Penerapan Leksikostatistik dan Glotokronologi dalam Linguistik Historis Komparatif

Dalam dunia per-LHK-an (Lingusitik Historis Komparatif), tentu kalian tak asing dengan istilah leksikostatistik dan glotokronologi. Keraf (1996:121) mendefinisikan leksikostatistik sebagai suatu teknik pengelompokan bahasa yang mengutamakan persentase kesamaan suatu bahasa. Sementara itu, glotokronologi adalah teknik pengelompokkan bahasa yang didasarkan pada waktu (Keraf, 1996).

Gayuh dengan uraian singkat itu, menurut kamu, apakah kedua teknik tersebut (leksikostatistik dan glotokronologi) harus selalu bersamaan dalam penerapannya? Atau justru dapat diterapkan sendiri-sendiri?

REFERENSI:
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

5 Likes

Menurut saya, kedua teknik tersebut perlu digunakan secara bersamaan. Seperti yang tertulis pada buku Keraf (1996), dijelaskan bahwa dalam melakukan pengelompokan, kedua bidang tersebut selali digunakan bersama. Hal ini dikarenakan dalam menggunakan Teknik leksikostatistik, dalam melakukan pengelompokan juga mempertimbangkan terkait usia Bahasa. Dalam melakukan suatu pengelompokan Bahasa, untuk mengetahui Bahasa tersebut masuk ke dalam kelompok Bahasa tertentu, selain dilihat dari perbedaan dan persamaan Bahasa, juga dilihat dari usia Bahasa tersebut. Melakukan pengelompokan Bahasa dengan menggunakan dua metode akan lebih mudah karena akan terlihat juga kelompok dari Bahasa tersebut termasuk ke dalam Bahasa yang mana. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wahab & Halin (2021), setelah mengumpulkan kata-kata kerabat, selanjutnya adalah membandingkan waktu dengan menggunakan rumus glotokronologi. Sehingga dalam hal ini, kedua metode itu digunakan secara bersamaan.

Referensi:

Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wahab, M. K., & Halin, A. K. (2021). Leksikostatistik dan Glotokronologi Antara Bahasa Banjar dengan Bahasa Melayu: Kajian Linguistik Sejarah dan Perbandingan. Jurnal Kesidang, 44-61.

1 Like

Menurut saya, kedua teknik leksikostatistik dan glotokronologi harus digunakan bersaaan dalam penerapannya. Hal ini dikarenakan teknik leksikostatistik dan glotokronologi saling berhubungan dalam prosedur penggunaan pengumpulan kosakata dasar dari bahasa yang diteliti, menetapkan pasangan-pasangan kosakata yang berkerabat, menghitung presentase kekerabatan, dan menghubungkan hasil penghitungan yang berupa presentase kekerabatan dengan berbagai kategori kekerabatan. Selaras dengan pemaparan di atas, menurut Afria, Sanjaya, & Tiara (2020) menyatakan bahwa leksikostatistik dan glotokronologi merupakan metode yang berhubungan dengan penggunaan kosakata untuk membuat simpulan historis tentang hubungan antarbahasa.

Referensi
Afria, R., Sanjaya, D., & Tiara, M. (2020). Leksikostatistik dan Grotokronologi Bahasa Melayu Palembang, Basemah Lahat, Basemah Pagaralam, dan Kayu Agung: Kajian Linguistik Historis Komparatif. Madah: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 11(1), 27-42.

1 Like

Menurut saya, teknik pengelompokan bahasa leksikostatistik dan glotokronologi harus digunakan secara bersamaan. Keraf (1996) mengemukakan bahwa bidang leksikostatistik dan glotokronologi selalu digunakan secara bersamaan. Hal tersebut karena jika kita mengadakan pengelompokan bahasa menggunakan teknik leksikostatistik maka berlandaskan usia bahasa. Sebaliknya, jika kita akan menghitung usia bahasa dengan teknik grotokronologi maka harus menggunakan leksikostatistik. Pernyataan tersebut selaras dengan pendapat dari Wahab & Halin (2021) yang menyatakan bahwa penerapan leksikostatistik dan glorokronologi perlu dijadikan asas dalam pengelompokan bahasa agar lebih jelas, sistematis, dan relevan.

Referensi:
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia.
Wahab, M. K. A., & Halin, A. K. B. C. (2021). Penentuan Tingkat Kekerabatan dan Abad Pisah antara Bahasa Banjar dengan Bahasa Melayu: Kajian Linguistik Sejarah dan Perbandingan. Jurnal Bahasa, 21(2), 273-304.

1 Like

Leksikostatistik sering disamakan dengan glotokronologi. Kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda pada dasarnya. Keraf (1984: 121) mengungkapkan pengertian leksikostatistik adalah suatu teknik dalam pengelompokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistik, untuk kemudian berusaha menetapkan pengelompokan itu berdasarkan presentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. Sedanglan glotokronologi adalah suatu teknik yang berusaha mengadakan pengelompokan dengan lebih mengutamakan perhitungan waktu (time depth) atau perhitungan usia bahasa-bahasa kerabat dalam linguistik historis.

Meskipun terdapat perbedaan, leksikostatistik sangat berkaitan dengan glotokronologi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Arnawa (2018: 24). Pertama, leksikostatistik dan glotokronologi merupakan metode yang sama-sama menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mencapai tujuannya. Kedua, untuk dapat mengadakan pengelompokan (subgrouping) terhadap beberapa bahasa kerabat, leksikostatistik berlandaskan kepada waktu pisah (time depth), sebaliknya untuk dapat menghitung time depth bahasa berkerabat, glotokronologi berlandaskan kepada pengelompokkan bahasa. Berdasarkan kesamaan di atas, istilah leksikostatistik sering dihubungkan dengan glotokronologi dalam penerapannya.

Jadi dalam penerapannya, leksikostatistik dan glotokronologi selalu dipakai secara bersamaan. Dalam penerapan perhitungan usia bahasa dengan metode glotokronologi harus menggunakan teknik leksikostatistik. Sebaliknya, dalam mengadakan pengelompokan bahasa dengan metode leksikostatistik perlu menggunakan landasan usia bahasa yang mana teknik yang digunakan adalah glotokronologi.

Referensi

Arnawa, N. (2018). Penerapan Leksikostatistik Pada Studi Kekerabatan Bahasa Austronesia. Denpasar: Pustaka Larasan.

Keraf, G. (1984). Linguistik Bandingan Historis . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama .

1 Like

Menurut saya, teknik tersebut seharusnya digunakan secara bersamaan. Hal tersebut selaras dengan pendapat Keraf dalam Anugrah (2021) menyebutkan bahwa leksikostatistik adalah suatu teknik dalam pengelompokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata secara statistikkata (leksikon), utuk kemudian berusaha menetapkan pengelompokan itu berdasarkan persentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. Sementara itu, analisis glotokronologi digunakan untuk menghitung masa pisah antara bahasa secara lanjut yang masih serumpun.

Anugrah, Z. (2021). KEKERABATAN BAHASA MAKASSAR DAN BAHASA SELAYAR (ANALISIS LEKSIKOSTATISTIK DAN GLOTOKRONOLOGI). Makassar: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR.

1 Like

Menurut pendapat saya, dalam mengelompokkan bahasa perlu menggunakan 2 teknik secara bersamaan yakni, teknik Leksikostatistik dan teknik Glotoknronologi. Hal ini karena kedua teknik itu selalu dipakai secara bergandengan dan tak bisa dipisahkan. Jika hanya menggunakan salah satu teknik, tak akan bisa melakukan pengelompokan bahasa.

Misalnya saja, ketika kita akan menghitung usia bahasa dengan teknik glotokronologi juga harus menggunakan teknik leksikostatistik. Begitu pula sebaliknya, jika ingin mengadakan pengelompokan bahasa menggunakan metode leksikostatistik, akan membutuhkan teknik glotokronologi karena tersirat juga masalah waktu yang menjadi landasan dalam pengelompokan itu.

Oleh karenanya, teknik leksikostatistik dan teknik glotokronologi merupakan teknik yang saling menemukan keterangan untuk suatu tingkat waktu guna menentukan usia bahasa dan pengelompokan bahasa. Maka karena saling berkesinambungan, ketika akan mengelompokkan bahasa harus menggabungkan kedua teknik tersebut.

Referensi:
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

1 Like

Menurut Saya teknik leksikostatistik dan glotokronologi saling berkaitan erat dan dipergunakan bersamaan. Jika meninjau dari pengertiannya, Keraf (1996:121) mengemukakan bahwa leksikostatistik merupakan suatu teknik dalam pengelompokkan bahasa dengan tujuan mengelompokkan bahasa berdasarkan presentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. Sedangkan Glotokronologi merupakan suatu teknik untuk mengelompokkan dengan lebih mengutamakan perhitungan waktu atau perhitungan usia bahasa-bahasa kerabat. Dan dalam penerapannya, sebenarnya kedua teknik tersebut digunakan bersamaan dalam hal pengelompokkan bahasa. Hal ini dapat terlihat ketika kita hendak menghitung usia bahasa dengan menggunakan teknik glotokronologi tentu harus dipergunakan pula teknik leksikostatistik. Begitupun sebaliknya, untuk mengadakan pengelompokkan bahasa dengan teknik leksikostatistik tersirat pula masalah waktu yang menjadi landasan dalam pengelompokkan yang dilakukan.
Hal ini sejalan dengan penelitian dari Wahab & Alin (2021:279), yang mana menjelaskan bahwa dalam penerapan teknik leksikostatistik dan glotokronologi sememangnya perlu dijadikan sebagai asas atau landasan perkembangan bahasa agar aspek pengelompokan bahasa lebih jelas, sistematik, dan relevan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua teknik tersebut saling berkaitan erat dan dipergunakan bersamaan dalam penerapannya.

Referensi:
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia.
Wahab, M. K. A., & Halin, A. K. B. C. (2021). Penentuan Tingkat Kekerabatan dan Abad Pisah antara Bahasa Banjar dengan Bahasa Melayu: Kajian Linguistik Sejarah dan Perbandingan. Jurnal Bahasa, 21(2), 273-304.

1 Like

Pada dasarnya leksikostatistik dan glotokronologi menurut buku yang pernah ditulis Gorys Keraf berjudul Linguistik Bandingan Historis memiliki pengertian yang agak berlainan yakni mengenai pencapaian sasaran akhirnya. Namun apabila kita menilik pada kenyataan bahwa kedua istilah tersebut memiliki hibungan yang erat serta saling melengkapi satu sama lain maka dapat dianggap sama.

Leksikostatistik sendiri dapat diartikan sebagai suatu teknik pengelompokkan bahasa dengan fokus pada kata leksikon secara statistik yang kemudian menetapkan pengelompokkan tersebut dengan berdasar presentase kesamaan serta perbedaan antara satu bahasa dengan bahasa yang lain.
Sedangkan glotokronologi dapat diartikan sebagai suatu teknik pengelompokkan dengan fokus pada perhitungan waktu atau perhitungan usia dari bahasa kerabat.

Lazimnya, kedua istilah tersebut biasa diterapkan secara bersamaan karena saling berhubungan. Seperti untuk menghitung usia bahasa dengan teknik glotokronologi perlu menggunakan leksikostatistik. Sebaliknya untuk mengelompokkan bahasa dengan metode leksikostatistik juga menyangkut masalah waktu sebagai dasar pengelompokkan tersebut.
Dengan demikian dalam kegiatan pengelompokkan bahasa dengan dasar usia bahasa, kedua istilah tersebut dapat digunakan bersamaan dengan pengertian yang sama. Kemudian yang menjadi tujuan dari teknik pada istilah ini adalah kepastian dari usia bahasa itu sendiri yakni awal kemunculan bahasa tersebut serta bagaimana hubungan dengan bahasa kerabat lainnya.

Referensi
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

1 Like

Menurut pendapat saya, penerapan leksikostatistik dan glotokronologi selalu diterapkan bersama-sama. Hal ini dikarenakan untuk menghitung usia bahasa dengan teknik glotokronologi harus dipergunakan leksikostatistik. Begitu pun sebaliknya untuk melakukan pengelompokan bahasa dengan metode leksikostatistik tersirat juga masalah waktu, yang menjadikan landasan bagi pengelompokan tersebut. Selanjutnya, dalam mengadakan pengelompokan bahasa-bahasa dengan landasan usia bahasa, kedua istilah tersebut (leksikostatistik dan glotokronologi) dipakai dengan pengertian yang sama. Sehingga, leksikostatistik atau glotokronologi dapat dibatasi sebagai: suatu teknik yang berusaha menemukan data-data untuk suatu tingkatan waktu yang agak tua atau lampau guna menentukan usia bahasa dan pengelompokan bahasa-bahasa. Tujuan dari teknik ini adalah mengetahui kapan sebuah bahasa muncul serta bagaimana hubungannya dengan bahasa-bahasa kerabat lainnya. Seperti layaknya metode historis komparatif lainnya, teknik ini dikembangkan terutama bagi bahasa yang tidak memiliki naskah-naskah kuno. (Keraf, 1996)

Referensi:
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

1 Like

Menurut pendapat saya terkait dengan kedua teknik tersebut haruskah digunakan bersamaan atau diterapkan sendiri, jawabannya adalah harus digunakan bersamaan. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Wahab dan Halin (2021) bahwa dalam menentukan kekerabatan bahasa-bahasa dapat menggunakan kaidah leksikostatistik dan diikuti dengan kaidah glotokronologi. Keraf (1996) juga menjelaskan di dalam bukunya yang berjudul Linguistik Bandingan Historis, bahwa teknik leksikostatistik dan teknik glotokronologi digunakan secara bersama-sama dalam pengelompokan bahasa. Leksikostatistik dan glotokronologi harus digunakan bersamaan karena keduanya saling berhubungan karena jika hanya salah satu yang digunakan, maka akan sulit sekali bahkan tidak bisa melakukan pengelompokan. bahasa yang berkerabat. Leksikostatistik digunakan untuk menghitung presentase kekerabatan kosakata sedangkan glotokronologi digunakan untuk menghitung waktu pisah atau usia bahasa (Syafi’i, 2019).

REFERENSI:
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia.

Syafi’i, I. (2019). Leksikostatistik Lima Bahasa Nusantara: Bahasa Jawa, Bahasa Madura, Bahasa Sunda, Bahasa Bali, dan Bahasa Indonesia. BASINDO: jurnal kajian bahasa, sastra Indonesia, dan pembelajarannya, 3(1), 85-93.

Wahab, M. K. A., & Halin, A. K. C. (2021). Leksikostatistik dan Glotokronologi antara Bahasa Banjar dengan Bahasa Melayu: Kajian Linguistik Sejarah dan Perbandingan. Jurnal Kesidang, 6(1), 44-61.

1 Like

Saya berpendapat bahwa teknik leksikostatistik dengan teknik glotokronologi harus selalu digunakan secara bersamaan. Hal tersebut dikarenakan kedua teknik tersebut bersifat saling melengkapi dan berkaitan antara satu dengan lainnya di dalam kajian linguistik historis komparatif (LHK). Menurut Keraf (1996: 122) menjelaskan bahwa dalam hakikatnya bidang leksikostatistik dengan glotokronologi selalu digunakan secara bertautan karena guna mendapatkan penghitungan usia bahasa dilakukan dengan teknik glotokronologi perlu memakai teknik leksikostatistik. Kebalikannya, guna melakukan klasifikasi atau penggolongan bahasa dengan teknik leksikostatistik secara tidak langsung berkaitan juga dengan persoalan waktu yang mana membentuk landasan untuk klasifikasi tersebut. Oleh karena itu, guna melanjutkan kegiatan klasifikasi bahasa-bahasa berdasarkan usia bahasa, kedua istilah tersebut digunakan dalam pandangan yang sama. Dapat disimpulkan bahwa teknik leksikostatistik dengan teknik glotokronologi meski memiliki pengertian yang sekiranya berbeda namun kedua teknik tersebut saling berkaitan penghitungan yang bertujuan menentukan usia bahasa dan klasifikasinya.

Referensi :
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia.

1 Like

Leksikostatistik dan glotokronologi saling terikat, sehingga harus digunakan secara bersamaan. Hal tersebut selaras dengan pendapat Keraf (1996) yang menyatakan bahwa mengemukakan bahwa bidang leksikostatistik dan glotokronologi selalu digunakan secara bersamaan. Keraf (1996) menyebutkan bahwa leksikostatistik adalah suatu teknik dalam pengelompokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata secara statistikkata (leksikon), utuk kemudian berusaha menetapkan pengelompokan itu berdasarkan persentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. Sementara itu, analisis glotokronologi digunakan untuk menghitung masa pisah antara bahasa secara lanjut yang masih serumpun… Sebaliknya, jika kita akan menghitung usia bahasa dengan teknik grotokronologi maka harus menggunakan leksikostatistik.

Keraf, Gorys. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia.

1 Like

Menurut saya, teknik leksikostatistik dan glotokronologi haru digunakan bersama-sama. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Keraf (1996) bahwa leksikostatistik dan glotokronologi selalu digunakan secara bersamaan. Hal ini disebabkan dalam pengelompokan bahasa keduanya berkesinambungan karena saat mengelompokkan bahasa, setelah menentukan persamaan, maka akan dipertimbangkqn juga dari segi wakt atau usia bahasa tersebut. Itulah mengapan kedua teknik itu pasti akan digunakan secara bersama.

Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

1 Like

Menurut saya, teknik leksikostatistik dan glotokronologi memiliki peran yang mengikat satu sama lain sehingga penerapannya harus bersama-sama. Berdasarkan penjelasan (Keraf, 1996), Glotokronologi yaitu teknik mengelompokkan bahasa berdasarkan usia bahasa kerabat yang perhitungannya dalam satuan ribuan tahun. Sementara leksikostatistik yaitu teknik mengelompokkan bahasa secara statistik yang kemudian didapat perbedaan dan persamaan antara dua bahasa yang dikelompokkan (Sofiyatunnida & Hendrokumoro, 2021). Kedua teknik ini bertujuan untuk mendapatkan usia pasti dari suatu bahasa, utamanya yang tidak memiliki naskah kuno.

Referensi
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sofiyatunnida, & Hendrokumoro. (2021). Leksikostatistik Bahasa Mandailing dan Bahasa Melayu. Jurnal Nusa, 165-180.

1 Like

Menurut saya, teknik leksikostatistik dan glotokronologi harus selalu bersamaan. Hal ini karena, kedua teknik tersebut mempunyai keterkaitan dan digunakan untuk saling melengkapi (Keraf, 1996). Keraf (1996) juga menyatakan bahwa dalam kenyataannya kedua teknik tersebut dipakai secara bersandingan, hal ini karena untuk menghitung umur bahasa dengan teknik glotokronologi harus menggunakan leksikostatistik. Hal ini berlaku pula sebaliknya, dalam mengadakan pengelompokan bahasa dengan teknik leksikostatistik terdapat pula masalah waktu yang mengharuskan menggunakan teknik glotokronologi dalam pengelompokan bahasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, leksikostatistik dan glotokronologi memiliki hubungan yang erat dan saling berkaitan sehingga penerapannya harus dilakukan bersamaan.

Referensi:

Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

1 Like

Menurut pendapat saya penggunaan leksikostatistik dengan glotokronologi harus diterapkan secara bersamaan karena kedua teknik tersebut saling memiliki keterkaitan dalam pengelompokan suatu bahasa. Berdasarkan definisi dari Leksikostatistik merupakan suatu teknik pengelompokan bahasa yang mengutamakan pengerucutan kata-kata (leksikon) (Keraf,1996). Sedangkan Glotokronologi merupakan sebuah teknik pengelompokan yang mengutamakan perhitungan waktu atau usia bahasa-bahasa kerabat (Keraf,1996). Leksikostatistik dan glotokronologi digunakan sebagai sebuah usaha untuk menemukan keterangan-keterangan (data-data) dalam suatu tingkat waktu dalam bahasa guna menentukan usia bahasa dan pengelompokan bahasa-bahasa.

Referensi:

Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

1 Like

Saya berpendapat bahwa penggunaan leksistatistik dan glotokronologi dalam pengelompokan bahasa dapat digunakan secara bersamaan. Hal ini bertujuan agar pengelompokan bahasa dapat mendekati keakuratan dan meminimalisir kesalahan. Semakin lengkap data pendukung suatu bahasa, maka akan semakin akurat dalam menentukan pengelompokkannya. Hal senada juga diutarakan oleh Keraf (1996:122) yang meyatakan bahwa leksikostatistik dan glotokronologi harus digunakan secara bersamaan. Pendapat ini merujuk pada teknik pengelompokan bahasa yang saling berkaitan antara leksikostatistik dan glotokronologi. Kedua teknik itu harus digunakan bersama-sama guna mencapai dan menemukan data-data untuk suatu tingkat waktu yang sedikit tua dlam bahasa dan menentukan bahasa dalam pengelompokan bahasa.

Referensi

Keraf, G. (1984). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

1 Like

Dalam pengelompokan bahasa perlu menggunakan 2 teknik secara bersamaan, yaitu teknik leksikostatistik dan teknik glotokronologi. Hal ini dikarenakan kedua teknik tersebut selalu digunakan secara berdampingan dan tidak dapat dipisahkan. Jika Anda hanya menggunakan satu teknik, Anda tidak dapat mengelompokkan bahasa.
Misalnya, jika kita menghitung usia suatu bahasa dengan menggunakan teknik glotokronologi, kita juga harus menggunakan teknik leksikostatistik.Di sisi lain, jika Anda ingin mengelompokkan bahasa menggunakan metode leksikostatistik, Anda memerlukan teknik glotokronologi, karena ada juga masalah waktu yang mendasari pengelompokan tersebut.
Oleh karena itu, teknik leksikostatistik dan teknik glotokronologi merupakan teknik yang bersama-sama mencari informasi untuk suatu bidang waktu untuk menentukan umur bahasa dan pengelompokan bahasa. Maka lantaran saling berkesinambungan, saat akan mengelompokkan bahasa harus menggabungkan ke 2 teknik tersebut.

Referensi:
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

1 Like

Menurut saya, teknik leksikostatistik dan glotokronologi harus digunakan secara bersamaan dalam penerapannya. Menurut Gorys Keraf (1996) mengingat bahwa dalam kenyataannya kedua istilah itu mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling melengkapi, maka seringkali pula keduanya disamakan saja. Dalam kenyataannya kedua bidang itu selalu dipakai secara bergandengan, karena untuk meghitung usia bahasa dengan teknik glotokronologi harus dipergunakan leksikostatistik. Sebaliknya untuk mengadakan pengelompokan bahasa dengan metode leksikostatistik diperlukan juga metode glotokronologi, yang menjadikan landasan bagi pengelompokan itu. Dengan demikian, yang ingin dicapai dengan teknik ini adalah kepastian mengenai usia bahasa, yaitu mengenai kapan sebuah bahasa muncul dan bagaimana hubungannya dengan bahasa-bahasa kerabat lainnya.

Referensi :
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

1 Like