Makna dan Maksud: Pengertian, Persamaan, dan Perbedaan

Objek kajian dalam ilmu linguistic berupa semantic adalah makna, lebih tepatnya objek kajian semantic berada di dalam satuan satuan ujaran di dalam kata, frasa, klausa dan kalimat. Nah tapi, kita juga perlu tau nih temen temen, kalau di balik makna atau kajian di dalam ilmu semantic juga terdapat “maksud”, kok banyak sih readers? Iyadong banyak, karena pada dasarnya ketika kita belajar bahasa kita juga perlu mengetahui gimana sih makna di balik frasa, kata, klausa, dan kalimat itu, setelah itu baru deh kita harus tau bagaimana maksud di balik makna itu sendiri, gitu…duhh makin pusing nih :wink:
Daripada pusing pusing, yuk disimak informasi di bawah!

  • Makna
    Bahasa adalah salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan di dalam kehidupan manusia, karena memang manusia adalah makhluk social dan manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk saling berinterkasi dan berkomunikasi. Sekalipun bahasa mempunyai perwujudannya masing masing seperti bahasa isyarat, kode, lisan dan lain lain. Pada akhirnya bahasa digunakan dengan tujuan yang sama yaitu sebagai alat komunikasi untuk menjalin interaksi. Akan tetapi, kita juga perlu tau bahwa setiap komunikasi dengan menggunakan bahasa sudah pasti memiliki makna di baliknya, dapat diartikan juga bahwa makna adalah gejala yang terjadi di dalam ujaran. Menurut (Chaer & Liliana Muliastuti, 2014) pemahaman makna di dalam sebuah bahasa perlu menggunakan pendekatan (1) konseptual, (2) kompensial, dan (3) operasional. Gimana sih maksudnya? Yuk disimak!
  1. Pendekatan Konseptual
    Pendekatan konseptual ini berdasar pada satuan ujaran (leksem/kata) pada bahasa secara inheren yang telah terkandung pada suatu konsep, gagasan, idea atau pemikiran mengenai sesuatu yang ada, terjadi, atau sedang berlangsung. Teori ini dikemukakan oleh Ferdinand de Sasusurre (1857-1913) dimana pendekatan konseptual ini berfokus pada dua komponen yaitu (1) penanda & (2) petanda. Maksud dari dua komponen tersebut seperti (1) penanda adalah sebagai wujud bahasa di dalam bentuk urutan fonem tertentu, sedangkan petanda adalah konsep gagasan, idea tau pengertian yang dimiliki oleh penanda.
    Contoh:
    Pada leksem macan, leksem tersebut memiliki bentu ortografis dengan penanda dengan deretran fonem /m/ /a/. /c/, /a/, /n/; dan memiliki komponen petanda yaitu beruba konsep atau makna binatang berkaki empat yang merupakan hewan karnivora.
  2. Pendekatan Kompensional
    Pendekatan kompensional memiliki pemahaman mengenai makna yang lebih spesifik disbanding dengan pendekatan konseptual, dimana pendekatkan kompensional memiliki pendekatan yaitu dengan cara menganalisis atau menguraikan makna yang terkadung di dalam setiap kata dengan cara menelaah komponen yang membentuk makna di dalam kata secara keseluruhan.
    Contoh:
    Ibu: (+) dewasa
    (+) sapaan terhadap perempuan lain
    Mamah : (+) dewasa
    (-)Sapaan terhadap perempuan lain
    Tanda (+) merupakan cirri atau komponen makna sedangkan (–) mempunyai arti jika kata tersebut tidak memiliki ciri makna. Maksudnya di sini adalah kata ibu dapat digunakan sebagai sapaan terhadap perempuan yang pantas disebut ibu, sedangkan mamah digunakan sebagai panggilan terhadap personal dan tidak bisa digunakan sebagai sapaan secara umum dan universal terhadap perempuan.
  3. Pendekatan Operasional
    Berbeda dari pendekatan konseptual dan kompensional, pendeatan operasional memiliki pemahaman bahwa setiap makna di dalam leksem dapat dianalisis menjadi komponen makna. Yuk disimak!
    Contoh:
    Pada leksem jadi (1) Mursid jadi kayak arena tiktok & (2) Mursid jatuh cinta terhadap istrinya. Kalimat (1) mempunyai makna menjadi atau mempunyai korelasi terhadap suatu hubungan antara suatu kondisi yang berubah dikarenakan sesuatu. Sedangkan (2) mempunyai makna yaitu kondisi dimana memang mursid memiliki perasaan yang tidak menandakan perubahan akan tetapi menandakan perasaan pada hal yang dicintainya.
    Pendekatan operasional ini sebenarnya saling berkaitan dengan komponen makna yang didapati oleh kata atau leksem yang berada pada analisis yang dilakukan pada pendelakan kompensional. Akan tetapi jika dikaji lebih lanjut mengenai makna, pasti kita bisa lebih menelaah mengenai ragam makna, ragam makna sebenernya juga sudah mimin tulis, nih linknya

Duh, banyak banget sih penjelasan soal makna, terus maksud itu apa? Katanya makna dan maksud gabisa dipisahin? Jelasin dong…
Saking asyiknya nulis, jadi lupa deh nyantumin korelasinya sama maksud, mana udah banyak bangett lagi, yaudah sini sini baca lagi, semangatt yaa…

  • Maksud
    Kita sudah menyimak jauh mengenai makna, selanjutnya adalah maksud, jika kita bisa menelaah bahwa makna adalah gelaja yang terjadi di dalam ujaran dengan pemahaman dengan berbagai teori seperti konseptual, kompensional dan operasional. Maka kita akan menelaah mengenai maksud, maksud adalah gejala yang ditimbulkan di luar ujaran. Pemahaman mengenai maksud itu sendiri dapat dilihat dari segi si pengujar, orang yang berbicara, atau pihak subjeknya. Menurut (Jember, 2012) telaah mengenai maksud ini berarti ketika seseorang mengujarkan suatu frasa ataupun berupa kalimat tetatpi yang dimaksudkan tidak sama dengan makna maka lahirlah ujaran.
    Contoh:
  1. Filmnya seru sekali ya, sampai-sampai aku tertidur tadi.
    Pada kalimat tersebut terlihat bagaimana sebuah kalimat yang mempunyai maksud satire terhadap film yang ditonton dan bukan sebagai kalimat pujian

Lalu gimana sih readers Pengertian, Persamaan, dan Perbedaan dari makna dan maksud yang mimin tulis ini? Jadi gini readers, makna adalah kajian semantic yang dikaji dari segi kebahasaan di dalam ujaran. Sehingga dari situ kita bisa menelaah mengenai semantic leksikal, gramatikal, maupun bagaimana cara untuk memahami makna itu sendiri. Akan tetapi berbeda dengan maksud nih, maksud adalah kajian yang dilihat dari segi si pengujar, jadi dari situ kita tidak hanya mengetahui makna dalam lingual suatu kebahasaan tapi juga maksud yang dituju dari si pengujar yang menyangkut segi subjektif pemakai bahasa itu sendiri.

Nah jadi gimana? Udah faham belum? Belum? Yuk diskusi di bawah!

REFRENSI
Chaer, A., & Liliana Muliastuti. (2014). Makna dan Semantik. Semantik Bahasa Indonesia, 1–39. http://repository.ut.ac.id/4770/1/PBIN4215-M1.pdf

Jember, U. M. (2012). Semantik bahasa indonesia.

2 Likes