Alwi, dkk. (2017:103-105) menjelaskan bahwa verba berpreposisi adalah verba taktransitif yang selalu diikuti oleh preposisi tertentu. Terdapat dua hal yang mesti diperhatikan dalam pemakaian verba yang diikuti preposisi. Pertama, orang kerap memakai verba bentuk transitif tetapi juga menyertakan preposisinya sehingga terjadi kesalahan. Kedua, orang sering menghilangkan preposisi pada verba tak transitif yang semestinya diikuti frasa preposisional sehingga timbul kesalahan juga.
Merujuk pada paparan tersebut, menurut kamu, bagaimanakah pemakaian frasa preposisional yang tepat pada kelompok verba tertentu agar mampu menghasilkan fungsi kalimat yang paripurna?
Referensi
Alwi, dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Frasa preposisional ialah frasa yang terdiri dari frasa preposisional sebagai penanda dan
diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya (Ramlan,2005:163). Sementara itu, menurut Chaer (2015:149), frasa preposisional adalah frasa yang berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan di dalam sebuah klausa. Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa frasa preposisional adalah frasa yang diawali preposisi sebagai penanda yang berfungsi merangkai kata dan diikuti frasa atau kata yaitu nomina, verba, bilangan, atau keterangan sebagai petanda. Sebagai contoh frasa preposisional yang terdapat dalam kalimat sederhana di dalam novel Brandsetters adalah frasa preposisional yang berfungsi sebagai subjek, frasa preposisional berfungsi sebagai atribut subjek, frasa preposisional berfungsi sebagai
atribut objek, frasa preposisional berfungsi sebagai komplemen predikator, dan frasa
preposisional berfungsi sebagai adverbia.
Fungsi-fungsi yang terdapat dalam kalimat sederhana yaitu fungsi subjek, predikat, dan adverbia. Pada fungsi predikat, terdapat fungsi predikator dan komplemen yang mana pada fungsi komplemen dapat direalisasikan oleh objek langsung, objek tidak langsung, atribut subjek, atribut objek, objek benefaktif,dan komplemen predikator. Sedangkan Fungsi-fungsi yang ditemukan pada frasa preposisional yaitu fungsi eksternal yang terdiri dari fungsi subjek dan adverbia. Pada fungsi internalnya, terdapat fungsi atribut subjek, atribut objek, dan komplemen predikator.
Referensi:
Chaer, A. (2015). Filsafat Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Ningsih, Santi L. Fungsi dan Kategori Frasa Preposisional pada Kalimat Sederhana dalam Novel Brandsetters Karya Natasha Alessandra (suatu Analisis Sintaksis). Jurnal Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi, vol. 2, no. 2, 2017.
Frasa Preposisional adalah sebuah frasa yang diawali dengan
preposisi dan diakhiri dengan nomina atau pronomina(Ningsih, 2017: 2).
Berdasarkan kutipan diatas, maka dapat dijelaskan bahwa sebuah frasa preposisional merupakan sebuah bentuk kalimat yang di awali dengan preposisi dan diakhiri dengan kata benda atau nomina dan Pronomina.
Jika mengikuti sebuah verba, maka frasa preposisional akan berubah menjadi sebuah verba tak transitif berpreposisi. Berikut adalah contoh kalimat yang memakai preposisi tertentu.
a. Saya cinta pada kamu.
b. Burhan teringat akan kenangan mu.
c. Jeha berangkat dari Korea.
Dalam kalimat diatas, dapat kita jelaskan fungsi dari sebuah preposisi, yaitu :
a. Preposisi ‘pada’ membentuk kalimat baku.
b. Preposisi ‘akan’ menggantikan frasa teringat kan sehingga berubah fungsi menjadi objek.
c. Preposisi ‘dari’ sama halnya dengan ‘ke’, berfungsi sebagai objek.
Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan sebuah preposisi mampu berfungsi menghasilkan kalimat yang paripurna jika penggunaan atau susunan kata dalam kalimat sesuai dengan Sintaksis kalimat. Dengan perpaduan verba dan preposisional, maka muncul sebuah jenis kata yang disebut verba preposisi.
Referensi :
Alwi, Hasan.,dkk. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Cet ke-8. Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.
Ningsih, S.L,. (2017). Fungsi dan kategori Frasa Preposisional pada kalimat sederhana dalam novel Brandsetters karya Natasha Alessandra (Suatu Analisis Sintaksis). Jurnal Skripsi. Sastra Inggris. Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi.
Berdasarkan teori Aarts and Aarts (1982:78), di dalam sebuah kalimat, frasa preposisional dapat berfungsi sebagai:
Frasa Preposisional Sebagai Subjek
Subjek dalam sebuah kalimat dapat direalisasikan oleh frasa preposisional yang biasanya menunjukkan waktu atau tempat.
Contohnya: Setelah tanggal 15 Februari akan membuat saya lebih baik. (Aarts,
hlm.78)
Frasa Preposisional Sebagai Atribut Subjek
Frasa preposisional dapat direalisasikan sebagai fungsi atribut subjek dalam sebuah kalimat.
Contohnya: Harry sangat bersemangat tadinya. (Aarts, hlm.78)
Frasa Peposisional Sebagai Atribut Objek
Frasa preposisional dapat direalisasikan sebagai fungsi atribut objek dalam sebuah kalimat.
Contohnya: Ia mengikat pita menjadi simpul. (Aarts, hlm.78)
Frasa Preposisional Sebagai Pelengkap Predikator
Frasa preposisional dapat direalisasikan sebagai fungsi pelengkap predikator dalam sebuah kalimat.
Contohnya: Adegan itu mengingatkanku akan hari-hariku di angkatan darat.(Aarts, hlm.78)
Frasa Preposisional Sebagai Adverbia
Dalam sebuah kalimat, frasa preposisional dapat direalisasikan sebagai fungsi adverbia.
Contohnya: John sedang mencuci mobilnya tadi. (Aarts, hlm.164)
Daftar pustaka:
Aarts, F and Aarts, J. 1982. English Syntactic Structures. London: Oxford Pergamon
Press. Alessandra, N. 2012. Brandsetters: The Inner Circle Novel, Jakarta: Buah Hati.
Verba adalah kata yang menyatakan perbuatan, dapat dinyatakan dengan modus perintah, dan bervalensi dengan aspek keberlangsungan yang dinyatakan dengan kata ‘lagi’ (Sudaryanto, 1991:6), sedangkan preposisi adalah suatu partikel yang umumnya berada di depan nomina dan menghubungkannya dengan kata lain di dalam sebuah ikatan eksosentris (Kridalaksana, 1985:74).
Bentuk verba yang diikuti preposisi ini dikelompokkan atas dua jenis, yaitu bentuk verba tanafiks + preposisi (Vtaf + Prep) dan bentuk verba berafiks + preposisi (Vbaf+ Prep).
Bagaimanakah pemakaian frasa preposisional yang tepat pada kelompok verba tertentu agar mampu menghasilkan fungsi kalimat yang paripurna? Berikut contoh penggunaan bentuk verba tanafiks preposisi yang tepat:
a. Pilihan tentu jatuhpada kelompok B.
b. Bola itu hampir masukke dalam lubang yang dalam.
Contoh penggunaan bentuk verba afiks preposisi yang tepat:
a. Kerukunan tentu berpengaruhterhadap persatuan bangsa.
b. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia sebagian besar berdomisilidi Solo.
Referensi:
Sudaryanto. (1991). Sosiologinguistik Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Pustaka Widiasarana.
Kridalaksana, Harimurti. (1985). Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat Bahasa.
Menurut Alwi (2008: 288) preposisi juga disebut sebagai kata depan adalah kata yang berada di depan nomina, adjektiva, atau adverbal sehingga terbentuk frasa yang dinamakan frasa preposisional. Menurut Chaer (2015:149), frasa preposisional adalah frasa yang berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan di dalam sebuah klausa, atau dapat disimpulkan bahwa frasa preposisional adalah frasa yang diawali preposisi sebagai penanda yang berfungsi merangkai kata dan diikuti frasa atau kata yaitu nomina, verba, bilangan, atau keterangan sebagai petanda. Maka, pemakaian frasa preposisional yang tepat pada kelompok verb jika frasa preposisional mengikuti verba dan akan berubah menjadi bentuk verba tak transitif.
Referensi
Anisah, H., Siti, U. H., & Sumarlam. (2020). FRASA PREPOSISIONAL DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG BERDARAH KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA. Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra (SEMANTIKS) 2020. Retrieved Maret 2022, from https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks/article/download/44936/28725
Menurut Finoza (2013: 119), frasa preposisional adalah kelompok kata yang terdiri dari preposisi sebagai inti dan diikuti oleh kata atau kelompok kata lain. Menurut Effendi (2015:133-150), makna hubungan yang diungkapkan dengan frasa preposisional bermacam-macam dan makna hubungan yang bermacam-macam sebagai berikut: Makna hubungan tempat, Makna hubungan waktu, Makna hubungan cara-alat-pelaku, Makna hubungan sebab-maksud, dan Makna hubungan lain.
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara pemakaian frasa preposisional yang tepat adalah pertama dengan memperhatikan letak preposisi yang berfungsi sebagai perangkai/penanda, sedangkan jenis kata yang berfungsi sebagai sumbu atau petanda adalah nomina, verba, adjektival, atau adverbial. Kedua adalah dengan memperhatikan makna hubungan kata. Contohnya :
Makna hubungan tempat : dari rumah, ke Bandung, dari kota sampai desa
Makna hubungan waktu : menjelang pagi, sepanjang malam
Makna hubungan cara-alat-pelaku: dengan, tanpa
Makna hubungan sebab-maksud : karena, untuk
Referensi :
Effendi, S. (2015). Tata Bahasa Acuan Bahasa Indonesia. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Finoza, L. (2013). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Ihsan Mulia
Lina, Sisilya Saman, & Agus Syahrani. (2014). Frasa Preposisional dalam Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014. Journal of Equatorial Education and Learning. 6(10).
Menurut Finoza (2013: 119), frasa preposisional adalah kelompok kata yang terdiri dari preposisi sebagai inti dan diikuti
oleh kata atau kelompok kata lain, terutama
nomina. Sementara itu mengutip dari buku Pintar Pidato: Kiat Menjadi Orator Hebat (2020) karya Arif Yosodipuro, frasa verba adalah frasa yang dibentuk dengan menggabungkan kata kerja dan sebagai pengganti kata kerja dalam suatu kalimat. Sehingga untuk membentuk sebuah kalimat yang paripurna frasa preposisi harus disesuaikan dengan struktur sintaksis lainnya seperti termasuk juga verba yang sering kali berperan sebagai predikat. Contoh : Di halaman rumah, Beni dan adiknya sedang bermain bola. Kalimat “beni dan adiknya sedang bermain bola” -nya pada kata adik menunjukan preposisi dengan verba atau kata kerja yakni bermain
Sumber Rujukan :
Finoza, L. (2013). Komposisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Diksi Ihsan
Mulia.
Yosodipuro, A. (2020). Pintar Pidato : Kiat Menjadi Orator Hebat. Jakarta : Gramedia.
Preposisi adalah kata yang terletak di depan kata lain berfungsi untuk menghubungkan atau merangkaikan kata dengan kata atau kata dengan kalimat. Menurut (Azar, 1984:78), preposisi merupakan sebuah kata yang menunjukkan hubungan antara kata-kata lain dalam kalimat. Hubungan tersebut meliputi arah, tempat, waktu, sebab, cara dan jumlah. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa preposisi adalah kata-kata yang bertugas sebagai pembentuk frasa preposisional. Frasa Preposisional adalah sebuah frasa yang diawali dengan preposisi dan diakhiri dengan nomina atau pronomina. Berdasarkan teori Aarts dan Aarts (1982) ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menganalisis struktur kalimat, yaitu analisis fungsi dan kategori. Analisis fungsi untuk menganalisis fungsi yang dimiliki oleh masing-masing konstituen pada struktur kalimat, sedangkan analisis kategori untuk menganalisis kategori dari masing-masing konstituen. Fungsi dalam struktur kalimat dapat dijabarkan menjadi fungsi eksternal yang terdiri dari subjek, predikat, dan adverbia, serta fungsi internal yang terletak pada fungsi predikat yang terdiri dari predikator dan komplemen, yang mana pada komplemennya meliputi objek langsung/direct object (DO), objek tidak langsung/indirect object (IO), objek benefaktif/benevactive object (BO), atribut subjek/subject attribute (SA), atribut objek/object attribute (OA), dan pelengkap predikator/predicator complement (PC). Sementara itu, kategori dalam struktur kalimat dapat berupa frasa nomina/noun phrase (NP), frasa verbal/verb phrase (VP), frasa adverbial/adverb phrase (Adv.P), frasa adjektiva/adjective phrase (Adj.P), dan frasa preposisional/prepositional phrase(Prep.P).
Sumber Rujukan
Aarts, F and Aarts, J. 1982. English Syntactic Structures. London: Oxford Pergamon,
Ningsih, Santi Lestari.2017.Jurnal Fungsi dan Kategori Frasa Preposisional Pada Kalimat Sederhana Dalam Novel Brandsetter. Skripsi.Manado
lstilah “frasa preposisional” dipakai untuk mengacu pada frasa yang salah satu unsurnya, yaitu unsur yang kedua, merupakan preposisi dengan atau tanpa nomina pelengkap. Antara unsur pertama, biasanya verba, dan unsur kedua (preposisi) terdapat kohesi yaitu pertalian yang terasa erat. Walaupun begitu, unsur-unsur frasa preposisional itu dapat dipisahkan melalui transformasi ataupun melalui penyelipan unsur tertentu sebagai pewatas unsur pertama. Oleh karena unsur pertama frasa preposisional tersebut lebih bersifat verba daripada preposisi, maka frasa preposisional itu biasanya dapat disangkal dengan menggunakan kata tidak.
Sebagai contoh berikut:
a. Surat itu saya terima bersama dengan telegrammu.
b. Surat itu saya terima tidak bersamaan dengan telegrammu.
Referensi:
Hans Lapoliwa. 1992. “Frasa Preposisi dalam Bahasa Indonesia”. Jakarta. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.
Menurut Chaer (2015:149), frasa preposisional adalah frasa yang berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan di dalam sebuah klausa. Sementara itu, frasa preposisional ialah frasa yang terdiri dari frasa preposisional sebagai penanda dan diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya (Ramlan, 2005:163). Untuk itu, dapat dikatakan bahwa frasa preposisional merupakan frasa yang diawali preposisi yang berfungsi sebagai penanda untukmerangkai kata dan diikuti frasa atau kata yaitu nomina, verba, bilangan, atau keterangan sebagai petanda.
Jika sebuh frasa mengikuti verba, maka verba tersebut akan menjadi verba tak transitif, contoh: *Harga bergantung pada cuaca. Pada contoh tersebut, kata pada yang mengikuti verba berfungsi sebagai penjelas, dan menjadi sebuah frasa preposisional.
Kesimpulannya adalah frasa preposisi dapat digunakan untuk membentuk kalimat yang paripurna apabila digunakan sesuai dengan kaidah bahasa dan sintaksisnya.
Referensi:
Chaer, A. (2015). Filsafat Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Ramlan. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono
Chaer (2015:149) mengungkapkan bahwa frasa preposisional adalah frasa yang berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan di dalam sebuah klausa. Frasa preposisional berbentuk kalimat yang diawali dengan preposisi dan diakhiri dengan kata nomina dan proporsional dapat berubah menjadi verba tak transitif berpreposisi.
Contoh:
Bintang berangkat dari Jakarta.
Fungsi kata “dari” sama dengan kata “ke” sebagai objek.
Saya benci pada kamu.
Fungsi kata “pada” untuk membentuk kalimat baku.
Dengan demikian, suatu preposisi dapat menghasilkan kalimat yang paripurna apabila menggunakan susunan kata yang sudah sesuai dengan sintaksis kalimat.
Referensi:
Chaer, A. (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Frasa preposisional ialah frasa yang terdiri dari frasa preposisional sebagai penanda dan diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya (Ramlan, 2005:163). Sementara itu, menurut Chaer (2015:149), frasa preposisional adalah frasa yang berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan di dalam sebuah klausa.
Berdasarkan pengertian ahli di atas, frasa preposisional adalah frasa yang diawali preposisi sebagai penanda yang berfungsi merangkai kata dan diikuti frasa atau kata yaitu nomina, verba, bilangan, atau keterangan
sebagai petanda.
Frasa preposisional akan berubah menjadi verba tak transitif berpreposisi jika mengikuti sebuah verba. Preposisi dapat menghasilkan kalimat yang paripurna jika susunan kalimat sesuai dengan sintaksis kalimat.
Referensi :
Alwi, Hasan.,dkk. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Cet ke-8. Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.
Hanif, Anisah.,dkk FRASA PREPOSISIONAL DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN
CINTA YANG BERDARAH KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA, JURNAL UNS 2020.
Frasa adalah sekelompok kata yang memiliki fungsi sebagai satuan dalam sebuah kalimat. Dalam frasa, kata-kata dapat dikelompokkan bersama tetapi tanpa membubuhi subjek atau kata kerja. Richard et al (1985:39) mendefinisikan frasa sebagai sekelompok kata yang membentuk satuan gramatikal.
Preposisi adalah kata yang terletak di depan kata lain berfungsi untuk menghubungkan atau merangkaikan kata dengan kata atau kata dengan kalimat. Menurut (Azar, 1984:78), preposisi merupakan sebuah kata yang menunjukkan hubungan antara kata-kata lain dalam kalimat. Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa frasa preposisional adalah sebuah frasa yang diawali dengan
preposisi dan diakhiri dengan nomina atau pronomina.
Frasa preposisional ialah frasa yang terdiri dari frasa preposisional sebagai penanda dan diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya (Ramlan, 2005:163). Sementara itu, menurut Chaer (2015:149), frasa preposisional adalah frasa yang berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan di dalam sebuah klausa.
Keraf (1991:179) menyatakan frasa preposisional adalah konstruksi itu berada di bawah pengaruh sebuah preposisi sebagai direktornya. Simanjuntak (2008:49) menegaskan bahwa frasa yang diawali preposisi sebagai penanda dan diikuti frasa atau kata nomina, verba, bilangan, atau keterangan sebagai petanda. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa frasa preposisional adalah frasa yang diawali preposisi sebagai penanda yang berfungsi merangkai kata dan diikuti frasa atau kata yaitu nomina, verba, bilangan, atau keterangan sebagai petanda.
Menurut Alwi dkk (2014:294-297), bentuk frasa preposisional terdiri atas dua macam bentuk sebagai berikut: (1) Frasa preposisional tunggal (2)
Frasa preposisional majemuk.
Menurut Effendi (2015:133-150), makna hubungan yang diungkapkan dengan frasa
preposisional bermacam-macam dan makna
hubungan yang bermacam-macam sebagai
berikut: (1) Makna hubungan tempat, (2) Makna hubungan waktu, (3) Makna hubungan cara-alat-pelaku, (4) Makna hubungan sebab-maksud, dan (5) Makna hubungan lain.
Pemakaian frasa preposisional dapat menghasilkan fungsi kalimat yang paripurna apabila susunan kata dalam kalimat tersebut sesuai dengan struktur sintaksis.
Referensi : Lina, Sisilya Saman, & Agus Syahrani. (2014). Frasa Preposisional dalam Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014. Journal of Equatorial Education and Learning. 6(10).
Ramlan (2008: 66) menjelaskan bahwa dalam sebuah kalimat, preposisi berfungsi menandai pertalian semantik antara kata atau frasa yang mengikutinya dengan unsur lain dalam kalimat itu juga.
Berdasarkan pendapat Ramlan di atas, menurut saya penggunaan preposisi yang tepat salah satunya sebagai pertalian semantik antara kata atau frasa yang mengikutinya dengan unsur lain.
Misalnya kata dari menandai pertalian semantik ’asal’ yang berkaitan dengan tempat atau bahan.
Contoh:
(1) Ia baru saja datang dari Jakarta.
(2) Beras itu baru didatangkan dari Delanggu.
Referensi:
Nusarini. (2017). Preposisi dalam Bahasa Indonesia: Tinjauan Bentuk dan Peran Semantisnya. CARAKA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan, Kesastraan, dan Pemelajarannya. 4(1): 23.
Ramlan, M. (2008). Kalimat, Konjungsi, dan Preposisi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Richard et al dalam Ningsih (2017:2) mendefinisikan frasa sebagai sekelompok kata yang membentuk satuan gramatikal. Frasa tidak mengandung kata kerja finit dan tidak memiliki struktur subjek dan predikat. Kemudian, Azar dalam Ningsih (2017:2), mengatakan bahwa preposisi merupakan sebuah kata yang menunjukkan hubungan antara kata-kata lain dalam kalimat. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa frasa preposisional adalah sebuah frasa yang diawali dengan
preposisi dan diakhiri dengan nomina atau pronomina. Menurut teori Aarts and Aarts (1982), struktur internal frasa preposisional
ditentukan oleh dua fungsi, yaitu preposisional (prepositional) dan komplemen preposisional (prepositional complement). Preposisional merupakan fungsi yang wajib ada dalam struktur frasa preposisional. Dalam hal ini, preposisi frasa preposisional selalu diisi oleh
preposisi yang merupakan kategori dari preposisional itu sendiri. Selanjutnya, dalam frasa preposisional, komplemen preposisional muncul setelah preposisional. Berdasar pada teori Aarts and Aarts (1982:78), frasa preposisional dapat berfungsi sebagai: subjek, atribut subjek, atribut objek, pelengkap predikator, dan adverbia.
Sementara itu, Chaer (2015:149) mengatakan bahwa frasa preposisional adalah frasa yang berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan di dalam sebuah klausa. Frasa preposisional berbentuk kalimat yang diawali dengan preposisi dan diakhiri dengan kata nomina kemufian frasa proporsional dapat berubah menjadi verba tak transitif berpreposisi. Oleh karena itu, frasa preposisional dapat menghasilkan kalimat yang paripurna jika susunan kalimat sesuai dengan sintaksis kalimat.
Refrensi:
Aarts, F and Aarts, J. 1982. English Syntactic Structures. London: Oxford Pergamon
Press.
Chaer, A. (2015). Filsafat Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Ningsih, Santi L. Fungsi dan Kategori Frasa Preposisional pada Kalimat Sederhana dalam Novel Brandsetters Karya Natasha Alessandra (suatu Analisis Sintaksis). Jurnal Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi, vol. 2, no. 2, 2017.
Frasa preposisional ialah frasa yang terdiri dari frasa preposisional sebagai penanda dan diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya (Ramlan, 2005:163). Sementara menurut Chaer (2015:149), frasa preposisional adalah frasa yang berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan di dalam sebuah klausa. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat kita ketahui bahwa frasa preposisional adalah frasa yang diawali dengan proposisi sebagai penanda yang berguna untuk merangkai kata dan diikuti frasa atau kata yakni nomina, verba, bilangan, dan keterangan sebagai petanda. Maka, untuk menggunakan frasa preposisional yang tepat dan paripurna adalah harus diawali dengan frasa preposisi sebagai penanda dan juga memperhatikan struktur sintaksisnya.
Contoh:
“Anton sedang mencuci motornya tadi.”
“Dewi sangat bersemangat tadinya”
Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa untuk membentuk frasa proposional yang paripurna dan tepat adalah dengan memperhatikan tata letak preposisi yang berfungsi sebagai sebuah penanda.
Referensi
Chaer, A. (2015). Filsafat Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Ramlan. (2005). Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono
Chaer (dalam Hanif dkk, 2020:138) mengungkapkan bahwa frasa preposisional adalah frasa yang berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan di dalam sebuah klausa. Ramlan (dalam Hanif dkk, 2020:138) juga mengungkap bahwa frasa preposisional ialah frasa yang terdiri dari frasa preposisional sebagai penanda dan diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya. Oleh karenanya, frasa preposional merupakan frasa yang diawali oleh preposisi yang diikuti oleh nomina, verba, bahkan keterangan. Preposisi dalam frasa preposisional berfungsi sebagai penanda untuk merangkai kata.
Dalam bahasa Indonesia, frasa preposisional diperlukan oleh verba taktransitif yang fungsinya sebagai pelengkap. Berbeda dengan keterangan, letak frasa preposisional tidak dapat dipindah-pindahkan letaknya. Umumnya, preposisi yang mengawali pelengkap bersifat tetap.
Di dalam kalimat, Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan frasa preposisional dalam pemakaian verba.
Pemakaian verba transitif yang diikuti dengan preposisisnya sehingga menimbulkan kesalahan.
Contoh:
Dia belum membicarakan tentang usul Anda
Kalimat yang benar seharusnya:
Dia belum membicarakan usul Anda
Dia belum berbicara tentang usul Anda
Dalam bahasa tidak baku, penggunaan preposisi sering dihilangkan pada verba taktransitif yang seharusnya diikuti dengan preposisi.
Contoh:
Ibu bertemu Andi
Kalimat yang benar seharusnya:
Ibu bertemu dengan Andi
Oleh karena itu, untuk membentuk kalimat yang paripurna, penggunaan frasa preposisional dalam verba harus diperhatikan. Penggunaan verba taktransitif perlu diikuti oleh frasa preposisional yang berfungsi sebagai pelengkap agar kalimat menjadi benar. Sebaliknya, verba transitif tidak perlu diikuti dengan preposisi agar tidak terjadi kesalahan kalimat.
Referensi:
Moeliono, Anton M. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Hanif, Anisah, Siti U. H., & Sumarlam. (2020). Frasa Preposisional dalam Kumpulan Cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah Karya Seno Gumira Ajidarma. Jural Mahakarya, 1(1), 138-145.
Frasa preposisional adalah frasa yang terdiri dari frasa preposisional sebagai penanda dan diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya (Ramlan, 2005: 163).
Sedangkan Hanif dkk (2020: 139) berpendapat bahwa frasa preposisional adalah frasa yang diawali preposisi sebagai penanda yang berfungsi merangkai kata dan diikuti frasa atau kata yaitu nomina, verba, bilangan, atau keterangan sebagai petanda.
Menurut (Azar, 1984: 78), preposisi merupakan sebuah kata yang menunjukkan hubungan antara kata-kata lain dalam kalimat. Hubungan tersebut meliputi arah, tempat, waktu, sebab, cara dan jumlah.
Frasa preposisi umumnya diawali dengan kata nomina dan diikuti oleh kata depan seperti di, ke, untuk, oleh, menjadi, dan lain-lain. Penggunaan frasa preposisi yang benar adalah dengan meletakan preposisi sebagai penanda dan diikuti oleh frasa atau kata yang berupa nomina, verba, bilangan, atau keterangan serta menggunakan ferba preposisi sesuai kaidah bahasa dan sistaksisnya.
Daftar Pustaka:
Hanif dkk. 2020. FRASA PREPOSISIONAL DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN
CINTA YANG BERDARAH KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA. Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra (SEMANTIKS) 2020. 138-145.
Ramlan. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.
Schramper Azar. 1983. Undersatanding and Using English Grammar. New York:
Prentice Hall. Inc.