Objek Kajian Sintaksis

c809e54d-ee1a-4c83-9b6a-7e8d82beaec3
Sumber: https://images.app.goo.gl/QrPkNmh4owveha1v9

Assalamualaikum Wr.Wb
Hai sobat mijil ! apakah kalian tahu apa itu sintaksis?

Kridalaksana (2001:199) menjelaskan sintaksis sebagai cabang linguistik yang memelajari pengaturan dan hubungan antara kata dan kata, atau antara kata dan satuan-satuan yang lebih besar, atau antarsatuan yang lebih besar itu di dalam bahasa. Artinya, sintaksis itu ialah cabang ilmu bahasa yang mempelajari bagaimana pengaturan dan hubungan kata-kata dalam membentuk frase, klausa, dan kalimat.

Jauh sebelumnya, Ramlan (1981) memaknai sintaksis sebagai cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Definisi itu menggambarkan bahwa wacana, kalimat, klausa, dan frase merupakan bentuk atau satuan bahasa yang di dalamnya terdapat seluk-beluk yang perlu dibicarakan atau dikaji. Dengan kata lain, di dalam bentuk atau satuan bahasa itu terdapat unsur dan hubungan antarunsur yang bisa digali dalam perspektif sintaksis. Dengan demikian, sebenarnya apa dan bagaimana sih objek kajian sintaksis itu?

Wassalamualaikum Wr.Wb

5 Likes

Andoyo Sastromiharjo, Karna Yudibrata, dan Kholid A. Harras (1997:22) berpendapat bahwa sintaksis merupakan salah satu cabang dari linguistik yang mempelajari mengenai cara kata-kata digabungkan sehingga dapat membentuk kalimat-kalimat dan frasa atau klausa. Kemudian, Ramlan (2005:18) menyatakan bahwa sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membahas mengenai seluk-beluk wacana, kalimat, klausa dan frase.
Dari pendapat-pendapat ahli diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa objek kajian dari sintaksis yaitu kalimat, klausa, dan frasa. Hal ini dibuktikan pula sebab sintaksis mempelajari tata hubungan kata dengan kata lain dalam membentuk struktur yang lebih besar, yaitu frasa, klausa, dan kalimat.

Referensi
Noortyani. R. 2017. Buku ajar sintaksis. Yogyakarta: Penebar Pustaka Media

Zulhairi (2017) menuliskan Menurut Ramlan dan Matthews bahwa sintaksis merupakan disiplin ilmu linguistik yang membahas tentang seluk beluk wacana, kalimat, frasa, dan klausa. Klausa dan kalimat memiliki kesamaan, namun klausa tidak pernah diakhiri dengan tanda
tanya ataupun intonasi. Jadi, terdapat perbedaan yang cukup jelas antara kata, frasa, dan klausa atau kalimat.

Verhaar,(2012:162) “Frasa juga dapat berdiri sendiri dan
memilikii makna.”

Verhaar,(2012:162). “Klausa
merupakan satuan bahasa yang memiliki satu verba, namun juga disertai satu atau lebih konstituen yang memiliki hubungan secara sintaksis Sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa yang digunakan untuk menyelidiki bahasa. Ilmu ini
digunakan untuk menyelidiki struktur kalimat dan kaidah susunan kalimat.”

Oleh karena itu menurut Suhardi,(2005:11)., “sintaksis sering dikatakan sebagi ilmu tata kalimat”

referensi :
Sholekha, I., & Mulyono, M. PENGGUNAAN KALIMAT AKTIF DAN PASIF PADA NOVEL" RINDU" OLEH TERE LIYE KAJIAN SINTAKSIS.

A. Chaer (2015:19) mengemukakan bahwa sintaksis menguraikan atau menganalisis sebuah satuan bahasa yang di mana dianggap “paling besar” yaitu kalimat kemudian diuraikan atas klausa-klausa yang membentuk kalimat tersebut. Lalu klausa diuraikan atas frasa-frasa yang membentuk klausa tersebut; dan frasa diuraikan atas kata-kata yang membentuk frasa itu.

Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa objek kajian sintaksis berupa kalimat, frasa dan klausa dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Kalimat
(Suhardi, 2005 : 11) mengemukakan bahwa Sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa
yang digunakan untuk menyelidiki bahasa. Ilmu ini digunakan untuk menyelidiki struktur kalimat dan kaidah susunan kalimat. Oleh karena itu, sintaksis sering dikatakan sebagi ilmu tata kalimat.
2. Frasa
(Verhaar, 2012:162) mengemukakan bahwa frasa dapat berdiri sendiri dan memiliki makna
3. Klausa
(Verhaar, 2012:162) menyatakan bahwa klausa merupakan satuan bahasa yang memiliki satu verba, namun juga disertai satu atau lebih konstituen yang memiliki hubungan secara sintaksis.

Referensi :
Tarmini, W., & Sulistyawati, R. (2013). Sintaksis Bahasa Indonesia.

Sholekha, I., & Mulyono, M. PENGGUNAAN KALIMAT AKTIF DAN PASIF PADA NOVEL" RINDU" OLEH TERE LIYE KAJIAN SINTAKSIS.

Menurut Chaer (1994:206), sintaksis adalah ilmu yang membicarakan kata dalam hubungan dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Gani (2019) bahwa sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya mengkaji tentang kata dan kelompok kata yang membentuk frasa, klausa, dan kalimat.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa sintaksis merupakan cabang linguistik yang mengkaji konstruksi-konstruksi kebahasaan yang bermodalkan kata. Modal terkecil pembangun konstruksi yang menjadi objek kajian sintaksis adalah kata.

Berdasarkan hal tersebut ruang lingkup kajian sintaksis dapat dibedakan menjadi tiga, antara lain:

  1. Frasa
    Frasa adalah suatu kelompok kata yang terdiri atas dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan yang tidak melampui batas subjek dan batas predikat. Contohnya pada satuan bahasa bayi sehat, pisang goreng, baru datang, dan sedang membaca adalah frasa karena satuan bahasa itu tidak membentuk hubungan subjek dan predikat.

  2. Klausa
    Klausa adalah sebuah konstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung unsur predikatif. Klausa berpotensi menjadi kalimat. Manaf (2009) menjelaskan bahwa yang membedakan klausa dan kalimat adalah intonasi final di akhir satuan bahasa itu. Kalimat diakhiri dengan intonasi final, sedangkan klausa tidak diakhiri intonasi final. Intonasi final itu dapat berupa intonasi berita, tanya, perintah, dan kagum.

  3. Kalimat
    Kalimat adalah suatu bentuk linguistik yang terdiri atas komponen kata-kata, frase, atau klausa. Jika dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Menurut bentuknya, kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal serta kalimat majemuk. Sedangkan Manaf (2009), membedakan kalimat menjadi dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa objek kajian sintaksis adalah kata, sintaksis juga memiliki ruang lingkup kajian yang dibagi menjadi tiga yaitu frasa, klausa, dan kalimat.

Referensi:

Gani, S. (2019). Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa (Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Dan Semantik). A Jamiy: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 7(1), 1-20.

Arifatun, N. (2012). Kesalahan penerjemahan teks bahasa Indonesia ke bahasa Arab melalui Google Translate (Studi analisis sintaksis). Lisanul Arab: Journal of Arabic Learning and Teaching, 1(1).

Objek kajian sintaksis menurut Abdul Chaer (2012:206) yaitu (1) struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis; serta alat-alat yang digunakan dalam membangun struktur itu; (2) satuan-satuan sintaksis yang berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana; (3) hal-hal lain yang berkenaan dengan sintaksis, seperti masalah modus, aspek, dan sebagainya.

  1. Struktur Sintaksis
    Struktur sintaksis mencakup fungsi sintaksis, kategori sintaksis, dan peran sintaksis. Fungsi sintaksis menggunakan peristilahan berupa subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kategori sintaksis menggunakan peristilahan berupa nomina, verba, ajektifa, dan numeralia. Sedangkan peran sintaksis menggunakan peristilahan berupa pelaku, penderita, dan penerima. Menurut Vehraar (1978), fungsi-fungsi sintaksis yang terdiri dari unsur-unsur S, P, O, dan K merupakan “kotak-kotak kosong” atau “tempat-tempat kosong” yang tidak mempunyai arti apa-apa karena kekosongannya. Tempat-tempat kosong itu akan diisi oleh sesuatu yang berupa kategori dan memiliki peranan tertentu.
  2. Satuan Sintaksis
  • Kata
    Dalam tataran morfologi, kata merupakan satuan terbesar (satuan terkecilnya adalah morfem); tetapi dalam tataran sintaksis kata merupakan satuan terkecil, yang secara hierarki menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yaitu frasa. Sebagai satuan terkecil dalam sintaksis, kata berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis, sebagai penanda kategori sintaksis, dan sebagai perangkai dalam penyatuan satuan-satuan atau bagian-bagian dari satuan sintaksis.
  • Frasa
    Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis didalam kalimat.
  • Klausa
    Klausa merupakan satuan sinteksis yang berada diatas satuan frase dan dibawah satuan kalimat berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif
  • Kalimat
    Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final.
  • Wacana
    Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
  1. Modus, Aspek, Kala, Modalitas, Fokus, dan Diatesis.
  • Modus
    Modus adalah pengungkapan atau penggambaran suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran si pembicara atau sikap si pembicara tentang apa yang diucapkannya.
  • Aspek
    Aspek adalah cara untuk memandang pembentukan waktu secara internal didalam suatu situasi, keadaan, kejadian, atau proses.
  • Kala
    Kala atau tenses adalah informasi dalam kalimat yang menyatakan waktu terjadinya perbuatan, kejadian, tindakan, atau pengalaman yang disebutkan didalam predikat.
  • Modalitas
    Modalitas adalah keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, yaitu mengenal perbuatan, keadaan, dan peritiwa; atau juga sikap terhadap lawan bicaranya.
  • Fokus
    Fokus adalah unsur yang menonjolkan bagian kalimat sehingga perhatian pendengar atau pembaca tertuju pada bagian itu.
  • Diatesis
    Diatesis adalah gambaran hubungan antara pelaku atau peserta dalam kalimat dengan perbuatan yang dikemukakan dalam kalimat itu.

Referensi:
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Sujatna, E. T. S. (2008). Komplemen Objek: Kajian Sintaktis dan Semantis. Sosiohumaniora, 10(1), 24

Sebelum membahas apa itu objek kajian semantik, alangkah baiknya jika kita mencari tau apa itu semantik. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sintaksis memiliki tiga arti yaitu:

  1. Pengaturan dan hubungan kata dengan kata atau dengan satuan lain yang lebih besar.
  2. Cabang ilmu linguistik tentang susunan kalimat dan bagiannya; ilmu tata kalimat.
  3. Sub-sistem ilmu bahasa yang mencakup hal tersebut.
    Manaf menjelaskan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur internal kalimat. Struktur internal kalimat yang dibahas adalah frasa, klausa, dan kalimat. Aisyah Chalik mendefinisikan bahwa sintaksis adalah bagian dari tatabahasa yang mengkaji struktur frasa dan kalimat.
    Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya mengkaji tentang kata dan kelompok kata yang membentuk frasa, klausa, dan kalimat.
  1. Frasa
    Frasa adalah suatu kelompok kata yang terdiri atas dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan yang tidak melampui batas subjek dan batas predikat. Frasa adalah suatu komponen yang berstruktur, yang dapat membentuk klausa dan kalimat.
    Perhatikan contoh-contoh berikut. Satuan bahasa, bayi sehat, pisang goreng, baru datang, dan sedang membaca adalah frasa karena satuan bahasa itu tidak membentuk hubungan subjek dan predikat.
  2. Klausa
    Klausa adalah sebuah konstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung unsur predikatif. Klausa berpotensi menjadi kalimat. Manaf menjelaskan bahwa yang membedakan klausa dan kalimat adalah intonasi final di akhir satuan bahasa itu. Kalimat diakhiri dengan intonasi final, sedangkan klausa tidak diakhiri intonasi final. Intonasi final itu dapat berupa intonasi berita, tanya, perintah, dan kagum.
    Klausa adalah satuan gramatikal yang setidak-tidaknya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa berpotensi menjadi kalimat. Klausa dapat dibedakan berdasarkan distribusi satuannya dan berdasarkan fungsinya. Pada umumnya klausa, baik tunggal maupun jamak, berpotensi menjadi kalimat.
    Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau Frasa, yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan sebagai keterangan. Fungsi yang bersifat wajib pada konstruksi ini adalah subjek dan predikat sedangkan yang lain tidak wajib.
  3. Kalimat
    Kalimat adalah tuturan yang mempunyai arti penuh dan turunnya suara menjadi ciri sebagai batas keseluruhannya. Jadi, kalimat adalah tuturan yang diakhiri dengan intonasi final. Kalimat adalah suatu bentuk linguistik yang terdiri atas komponen kata-kata, Frasa, atau klausa. Jika dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Menurut bentuknya, kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal serta kalimat majemuk.

Referensi
https://kbbi.co.id/arti-kata/sintaksis
Gani, S. (2019). Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa (Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Dan Semantik). A Jamiy: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 7(1), 1-20.

Kridalaksana (2001:199) menyatakan bahwa sintaksis ialah cabang linguistik yang memelajari pengaturan dan hubungan antara kata dan kata, atau antara kata dan satuan-satuan yang lebih besar, atau antarsatuan yang lebih besar itu di dalam bahasa. Artinya, sintaksis itu ialah cabang ilmu bahasa yang memelajari bagaimana pengaturan dan hubungan kata-kata dalam membentuk frase, klausa, dan kalimat.

Objek kajian sintaksis berupa frase, klausa, dan kalimat.
Frase ialah satuan bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi (Ramlan, 1982:121).
Klausa ialah satuan gramatik yang terdiri atas P (predikat), baik disertai S (subjek), O (objek), PEL (pelengkap), dan KET (keterangan) ataupun tidak (Ramlan, 1982:62).
Kalimat ialah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik (Ramlan, 1982:6).

Referensi
Santoso, J. (2016). Kedudukan dan Ruang Lingkup Sintaksis.

Sintaksis merupakan kajian bahasa (lingusitik) yang membahas tentang hubungan antar kata yang ada dalam tataran pengucapan atau penulisan.

Didalam sintaksis dikaji itu struktur : frase, klausa, dan kalimat.

  1. Frase :
    Frase sendiri merupakan objek kajian sintaksis yang terkecil serta kalimat sendiri merupakan objek kajian sintaksis yang terbesar. Berhubungan dengan frase dikaji struktur frase, unsur pembentuk frase. Relasi antara unsur frase, proses pembentukan frase serta jenis frase.
  2. Klausa :
    Berhubungan dengan klausa mengkaji struktur klausa, unsur pembentuk klausa, relasi antar klausa, proses pembentukan klausa serta jenis klausa.
  3. Kalimat :
    Berhubungan dengan kalimat mengkaji strukur kalimat, unsur pembentuk kalimat, relasi antar unsur kalimat serta jenis kalimat.

Referensi :
https://dosenbahasa.com/contoh-sintaksis-dalam-bahasa-indonesia

https://pendidikan.co.id/pengertian-sintaksis-struktur-kata-sebagai-satuan-dan-fungsinya/

menurut Chaer (1994:206), Sintaksis merupakan ilmu yang membicarakan kata dalam hubungan dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran.

Kemudain pada jurnalnya Gani (2019) berpendapat bahwa “sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya mengkaji tentang kata dan kelompok kata yang membentuk frasa, klausa, dan kalimat”.

Dari penjelasan di atas, sintaksis terdapat 3 objek kajian diantaranya :

  1. Frasa
    Frasa merupakan suatu kelompok kata yang terdiri atas dua kata atau lebih
    yang membentuk suatu kesatuan yang tidak melampui batas subjek dan batas
    predikat.

  2. Klausa
    Klausa merupakan sebuah konstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa
    kata yang mengandung unsur predikatif. Klausa berpotensi menjadi kalimat.
    Manaf (2009) menjelaskan bahwa yang membedakan klausa dan kalimat adalah
    intonasi final di akhir satuan bahasa itu. Kalimat diakhiri dengan intonasi final,
    sedangkan klausa tidak diakhiri intonasi final. Intonasi final itu dapat berupa
    intonasi berita, tanya, perintah, dan kagum.

  3. Kalimat
    Kalimat merupakan tuturan yang mempunyai arti penuh dan turunnya suara
    menjadi ciri sebagai batas keseluruhannya. Jadi, kalimat adalah tuturan yang
    diakhiri dengan intonasi final.23 Kalimat adalah suatu bentuk linguistik yang terdiri atas komponen kata-kata, frase, atau klausa.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sintaksis sendiri membahas mengenai sebuah kata itu sendri, yang dimana dalam pengkajiannya melalui kelompok kata berupa frasa, klausa dan kalimat.

Sumber Referensi :
Arifatun, N. (2012). Kesalahan penerjemahan teks bahasa Indonesia ke bahasa Arab melalui Google Translate (Studi analisis sintaksis). Lisanul Arab: Journal of Arabic Learning and Teaching, 1(1).

Gani, S. (2019). Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa (Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Dan Semantik). A Jamiy: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 7(1), 1-20.

Menurut Kridaklasana (2001: 199) menyatakan bahwa sintaksis ialah cabang linguistik yang mempelajari pengaturan dan hubungan antara kata dan kata, atau antara kata dan satuan-satuan yang lebih besar, atau antar satuan yang lebih besar itu di dalam bahasa. Kajian sintaksis lahir atas jasa Chomsky (1957) sebagai bapak linguist pertama yang mengenalkan kajian sintaksis melalui sebuah bukunya yang berjudul “Syntactic Structure” buku itu selanjutnya disebut dengan istilah generative grammar. Kajian sintaksis dapat dikategorikan sebagai salah satu cabang ilmu bahasa yang mengkaji seluk beluk frasa, klausa, dan kalimat. Hal ini diperkuat oleh pendapat Parker and Riley (2005: 53) “Syntax is the study of phrases, clauses, and sentences”.
 Frasa
Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Batas fungsi unsur klausa ada S, P, O, Pel, dan K. Berikut beberapa
contoh frasa: para guru, dosen itu, saya, kedua orang itu, sedang mengajar, di kelas.
 Klausa
Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas unsur S dan P. Unsur S dan P tersebut dapat disertai objek (O), pelengkap (Pel),dan keterangan (K) ataupun tidak.
 Kalimat
Chaer (2011:22) menyatakan bahwa kalimat dibangun oleh sebuah klausa (jika kalimat tunggal), atau oleh sejumlah klausa (kalau kalimat majemuk) yang diberi inotasi final.

Sumber Referensi
Syahroni, A. W., & Harsono, H. (2019). Aplikasi Penentuan Kategori dan Fungsi Sintaksis Kalimat Bahasa Indonesia. InfoTekJar: Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan, 4(1), 12-20.
Hasanudin, C. (2018). Kajian sintaksis pada novel sang pencuri warna karya yersita. Jurnal Pendidikan Edutama, 5(2), 19-30.
Hariyadi, S. (2016). Unsur Kalimat pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas VII D SMP Negeri 1 Arjasatahun Pelajaran 2015/2016 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER).

Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang struktur internal suatu kalimat di mana berkaitan dengan seluk beluk frasa, klausa, dan kalimat. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Parker and Riley (2005: 53) yang menyatakan, “Syntax is the study of phrases, clauses, and sentences ”. Selajutnya, Ba’dulu dan Herman (2005: 44) mempertegas bahwa sintaksis adalah telaah tentang struktur kalimat.

Setelah mengetahui pengertian dari sintaksis di atas, berikut dijelaskan mengenai pengertian dari frasa, klausa, dan kalimat sebagai objek kajian dari sintaksis :

Frasa

Frasa dapat dipahami sebagai bentuk gabungan kata yang memiliki satu fungsi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Permana (2010: 1376) yang menyatakan bahwa frasa adalah unsur klausa yang terdiri dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsinya, yaitu subjek dan predikat atau dengan arti lain frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, subjek, dan predikat.

Klausa

Klausa dapat diartikan sebagai satu kesatuan fungsi sintaksis yang minimal memiliki fungsi S dan P, serta fungsi sintaksis ini sangat berpotensi menjadi suatu bentuk kalimat. Pendapat tersebut sejalan dengan Ruliati (2015: 4) yang menyatakan bahwa klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas S dan P, lalu berpotensi menjadi sebuah kalimat.

Kalimat

Kalimat adalah objek kajian sintaksis yang memiliki fungsi minimal S dan P serta memiliki intonasi akhir. Keraf (1995: 57) menjelaskan bahwa kalimat adalah sebuah struktur yang masing-masingnya merupakan kesatuan yang dibentuk dari suatu bagian. Struktur itu sendiri merupakan hubungan antara kesatuan dan bagian-bagian itu sendiri. Kemudian, Alwi (2003: 322) menambahkan bahwa pola kalimat itu dimulai dari S-P, S-P-O, S-P-Pel, S-P-K, dan S-P-O-K. Di sisi lain, Fitriani (2015: 129) menyatakan bahwa kalimat adalah salah satu faktor yang menunjang sebuah karangan efektif bagi pembaca karena kalimat membawa pembaca berkenalan dengan isi suatu tulisan.

Dengan demikian., dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek kajian dari sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat.

Referensi :

Hasanudin, C. (2018). Kajian Sintaksis Pada Novel S ang P encuri W arna Karya Yersita. Jurnal Pendidikan Edutama, 5(2), 19-30. DOI : KAJIAN SINTAKSIS PADA NOVEL SANG PENCURI WARNA KARYA YERSITA | Hasanudin | Jurnal Pendidikan Edutama

Kridalaksana (2001:199) menyatakan bahwa sintaksis ialah cabang
linguistik yang memelajari pengaturan dan hubungan antara kata dan kata,
atau antara kata dan satuan-satuan yang lebih besar, atau antarsatuan yang lebih besar itu di dalam bahasa. Artinya, sintaksis itu ialah cabang ilmu
bahasa yang memelajari bagaimana pengaturan dan hubungan kata-kata
dalam membentuk frase, klausa, dan kalimat. Sudah dijelaskan bahwa sintaksis itu ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Jadi objek kajian sintaksis ialah wacana, kalimat, klausa, dan frase dengan segala permasalahannya, baik mengenai hubungan bentuk maupun hubungan makna unsur-unsurnya.

  1. Wacana ialah konstruksi sintaksis yang pada umumnya terdiri atas kalimat-kalimat yang mendukung sebuah gagasan yang lengkap. Wacana tulis bisa berupa paragraf atau karangan yang utuh.
  2. Kalimat ialah konstruksi sintaksis yang terdiri atas unsur-unsur segmental yang mungkin berupa kata, frase, atau klausa dan unsur-unsur suprasegmental yang berupa jeda atau kesenyapan dan intonasi.
  3. Klausa ialah konstruksi sintaksis yang minimal terdiri atas dua kata yang mendukung fungsi subjek dan predikat.
  4. Frase ialah konstruksi sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi (Ramlan, 1982:121). Artinya, frase selalu terdiri atas dua kata atau lebih.

Referensi:
Santoso, J. (2016). Kedudukan dan Ruang Lingkup Sintaksis.

Menurut Abdul Chaer (2014:206) sintaksis dan morfologi pernah dianggap sama dalam kajian, namun secara spesifik disebutkan bahwa sintaksis mengkaji kata dalam hubungannya dengan kata dan unsur sejenis lainnya. Objek kajian dari sintaksis terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah struktur sintaksis (fungsi, kategori, peran), satuan sintaksis (kata, frase, klausa, kalimat, wacana) dan kajian diluar sintaksis namun masih saling berkaitan.

  1. Struktur sintaksis.
    Sintaksis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu subjek (S), Predikat (P), objek (O), dan predikat (P). biasa disebut juga sebagai SPOK atau S-P-O-K. Verhaar (1978) menyebut bahwa elemen SPOK itu merupakan wujud fungsi dari sintaksis itu sendiri yang dianalogikan menjadi tempat kosong yang harus diisi agar memiliki wujud.

  2. Satuan Sintaksis
    Sintaksis terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

  • Kata. Dalam sintaksis, kata merupakan satuan terkecil. Walaupun menjadi satuan kecil, kata dalam sintaksis berfungsi untuk menghubungkan frase, klausa, dan kalimat. Fungsi lain dari kata adalah sebagai pengisi, penanda kategori, dan merangkai satuan serta bagian dari sintaksis.
  • Frase. Didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sifatnya nonpredikatif. Intinya, frase terdiri dari lebih sebuah kata. Frase memiliki beberapa jenis. Ada Eksosentrik, Endosentrik, Koordinatif, dan Apositif. Selain itu, frase juga mampu mengalami peluasan jika memenuhi syarat.
  • Klausa. Ada perbedaan teori dalam definisi dari klausa, namun dalam sintaksis mengartikan klausa sebagai satuan runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif. Klausa dibedakan menjadi klausa bebas dan klausa terikat.
  • Kalimat. Merupakan tatanan kata atau satuan yang langsung digunakan dalam berbahasa. Kalimat terbagi menjadi beberapa jenis. Ada kalimat inti, non-inti, tunggal, dan majemuk.
  • Wacana. Adalah satuan bahasa lengkap sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan tertinggi dan terbesar.
  1. Kajian yang memiliki kaitan sintaksis terbagi menjadi:
  • Modus, penggambaran atau ungkapan suasana psikologis perbuatan menurut pembicara atau sikap pembicara yang ia ucapkan.
  • Aspek, cara untuk memandang pembentukan waktu secara internal melalui situasi, keadaan, kejadian dan proses.
  • Kala, informasi dalam kalimat yang menyatakan waktu terjadinya perbuatan, kejadian, tindakan, atau pengalaman yang disampaikan melalui bentuk predikat.
  • Modalitas, keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan mengenai perbuatan, keadaan, dan peristiwa.
  • Fokus, unsur yang menonjolkan bagian kalimat sehingga menjadi perhatian pendengar.

Referensi:
Chaer, Abdul. (2014). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Zaenal Arifin (2015: 60) mengemukakan bahwa sintaksis adalah cabang lingustik yang menyangkut susunan kata-kata di dalam kalimat. Susunan kata itu harus linier, tertib dan tentu harus bermakna. Objek kajian sintaksis ialah wacana, kalimat, klausa, dan frase dengan segala permasalahannya, baik mengenai hubungan bentuk maupun hubungan makna unsur-unsurnya

  1. Frasa
    frasa merupakan gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai batas subjek dan predikat, yang biasanya rangkaian kata tersebut mempunyai satu makna yang tidak bisa dipisahkan
  2. Klausa
    adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan sebagai keterangan. Fungsi yang bersifat wajib pada konstruksi ini adalah subjek dan predikat sedangkan yang lain tidak wajib
  3. Kalimat
    adalah tuturan yang mempunyai arti penuh dan turunnya suara menjadi ciri sebagai batas keseluruhannya. Jadi, kalimat adalah tuturan yang diakhiri dengan intonasi final. (Hasan, 1983)

Referensi
Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2009. Sintaksis. Jakarta: PT.Grasindo. Badudu. 2002. Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung: Pascasarjana Unpad

Hasan, Kailani. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Melayu Riau. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1983

Sintaksis merupakan ilmu yang mempelajari tentang tatabahasa. Sintaksis juga dapat dikatakan tatabahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata, kelompok kata menjadi kalimat. Menurut istilah, sintaksis dapat mendefinisikan sebagai bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kalimat, klausa, dan frasa (Ibrahim, dkk:1). Sintaksis itu mempelajari hubungan gramatikal di luar batas kata, tetapi di dalam satuan yang kita sebut kalimat (Verhaar, 1981:70). Istilah sintaksis (Belanda, syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa (Ramlan, 2001:18). Di dalam kajian sintaksis mencakup kajian-kajian tentang frasa, klausa dan kalimat. Fungsi sintaksis sendiri adalah berupa subjek, predikat, objek, keterangan dan pelengkap.

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna.
Klausa merupakan konstruksi (susunan) sintaksis yang terdiri atas subjek dan predikat dengan atau tanpa objek, pelengkap, atau keterangan.
Kalimat merupakan konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas unsur subjek dan predikat yang dapat diikuti oleh objek, pelengkap, dan/atau keterangan.

Referensi:
Wahidah, B. Y. K. (2019). Komparasi Berbagai Definisi Mengenai Frasa dan Kata Majemuk dalam Media Sosial Google Berdasarkan Kajian Sintaksis. JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala, 4(5).

Objek kajian sintaksis menurut Abdul Chaer (2012:206) yaitu (1) struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis; serta alat-alat yang digunakan dalam membangun struktur itu; (2) satuan-satuan sintaksis yang berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana; (3) hal-hal lain yang berkenaan dengan sintaksis, seperti masalah modus, aspek, dan sebagainya.

Referensi:
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Sintaksis adalah salah satu cabang ilmu bahasa yang mengkaji seluk beluk frasa, klausa, dan kalimat (Chomsky, 1957). Hal ini diperkuat oleh pendapat Parker and Riley (2005: 53) “Syntax is the study of phrases, clauses, and sentences”. Selain itu, Ramlan (2005: 18) mengatakan bahwa sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa yang membahas wacana, kalimat, klausa, dan frasa.

Berdasarkan pengertian sintaksis dari beberapa pakar tersebut. Perlu diketahui bahwa kajian ilmu sintaksis meliputi bentuk frasa, klausa, dan kalimat.

  1. Frasa, dapat dipahami sebagai bentuk gabungan kata yang memiliki satu fungsi.
  2. Klausa, dapat diartikan sebagai satu kesatuan fungsi sintaksis yang minimal memiliki fungsi S dan P, serta fungsi sintaksis ini sangat berpotensi menjadi bentuk yang lebih tinggi (kalimat).
  3. Kalimat adalah kajian sintaksis yang lebih tinggi dari klausa dan frasa yang memiliki fungsi minimal S dan P serta memiliki intonasi akhir.

Referensi:
Hasanudin, C. (2018). Kajian sintaksis pada novel sang pencuri warna karya yersita. Jurnal Pendidikan Edutama, 5(2), 19-30. DOI: http://dx.doi.org/10.30734/jpe.v5i2.191

Kridalaksana (2001:199) memberikan penjelasan bahwa sintaksis ialah cabang linguistik yang memelajari pengaturan dan hubungan antara kata dan kata, atau antara kata dan satuan-satuan yang lebih besar, atau antarsatuan yang lebih besar itu di dalam bahasa.

Untuk memahami sintaksis lebih dalam perlu dipahami pula objek kajiannya, yaitu kalimat, klausa, dan frase.

  1. Frase adalah suatu kelompok kata yang terdiri atas dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan yang tidak melampui batas subjek dan batas predikat.
  2. Klausa adalah satuan gramatikal yang setidak-tidaknya terdiri atas subjek dan predikat.
  3. Kalimat adalah suatu bentuk linguistik yang terdiri atas komponen kata-kata, frase, atau klausa.

Referensi:
Gani, S. (2019). Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa (Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Dan Semantik). A Jamiy: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 7(1), 1-20.
Santoso, J. (2016). Kedudukan dan Ruang Lingkup Sintaksis.

Menurut Hockett (1958:179), Sintaksis adalah proses perangkaian kata menjadi susunan gramatikal yang membentuk ujaran.
Berdasarkan hal tersebut objek kajian sintaksis yaitu:

  1. Frasa
    Ramlan (2001:138) berpendapat frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa.
  2. Klausa
    Klausa menurut Kridalaksana (2008:111) adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Klausa dan Kalimat dalam banyak hal tidak terlalu berbeda, karena yang membedakannya adalah penggunaan intonasi akhir atau tanda baca.
  3. Kalimat
    Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.

Referensi:
Noortyani, R. (2017). Buku Ajar Sintaksis.
Tarmini, W., & Sulistyawati, R. (2013). Sintaksis Bahasa Indonesia.