Jangan Self Injury Tapi Self Love

Self injury merupakan tindakan menyakiti atau melukai diri sendiri (tubuhnya) yang dilakukan secara sengaja dengan benda tajam atau tumpul. Tindakan self injury dapat berupa menyayat (menyilet) kulitnya dengan cutter atau benda tajam lainnya, memukul dinding, membenturkan kepala ke benda keras. Namun, tidak banyak orang tahu bahwa ada beberapa hal kecil juga termasuk tindakan self injury seperti mengelopeki bibir, menggigit kulit sekitar kuku, dan menyiksa diri dengan tidak makan secara teratur (mogok makan).
Self injury bukan bunuh diri.

Pelaku self injury memiliki alasan dan tujuan mengapa mereka melakukan hal tersebut dengan melakukan self injury mereka bertujuan untuk meredakan perasaan-perasaan menyakitkan yang terlalu berlebihan (rasa marah, malu, sedih, depresi, frustasi) dan disosiasi yakni misalnya dengan melakukan self injury seseorang menjadi yakin bahwa mereka ternyata dirinya masih hidup.

Dalam pikiran pelaku self injury selalu dihantui pertanyaan “apakah aku ingin mati?” jawabannya adalah tidak. Sebagian dari mereka mungkin beranggapan self injury merupakan salah satu jalan untuk bunuh diri secara perlahan, tetapi sebagian yang lain menganggap mereka melakukan self injury karena hanya ingin menyalurkan luka emosi tekanan psikis, pikiran, dan batin ke fisik.

Pelaku self injury sebenarnya tidak ingin melakukan hal tersebut, tetapi karena tidak memiliiki dan tidak tahu bagiamana supaya perasaan yang dirasakan tersalurkan sehingga menjadi lega akhirnya melakukan cara tersebut.

Seseorang yang melakukan self injury tidak akan merasa kesakitan justru mereka akan menikmati kondisi tersebut karena terdapat ketenangan tersendiri dengan merasakan perihnya atau sakitnya ketika melakukan self injury.

Sehingga tindakan tersebut dilakukan secara berulang kali karena mereka kecanduan dan jika belum melakukan hal tersebut pasti pelaku self injury belum merasa puas dan lega.
Ketika melakukan self injury biasanya dilakukan secara diam-diam dan dirahasikan dari orang sekitar bahkan orang terdekat seperti keluarga. Pelaku self injury tidak mau orang lain mengetahui tindakan itu karena orang lain akan beranggapan bahwa dirinya bodoh bahkan dianggap gila.

Pelaku self injury mungkin tidak bisa dinasehati karena hati sudah mati, tapi terkadang ingin bangkit dari keterpurukan namun dijatuhkan kesekian kali lagi oleh harapan. Jadi, self injury menjadi jalan untuk mengobati sejumlah luka pada diri. Jangan self injury, tapi self love.

Belajar dan perbanyaklah bersyukur.