Dapatkah nomina berubah menjadi adjektiva?

Parera (1989: 12) mengatakan bahwa secara morfologis, kita dapat mencatat bahwa sebuah kata dapat dialihkan ke dalam kelas kata yang lain. Jadi ada morfem–morfem, yang bertugas mentransposisikan sebuah kata ke dalam kelas kata yang lain. Morfem-mofem ini, dinamakan morfem-morfem derivasi.
Selanjutnya Putrayasa (2008:86) menyimpulkan bahwa suatu kata yang asalnya dari suatu jenis kata, dapat dipindahkan jenisnya kepada jenis kata yang lain.
Pemindahan tersebut dapat terjadi karena menambahkan imbuhan-imbuhan atau partikel, atau kadang terjadi dengan tidak menambahkan suatu imbuhan.

Adapun afiks-afiks yang dapat menyebabkan terjadinya transposisi nomina menjadi
adjektiva adalah prefiks, infiks, dan sufiks.

  1. Proses Adjektiva Denominal melalui
    Penambahan Prefiks Adjektiva denominal melalui penambahan prefiks dapat terjadi melalui penambahan meng- dan ter-.
    a. Adjektiva Denominal melalui
    Penambahan Prefiks meng-
    Terjadinya adjektiva denominal melalui prefiks meng- dapat dilihat pada data berikut
    ini.
    Contoh :
    Kami bersyukur Pak ABM bersedia datang dan berdialog dengan kami. Soalnya, kami
    benar-benar butuh dan rindu kepada pemimpin yang peka dan merakyat seperti Pak ABM. (Fjr, 14-03-2011. Hal. 9)

b. Adjektiva Denominal melalui Penambahan Prefiks ter-
Prefiks ter- juga dapat mentransposisikan nomina menjadi adjektiva. Hal tersebut dapat
kita lihat pada kata terakhir yang terdapat dalam data berikut ini.
Contoh :
Milan bahkan nyaris malu karena sudah tertinggal 0-1 hingga 10
menit terakhir. (Fjr, 14-03-2011.

  1. Proses Adjektiva Denominal melalui Penambahan Infiks
    Adjektiva denominal melalui penambahan infiks adalah kata-kata yang berkelas nomina
    yang ditransposisikan menjadi adjektiva dengan bantuan infiks. Adapun infiks yang berfungsi untuk melakukan hal tersebut adalah –em- . Hal tersebut dapat dilihat pada
    data berikut ini.
    Suaranya yang merdu terdengar pelan dan gemetar di daun telingaku, membuatku merinding. (Pnt, 2002. Hal. 1)

  2. Proses Adjektiva denominal melalui penambahan sufiks
    Transposisi nomina menjadi adjektiva yang disebut adjektiva denominal juga dapat terjadi dengan penambahan sufiks. Adapun sufiks–sufiks tersebut adalah –al, -us, -ik, -i, -
    if, -is, -wi

Referensi :
Chaer, Abdul. (2008). Morfologi. Jakarta:
Rineka Cipta.----------------. (2007). Linguistik Umum.
Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2009. Morfologi. Jakarta: Grasindo.

1 Like

Dalam bahasa Indonesia, kata dapat berpindah kelas. Maksudnya, kata yang tertulis/lisan dapat berubah fungsi, baik itu verba(kata kerja) menjadi nomina(kata benda), adjectiva menjadi adverbia(kata keterangan), nomina menjadi adjektiva(kata sifat), dan lain-lain. Itu dinamakan transposisi. Menurut Harimurti Kridalaksana dalam Kamus Linguistik (Gramedia, 2008), transposisi adalah ‘proses atau hasil perubahan fungsi atau kelas kata tanpa penambahan apa-apa’. Transposisi disebut juga konversi, transmutasi, atau derivasi nol (Chaer, 2007, 188). Proses ini termasuk hal yang unik karena perubahan kelas kata berasal dari perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini berasal dari berbagai proses morfologis, salah satunya afiksasi. Berubahnya bentuk berarti berubah pula kelas kata dan maknanya.

Contoh perubahan nomina menjadi adjectiva:

  • nomina yang berprefiks pe(r)- atau peng- (berasal dari nomina yang mengandung makna ‘yang ber-…’ atau 'yang meng-…'Contohnya : pelupa, pemalu, pengasih, dll.
  • nomina bekonfiks ke-an. (sifat ‘mirip dengan’ apa yang diungkapkan oleh nomina yang menjadi dasar bentuk tersebut. Contohnya : ibu (nomina) - keibuan (nomina) - keibu-ibuan (adjektiva), dll.

Sumber :

Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

1 Like

Pembentukan kata verba dan adjektiva menjadi nomina melalui sebuah proses yang disebut afiksasi atau proses pembentukan kata. Verba sendiri merupakan kata kerja, yang biasanya memiliki fungsi predikat di dalam sebuah kalimat. Untuk membuatnya menjadi kata benda atau nomina, dibutuhkan sebuah proses pembentukan kata yang melibatkan afiks atau imbuhan, misalnya pada kata makan.

Makan sendiri merupakan kata yang termasuk dalam kategori verba, yang berarti memasukkan sesuatu ke dalam mulut kemudian mengunyah dan menelannya (lih. KBBI). Untuk membuatnya menjadi kata benda/nomina, kita dapat menambahkan akhiran {-an} sehingga menjadi makanan.

Contoh lain misalnya kata pekerjan. Pekerjaan terbentuk dari kata dasar kerja, yang termasuk dalam kategori verba. Kata kerja mengalami proses pembentukan kata yang melibatkan konfiks {pe-an}, sehingga kata kerja yang tadinya bermakna melakukan sesuatu, menjadi pekerjaan, yang bermakna sesuatu yang dikerjakan.

Sederhananya, nomina ialah kata benda sedangkan adjektiva ialah kata sifat. Lalu, apakah nomina dapat berubah menjadi adjektiva? Dapat, melalui derivasi maupun transposisi.
Pengertian derivasi adalah salah satu cara untuk membentuk dan memperkaya kosakata pada kata dasar (dalam hal ini nomina) karena dapat mengubah kategori dan makna kata (dalam hal ini menjadi adjektiva).
Derivasi dapat dilakukan dengan menggunakan prefiks pe(N)- maupun konfiks ke-an yang mengalami reduplikasi. Hasil perubahan nomina menjadi adjektiva dapat disebut adjektiva denominal. Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia karya Alwi, dkk tertulis bahwa bentuk adjektiva denominal tidak banyak jumlahnya.
Berikut proses perbuahan nomina menjadi adjektiva:
- Adjektiva betuk pe(N)- atau peng-
Kelompok ini berasal dari nomina yang mengandung makna ‘yang ber-…’ atau ‘yang meng-…’
Contoh:
pe(N)- + lupa (nomina) => pelupa
pe(N)- + marah (nomina)=> pemarah
pe(N)- + diam (nomina)=> pendiam
pe(N)- + dendam (nomina)=> pendendam
pe(N)- + malu (nomina)=> pemalu
pe(N)- + sayang (nomina)=> penyayang
pe(N)- + kasih (nomina)=> pengasih
pe(N)- + cemburu (nomina)=>pencemburu

Referensi
Prayogi, D. S. T., Beratha, N. L. S., & Sukarini, N. W. (2018). Perubahan Makna Adjektiva Berimbuhan Sufiks: Kajian Morfosemantiks (Doctoral dissertation, Udayana University).
Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. M. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

1 Like

Dewi (2015:818) mengartikan adjektiva denominal sebagai kata-kata bentuk nomina berubah menjadi bentuk adjektiva melalui afiksasi sehingga dapat disimpulkan jika adjektiva dapat dibentuk dari nomina. Afiksasi atau imbuhan yang dapat mengubah bentuk nomina menjadi adjektiva, yaitu prefiks, infiks, dan sufiks.

Contoh: kata “rumah” merupakan sebuah nomina. Jika diberi imbuhan “pe- + -an” menjadi “perumahan” sehingga menjadi bentuk adjektiva.

Dewi, R. (2015). Pembentukan Adjectiva Denominal Dalam Bahasa Indonesia. Jurnal KIP, 5(2), 815-824.

1 Like

Nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak dan mempunyai potensi didahului oleh partikel. (Kridalaksana, 2008: 68).
Alwi et al. (1998: 171) berpendapat bahwa adjektiva adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat.
Kata nomina dapat berubah menjadi aktiva karena dipengaruhi oleh sebuah proses yang disebut afiksasi atau proses pembentukan kata. Untuk merubahnya maka dibutuhkan sebuah proses pembentukan kata yang melibatkan afiks/imbuhan. Contoh: cantik menjadi kecantikan

Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia
Alwi, Hasan, Dkk. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai. Pustaka

1 Like

Nomina dapat menjadi verba yang disebut verba denominal, sementara nomina dapat menjadi adjektiva denominal. Adjektiva yang terbentuk dari sekelompok nomina, terbentuk dari adjektiva yang berprefiks pe{r)- atau peng-, dan nomina berkonfiks ke-…-an yang kemudian direduplikasi.

Contohnya :

  • penyabar
  • pendiam
  • kebarat-baratan
  • keibu-ibuan

Referensi:
Rohmadi, dkk. 2012. Morfologi: Telaah dan Kata. Surakarta: Yuma Pustaka.
Moeliono, Antoni M., dkk. 2017. TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA Edisi Keempat.

1 Like

Nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak dan mempunyai potensi didahului oleh partikel dari (Kridalaksana, 2008: 68).Sedangkan, Adjektiva adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalarn kalimat. Adjektiva yang memberikan keterangan terhadap nomina itu berfungsi atributif.

Dilihat dari dua pendapat diatas, menurut pendapat saya beberapa kelas kata yang terdapat didalam nomina dapat berubah menjadi adjectiva dan begitupun sebaliknya. Sejalan juga dengan Dewi (2015:818) yang menyatakan bahwa adjektiva denominal adalah kata-kata yang berkelas nomina yang berpindah kelas ke kelas adjektiva, salah satunya dengan afiksasi. Adapun afiks-afiks yang dapat menyebabkan terjadinya transposisi nomina menjadi adjektiva adalah prefiks, infiks, dan sufiks.

Contoh :

Daun itu sudah berubah menjadi “kehijau – hijauan”

Ke + Hijau (Nomina) +an = kehijau - hijauan (Adjectiva)

Sejarah zaman dahulu membhas mengenai “perdagangan” bebas

Per + dagang (nomina) + an = perdagangan ( adjectiva)

Alwi, Hasan, Dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. (Edisi Ketiga).Jakarta : Balai Pustaka.
Dewi, R. 2015. Pembentukan Adjectiva Denominal Dalam Bahasa Indonesia. Jurnal KIP . 5(2). 815-824.
Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

1 Like

Menurut Whitman (1957: 63) frase nomina selalu terdiri dari sebuah artikel dan kata benda.
Dapat disimpulkan nomina adalah nama dari semua benda dan segala sesuatu yang dibendakan, dan menurut wujudnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu: kata benda konkret dan abstrak.
Ciri-ciri kata benda adalah semua kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan menambahkan yang + kata sifat atau yang sangat + kata sifat dibelakang kata tersebut. Misalnya: rumah yang besar, batu yang keras.

Nahu Melayu Moden & Liaw (1985: 41-47) berpendapat bahwa kata sifat atau nama sifat adalah segala perkataan yang memberi keterangan tentang nama atau kata ganti nama. Contoh kata adjektiva: indah (indah sekali, seindah-indahnya). Pada tingkat frase, letak kata sifat adalah di belakang kata benda yang disifatinya, misalnya: rumah besar, pemandangan indah, meja kecil.

Pembentukan adjektiva dari nomina dengan menambahkan prefiks (imbuhan pada awal kata) dan sufiks (imbuhan yang ditambahkan pada akhir kata), yang disebut juga dengan afiksasi. Prefiks dan sufiks yang digunakan untuk membentuk adjektiva dari nomina dalam sumber data. Dalam sebuah kalimat, adjektiva memiliki tiga fungsi, yaitu predikatif, atributif, dan adverbial.
Misalkan : kata “emas” nomina yang berartilogam mulia berwarna kuning. Akan berubah artinya jika ditambahkan imbuhan menjadi “keemasan”. Kata “keemasan” berarti kegemilangan atau kejayaan.
Contoh kalimat: Masa keemasan kerajaan Sriwijaya sudah berakhir.

Referensi:
Retnawati, P. (2017). ANALISIS PERUBAHAN NOMINA MENJADI ADJEKTIVA. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

1 Like

Perubahan nomina menjadi adjektiva dibentuk dengan penambahan konfiks yang berbeda. Selain penambahan konfiks yang berbeda, perubahan nomina menjadi adjektiva juga disertai dengan adanya perubahan penulisan dan penambahan elemen sisipan, namun tidak semua adjektiva dibentuk dengan perubahan penulisan dan penambahan elemen tersebut.

misalnya pada kata kebugaran,
Kebugaran sendiri merupakan kata yang termasuk dalam kategori nomina, yang berarti suatu hal yang sehat dan segar yang berhubungan dengan badan (lih. KBBI). Jika diubah menjadi adjektiva maka ada penghilangan sisipan awal yaitu menjadi kata Bugar, bugar merupakan salah satu kata yang masuk dalam kategori adjektiva, yang berarti sehat dan segar, yang berhubungan dengan badan (lih. KBBI).

Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. M. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa IndonesiaEdisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

1 Like

Alwi (2010:221) mendefinisikan bahwa adjektiva adalah kata yang memberi keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Sedangkan nomina adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Nomina ini dalam perilakunya dapat diubah menjadi adjektiva. Dalam perubahan tersebut, diperlukan yang namanya proses derivasi atau transposisi. Derivasi atau transposisi adalah suatu proses untuk mengubah identitas leksikal sebuah kata, baik dengan memindahkan kelas katanya maupun tidak memindahkan kelas katanya. Dengan demikian, derivasi atau transposisi dalam kaitannya dengan nomina, adalah proses untuk megubah sebuah kata benda (nomina) ke kelas kata lain atau mengubah sebuah kata dari kelas kata lain menjadi kata benda (nomina) (Keraf, 1991:58). Derivasi pada nomina diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: derivasi internal, denominal, dan nominalisasi.

Perhatikan contoh berikut :

  1. Merah (nomina) = kemerahan (adjektif)
    Rina membeli baju berwarna merah (n).
    Pipi gadis itu mulai kemerahan (a) karena merasa malu.
  2. Ibu (nomina) = Keibuan (adjektif)
    Wanita itu sudah menjadi Ibu (n).
    Wanita itu memiliki sifat keibuan (a).

Berdasarkan contoh diatas, dapat diketahui bahwa proses derivasi adjektif denominal menggunakan proses morfologis berupa afiksasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf (1991:96) bahwa cara yang dapat digunakan adalah proses afiksasi atas kata benda yang mengandung pengertian dan memiliki sifat seperti yang disebut pada kata dasarnya.

Referensi :
Hasan, A., dkk. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (3 ed.). Jakarta: Balai Pustaka. Retrieved 2022
Keraf, G. (1991). Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat Pendidikan Menengah. Jakarta: Gramedia Widiasrana Indonesia

1 Like

Nomina bisa menjadi adjektiva, ini dinamakan adjektiva denominal. Pada nomina yang memiliki imbuhan per- dan peng- dan mengandung makna ‘memiliki sifat’ dapat bertransposisi menjadi adjektiva. Contoh katanya pemarah dan pendiam

Contohnya:

  • Ibu yang pemarah itu sedang mengomel.
  • Jangan jadi pemalu!

Referensi:

Lanin, Ivan. 2021. Kamu Terlalu Baik Untukku. Diakses di laman https://narabahasa.id/linguistik-umum/morfologi/kamu-terlalu-baik-untukku pada 25 Maret 2022.

1 Like

Adjektiva adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dan kalimat yang memberikan keterangan terhadap nomina itu berfungsi atributif (Alwi, dkk, 2010: 177). Nomina adalah semua kata yang dibendakan. Dalam Bahasa Indonesia, makna dari nomina itu sendiri bisa dilihat dari dua sudut pandang, yakni makna secara semantik, serta makna secara sintaksis. Secara semantik, nomina merupakan kata yang sebenarnya mengacu pada benda, manusia, nama, atau hal-hal lain yang kemudian dibendakan. Adapun makna nomina dari sudut pandang sintaksis yakni berfungsi sebagai subjek, objek, atau pelengkap yang predikatnya verba.
Nomina dapat berumah menjadi adjektiva melalui dua proses morfologis:

  1. Nomina berprefiks pe(r)- atau peng-
    Contoh: pemalu, pemalas, pendiam, dan penyayang
  2. Nomina berkonfiks ke-an yang mengalami reduplikasi
    Contoh: keibu-ibuan, kekanak-kanakan, dan kebarat-baratan

Referensi:
Moudizka, K. D. (2020). Adjektiva Predikat dalam Klausa Bahasa Indonesia pada Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Bapala, 7(2), 1-12.
Hasan, A., Soenjono, D., Lapoliwa, H., & Anton, M. (2010). TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA (3 ed.). Jakarta: Balai Pustaka.

1 Like