Pemakaian Frasa Preposisional pada Kelompok Verba

Richard et al dalam Ningsih (2017: 2) mengatakan bahwa frasa adalah sekelompok kata yang membentuk satuan gramatikal. Kemudian Azar dalam Ningsih (2017: 2), mengatakan bahwa preposisi merupakan sebuah kata yang menunjukkan hubungan antara kata-kata lain dalam kalimat.
Merujuk pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa frasa preposisional adalah sebuah frasa yang diawali dengan preposisi dan diakhiri dengan nomina atau pronomina (Ningsih, 2017: 2). Sedangkan menurut Arif Yosodipuro (2020), mendefinisikan bahwa frasa verba adalah frasa yang dibentuk dengan menggabungkan kata kerja atau sebagai pengganti kata kerja dalam suatu kalimat.
Perhatikan contoh dibawah ini.
Di taman bunga, Risa dan kakaknya sedang menyiram tanaman.
Kata ā€œnyaā€ pada kata kakak menunjukan preposisi dengan verba atau kata kerja yakni menyiram.

Dengan demikian, suatu preposisi dapat menghasilkan kalimat yang paripurna apabila menggunakan susunan kata yang sesuai dengan sintaksis kalimatnya, seperti verba yang sering kali berperan sebagai predikat.

Referensi :
Ningsih, S. L. (2017). Fungsi dan Kategori Frasa Preposisional pada Kalimat Sederhana dalam Novel Brandsetters Karya Natasha Alessandra (suatu Analisis Sintaksis). Jurnal Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi, 2, (2).

Yosodipuro, A. (2020). Pintar Pidato : Kiat Menjadi Orator Hebat. Jakarta : Gramedia.

(Khasanah 2020: 34 )Frasa preposisi secara sintaksis menunjukan hubungan makna antara preposisi dan kelas kata yang berada dibelakangnya, seperti nomina, adjektiva, maupun adverbial.
(Hanif A., dkk 2020:139) frasa preposisional adalah frasa yang diawali preposisi sebagai penanda yang berfungsi merangkai kata dan diikuti frasa atau kata yaitu nomina, verba, bilangan, atau keterangan sebagai petanda.
Maka kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan diatas yaitu pemakaian frasa preposisional yang tepat dalam sebuah kalimat jika memerhatikan letak preposisi yang berguna sebagai keterangan sebagai petanda, ataupun sebagai makna nomina, adjektiva, maupun adverbial yang nantinya dapat membentuk sebuah kalimat yang sesuai.

Daftar Pustaka:

Hanif A., dkk. (2020). Frasa Preposisional Dalam Kumpulan Novel Senja dan Cinta yang Berdarah Karya Seno Gumira Ajidarma. Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra (SEMANTIKS). ISBN: 978-623-94874-0-9.
Khasanah N. (2020). Frasa Preposisi Bahasa Kedang: Analisi X-Bar. Jurnal Skripta. 6 (1).

Frasa menurut Kentjono (1990) mendefinisikan frasa sebagai satuan gramatikal yang tergabung dari dua kata atau lebih dari dua kata tersebut tidak bercirikan klausa yang mana pada umumnya menjadi pembentuk dalam klausa.
Dapat disimpulkan frasa preposisional adalah frasa yang memiliki preposisi atau adanya kata depan sebagai petunjuk atau unsur penjelas yang diikuti oleh kata atau kelompok kata, yang bukan merupakan klausa, yang berdiri sebagai penanda. Contohnya: dari sana, di sekolah, ke arah timur, kepada guru, yang terhormat, dan lain-lain.

Contoh pemakaian kalimat:
a. Vita tidak ada di kampus.
b. Devi sedang pergi ke kantor.
c. Menurut saya, Bu Sari tidak akan datang.

Menurut H. Lapoliwa (1992:5-10) Kata-kata di, ke, dan menurut pada contoh itu merupakan preposisi, sedangkan ā€œkampusā€ dan ā€œkantorā€ termasuk nomina, dan frasa ā€œmenurut sayaā€ termasuk nominal, yaitu kata adjektiva yang berfungsi sebagai nomina (oleh penambahan saya). Kalau diperhatikan lebih jauh frasa preposisi dalam bahasa Indonesia, maka akan tampak bahwa tidak selamanya kata yang menjadi objek preposisi itu termasuk nomina atau nominal.

Kelompok kata seperti: di, ke, pada (preposisi), dan, atau, tetapi, (konjungsi) tidak pernah dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, atau objek dalam kalimat tanpa kehadiran kata dari kategori lain sebagai pelengkapnya. Preposisi bersama-sama dengan pelengkapnya membentuk frasa preposisi.

Referensi:
Lapoliwa, Hans. (1992). Frasa Preposisi dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam suatu kalimat, frasa menduduki jabatan/fungsi tertentu. Namun, frasa tidak dapat membentuk suatu kalimat karena frasa tidak memiliki predikat. Berdasarkan jenisnya, frasa dibagi menjadi 6, yaitu frasa preposisional, frasa verbal, frasa adjectiva, frasa adverbial, frasa nominal, dan frasa numeralia. Frasa preposisional digunakan sebagai penanda yang diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya (Ramlan, 2005:163). Di sini, kategori kata yang menjadi penekanan pada frasa preposisional adalah kata depan seperti di, ke, untuk, dan sebagainya. Kata depan tersebut berfungsi sebagai indikator yang kemudian diikuti kata atau kelompok kata. Kelompok kata tersebut dapat menduduki posisi subjek, predikat, objek, maupun keterangan. Dalam predikat, biasanya kelompok kata diisi oleh verba. Verba ini bisa diikuti oleh preposisi. Verba tersebut berfungsi sebagai poros dan preposisi berfungsi sebagai direktor. Apabila hal tersebut dipenuhi, frasa preposisional pada verba dapat berterima dan maknanya dapat diketahui dengan jelas.
Contoh:
*Luke telah(preposisi) menyelesaikan(verba)
tugas itu.
*Budi sedang(preposisi) bermain(verba) bola.

Berdasarkan contoh dan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pemakaian preposisi pada predikat harus berada di depan verba. Jika preposisi berada di belakang verba, kalimat tersebut menjadi tidak berterima.

Referensi:

M, Ramlan. (2005). Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta : CV Karyono.

Frasa preposisional adalah sebagai penanda diikuti oleh kata/frasa nomina, adjektiva, verbal, bilangan atau keterangan sebagai petandanya. Frasa depan ialah frasa yang ditandai oleh kata depan atau preposisi, seperti di, ke, dan dari. Frasa depan yang ditandai oleh kata-kata seperti itu pada umumnya memiliki fungsi sebagai keterangan tempat baik tempat berada, asal, maupun tujuan. Frasa depan atau frasa preposisional ini seluruh komponennya tidak berperilaku sintaksis yang sama dengan komponen-komponen, baik dengan posisinya maupun sumbunya (Achmad, 2012: 51).

Referensi:
Achmad H. P. (2012). Sintaksis Bahasa Indonesia. Tangerang: Pustaka Mandiri.

Ningsih (2017:2) mengartikan frasa preposisional sebagai frasa yang didahului preposisi dan diakhiri dengan nomina atau pronomina. Dari sini, kita dapat mengetahui bahwa preposisi tidak bisa berdiri sendiri tanpa kata atau frasa lain yang menyertainya (Suhardi, 2005:272). Frasa preposisional dapat disandingkan dengan kelompok verba tertentu, tetapi ada hal yang harus diperhatikan supaya penggunaan frasa preposisional dalam kelompok verba dapat menghasilkan fungsi kalimat yang paripurna, yaitu verba berpreposisi (Suhardi, 2005:276). Verba berpreposisi adalah verba yang diikuti preposisi.

Bentuk verba Berpreposisi:
a. Bentuk Verba Tanafiks + Preposisi
Adalah verba tak berafiks yang diikuti preposisi.
Contoh:
Pencuri itu lari ke arah pintu keluar. Kata ā€œlariā€ merupakan verba tanafiks, dan ā€œke arah pintu keluarā€ merupakan frasa preposisional yang mengikuti verba.
b. Bentuk Verba Berafiks + Preposisi
Adalah verba yang diberi afiks (imbuhan) dan diikuti preposisi.
Contoh:
Ia hanya bisa menangis di sudut ruangan. Verba berafiks dalam kalimat tersebut ditunjukkan pada kata ā€œmenangisā€ yang berasal dari (meN-) + tangis. Frasa preposisionalnya, yaitu ā€œdi sudut ruanganā€.

Kehadiran preposisi yang membentuk frasa preposisional dalam kalimat di atas hukumnya wajib. Karena apabila preposisi dihilangkan, maka kalimatnya menjadi tidak berterima. Contohnya, pada kalimat ā€œpencuri itu lari ke arah pintu keluarā€ preposisinya jika dihilangkan menjadi ā€œpencuri itu lari arah pintu keluarā€. Terdengar tidak nyambung, bukan?

Jadi, supaya frasa preposisional dalam kelompok verba dapat menghasilkan fungsi kalimat yang paripurna, kita harus mengetahui fungsi verba, preposisi, dan nomina yang menyertainya.

Referensi:
Ningsih, Santi L. (2017). Fungsi dan Kategori Frasa Preposisional pada Kalimat Sederhana dalam Novel Brandsetters Karya Natasha Alessandra (Suatu Analisis Sintaksis). Jurnal Skripsi Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi, 2(2), 1ā€“19.
Suhardi. (2005). Verba Berpreposisi dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Diksi, 12(2), 267ā€“293.

Frasa preposisional ialah frasa yang terdiri dari frasa preposisional sebagai penanda dan diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya (Ramlan, 2005:163). Sementara itu, menurut Chaer (2015:149), frasa preposisional adalah frasa yang berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan di dalam sebuah klausa.
Dengan demikian, bahwa frasa preposisional adalah frasa yang dimulai dengan preposisi sebagai penanda yang berfungsi merangkai kata dan diikuti frasa atau kata yaitu nomina, verba, bilangan, atau keterangan sebagai petanda.
Contohnya :

  1. ā€œDalam rangka memperingatiā€ HUT RI ke-72, sejumlah pemuda dilibatkan menjadi panitia pelaksana.
  2. ā€œAkan tetapiā€, kami tidak setuju pendapat Anda.
    3." Atas perhatiannya," kami ucapkan terima kasih.

Jadi, Frasa Preposisional bisa digunakan untuk membentuk suatu kalimat yang sempurna apabila digunakan dengan sesuai kaidah.

Referensi
FRASA PREPOSISIONAL DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG BERDARAH KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA
https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks

Verba adalah salah satu kategori kata yang mengisi P pada kalimat verbal (Suhardi,2005). Sedangkan dalam BI istilah preposisi disebut pula kata depan karena secara sintaktis, preposisi selalu digunakan sebelum/di depan kata atau frasa lain yang biasanya berkategori nomina, adjektiva, atau adverbia (Suhardi, 2005). Dengan demikian, verba yang diikuti preposisi dikategorikan dalam dua jenis, yaitu bentuk verba tanafiks + preposisi dan verba tanafiks + preposisi. Contoh dalam pemakaiannya adalah sebagai berikut.
a. Beberapa atlet datang dari luar negeri. (VTaf + Prep)
b. Desa itu telah berkembang menjadi desa yang swasembada. (VBaf + Prep)

Referensi:
Suhardi. (2005). Verba Berpreposisi dalam Bahasa Indonesia. DIKSI, 12(2).

Menurut Alwi preposisi yang mengawali pelengkap itu umumnya bersifat tetap. Preposisi tentang, dengan, dan pada dalam kalimat berikut menjadi penanda tetap pelengkap verba berbicara, sesuai dan bergantung (2017: 103). Paduan verba dan preposisi itu bersifat khas karena teradat sehingga tidak ada alasan bernalar mengapa orang menggunakan paduan tersebut (2017: 104).

Referensi:

Alwi, Hasan dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi ke-4. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Frasa adalah sekelompok kata yang memiliki fungsi sebagai satuan dalam sebuah kalimat. Dalam frasa, kata-kata dapat dikelompokkan bersama tetapi tanpa membubuhi subjek atau kata kerja. Richard et al (1985:39) mendefinisikan frasa sebagai sekelompok kata yang membentuk satuan gramatikal. Frasa tidak mengandung kata kerja finit dan tidak memiliki struktur subjek dan predikat.
Preposisi adalah kata yang terletak di depan kata lain berfungsi untuk menghubungkan atau merangkaikan kata dengan kata atau kata dengan kalimat. Menurut (Azar, 1984:78), preposisi merupakan sebuah kata yang menunjukkan hubungan antara kata-kata lain dalam kalimat. Hubungan tersebut meliputi arah, tempat, waktu, sebab, cara dan jumlah. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa preposisi adalah kata-kata yang bertugas sebagai pembentuk frasa preposisional. Frasa Preposisional adalah sebuah frasa yang diawali dengan preposisi dan diakhiri dengan nomina atau pronomina.

Fungsi-fungsi yang terdapat dalam kalimat sederhana yaitu fungsi subjek, predikat, dan adverbia. Pada fungsi predikat, terdapat fungsi predikator dan komplemen yang mana pada fungsi komplemen dapat direalisasikan oleh objek langsung (DO), objek tidak langsung (IO), atribut subjek (SA), atribut objek (OA), objek benefaktif (BO), dan komplemen predikator (PC). Sedangkan Fungsi-fungsi yang ditemukan pada frasa preposisional yaitu fungsi eksternal yang terdiri dari fungsi subjek dan adverbia. Pada fungsi internalnya, terdapat fungsi atribut subjek (SA), atribut objek (OA), dan komplemen predikator (PC).
Adapun kategori-kategori yang ditemukan dalam kalimat sederhana yaitu frasa nomina (NP), frasa adverbia (Adv.P), frasa verbal (VP), frasa adjektiva (Adj.P), dan frasa preposisional (Prep.P). Sedangkan kategori-kategori yang ditemukan dalam frasa preposisional yaitu preposisi yang melekat pada preposisional dan frasa nomina yang melekat pada komplemen preposisional. Adapun struktur internal frasa nomina yang melekat pada komplemen preposisional ditemukan dalam analisis ini yaitu penentu depan/Cent.Det, pewatas depan/Pre.Mod, pewatas belakang/Post.Mod, dan inti/Head.

Referensi :

Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik Edisi V. Yogyakarta:
Bumi Aksara.

Frasa preposisional ialah frasa yang terdiri dari frasa preposisional sebagai penanda dan diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya (Ramlan, 2005:163). Sementara itu, menurut Chaer (2015:149), frasa preposisional adalah frasa yang berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan di dalam sebuah klausa.
lstilah ā€œfrasa preposisionalā€ dipakai untuk mengacu pada frasa yang salah satu unsurnya, yaitu unsur yang kedua, merupakan preposisi dengan atau tanpa nomina pelengkap. Antara unsur pertama, biasanya verba, dan unsur kedua (preposisi) terdapat kohesi yaitu pertalian yang terasa erat. Walaupun begitu, unsur-unsur frasa preposisional itu dapat dipisahkan melalui transformasi ataupun melalui penyelipan unsur tertentu sebagai pewatas unsur pertama. Oleh karena unsur pertama frasa preposisional tersebut lebih bersifat verba daripada preposisi, maka frasa preposisional itu biasanya dapat disangkal dengan menggunakankata tidak. (Preposisi biasanya di sangkal dengan menggunakan kata bukan.) Jadi, bentuk bersama- an dengan, bertalian dengan, dan berhubungan dengan tidak dikategorikan sebagai preposisi gabungan, melainkan sebagai frasa preposisional karena unsur-unsur frasa ini dapat dipisahkan atau disangkal dengan menggunakan kata tidak. Contohnya
i. Surat itu saya terima bersama dengan telegrammu.
ii. Surat dan telegrammu saya terima bersamaan.
iii. Surat itu saya terima tidak bersamaan dengan telegrammu.

Referensi
Anisah, H., Siti, U. H., & Sumarlam. (2020). FRASA PREPOSISIONAL DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG BERDARAH KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA. Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra (SEMANTIKS) 2020. Retrieved Maret 2022, from https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks/article/download/44936/28725
Lapoliwa, Hans. (1992). Frasa Preposisi dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan