Mengapa sih kita mesti sebisa mungkin menghadirkan kalimat dalam bentuk pasif ketika menulis teks akademik?

Kalimat pasif tentu menjadi hal yang sudah tak asing bagi kita.

Mengapa sih dalam menulis teks akademik sebisa mungkin menuliskannya dalam bentuk kalimat pasif?

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau dikenai perbuatan. Menurut saya, dalam menulis teks akademik, sebisa mungkin kita harus mengubah bentuk kalimat aktif menjadi pasif. Tujuannya adalah untuk menekankan pokok persoalan, bukan pelaku, sehingga teks akademik menjadi objektif dan bukan subjektif. Selain itu, menurut saya, kalimat pasif dalam budaya Indonesia lebih disukai dan terlihat sopan karena tidak terlalu terus terang.

Izin berpendapat, menurut dari jurnal yang saya baca, Teks Akademik memanfaatkan bentuk pasif untuk menekankan pokok persoalan, bukan pelaku; akibatnya, teks akademik menjadi objektif, bukan subjektif.
Ciri bahwa teks akademik memanfaatkan bentuk pasif sudah lama dibahas Martin, 1985a:42-43; Halliday, 1993a:581; Banks, 1996:15, tetapi kenyataan ini hendaknya tidak dipahami sebagai kebalikannya bahwa teks akademik tidak memanfaatkan bentuk aktif. Penggunaan bentuk pasif pada teks akademik dimaksudkan untuk menghilangkan pelaku manusia, sehingga unsur kalimat yang berperan sebagai subjek dijadikan pokok persoalan yang dibicarakan di dalam teks tersebut.

Sohora. (2015). ANALISIS CIRI KEILMIAHAN TESIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PPs, UNM 2015 (PENDEKATAN LINGUISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL), halaman 171.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan kalimat aktif dalam artikel
ilmiah kurang sesuai dengan kaidah penulisan artikel ilmiah. Menurut Basuki (2006:83—84), kalimat yang lebih tepat digunakan dalam penulisan artikel adalah kalimat pasif. Sebaliknya, kalimat aktif sebaiknya dihindari. Penggunaan kalimat pasif dalam penulisan ilmiah bertujuan menjadikan isi tulisan berorientasi gagasan. Sebaliknya, penggunaan kalimat aktif menjadikan isi artikel ilmiah berorientasi penulis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemilihan kalimat yang digunakan penulis artikel bertentangan dengan konstruksi penulisan artikel ilmiah.

Izin berpendapat…
Kalimat pasif digunakan untuk memperjelas dan memfokuskan topik bahasan dalam menulis teks akademik. Kalimat pasif cenderung lebih menunjukkan ketertarikan pada seseorang atau objek yang dikenai tindakan dan bukan seseorang atau objek yang melakukan tindakan. Jadi, hal atau orang yang terpenting akan menjadi subjek suatu kalimat.

Sumber: Kalimat Pasif https://www.ef.co.id/panduan-bahasa-inggris/tata-bahasa-inggris/passive-voice/#:~:text=Kalimat%20pasif%20atau%20passive%20voice,atau%20objek%20yang%20melakukan%20tindakan.

Menurut saya, teks akademik sebisa mungkin menggunakan kalimat pasif karena penggunaan bentuk pasif pada teks akademik dimaksudkan untuk menghilangkan pelaku manusia, sehingga unsur kalimat yang berperan sebagai “subjek” dapat dijadikan pokok persoalan yang akan dibahas pada teks tersebut. Dengan menghilangkan pelaku dan lebih mementingkan peristiwa yang terjadi, teks akademik akan menunjukan sifat yang objektif.

Referensi : Nurwadani, Paristiyanti, Dk. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan TInggi.

Kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan, yang bertujuan untuk menghilangkan pelaku manusia dan mementingkan pokok masalah.

Teks Akademik memanfaatkan bentuk pasif untuk menekankan pokok persoalan, bukan pelaku; akibatnya, teks akademik menjadi objektif, bukan subjektif. Ciri bahwa teks akademik memanfaatkan bentuk pasif sudah lama dibahas Martin, 1985a:42-43; Halliday, 1993a:581; Banks, 1996:15, tetapi kenyataan ini hendaknya tidak dipahami sebagai kebalikannya bahwa teks akademik tidak memanfaatkan bentuk aktif. Penggunaan bentuk pasif pada teks akademik dimaksudkan untuk menghilangkan pelaku manusia, sehingga unsur kalimat yang berperan sebagai subjek dijadikan pokok persoalan yang dibicarakan di dalam teks tersebut.

Salah satu ciri ragam bahasa ilmu adalah lebih diutamakannya penggunaan kalimat pasif daripada kalimat akti f
(Johannes, 1983:645; Sarwadi, 1990:3; Parera,’ 1990:206). Pengutamaan itu disebabkan oleh karena dalam kalimat pasif, peristiwa lebih ditonjolkan daripada pelaku perbuatan (Sarwadi, 1990:7) atau karena tulisan ilmiah lebih banyak bersifat
impersonal (Parera, 1990:206)

Sumber: https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/85463-none-cd57a357.pdf&ved=2ahUKEwjj-sXo9I7zAhXIWisKHbaxCJcQFnoECBsQAQ&usg=AOvVaw0CTTbgwhrYoGgLujD8pCVc

Penggunaan kalimat pasif sangat disarankan pada teks akademik karena dimaksudkan untuk menghilangkan pelaku manusia, sehingga unsur kalimat yang berperan sebagai subjek dijadikan pokok persoalan yang dibicarakan didalam teks tersebut. Dengan menganggap pelaku itu tidak penting, dan karenanya ditemakan. Pemilihan tema seperti ini sangat diperlukan, karena teks akademik tidak membahas para pelaku atau ilmuan, tetapi membahas pokok persoalan tertentu yang disajikan di dalamnya. Pokok persoalan tersebut ditempatkan sebagai tema pada kalimat-kalimat yang ada dan penggunaan bentuk dimaksudkan sebagai strategi pemetaan tema tersebut (Martin, 1993a:193-194).

Referensi : Fabiola, Delia. Teks Akademik Memanfaatkan Bentuk Pasif. Tanjungpura University

Izin berpendapat,
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjek nya dikenai suatu pekerjaan.
Mengapa di dalam penulisan teks akademik sebisa mungkin menggunakan kalimat pasif?
Menurut Basuki (2006:83—84), penggunaan kalimat pasif dalam penulisan ilmiah bertujuan menjadikan isi tulisan berorientasi gagasan.Sedangkan penggunaan kalimat aktif akan berorientasi penulis.

Sehingga penggunaan kalimat aktif sebaiknya dihindari.

Referensi: Basuki, Iman Agus,Saukah Ali,Waseso.(2006).Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Malang: UM Press.

kalimat pasif kerap digunakan ketika tindakan lebih penting serta subjek yang melakukan tindakan dan mengenai pekerjaan ,menurut saya menulis teks akademik menggunakan kalimat pasif sangat penting karna bahasa dalam kalimat pasif luwes dan tergolong sopan lain juga kalimat ini untuk mengilangkan pelaku manusia dan mementingkan pokok masalah.
teks akademik memuat bentuk pasif karena untuk menekan pokok persoalan bukan pelaku yang menjadikan teks itu objektif bukan subjektif.

Karangan ilmiah pada dasarnya merupakan kumpulan pernyataan yang mengemukakan informasi tentang pengetahuan atau jalan pemikiran dalam mendapatkan pengetahuan tersebut. Agar komunikasi ilmiah yang terdapat pada karangan ilmiah berlangsung dengan baik, bahasa yang dipergunakan harus terbebas dari unsur-unsur emotif (Suriasumantri, 1990:181-182). Oleh karena itu, tepatlah bahwa karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmu (Sarwadi, 1990:4).
Salah satu ciri ragam bahasa ilmu adalah lebih diutamakannya penggunaan kalimat pasif daripada kalimat aktif (Johannes, 1983:645; Sarwadi, 1990:3; Parera, 1990:206). Pengutamaan itu disebabkan oleh karena dalam kalimat pasif peristiwa lebih ditonjolkan daripada pelaku perbuatan (Sarwadi, 1990:7) atau karena tulisan ilmiah lebih banyak bersifat impersonal (Parera, 1990:206).

Izin berpendapat, menurut beberapa video yang saya lihat. Kalimat pasif itu subjek dikenai sebuah pekerjaan, yang perdikatnya cenderung berimbuhan di, ter, ke, an. Memiliki pronomia pesona (kata ganti rujuk untuk merujuk orang pertama, kedua, maupun ketiga) yang bergabung dengan predikat.

Secara tradisional, kalimat pasif disebut apabila subjeknya berperan sebagai sasaran atau dikenai pekerjaan yang dinyatakan predikat. oleh karena itu, kalimat pasif disebut juga kalimat bentuk tanggap, kalimat bangun pelaku, atau kalimat fokus objek (Sawardi dkk, 1984 : 43).

Para ahli bahasa sepakat tentang kaidah tentang penggunaan bentuk kalimat pasif, bahwa jika yang dipentingkan adalah penerima/penderita pekerjaan bentuk kalimat pasiflah yang dipakai ( Abdulhayi 1983:34). Ini menunjukkan bahwa kalimat pasif dibutuhkan dalam menulis teks akademik

Penggunaan bentuk pasif pada teks akademik dimaksudkan untuk menghilangkan pelaku manusia, sehingga unsur kalimat yang berperan sebagai subjek dijadikan pokok persoalan yang dibicarakan di dalam teks tersebut. Dengan menganggap pelaku itu tidak penting, subjek atau pokok pembicaraan yang bukan pelaku dianggap lebih penting.

karena teks akademik tidak membahas para pelaku atau ilmuwan, tetapi membahas pokok persoalan tertentu yang disajikan di dalamnya. Pokok persoalan tersebut ditempatkan sebagai tema pada kalimat-kalimat yang ada; dan penggunaan bentuk pasif dimaksudkan sebagai strategi pemetaan tema tersebut (Martin, 1993a:193-194). Dengan menghilangkan pelaku dan lebih mementingkan peristiwa yang terjadi, teks akademik menunjukkan sifat objektif.

Referensi : Nurwadani, Paristiyanti, Dk. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan TInggi.

Dalam jurnal yang saya baca, bahwa kalimat pasif memiliki ciri logis, sesuai dengan logika, dan benar menurut penalaran. Teks akademik lebih menekankan pokok persoalan bukan pelaku sehingga teks akademik bersifat objektif, bukan subjektif
Penggunaan bentuk pasif pada teks akademik bertujuan untuk menghilangkan pelaku manusia,
sehingga pokok persoalan yang dibicarakan di dalam teks tersebut yang menjadi subjeknya.
Hal ini sesuai dengan ciri teka akademik yang lebih mementingkan pokok persoalannya daripada subjektivitas.

Izzaty, Z. (2015).PENDEKATAN LINGUISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL.1(1), 7.

Teks Akademik memanfaatkan bentuk pasif untuk memberikan tekanan kepada pokok persolan yang dikemukakan, bukan kepada pelaku; dan akibatnya, teks akademik menjadi objektif, bukan
subjektif.

Sumber : Widiastuti. 2019. ANALISIS CIRI KEILMIAHAN TEKS AKADEMIK PADA TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI (BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X).

Pada dasarnya kalimat pasif digunakan sebagai susunan/struktur bahasa umum, dan kalimat pasif berperan untuk meniadakan unsur pelaku dalam karya ilmiah guna menghasilkan tulisan yang formal dan tegas, serta para membaca dapat dengan mudah memahami tulisan terserbut

Fanisiati, Adelia. (2016). Bentuk Pemasifan Bahasa Indonesia dalam Jurnal Atikel Ilmiah 'Perempuan".

Teks akademik atau karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang benar (Abidin, Yunus dkk, 2014). Teks akademik yang memuat ilmu pengetahuan sudah pasti harus didasari oleh fakta-fakta sehingga isinya harus mengedepankan unsur objektif dan tidak mengandung unsur-unsur yang subjektif. Untuk itu, seperti yang disampaikan oleh Tri Wiratno (2018), pada teks ilmiah penulis dapat memanfaatkan kalimat bentuk pasif untuk memberikan tekanan kepada pokok persolan yang dikemukakan sehingga teks bisa menjadi teks yang objektif dan bersifat faktual. Sehingga, kalimat-kalimat bentuk pasif kemudian penting untuk disertakan dalam teks ilmiah.

Sumber :

Abidin, Yunus, dkk. 2014. Kemampuan Menulis Berbicara Akademik. Bandung: Rizki Press.

Wiratno Tri. 2018. Pengantar Ringkas Lingustik Sistemik Fungsional. Pustaka Belajar