Bisakah Nomina dijadikan bentuk ingkar?

IMG-20211116-WA0012

Nomina adalah kata benda. Nomina terbagi menjadi dua, yaitu Nomina Dasar dan Nomina Turunan yang dapat diturunkan melalui afiksasi, perulangan, atau pemajemukan.

Jika dilihat dari segi sintaksis, nomina mempunyai tiga ciri, salah satunya yaitu nomina tidak dapat dijadikan bentuk ingkar dengan kata ‘tidak’. Apa yang melatarbelakangi nomina tidak dapat dijadikan bentuk ingkar dengan kata ‘tidak’?

2 Likes

Dalam menentukan sebuah kata itu termasuk ke dalam nomina atau bukan, Chaer (2007:166) menyatakan bahwa nomina adalah kata yang menyatakan benda atau yang dibendakan. Senada dengan pendapat Chaer, Keraf (1982:63- 64) menyatakan bahwa nomina adalah nama dari sebuah benda dan segala yang dibendakannya. Dilihat dari segi sintaksis, nomina tidak dapat dijadikan bentuk ingkar dengan kata ‘tidak’ karena nomina cenderung memiliki fungsi subyek, obyek, dan atau pelengkap. Sehingga biasanya nomina diikuti dengan kata adjektiva, baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Ambiya. Z. J. (2018). Nomina Sebagai Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis. Jurnal Keberlakuan Nomina. Hal 1-12.

1 Like

Nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak dan mempunyai potensi didahului oleh partikel dari (Kridalaksana, 2008: 68). Nama lain dari nomina adalah kata benda
karena nomina dapat mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarannya adalah bukan. Contoh, untuk pengingkaran kalimat Ayah saya dokter harus dipakai kata bukan, sehingga kalimatnya menjadi Ayah saya bukan dokter. Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap.

Referensi : Ambiya, Mujahid Zenul. (2018). Keberlakuan Nomina sebagai Predikat dalam
Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 7 (1), 49—68.
doi: Keberlakuan Nomina sebagai Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis | Ambiya | Ranah: Jurnal Kajian Bahasa

2 Likes

Kata benda adalah kata atau kelompok kata yang menyatakan suatu nama. Kata benda merupakan nama orang, binatang, tempat, benda, aktivitas, sifat, atau gagasan. Fungsi dasar kata benda adalah menamai sesuatu (seseorang, tempat, benda, ide, binatang, sifat, atau perbuatan). Contohnya : Saya senang menonton badminton. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ada nomina yang dapat diingkar dan ada nomina yang tidak dapat diingkar. Contoh : Aku adalah anak pertama tidak dapat diubah menjadi bentuk ingkar (Aku adalah anak tidak pertama), hal tersebut dapat membuat kalimat tersebut menjadi tidak baku.

Referensi :
Samsuri. 1988. Morfologi dan Pembentukan Kata. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.

1 Like

Nomina adalah segala kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan “yang”+kata sifat (Gorys Keraf: 1982). Pengingkaran adalah penambahan kata ingkar yang sesuai pada awal predikat dalam sebuah kalimat. Lazimnya, pengingkaran kalimat dilakukan dengan menambahkan kata seperti tidak (tak) , bukan, belum, dan jangan .

Nomina sendiri tidak dapat diingkarkan dengan kata “tidak”, sehingga tidak pernah dijumpai kata tidak ditempatkan di depan nomina. Hal ini karena nomina yang ditambahkan dengan kata “tidak” menjadi tidak tepat pengertiannya. Misalnya,

  • Tidak saya (kurang tepat)
  • Tidak mereka( kurang tepat).
  • Tidak ahlinya (kurang tepat).

Nomina bisa diingkarkan dengan menambahkan kata “bukan”. Misalnya,

  • Bukan saya.
  • Bukan mereka.
  • Bukan ahlinya.

Referensi:
Parera, J.D. (2009). Dasar-Dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga.

1 Like

Nomina adalah kata benda yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian sehingga secara sintaksis, nomina tidak dapat diingkarkan (penambahan kata ingkar dalam kalimat) dengan kata ‘tidak’ (Kridalaksana, 2008). Selain itu, pengingkaran kata ‘tidak’ lebih tepat digunakan dalam verba sedangkan nomina lebih tepat diingkarkan dengan kata ‘bukan’.
Contoh:
Dia tidak penari balet (salah)
Dia bukan penari balet (benar)

Referensi:
Ambiya, Mujahid Z. (2018). Keberlakuan Nomina sebagai Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 7(1), 49—68.
Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

1 Like

Nomina menurut KBBI adalah kelas kata yang dalam bahasa indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak, misalnya rumah adalah nomina karena tidak mungkin dikatakan tidak rumah, biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa. Selain itu, pengingkaran kata ‘tidak’ lebih tepat digunakan dalam verba sedangkan nomina lebih tepat diingkarkan dengan kata ‘bukan’. Contoh: Dia tidak idola kpop(salah) Dia bukan idola kpop (benar)

1 Like

Dalam Sistem Morfologi Nomina dalam Bahasa Kulisusu (2015) karya Sarmin, nomina sering juga disebut kata benda. Nomina dapat dilihat dari dua segi, yakni segi semantik dan sintaksis.

Jika dilihat secara semantik, nomina mengacu pada binatang, manusia, benda, konsep atau pengertian. Sedangkan dari segi sintaksis, nomina mempunyai tiga ciri, yaitu:

  1. Pada kalimat yang predikatnya berupa verba, nomina cenderung memiliki fungsi subyek, obyek, atau pelengkap.
  2. Nomina tidak dapat dijadikan bentuk ingkar dengan kata ‘tidak’.
  3. Nomina biasanya dapat diikuti dengan kata adjektiva, baik secara langsung, maupun dengan memakai perantaraan kata ‘yang’.
1 Like

Nomina merupakan semua kata yang dibendakan. Dalam Bahasa Indonesia, makna darinomina itu sendiri bisa dilihat dari dua sudut pandang, yakni makna secara semantik, serta maknasecara sintaksis. Secara semantik, nomina merupakan kata yang sebenarnya mengacu pada benda,manusia, nama, atau hal-hal lain yang kemudian dibendakan. Adapun makna nomina dari sudutpandang sintaksis yakni berfungsi sebagai subjek, objek, atau pelengkap yang predikatnya verba.
Nomina tidak dapat dijadikan bentuk ingkar dengan kata “tidak”. Kata pengingkar padanomina adalah “bukan” Contoh:
:black_small_square:Iqbal itu tidak pelajar (kurang tepat)
:black_small_square:Iqbal itu bukan pelajar (benar)
:white_small_square:Ibu itu tidak guru (kurang tepat)
:white_small_square:Ibu itu bukan guru (benar)

Diakses
https://id.scribd.com/document/324779805/nomina-docx

Muis (2005:50) menyatakan bahwa kalimat ingkar atau menyangkal adalah kalimat turunan yang dibentuk dari kalimat inti dengan menggunakan unsur menyangkal (negatif) dalam frasa verbal dan pola intonasi akhir menurun. Nomina merupakan kata benda. Nomina tidak dapat dijadikan bentuk ingkar “tidak” karena nomina memiliki fungsi subyek, obyek, dan atau pelengkap. Sehingga nomina cenderung diikuti dengan kata adjektiva, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kata ingkar untuk nomina yaitu “bukan” yang dapat digunakan terutama untuk mengingkarkan kalimat berpredikat nominal yang tergolong dalam jenis kalimat deklaratif dan introgatif.

Referensi:
Syafar. D. N. (2016). Negasi Dalam Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris. Jurnal Arbitrer. Vol. 3. No. 1. Diakses pada Selasa, 16 November 2021. Pukul 19:30 WIB.
http://arbitrer.fib.unand.ac.id/index.php/arbitrer/article/download/34/22

Kata benda atau nomina adalah kata yang menyatakan segala sesuatu yang dibendakan, dikutip dari pendapat Kridalaksana, 2008: 68, Nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak dan mempunyai potensi didahului oleh partikel. Cara menentukan nomina dapat dilihat dari ciri semantis, sintaksis dan morfologi. salah satu ciri nomina jika dilihat dari ciri sintaksisnya adalah Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata ‘tidak’, karena pengingkaran dari kata ‘tidak’ lebih tepat digunakan dalam bentuk kata verba, sedangkan untuk nomina pengingkaran menggunakan kata ‘bukan’, dan juga nomina tidak dapat bergabung dengan kata ‘tidak’.
contoh :
Itu tidak pohon di depan rumah saya (salah dan kurang tepat)
itu bukan pohon di depan rumah saya (benar).

Referensi :
Ambiya, M. Z. (2018). Keberlakuan Nomina sebagai Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa,7(1), 49-68.

Nomina adalah kata benda. Menurut Alwi (2003: 213), nomina dapat mengacu pada manusia, binatang, benda, konsep atau pengertian. Sejalan dengan hal itu, Alwi (2003: 213-217) , mengungkapkan kembali bahwa untuk menentukan nomina dapat dilihat dari ciri semantis, ciri sintaksis, dan ciri morfologisnya. Dalam ciri sintaksis, nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata ‘tidak’, tetapi kata pengingkarannya adalah ‘bukan’. Sesuai dengan pendapat Kridalaksana (2008: 68), yang menyatakan bahwa secara sintaksis nomina tidak memiliki potensi untuk bergabung dengan partikel ‘tidak’ dan mempunyai potensi didahului oleh partikel ‘dari’.

Sebagai contoh:

  1. Pak Budi ‘tidak’ guru kelas empat SD.
  2. Pak Budi ‘bukan’ guru kelas empat SD.

Dalam kedua kalimat tersebut, nomina berfungsi sebagai predikat. Pengingkaran nomina dengan partikel ‘tidak’ yang ada pada kalimat 1 menyebabkan kalimat tersebut menjadi rancu. Hal ini dikarenakan partikel ‘tidak’ merupakan bentuk ingkaran pedikat verba. Di sisi lain, kalimat 2 dikatakan sesuai karena nomina diingkarkan dengan kata ‘bukan’ yang menjadi ciri predikat nomina.

Referensi:

  • Ambiya, M. Z. (2018). Keberlakuan Nomina sebagai Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 7(1), 49-68.
  • Ambiya, M. Z. (2018). Nomina Predikat dalam Bahasa Indonesia. Skripsi. Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret.

Menurut Samsuri(1983:95) mendefinisikan nomina sebagai kata-kata yang menunjukkan pengertian tentang orang, hewan, dan barang ataupun hal-hal yang abstrak.

Dengan mempertimbangkan fitur semantik, uraian nomina dari segi perilaku sintaksisnya, dalam kalimat predikatnya verba nomina akan cenderung menduduki fungsi objek,subjek, dan pelengkap. Sehingga dari uraian tersebut diketahui bahwa nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, namun kata pengingkarnya adalah bukan. Sebab apabila nomina ditambah dengan kata tidak didepannya maka arti dari kalimat menjadi kurang tepat atau kurang sesuai.
Sebagai contoh:
kalimat pamanku pilot, kalimat pengingkarnya yang benar adalah pamanku bukan pilot, dan bukan menggunakan ingkar tidak yang menjadi pamanku tidak pilot.

Wasik, Haris Abdul dan Nusarini. 2017. PENGGUNAAN NOMINA DALAM SURAT KABAR HARIAN TRIBUN. CARAKA. Vol 4(1).

Nomina predikat tidak dapat dinegasikan dengan kata tidak, kata negasinya adalah kata bukan. Contohnya dapat dilihat pada kalimat berikut.
(a) Pamanku seorang petani.
(b) Pamanku bukan seorang petani.
(c) *Pamanku tidak seorang petani.
Kalimat di atas menunjukkan bahwa nomina predikat dalam BI tidak dapat dinegasikan dengan kata tidak. Hal ini terbukti dengan tidak berterimanya kalimat (c). Pada kalimat (c), nomina predikat seorang petani dinegasikan dengan kata tidak, sehingga kalimat tersebut menjadi tidak berterima. Hal ini disebabkan oleh kata tidak merupakan bentuk negasi predikat verba. Seharusnya, nomina predikat dalam konstruksi kalimat tersebut dinegasikan dengan kata bukan, seperti kalimat (b).

Referensi:
Mahendra, D. (2021). Bentuk dan Ciri Sintaksis Nomina Predikat dalam Bahasa Indonesia. JURNALISTRENDI: JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN , 6 (1), 27-34.

Nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak, tetapi mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel dari (Kridalaksana, 2008: 68).
Nomina dapat dilihat dari tiga segi, yaitu semantis, sintaksis, dan bentuk. Dari segi semantis, nomina merupakan kata yang merujuk pada nama seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Sedangkan secara sintaksis, nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata ‘tidak’ karena pengingkaran dari kata ‘tidak’ lebih tepat digunakan dalam bentuk kata verba, sehingga nomina akan lebih tepat jika diingkarkan dengan kata ‘bukan’.
Contoh :
Boneka itu tidak milik saya (✓)
Boneka itu bukan milik saya (x)

Referensi :
Ambiya, Mujahid Zenul. (2018). Keberlakuan Nomina sebagai Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 7 (1), 49-68
Fitriani. (2020). Analisis Bentuk dan Kata Nomina Reduplikasi dalam Novel Kontemporer Indonesia: Tinjauan Morfologi. Skripsi. Jurusan Sastra Indonesia
FIB. Hlm. 1-55

Nomina adalah kata benda, karena mengacu pada manusia, binatang, benda dan konsep atau pengertian. Menurut Alwi et al (2003: 213-217) untuk menentukan nomina salah satunya dapat dilihat pada ciri sintaksisnya, yaitu nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata “tidak”. kata pengingkaran pada nomina ini adalah kata “bukan”.
Contoh:
Ibu saya tidak seorang koki (salah)
Ibu saya bukan seorang koki (benar)

sumber referensi:
Ambiya, Mujahid Zenul. (2018). Keberlakuan Nomina sebagai Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 7 (1), 49-68. doi: https://doiorg/10.26499/mh.v7i1.543

Nomina yang sering juga disebut kata benda, dapat dilihat dari tiga segi, yakni segi semantis, sintaksis, dan bentuk. Dari segi semantis, kita dapat mengatakan bahwa nomina adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Dengan demikian, kata seperti guru, kucing, meja, dan kebangsaan adalah nomina. Dari segi sintaksisnya, nomina memiliki ciri-ciri tertentu, salah satunya nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarnya adalah bukan.
Contoh :
Dia tidak kakakku. (kurang tepat)
Dia bukan kakakku. (benar)

Referensi : Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. M. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Penambahan bentuk/kata ingkar pada suatu kalimat disebut juga dengan istilah pengingkaran (negasi). Lazimnya, pengingkaran kalimat dilakukan dengan menambahkan kata seperti tidak (tak), bukan, belum, dan jangan. Nomina sendiri tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarnya adalah bukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Kridalaksana (2008: 68) yang menyatakan bahwa nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak dan mempunyai potensi didahului oleh partikel dari. Kata ingkar tidak umumnya digunakan pada kalimat berpredikat verba yang berjenis deklaratif dan interogatif. Lain halnya dengan kata ingkar bukan yang umumnya digunakan untuk mengingkarkan kalimat berpredikat nomina dan numeralia tentu yang berjenis deklaratif serta interogatif.

Contoh:
Ibu saya bukan guru (tepat)
Ibu saya tidak guru (kurang tepat)

Sumber:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Ambiya, Mujahid Zenul. 2018. “Keberlakuan Nomina sebagai Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis”. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, Volume 7 (1), 49—68. Diakses dari laman https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jurnal_ranah/article/download/543/442

Nomina merupakan kata benda atau yang dibendakan (Chaer Abdul, 2012:166). Nomina dapat berdistribusi di belakang kata bukan walaupan sama –sama bentuk ingkar, nomina tidak dapat berdistribusi dengan kata tidak, sebab kata tidak merupakan pendistribusian dari kelas verba.

Contoh :

bukan buku (nomina) → benar

tidak buku → salah

 *tidak* makan (verba) -> benar

 *bukan* makan -> salah

Jika kata tidak dan bukan dalam frasa tersebut dibolak-balik penempatannya, maka hal itu tidak tepat karena masing-masing kelas kata sudah memiliki proporsi sendiri-sendiri. Jika hal itu dipaksakan, maka akan menimbulkan salah pengertian.

Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak, misal rumah adalah nomina karena tidak mungkin dikatakan tidak rumah. Nomina biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa. Nomina dapat dilihat dari tiga segi, yaitu semantis, sintaksis, dan bentuk. Dari segi semantis, nomina adalah kata yang merujuk pada nama seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Dari segi sintaksis, nomina memiliki ciri-ciri: Menduduki posisi subjek, objek, atau pelengkap dalam kalimat yang predikatnya verba, tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, serta umumnya dapat diikuti oleh adjektiva, baik secara langsung maupun diantarai oleh kata yang. Dari segi bentuk, nomina dapat dibagi menjadi nomina dasar dan nomina turunan. Nomina dasar adalah nomina yang hanya terdiri atas satu morfem dan dapat dibagi menjadi nomina dasar umum dan nomina dasar khusus. Nomina turunan adalah nomina yang diturunkan melalui proses afiksasi, perulangan, atau pemajemukan.
Referensi: Ramlan, M. 1995. Ilmu Bahasa : Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.