoh : Rio sedang berolahraga.
• Bentuk pasif
Verba transititif dapat diubah menjadi bentuk pasif.
Contoh: Ibu mengepel ruang tamu.
Ruang tamu dipel Ibu.
Verba taktransitif tidak dapat diubah menjadi bentuk pasif.
Contoh: Keadaan adik sudah membaik.
Membaik tidak bisa dirubah menjadi dibaik.
• Imbuhan
Verba transititif memakai imbuhan seperti me(N)-, me(N) -…kan, me(N)-…i, di-, di-…kan, memper-…kan, dll.
Contoh: Ibu menyapu halaman.
Verba taktransitif memakai imbuhan seperti ber-, ber-…kan, ber-…an, ter-, ke-…an.
Contoh: Paman berkebun.
Referensi:
Moeliono, A. M., Lapoliwa, H., Alwi, H., Sasangka, S. S. T. W. & Sugiyono. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Perbedaan verba transitif dan verba taktransitif :
Verba transitif yaitu sebuah verba yang membutuhkan objek di dalam kalimatnya dan dapat diubah ke dalam bentuk pasif. Hal ini sesuai dengan pendapat Alwi dkk (2003:91) yang mengatakan verba transitif adalah verba yang membutuhkan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif, objek tersebut berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.
Contohnya adalah Pak Ahkam sedang mencuci mobil di halaman. Kata mencuci pada kalimat tersebut adalah verba transitif yang diikuti oleh nomina yaitu mobil di halaman.
Sedangkan verba taktransitif yang disebut juga dengan verba intransitif adalah verba yang tidak membutuhkan objek dan tidak dapat diubah ke dalam bentuk pasif. Hal ini sesuai dengan pendapat Alwi dkk (2003:91) yang menjelaskan bahwa verba taktransitif yaitu verba yang tidak memiliki nomina di belakangnya yang dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.
Contohnya adalah tidur, duduk, makan, dan lain-lain.
Referensi :
Jemparut, A. L., & Nusarini, N. (2015). VERBA TAKTRANSITIF BAHASA MANGGARAI DIALEK RAHONG OLEH MAHASISWA MANGGARAI DI YOGYAKARTA. Caraka, 2(1), 101-118.
Verba merupakan golongan yang biasanya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Tentunya fungsi predikat dalam kalimat berfungsi sebagai pusat struktur fungsional kalimat (Verhaar, 1981: 81). Menurut Kridalaksana (2008: 19) verba terbagi menjadi dua golongan, yaitu verba transitif dan verba taktransitif.
Menurut Kridaksana (1985: 54) verba transitif adalah verba yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya fungsi objek. Selain itu, jenis verba ini dapat membentuk kalimat aktif menjadi kalimat pasif, dan secara morfemis terdapat proses afiksasi pada verba transitif, seperti: me-, me-kan, me-i, memper-i, memper-kan, dan lain sebagainya.
Contoh kalimat:
“A’yun membawa buku” (Kalimat aktif)
“Buku dibawa A’yun” (Kalimat pasif)
Keterangan: kata “A’yun” sebagai subjek, dan kata “buku” sebagai objek.
Sedangkan verba taktransitif merupakan verba yang bisa berdiri sendiri tanpa adanya objek. Selain itu, jenis verba ini tidak dapat membentuk kalimat pasif, dan secara morfemis verba ini berupa verba dasar, verba berafiks ber-kan, ter-, ke-an, dan lain sebagainya.
Contoh kalimat:
“Efrida berlari di stadion”
Keterangan: kata “Efrida” sebagai subjek, kata “berlari” sebagai predikat, dan kata “di lapangan” sebagai kata keterangan yang menunjukkan tempat.
Contoh kalimat di atas tidak bisa diubah menjadi kalimat pasif.
Referensi:
Kridalaksana, Harimurti dkk. (1985). Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Verba menurut Mulyadi dalam Syahputra dan Sinar (2018) adalah kata yang menunjuk pada suatu kejadian. Verba yang akan dibahas, yaitu verba transitif dan verba intransitif. Menurut Mustafa, Purwasandy, dan Syafe’I (2020), verba transitif merupakan kata kerja yang mempunyai objek dan pelengkap, sedangkan kata kerja intransitif merupakan kebalikan dari kata kerja transitif,yaitu kata kerja yang tidak mempunyai objek dan pelengkap.
Apabila dijadikan sebuah kalimat, kalimat dengan kata kerja transitif adalah kalimat dengan predikat yang memerlukan adanya sebuah objek. Contohnya, yaitu “kura-kura itu sedang memakan sawi.” Predikat dengan kata kerja transitif dari kalimat tersebut, yaitu memakan, dan objek dari kalimat tersebut adalah sawi. Sedangkan kalimat dengan kata kera intransitif adalah kalimat yang tidak memerlukan objek dan tambahan lain. Contohmya, yakni “ayah sedang bekerja”. Hal wajib yang dibutuhkan dalam kalimat dengan kata kerja intransitif adalah subjek dan predikat. Subjek dalam kalimat tersebut adalah ayah, dan predikatnya adalah bekerja.
Menurut Kartika (2017), pola kalimat verba transitif dan verba intransitif adalah sama, lalu perbedaan dari verba transitif dan verba intransitif yaitu terletak pada objek dari masing-masing verba. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang membedakan verba transitif dan verba intransitif adalah ada dan tidaknya objek dalam verba tersebut.
Referensi:
Kartika, D. (2017). PERBANDINGAN VERBA TRANSITIF DAN INTRANSITIF
BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JEPANG:
TINJAUAN ANALISIS KONTRASTIF. Jurnal KATA: Vol, 1(1)
Mustafa, I., Purwasandy, T. K., & Syafe’i, I. (2020). Kata Kerja Transitif dan Intransitif dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Studi Linguistik Kontrastif). Studi Arab, 11(1), 1-12.
Terdapat dua jenis verba yaitu verba transitif dan verba taktransitif. Kedua jenis verba tersebut berpengaruh terhadap jenis kalimat yang menggunakannya sebagai predikat. Perbedaan yang ada yaitu pada kalimat berpredikat verba transitif memerlukan kehadiran objek.
Contoh:
(1) Pemerintah akan memasok semua kebutuhan Lebaran.
(2) Kepala stasiun memberangkatkan kereta api itu.
Sejumlah verba transitif memiliki ciri semantis yang membedakan fungsi objek dari pelengkap yang berupa nama, julukan, gelar, atau kedudukan.
Sedangkan pada kalimat berpredikat verba taktransitif tidak memerlukan kehadiran objek.
Contoh:
(1) Mobil itu kelebihan muatan
(2) Ibu kehilangan dompet di pasar.
Menurut pendapat Alwi dkk (1993:98) terdapat dua jenis pada verba taktransitif yaitu verba berpreposisi dan verba tidak berpreposisi. Verba taktransitif berpreposisi berfungsi sebagai pelengkap atau keterangan. Verba taktransitif tidak berpreposisi tidak memerlukan fungsi objek tetapi dapat diikuti oleh nomina/frase nomina yang berfungsi sebagai pelengkap.
Referensi:
Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kridalaksana, H. (1985). Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa .
1. Verba Transitif
Verba transitif adalah verba yang membutuhkan nomina atau kata benda sebagai objek kalimat aktif, dan objek tersebut dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.
Contoh:
Ayah sedang mengajarkan matematika kepada adik.
Para siswa sedang membersihkan kelas.
Aku menangkap bola yang jatuh.
2. Verba Intransitif
Verba intransitif merupakan verba yang tidak membutuhkan nomina atau kata benda sebagai objek kalimat. Meskipun tidak ada objek yang diperlukan dalam klausa, tetapi beberapa verba intransitif menghadirkan fungsi pelengkap, ada yang tidak diberi fungsi pelengkap, serta ada pula yang menghadirkan pelengkap secara manasuka (Kesuma, 2010).
Contoh:
Adik berlari di pinggir jalan.
Anak itu menangis tersedu-sedu.
Kondisi nenek yang sakit sekarang sudah membaik.
Referensi:
Kesuma, T. M. J. (2010). Verba Transitif Dan Objek Dapat Lesap Dalam Bahasa Indonesia. Linguistik Indonesia, 28(1), 68-75.
Moeliono, Anton M., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Menurut Samsuri (1985) verba adalah ungkapan kata yang menyatakan adanya kegiatan manusia. Berdasarkan jumlah nomina yang mendampingi, verba dibedakan menjadi dua, yaitu verba transitif dan intransitif.
Verba transitif
Fatimah (2009: 59) mengatakan verba transitif adalah kata kerja yang memerlukan kehadiran objek atau pelengkap.
Contoh :
menyentuh (misalnya menyentuh kaca)
mengasah (misalnya mengasah ilmu)
menatap (misalnya menatap lukisan) Kata ‘kaca’, ‘ilmu’, dan ‘lukisan’ merupakan objek. Verba transitif dapat dijadikan pasif dan memperoleh prefiks me(N)-.
Verba intransitif
Kridalaksana (2002: 227) mengemukakan verba intransitif adalah verba yang tidak memerlukan kehadiran objek.
Contoh :
lari
tertekan
ketahuan
Verba intransitif tidak dapat dijadikan pasif dan memperoleh prefiks ber-, ter-, serta konfiks ke-an.
Referensi :
Djawa, A., Ola, S. S., & Sanga, F. (2020). VERBA DALAM BAHASA ANAKALANG. Bianglala Linguistika: Jurnal Linguistik, 1(1), 1-6
Wardani, L. W. L., Mono, U., & Nurlela, N. (2019). Teknik Penerjemahan Verba Transitif Pada Novel The Scorch Trials Dalam Bahasa Indonesia. Kode: Jurnal Bahasa, 9(1), 41-53
Verba transitif merupakan verba yang diikuti objek di belakangnya. Menurut Hartman (1973:242) dapat di mengerti bahwa verba transitif yakni verba yang menyatakan perbuatan dari subjek atau pelaku ke objek atau penerima. Maka dari itu verba transitif akan selalu ada objek atau penerima dari perbuatan yang dinyatakannya. Begitu juga sebaliknya dengan verba taktransitif. Menurut Hartman (1973:118) merupakan verba yang tidak diikuti oleh objek. Dengan tidak adanya objek dalam kalimat, makna atau informasi sudah lengkap.
Perbedaan dari kedua verba tersebut yaitu, dalam kalimat yang menyertakan verba transitif tentu akan diikuti objek dibelakangnya. Jika dalam kalimat yang menyertakan verba taktransitif sudah pasti tidak perlu diikuti objek dibelakangnya.
Contoh kalimat:
Verba transitif : Telur itu dimakan oleh kakak perempuanku
Verba taktransitif : Adikku makan jika merasa lapar
Sumber Referensi:
Gunardi, G., Sobarna, C., & Tiswaya, W. (2003). Verba taktransitif bahasa Sunda.
Menurut Kridalaksana (1985:54) verba transitif adalah verba yang memerlukan fungsi O. Lebih lanjut, Kridalaksana (2008) kembali melengkapi pernyataannya, O yang dimaksud adalah bagian penting yang melengkapi verba transitif dalam suatu klausa. Jadi dapat kita simpulkan bahwa verba transitif adalah verba yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa objek yang mengikuti dan verba ini bisa diubah ke bentuk pasif.
Contoh :
-Pemerintah sedang membangun kembali sarana dan prasarana umum yang rusak
-Dia membuat rencana untuk menelusuri pantai pada akhir pekan mendatang
-Aku menggunting bagian kertas yang tidak diperlukan
Sedangkan verba intransitif/tak transitif adalah kebalikan dari verba transitif, verba ini bisa berdiri sendiri tanpa diikuti objek namun verba ini tidak dapat diubah dalam bentuk pasif.
Contoh kata :
-lari
-tidur
-bermain
Referensi
Kesuma, T. M. (2010). Verba transitif dan objek dapat lesap dalam bahasa indonesia. Linguistik Indonesia, 28(1), 69-75
Verba transitif merupakan kata kerja yang memerlukan objek. Verba transitif bisa diubah menjadi bentuk pasif dimana hal ini tidak berlaku untuk verba intransitif. Beberapa kata dari verba transitif ditandai dengan adanya imbuhan Me-, memper-, memper-kan, me-i, memper-I, me-kan.
Contoh:
Kalimat aktif: ibu membawa sapu
Kalimat pasif: sapu dibawa ibu
Verba intransitive merupakan kata kerja yang menghindarkan objek dalam kalimatnya. Pada verba ini kalimat masih bisa memiliki makna walaupun tidak menggunakan objek. Verba intransitif biasanya berupa verba dasar, dan imbuhan ber-, ber-kan, ter-, ke-an.
Contoh: Dina sedang berpakaian
Referensi:
KONTRASTIF, T. A. (2017). PERBANDINGAN VERBA TRANSITIF DAN INTRANSITIF. Jurnal KATA: Vol, 1(1).
Kesuma, T. M. J. (2010). Verba transitif dan objek dapat lesap dalam bahasa Indonesia. Linguistik Indonesia, 28(1), 68-75.
Verba transitif memerlukan objek di dalamnya. Pola transitif juga dapat diubah aktif menjadi pasif dengan mengubah objek menjadi subjek dan subjek menjadi objek.
Aktif : “Adi meminum kopi”
Pasif : “Kopi diminum Adi”
Verba taktransitif tidak memerlukan kehadiran objek. Maka dari itu karena tidak memerlukan objek kalimat taktransitif tidak dapat dibalik.
“Adi minum kopi di depan rumah”
Kridalaksana, Harimurti. 2002. Struktur, Kategori, dan Fungsi dalam Teori Sintaksis. Jakarta: UniversitasKatolik Indonesia Atma Jaya.
Moeliono, A. M., Lapoliwa, H., Alwi, H., Sasangka, S. S. T. W. & Sugiyono. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Kridalaksana, Harimurti dkk. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Menurut Kridalaksana (1985:54) verba transitif adalah verba yang memerlukan fungsi objek. Verba transitif juga dapat dikatakan sebagai verba yang perlu adanya nomina yang berfungsi sebagai objek dalam kalimat aktif. Selain itu objek tersebut dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Sedangkan verba taktransitif menurut Alwi dkk (2003:93) adalah verba yang tidak memiliki nomina dibelakangnya yang memiliki fungsi sebagai subjek pada kalimat pasif. Verba taktransitif juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu antara lain adalah verba taktransitif berpelengkap dan verba tak transitif berpelengkap manasuka.
Sehingga dapat ditemukan perbedaan dengan jelas antara verba transitif dan verba taktransitif. Verba transitif perlu memerlukan objek di dalam kalimatnya sedangan verba taktransitif tidak memiliki nomina dan tentunya tidak perlu objek di dalamnya.
Contoh kalimat:
Verba transitif: Ibu sedang memasak di dapur
Verba taktransitif: Adik sedang belajar
Referensi:
•Kesuma, T. M. J. VERBA TRANSITIF BEROBJEK DAPAT LESAP DALAM BAHASA INDONESIA.
•Abdurrahman, M. (2012). Analisis Kontrastif Klausa Verbal Bahasa Arab Dan Bahasa Indonesia Serta Implikasinya Dalam Pengajaran Nahwu. Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra, 11(2), 217-238.
•Jemparut, A. L., & Nusarini, N. (2015). VERBA TAKTRANSITIF BAHASA MANGGARAI DIALEK RAHONG OLEH MAHASISWA MANGGARAI DI YOGYAKARTA. Caraka, 2(1), 101-118.
Verba Transitif adalah verba yang terikat oleh fungsi objek (Kridalaksana, 1985:54). Maksudnya adalah verba yang membutuhkan objek berupa nomina atau kata benda pada kalimat aktifnya. Kalimat verba transitif ini bisa diubah menjadi kalimat pasif yaitu dengan menjadikan objek kalimat aktif menjadi subjek kalimat pasif. Imbuhan yang biasa digunakan adaah me-, me-kan, me-i, dll.
Contoh:
-Adik memetik bunga (Kalimat aktif)
-Bunga dipetik adik (kalimat pasif)
Verba taktransitif adalah verba yang tidak terikat dengan adanya objek. Pada kalimat verba tak transitif ini tidak bisa diubah menjadi kalimat pasif. Imbuhan yang biasa digunakan adalah ber-kan, ber-. ter-, dll.
Contoh:
-Aldo suka bernyanyi
Referensi:
Moeliono, Anton. M dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
KONTRASTIF, T. A. (2017). PERBANDINGAN VERBA TRANSITIF DAN INTRANSITIF. Jurnal KATA: Vol , 1 (1).
Perbedaan verba transitif dan verba taktransitif antara lain :
Verba transitif : Verba transitif merupakan kata kerja yang membutuhkan peranan objek. Menurut Alwi, Dardjowidjojo, Lapoliwa, & Moeliono (2010: 94), kemunculan verba transitif tandai dengan adanya kata benda yang mengikuti kata kerja yang bertindak sebagai objek dalam klausa aktif, serta objek berkemungkinan dapat bertindak sebagai subjek dalam klausa pasif. Contoh :
Ibu membeli garam. (Aktif)
S P O
Garam dibeli Ibu. (Pasif)
S P O
Verba taktransitif : Verba taktransitif adalah verba yang tidak memiliki nomina di belakangnya yang dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat aktif. Dengan kata lain, verba ini tidak memerlukan peranan objek. Secara morfemis, verba ini berbentuk verba dasar (contohnya, timbul, naik, tenggelam), verba berafiks ber- (contohnya berjalan, berbicara, berbaju), verba berafiks ber-kan (misalnya beratapkan, bertuliskan, bertaburkan), verba berafiks ter- (contohnya terhibur, terisak, tertawa), dan verba berafiks ke-an (contohnya kepanasan, kepahaman, kejujuran). Contoh :
Vira berjalan ke arahku.
S P Ket. Tempat
Referensi :
Masruroh, T., Yususf, C., & Wulandari, A. (2019). Ketransitifan Verba dalam Kalimat Majemuk serta Formula Materi Ajarnya. Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(1), 109-122.
Kesuma, T. M. J. (2010). Verba transitif dan objek dapat lesap dalam bahasa Indonesia. Linguistik Indonesia, 28(1), 68-75.
Kita sudah tidak asing lagi ketika mendengar kata ‘verba’. Kridalaksana (2002) menyampaikan bahwa dalam sebuah kalimat, kelas kata yang berperan menjadi predikat adalah verba. Maka dari itu, muncullah 2 verba yang digunakan di Indonesia dan digolongkan menjadi verba transitif dan taktransitif. Lalu apa perbedaan keduanya?
Apabila terdapat verba namun tidak disertai objek pada suatu kalimat, kalimat tersebut tidak sempurna. Maka dari itu perlu adanya objek yang menyertai verba yang diistilahkan dengan verba transitif. Verba transitif memiliki penanda berupa imbuhan, antara lain:
me(N)-
me(N)- kan
me(N)- i
Berdasarkan beberapa imbuhan tersebut, dapat dikatakan bahwa kalimat yang menggunakan verba transitif, yang semula kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
Kalimat aktif: Ratih membeli seblak. (Kata “membeli” merupakan kata kerja atau verba transitif, dimana “seblak” menjadi objek yang menyertai kata “membeli”)
Kalimat pasif: seblak dibeli Ratih.
Sekarang kita beralih ke verba taktransitif. Suatu kalimat masih memiliki makna meskipun objek tidak menyertai verba didalamnya. Jadi dapat diartikan bahwa verba taktransitif tidak perlu menyertakan objek dan kalimatnya pun tidak dapat diubah dari kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Imbuhan yang menandai verba ini, seperti:
ber-
ber- +kan
ke- +an
ter-
Contoh:
Gigi Adik berlubang.
Lisa belajar dengan giat.
Referensi:
Kartika, D. (2017). Perbandingan Verba Transitif dan Intransitif. Jurnal Kata, 1(1), 45-55.
Wardani, L. W. L., Mono, U., & Nurlela, N. (2019). Teknik Penerjemahan Verba Transitif pada Novel The Scorch Trials dalam Bahasa Indonesia. Kode: Jurnal Bahasa, 9(1). 41-53.