Dapatkah nomina berubah menjadi adjektiva?

Assalamualaikum, Semua!

Satu dari beberapa kelas kata dalam bahasa Indonesia yang kerap berkelindan di sekitar kita ialah adjektiva. Dalam buku yang berjudul Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Alwi, dkk., ( 2010:177) mendefinisikan adjektiva sebagai kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kehadiran adjektiva tak dapat dilepaskan dari kehadiran nomina dalam suatu konstruksi kalimat.

Berpijak pada paparan tersebut, menurut kamu, bisa tidak sih nomina berubah menjadi adjektiva? Bagaimana prosesnya semisal bisa? Seperti apa pula contohnya?

Referensi
Alwi, Hasan, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Cet ke-8. Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.

1 Like

Mengenai transposisi, Prof. Slametmuljana dalam buku Kaidah Bahasa Indonesia I (Penerbit Djambatan, 1959) berpendapat bahwa penggolongan kata tidak ditetapkan oleh ujudnya, tetapi oleh kedudukannya dalam kalimat, misalnya sakit dalam beberapa suasana: 1. ia sakit, 2. orang sakit, 3. rumah sakit, 4. sakit! 5. sakitnya 10 hari, 6. si sakit.
Menurut Slametmuljana, meskipun kalimat terjadi dari rangkaian kata, yang disusun menurut sistem bahasa, patuh kepada tata tertib, kata di dalam bahasa tidak berdiri sendiri, dan tidak sampai kepada kita sebagai substansi lepas.
Kata-kata telah mempunyai tugas tertentu. Kedudukannya ditetapkan oleh tugasnya. Bentuknya bergantung pada kedudukannya dalam kalimat. Demikianlah sebenarnya kata kita kenal dalam hubungan gramatikal, bukan dalam hubungan leksikal.
Selain dari transposisi kata benda menjadi kata kerja, seperti cangkul (nomina) menjadi cangkul (verba), dan transposisi kata kerja menjadi kata benda, seperti memotong (verba) menjadi memotong (nomina), sebuah kata bisa juga bertransposisi dari kata benda menjadi kata sifat (adjektiva).
Sebagai contoh, Minang pada kalimat “Logat bahasanya sangat Minang” merupakan kata sifat. Padahal, lazimnya, Minang(kabau), baik sebagai nama suku bangsa maupun sebagai nama bahasa, berkelas kata benda. Namun, ia menjadi adjektiva karena didahului oleh kata sangat.
Salah satu ciri kata sifat adalah bisa didampingi kata sangat, misalnya sangat cantik.
Beberapa kasus yang diuraikan di atas telah menjadi bukti yang cukup bahwa transposisi kata benda menjadi kata sifat nyata adanya dalam bahasa Indonesia meskipun hanya dalam percakapan sehari-hari atau dalam ragam nonformal.
Contoh lain transposisi ini adalah Indonesia banget, misalnya, dalam judul berita “13 Hal yang Indonesia Banget” (IDN Times, 23 Februari 2015). Kata Indonesia yang awalnya berkelas kata benda pindah kelas menjadi kata sifat setelah didampingi kata banget (sinonim kata sangat dalam ragam cakapan).
Ada pandangan menarik dari Harimurti Kridalaksana untuk menutup tulisan ini. Dalam buku Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia (Gramedia, 1990), ia menyimpulkan bahwa kategorisasi gramatikal tidak pernah bersifat hitam putih. Sering dijumpai kasus yang memperlihatkan bahwa batas antara kelas yang satu dan kelas yang lain tidak sejelas yang diharapkan.
Bila ada kasus-kasus peralihan demikian, itu tidak berarti bahwa kategorisasi itu lemah atau kriterianya tidak sahih. Hal-hal semacam itu ditimbulkan oleh sifat kelas-kelas kata itu sendiri. Oleh karena itu, menurut Harimurti, dalam pembahasan tentang kelas kata, tidak boleh dilupakan segi dinamis kelas kata, yaitu perpindahan kelas. Perpindahan dari satu kelas ke kelas lain dimungkinkan oleh adanya pelbagai proses morfologis.

Referensi :
Slamet Muljana.1956.Buku Kaidah Bahasa Indonesia.Cet ke-2.Jakarta:Djambatan.
Kridalaksana,Harimurti. 1986.Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia.Jakarta:Gramedia Pustaka Umum.

1 Like

Menurut Ibnu Hajar S.Pd
Nomina adalah kata yang mengacu pada manusia , benda dan konsep atau pengertian (segi semantis). Dalam kalimat berpredikat vebra , nomina menduduki fungsi subjek , objek atau pelengkap , nomina tidak dapat dijadikan bentuk ingkar tidak , tetapi dengan kata bukan. Sedangkan menurut Gorys Keraf
Kata benda adalah segala kata yang bisa dijelaskan atau diperluas dengan yang + kata sifat . Disamping itu segala kata yang mengandung morfemterikat ke-an , pe-an , pe- , -en. Ada beberapa ciri dari nomina atau kata benda, diantaranya sebagai berikut :

  1. Dapat diperluas dengan menambahkan “yang + kata sifat”, contohnya “rumah yang bagus”
  2. Dibatalkan dengan kata bukan. Contohnya “bukan kursi”.
  3. Dalam sebuah kalimat dapat berkedudukan sebagai Subjek (S) dan Objek (O). Contohnya “Ana membeli sepatu baru”, dalam kalimat tersebut kata “Ana” dan “Sepatu” merupakan kata benda.

Dari ciri-ciri pada poin pertama, apabila kita kain kan dengan pemantik diskusi dari kelompok penyaji 3, telah menemukan sebuah titik terang bahwa pada dasarnya adjektiva atau kata sifat bisa dirubah bentuk nya menjadi sebuah kata benda dengan ditambahkan atau disandingkan dengan kata benda lain. Contoh lainnya :
Pria Tampan, kata ‘pria’ adalah nomina atau kata benda berupa orang atau manusia, sedangkan kata ‘tampan’ adalah sebuah adjektiva atau kata sifat yang memiliki makna dalam KBBI 'elok(rupanya), sehingga apabila kedua kata tersebut digabungkan bukan berubah menjadi sebuah kata sifat melainkan sebuah kata benda atau nomina. Sementara nomina tidak bisa berubah menjadi adjektiva walaupun sudah disandingkan dengan bentuk kata yang lain.

Referensi :
Anonim, 2020. Pengertian Nomina : Ciri, Jenis dan Contoh Lengkapnya. https://materi.co.id/nomina/ diakses 25 Maret 2022 pukul 14.36

KBBI, 2022. Tampan. [Daring, diakses 25 Maret 2022 pukul 14.45]

1 Like

Menurut Hasan Alwi dkk, adjektiva adalah kata yang memberi keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Adjektiva juga dapat berfungsi sebagai predikat dan adverbial kalimat yang mengacu kepada suatu keadaan. Dari pernyataan tersebut sudah terlihat bahwa nomina dapat berubah menjadi adjektiva melalui sebuah proses. Proses yang dimaksud adalah proses transposisi yakni mengubah kelas kata tanpa pengubahan bentuk atau penurunan dengan afiksasi nol.
Perubahan kelas kata dari nomina menjadi adjektiva disebut adjektiva denominal. Pada adjektiva denominal terdapat dua proses morfologis yakni:
a. Adjektiva bentuk pe(r)- atau peng-
Kelompok adjektiva ini berasal dari nomina yang mengandung makna ‘yang ber-…’ atau ‘yang peng-…’ seperti pelupa, pemalas, pemalu, pemarah, pendiam, pengampun, pengasih, penyayang, pendendam, pencemburu. Contoh kalimatnya:
Gadis yang pemalu itu selalu menunduk jika diajak bicara
b. Adjektiva bentuk ke—an dengan reduplikasi
Memberikan sifat ‘mirip dengan’ apa yang diungkapkan oleh nomina yang menjadi dasar bentuk itu. Proses penurunannya dengan melalui nomina abstrak dengan kondiks ke—an yang kemudian direduplikasikan secara parsial. Contoh:
Barat → kebaratan → kebarat-baratan
Contoh kalimatnya:
Perangainya yang keibu-ibuan disenangi anak buahnya

REFERENSI
Hasan, A., Soenjono, D., Lapoliwa, H., & Anton, M. (2010). TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA (3 ed.). Jakarta: Balai Pustaka. Retrieved 2022
Resnita, D. (2015). PEMBENTUKAN ADJEKTIVA DENOMINAL DALAM BAHASA INDONESIA. JURNAL KIP, IV. Retrieved 2022, from http://www.journals.ukitoraja.ac.id/index.php/jkip/article/download/68/7

1 Like

Menurut Prof. Dr. Ida Bagus, M, Pd. nomina (kata benda) adalah nama seseorang, tempat atau benda. Berdasar kategori sintaksis nomina tidak punya potensi untuk bergabung dengan partikel tidak, tetapi memunyai potensi untuk didahului partikel dari (Kridalaksana, 1994). Nomina di sini mencakup pada pronomina dan numeralia. Kridalaksana (1994) mengatakan bahwa pronominal adalah kategori yang berfungsi mengganti nomina. Numenaralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung maujud. Contoh: rumah, begini, beberapa, lima, setengah.
Sedangkan adjektiva atau kata sifat adalah kelas kata yang mengubah nomina atau pronomina, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik.
Dari pendapat tersebut, menurut saya adjektiva dapat berubah menjadi nomina jika pada nomina tersebut diberikan tambahan sebuah kata yang berdiri sendiri. Contohnya :
Wanita Cantik. kata ‘wanita’ merupakan nomina yang berarti orang. sedangkan kata ‘cantik’ merupakan adjektiva yang berarti elok atau molek. Ketika kedua kata itu digabung akan membentuk sebuah kata benda atau nomina. Dalam hal ini nomina tidak bisa berubah menjadi adjektiva walaupun sudah disanding dengan sebuah bentukan kata lainnya.

Referensi :
Samin. 2022. Artikelmateri.com.
https://id.wiktionary.org/ diakses pada 25 Maret 2022 pukul 17.09

Dapatkah nomina berubah menjadi adjektiva? Ya, nomina dapat berubah menjadi adjektiva dengan derivasi atau transposisi.

Derivasi atau transposisi adalah suatu proses untuk mengubah identitas leksikal sebuah kata, baik dengan memindahkan kelas katanya maupun tidak memindahkan kelas katanya. Dengan demikian, derivasi atau transposisi dalam kaitannya dengan nomina, adalah proses untuk megubah sebuah kata benda (nomina) ke kelas kata lain atau mengubah sebuah kata dari kelas kata lain menjadi kata benda (nomina) (Keraf, 1991:58). Derivasi pada nomina diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: derivasi internal, denominal, dan nominalisasi. Lebih lanjut, derivasi denominal adalah suatu proses mengubah sebuah kata benda (nomina) ke kelas kata lain, baik ke kata kerja (verba denominal), ke kata sifat (adjektif denominal), atau ke kata tugas (adverbia denominal) (Keraf, 1991:59).

Merujuk pada paparan di atas, beberapa derivasi denominal dapat mengahasilkan adjektif meskipun memiliki jumlah yang terbatas. Berikut contohnya.

  1. Emas (nomina) = keemasan (adjektif)
  • Ibu membeli emas (n) 5 gram.
  • Kubah masjid itu berwarna keemasan (a).
  1. Perak (nomina) = keperakan (adjektif)
  • Medali itu terbuat dari perak (n).
  • Perwira yang berambut keperakan (a) itu memimpin pasukannya.
  1. Jawa (nomina) = kejawaan (adjektif)
  • Pulau Jawa (n) memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi.
  • Sifat kejawaan (a) gadis itu masih melekat, meskipun sudah lama sekolah di luar negeri.

Berdasar contoh tersebut, dapat diketahui bahwa proses derivasi adjektif denominal di atas menggunakan proses morfologis berupa afiksasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf (1991:96) bahwa cara yang dapat digunakan adalah proses afiksasi atas kata benda yang mengandung pengertian dan memiliki sifat seperti yang disebut pada kata dasarnya.

Referensi

Keraf, G. (1991). Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat Pendidikan Menengah. Jakarta: Gramedia Widiasrana Indonesia.

1 Like

Menurut pendapat saya nomina bisa berubah menjadi adjectiva. Hal ini didukung oleh pendapat Dewi (2015:818) yang menyatakan bahwa adjektiva denominal adalah kata-kata yang berkelas nomina yang berpindah kelas ke kelas adjektiva, salah satunya dengan afiksasi. Adapun afiks-afiks yang dapat menyebabkan terjadinya transposisi nomina menjadi adjektiva adalah prefiks, infiks, dan sufiks.

Contoh:
Kami bersyukur Pak ABM bersedia datang dan berdialog dengan kami. Soalnya, kami benar-benar butuh dan rindu kepada pemimpin yang peka dan merakyat seperti Pak ABM.

Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa nomina rakyat berubah kelas atau mengalami transposisi menjadi adjektiva merakyat melalui penambahan meng-. Makna yang timbul akibat adanya transposisi nomina menjadi adjektiva dengan prefiks meng- adalah “bersifat atau berlaku seperti”. Prefiks meng- yang melekat pada kata merakyat pada data di atas memiliki makna “bersifat atau berlaku seperti…”. Merakyat terbentuk dari nomina rakyat yang bermakna “penduduk suatu negara” sehingga merakyat bermakna “bersifat atau berlaku seperti rakyat”.

Referensi:
Dewi, R. 2015. Pembentukan Adjectiva Denominal Dalam Bahasa Indonesia. Jurnal KIP. 5(2). 815-824.

1 Like

Kridalaksana (2008: 163) menyatakan bahwa nomina adalah kelas kata yang biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa, kelas kata ini sering berpadanan dengan orang, benda, atau hal lain yang dibendakan dalam alam di luar bahasa.

Sedangkan adjektiva atau kata sifat adalah kelas kata yang mengubah nomina atau pronomina menjadi lebih spesifik, adjektiva dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata Sofyan (2021: 3).

Berkaca dari kedua pendapat tersebut, menurut pendapat saya sebagian kata dalam kelas nomina dapat diubah bentuknya menjadi adjektiva, sedangkan adjektiva dapat diubah bentuknya menjadi nomina dengan menambahkan kata dari kelas nomina di depan kata adjektiva.

Contohnya:

  1. Anak pintar itu cantik sekali.

  2. Kelinci lucu itu berwarna putih.

Kedua contoh tersebut menunjukan bahwa nomina berubah menjadi lebih spesifik dan adjektiva berubah menjadi bagian dari nomina tetapi nomina tidak berubah menjadi adjektiva.

Sedangkan dalam proses transposisi, beberapa nomina dapat berubah menjadi adjektiva dengan memerhatikan sifatnya. Transposisi yang dimaksud adalah perubahan kelas kata tanpa perubahan bentuk (Chaer, 2007: 188).

Lanin (2021) menyatakan bahwa melalui proses transposisi adjektiva denominal, nomina berimbuhan per- atau peng- yang mengandung makna “memiliki sifat” dapat bertransposisi menjadi adjektiva.

Contohnya, pemalu dan pendiam.

  1. Bujang pemalu itu menundukkan kepalanya.
  2. Meski pendiam, dia giat bekerja.

Pemalu dan pendiam merupakan kata yang termasuk dalam kelas nomina, namun posisi nomina tersebut dapat mengubahnya menjadi adjektiva.

Daftar Pustaka:

Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum, Edisi Baru. Jakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Narabahasa, (2021, 15 Juni). “Kamu Terlalu Baik untukku”. Diakses pada 25 Maret 2022, dari https://narabahasa.id/linguistik-umum/morfologi/kamu-terlalu-baik-untukku

Sofyan, Abu. (2021). Penggunaan Adjektiva dalam Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi (Suatu Tinjauan Stilistika). Jurnal Frasa: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. 2 (2). 1-12.

1 Like

Alwi (2010:221) menjelaskan bahwa nomina merupakan kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Nomina ini dalam perilakunya dapat diubah menjadi adjektiva. Adjektiva yang dimaksud adalah adjektiva denomial. Dewi (2015 : 817) mengemukakan bahwa adjektiva denominal adalah kata-kata yang berkelas nomina yang berpindah kelas ke kelas adjektiva, salah satunya dengan afiksasi. Adapun afiks-afiks yang dapat menyebabkan
terjadinya transposisi nomina menjadi adjektiva adalah prefiks, infiks, dan sufiks.

Contoh :
• Ani mampu menyelesaikan ujian di menit terakhir (kata “terakhir” bermula dari nomina “akhir” yang menjadi adjektiva denomial dengan imbuhan ter-)
• Pak Jokowi adalah salat satu presiden yang merakyat (kata “merakyat” bermula dari nomina “rakyat” yang menjadi adjektiva denomial dengan imbuhan meng-)

Berdasarkan contoh tersebut, dapat dibuktikan bahwa nomina atau kata benda dapat diubah menjadi adjektiva dengan melalui proses afiksasi.

Referensi :
Alwi, Hasan, dkk.(2010).Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Dewi, Resnita.(2015). Pembentukan Adjektiva Denomial dalam Bahasa Indonesia. Jurnal KIP.4(2). 815-824 halaman

1 Like

Nomina adalah kelas kata yang digunakan untuk menunjukkan orang, tempat, dan benda (Tallerman, 2015). Nomina dapat berubah menjadi adjektiva dengan transposisi atau derivasi. Bauer (1988: 12-13) menyatakan bahwa derivasi adalah proses morfologis yang menghasilkan morfem baru. Derivasi denominal mengubah kata benda ke kelas kata lainnya.

Mengacu penjelasan tersebut, menurut saya nomina dapat berubah menjadi adjektiva melalui proses afiksasi derivasi denominal. Misalnya:

  1. Arab (n) = Kearab-araban (a)

‘Arab’ adalah nama bangsa di Jazirah Arab dan Timur Tengah. ‘Kearab-araban’ adalah bersikap dan bertingkah laku seperti orang arab. Kata ‘Arab’ yang semula merupakan kata benda dapat berubah menjadi kata sifat dengan proses afiksasi ke-an.

  1. Merah (n) = kemerahan(a)

‘Merah’ adalah warna dasar yang serupa dengan warna darah. ‘Kemerahan’ artinya terlalu merah. Kata ‘merah’ yang semula merupakan kata benda dapat berubah menjadi kata sifat dengan proses afiksasi ke-an.

Referensi

Tallerman, M. (2015). Understanding syntax. New York: Routledge.

Bauer, Laurie. 1988. Introducing Linguistic Morphology. Great Britain: Edinburgh University Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

1 Like

Menurut Ramlan (1985) nomina adalah kata yang memiliki ciri tidak dinegasikan dengan kata ‘tidak’, melainkan dengan kata bukan, dapat diikuti kata tunjuk dan dapat mengikuti kata depan. Menurut Gorys Keraf Nomina adalah segala kata yang bisa dijelaskan atau diperluas dengan yang + kata sifat . Disamping itu segala kata yang mengandung morfemterikat ke-an , pe-an , pe- , -en.
Menurut Kridalaksana (2011:4), adjektiva adalah kata yang menerangkan nomina atau kata benda. Kemudian Kridalaksana mempertegas pendapatnya dengan menyatakan ciri- ciri adjektiva dapat bergabung dengan partikel tidak dan dapat didampingi partikel seperti lebih, agak, dan sangat.
Dengan demikian, Menurut saya nomina dapat berubah menjadi adjektiva. Dengan dengan cara transposisi. Hasil tranposisi nomina menjadi adjketiva adalah adjektiva denominal yang melalui proses afiksasi.
Contohnya :
“Suaranya yang merdu terdengar pelan dan gemetar di daun telingaku, membuatku merinding.”

Berdasarkan kalimat diatas dapat diketahui bahwa nomina dapat bertransposisi menjadi adjektiva melalui penambahan infiks. Adjektiva gemetar dalam kalimat di atas terbentuk dari nomina getar dengan penambahan infiks –em-. Infiks –em- pada gemetar di atas memiliki makna “terjadi banyak kali”. Gemetar terbentuk dari nomina getar yang artinya “gerak berulang-ulang dengan cepat.” Berdasarkan makna tersebut, maka gemetar bermakna “banyak kali bergetar”.

Referensi :
815 | JURNAL KIP - Vol. IV. No. 2, Juli 2015 – Oktober 2015
PEMBENTUKAN ADJEKTIVA DENOMINAL DALAM BAHASA INDONESIA
Resnita Dewi

Chaer (2008:166) menyatakan bahwa nomina adalah kata yang menyatakan benda atau yang dibendakan. Sedangkan adjektiva adalah kelas kata yang mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik.

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa adjektiva adalah kelas kata yang mengubah kata benda, sehingga dapat ditarik kesimpulan nomina juga bisa berupah menjadi adjektiva. Perubahan nomina menjadi adjektiva dapat dibentuk melalui penambahan maupun pengurangan/penghilanga afiks pada kata. Perubahan nomina menjadi adjektiva dibentuk dengan penambahan afiks meng- pada sebuah kata.

Contoh : meng- + rakyat (nomina) = merakyat (adjektiva)

Pemimpin yang merakyat

Sedangkan perubahan nomina menjadi akdjektiva melalui pengurangan afiks, sebagai contoh pengurangan/penghilangan afiks pe-.

Imbuhan Pe- + Kata Sifat(Adjektiva)

perusak (nomina) = rusak (adjektiva)

pemalu (nomina) = malu (adjektiva)

pemarah (nomina) = marah (adjektiva)

Referensi :

Chaer, Abdul. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
Dewi, R. (2015). Pembentukan Adjectiva Denominal Dalam Bahasa Indonesia. Jurnal KIP. 5(2). 815-824.
Fitrianti. (2020). ANALISIS BENTUK DAN MAKNA NOMINA REDUPLIKASI DALAM NOVEL KONTEMPORER INDONESIA: TINJAUAN MORFOLOGI. Skripsi. Universitas Hassanuddin.

1 Like

Seperti yang telah kita ketahui bersama, adjektiva (kata sifat) adalah kata yang menyatakan sifat sedangkan nomina (kata benda) adalah kata yang menyatakan nama dari semua benda dan segala yang dibendakan. Dalam bahasa Indonesia, adjektiva mempunyai hubungan dengan kelas kata lain, termasuk nomina itu sendiri. Hubungan ini melewati sebuah proses yang dinamakan transposisi. Proses transposisi dapat diartikan sebagai proses perubahan kelas kata tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk dan dianggap sebagai penurunan dengan derivasi nol atau konversi (Alwi, dkk., 2017:230). Adapun, menurut Tarigan (2009:192), konversi berarti semua perubahan kata dasar atau dasar kata dari suatu jenis kata menjadi jenis kata lain akibat adanya penambahan imbuhan (afiks). Proses transposisi dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu adjektiva deverbal dan adjektiva denominal. Adjektiva deverbal merujuk pada pembentukan adjektiva yang berasal dari verba sedangkan adjektiva denominal merujuk pada pembentukan adjektiva yang berasal dari nomina.
Berkaitan dengan pernyataan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa nomina dapat berubah menjadi bentuk adjektiva, dimana perubahan ini disebut adjektiva denominal. Adjektiva denominal jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya ditemukan pada beberapa kata tertentu saja. Untuk prosesnya sendiri melibatkan proses morfologis yaitu afiksasi. Berikut ini adalah contoh beserta proses pembentukannya.
Contoh:

  • Rakyat => Merakyat
    Rakyat (nomina) = merakyat (adjektiva)
    (Setiap pemimpin hendaknya mempunyai sifat merakyat)
  • Ibu => Keibu-ibuan
    Ibu (nomina) = keibu-ibuan (adjektiva)
    (Jarang sekali ada seorang perempuan yang bersifat keibu-ibuan di usia muda)
  • Bapak => Kebapak-bapakan
    Bapak (nomina) = kebapak-bapakan (adjektiva)
    (Sejak mempunyai anak, pemuda itu telah menunjukkan sifat kebapak-bapakan)
  • Emas => Keemasan
    Emas (nomina) = keemasan (adjektiva)
    (Cincin itu berwarna kuning keemasan)

Kelompok adjektiva ini berasal dari nomina yang memuat makna “mempunyai sifat …” atau bermakna “mirip dengan …” yaitu mirip dengan yang diungkapkan oleh nomina yang menjadi pangkal dari bentuk kata tersebut.

Sumber Referensi:
Alwi, H., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Dewi, R. (2015). Pembentukan Adjektiva Denominal dalam Bahasa Indonesia. Jurnal KIP, 4(2), 815-824
Tarigan, H.G. (2009). Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa

1 Like

Chaer (2007: 177) menyatakan bahwa afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar.

Berdasarkan pendapat di atas, dijelaskan juga dalam jurnal bahwa sebuah kata dapat berderivasi, berkonversi, bertransposisi atau berpindah kelas ke kelas kata yang lain misalnya kelas kata nomina dapat menjadi adjektiva yang disebut adjektiva denominal. Adjektiva denominal dapat terjadi salah satunya melalui afiksasi. Afiksasi yang mengubah nomina menjadi adjektiva adalah prefiks, infiks, dan sufiks.

  1. Proses adjektiva denominal melalui prefiks
  • Penambahan prefiks meng-
    Contoh:
    Kami benar-benar butuh dan rindu kepada pemimpin yang peka dan merakyat.
    Penjelasan:
    Berdasarkan contoh di atas, dapat dijelaskan bahwa nomina rakyat berubah kelas atau mengalami transposisi menjadi adjektiva merakyat melalui penambahan meng-.
  1. Proses adjektiva denominal melalui infiks
  • Penambahan infiks -em-
    Contoh:
    Suaranya yang merdu terdengar pelan dan gemetar.
    Penjelasan:
    Berdasarkan contoh di atas, dapat dijelaskan bahwa nomina dapat bertransposisi menjadi adjektiva melalui penambahan infiks. Adjektiva gemetar dalam kalimat di atas terbentuk dari nomina getar dengan penambahan infiks -em-. Infiks -em- pada gemetar memiliki makna “terjadi banyak kali”. Gemetar terbentuk dari nomina getar yang artinya “gerak berulang-ulang dengan cepat.” Berdasarkan makna tersebut, maka gemetar bermakna “banyak kali bergetar”.
  1. Proses adjektiva denominal melalui sufiks
  • Penambahan sufiks -al
    Contoh:
    Antrean panjang kendaraan di pelabuhan Merak membuat angkutan material tertahan satu minggu di pelabuhan.
    Penjelasan:
    Kata material merupakan adjektiva denominal yang terbentuk dari nomina materi melalui penambahan sufiks -al. Kata material terbentuk dari nomina materi yang bermakna “bahan atau benda” sehingga material bermakna “bersifat materi atau bersangkutan dengan materi”.

Referensi:

Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, R. (2015). Pembentukan Adjektiva Denominal dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan (JKIP). 4(2): 817-819.

1 Like

Nomina dapat berubah menjadi adjektiva. Adjektiva denominal adalah kata-kata yang berkelas nomina yang berpindah kelas ke kelas adjektiva, salah satunya dengan afiksasi. Adapun afiks-afiks yang dapat menyebabkan terjadinya transposisi nomina menjadi adjektiva adalah prefiks, infiks, dan sufiks.
Contoh
Kami bersyukur Pak Joko bersedia datang
dan berdialog dengan kami. Soalnya, kami
benar-benar butuh dan rindu kepada pemimpin yang peka dan merakyat seperti Pak Joko.
Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa
nomina rakyat berubah kelas atau mengalami
transposisi menjadi adjektiva merakyat
melalui penambahan meng-. Makna yang
timbul akibat adanya transposisi nomina
menjadi adjektiva dengan prefiks meng- adalah “bersifat atau berlaku seperti”. Prefiks
meng- yang melekat pada kata merakyat pada
data di atas memiliki makna “bersifat atau
berlaku seperti….”. Merakyat terbentuk dari
nomina rakyat yang bermakna “penduduk
suatu negara” sehingga merakyat bermakna
“bersifat atau berlaku seperti rakyat”.

Referensi
Dewi, Resnita. 2015. Pembentukan Adjektiva Denominal dalam Bahasa Indonesia. JURNAL KIP - Vol. IV. No. 2, Juli 2015 – Oktober 2015

1 Like

Adjektiva atau kata sifat adalah kelas kata yang mengubah nomina atau pronomina, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Menurut
Kridalaksana (2011:4), adjektiva adalah kata yang menerangkan nomina atau kata benda. Kemudian Kridalaksana mempertegas pendapatnya dengan menyatakan ciri-ciri adjektiva dapat bergabung dengan partikel tidak dan dapat didampingi partikel seperti lebih, agak, dan sangat. Menurut Alwi dkk. (2003:171), adjektiva adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Selanjutnya adjektiva dicirikan oleh kemungkinannya menyatakan tingkat kualitas dan tingkat bandingan acuan nomina yang diterangkannya. Perbedaan tingkat kualitas ditegaskan dengan pemakaian kata
seperti sangat dan agak di samping adjektiva, misalnya: anak itu sangat kuat; atau agak jauh juga rumahnya. Sedangkan tingkat bandingan dinyatakan antara lain oleh pemakaian kata lebih dan paling di muka adjektiva, misalnya: saya lebih senang di sini daripada di sana; atau anaknya yang paling besar lulus kemarin. Adjektiva dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata. Contoh adjektiva antara lain adalah keras, jauh, dan kaya.

Adjektiva dapat dihasilkan melalui proses transposisi dari verba atau nomina. Transposisi adalah perubahan kelas kata tanpa pengubahan bentuk.

Adjektiva deverbal
meng-
meng–kan
ter-
ber-
Adjektiva denominal.
pe- atau peng-
ke–an yang mengalami reduplikasi.

Referensi:

Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum, Edisi Baru. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Penyusun. (2008). *Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat *
Bahasa (4th ed). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

1 Like

Putrayasa (2008:86) menyimpulkan bahwa suatu kata yang asalnya dari suatu jenis kata, dapat dipindahkan jenisnya kepada jenis kata yang lain. Pemindahan tersebut dapat terjadi karena menambahkan imbuhan-imbuhan atau
partikel, atau kadang terjadi dengan tidak menambahkan suatu imbuhan. Kata lari sebenarnya kata kerja, tetapi dengan menambahkan prefiks pe-, kita dapat memindahkan jenis katanya menjadi kata benda, yaitu pelari. Sebaliknya, terdapat kata benda yang dapat ditransposisikan menjadi kata kerja misalnya kopi menjadi mengopi, lubang menjadi melubangkan dan sebagainya.
Lain halnya dengan Tarigan yang menyebut perpindahan kelas dengan istilah konversi. Menurut Tarigan (2009:192), konversi adalah semua perubahan kata dasar atau dasar kata suatu jenis kata, menjadi jenis kata lain akibat penambahan afiks. Sebagai contoh kita ambil kata dasar kata kerja yang dapat berkonversi menjadi kata benda dengan penggabungannya dengan afiks –an menjadi X-an:
makan: makanan
minum: minuman

Chaer (2007:177) yang mengatakan bahwa afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur- unsur (1) dasar atau bentuk dasar (2) afiks (3) makna gramatikal yang dihasilkan. Berdasarkan pemaparan tersebut, diketahui bahwa sebuah kata dapat berderivasi/ berkonversi/bertransposisi atau berpindah kelas ke kelas kata yang lain. Nomina dapat menjadi verba yang disebut verba denominal; nomina dapat menjadi adjektiva yang disebut adjektiva denominal; adjektiva dapat menjadi nomina yang disebut nomina deadjektival, dan sebagainya.

Referensi :
Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian
Morfologi. Bandung: Refika Utama.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran
Morfologi. Bandung: Angkasa.
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Resnita, D. (2015). PEMBENTUKAN ADJEKTIVA DENOMINAL DALAM BAHASA INDONESIA. JURNAL KIP, IV. Retrieved 2022, from http://www.journals.ukitoraja.ac.id/index.php/jkip/article/download/68/7

1 Like

Parera (dalam Dewi, 2015) mengungkapkan bahwa secara morfologis,
kata dapat dialihkan ke dalam kelas kata yang lain. Jadi, terdapat morfem-morfem yang bertugas untuk mentransposisikan kata ke dalam kelas kata lain. Lebih lanjut, Tarigan (dalam Dewi, 2015) menyebut bahwa perpindahan kelas ini disebut dengan konversi. Menurutnya, konversi adalah semua perubahan kata dasar atau dasar kata suatu jenis kata, menjadi jenis kata lain akibat penambahan afiks. Berangkat dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa nomina dapat diubah menjadi adjektiva, melalui proses penambahan afiks. Kata hasil perubahan tersebut dapat disebut dengan adjektiva turunan.

Dengan demikian, dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa nomina dapat berubah menjadi adjektiva melalui penurunan. Penurunan ini dilakukan dengan menambahkan afiks pada nomina. Contohnya

  1. Penambahan infiks
  • nomina ‘getar’ mendapat sisipan -em- menjadi ‘gemetar’ (adjektiva)
  • nomina ‘guruh’ mendapat sisipan -em- menjadi ‘gemuruh’ (adjektiva)
  1. Penambahan sufiks
  • nomina ‘alam’ mendapat sufiks -i menjadi alami (adjektiva)
  • nomina ‘dunia’ mendapat sufiks -wi menjadi ‘manusiawi’ (adjektiva)
    Catatan :
    Adjektiva yang bersufiks -H-wi atau -iahl-wiah memiliki dasar nomina yang pada umumnya berasal dari bahasa Arab. Sedangkan, Adjektiva yang bersufiks -if, -er, -al, -is, dan -us yang diserap dari
    bahasa Belanda atau bahasa Inggris berasal dari nomina (Moeliono dkk, 2017)
    Contohnya:
  • ‘administrasi’ menjadi ‘administratif’
  • ‘birokrasi’ menjadi ‘birokratis’
  • ‘komplemen’ menjadi ‘komplementer’
  • ‘struktur’ menjadi ‘struktural’
  • ‘religi’ menjadi ‘religius’
  1. Penambahan prefiks
  • nomina ‘rakyat’ mendapat prefiks meng- menjadi ‘merakyat’ (adjektiva)

Referensi:
Moeliono, Anton M. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Dewi, Resnita. (2015). Pembentukan Adjektiva Denominal dalam Bahasa Indonesia. Jurnal KIP, 4(2), 815-824.

1 Like

Dalam Bahasa Inggris terdapat sembilan kata kelas. Empat di antaranya termasuk ke dalam kata kelas utama, yaitu verb (kata kerja), noun (kata benda), adjective (kata sifat), dan adverb (kata keterangan). Empat kata kelas ini bisa membentuk dan dibentuk dari satu sama lainnya. Misalnya saja kata yang termasuk verb bisa diubah menjadi noun , noun bisa diubah menjadi adjective , adverb bisa dibentuk dari adjective, adverb bisa dibentuk dari noun, dsb. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adjektiva atau kata sifat adalah kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan secara umum dapat bergabung dengan kata lebih dan sangat. Kata sifat adalah kelas kata yang mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik.
Perubahan nomina menjadi adjektiva dibentuk dengan menambahkan prefiks dan sufiks. Adjektiva memiliki fungsi yang berbeda di dalam kalimat: fungsi predikatif, atributif, dan adverbial. Oleh karena itu, pembentukan adjektiva dari nomina ini menjadi salah satu kesulitan sebagian pembelajarnya. Ableitung adalah pembentukan adjektiva dari nomina dengan menambahkan prefiks (imbuhan pada awal kata) dan sufiks (imbuhan yang ditambahkan pada akhir kata), yang disebut juga dengan afiksasi.
Contoh : ( se-) Contohnya: se- + rumah = serumah.

Referensi :
Kridalaksana, H. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
____________. 1996. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia

1 Like

Iya bisa, Menurut Dewi (2015:817) Adjektiva denominal adalah kata-kata yang berkelas nomina yang berpindah kelas ke kelas adjektiva, salah satunya dengan afiksasi. Adapun afiks-afiks yang dapat menyebabkan terjadinya transposisi nomina menjadi adjektiva adalah prefiks, infiks, dan sufiks.

Contohnya nomina berimbuhan per- atau peng- yang mengandung makna ‘memiliki sifat’ dapat bertransposisi menjadi adjektiva. Contohnya, pemalu dan pendiam.

  1. Bujang pemalu itu menundukkan kepalanya.
  2. Meski pendiam, dia giat bekerja.

Jadi berdasarkan pendapat Dewi diatas mengenai nominal berubah menjadi adjektiva dapat dilakukan jika dengan prosesn transposisi yang dilakukan dengan cara afiksasi.

Referensi:

Dewi. (2015). Pembentukan Adjektiva Denominal Dalam Bahasa Indonesia. Jurnal KIP. 4 (02).

Lanin I. (2021). Kamu terlalu baik untukku. Narabahasa. Diakses pada Jum’at, 25 Maret 2022. Pukul 19.42 WIB. https://narabahasa.id/linguistik-umum/morfologi/kamu-terlalu-baik-untukku

1 Like