Bisakah Nomina dijadikan bentuk ingkar?

Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
Kajian Sintaksis (2018) karya Mujahid Zenul Ambiya, nomina merupakan kategori yang secara sintaksis tidak memiliki potensi untuk bergabung dengan partikel ‘tidak’. Nomina memiliki fungsi subjek,objek, dan sebagai pelengkap. Kata nomina tidak dapat menggunakan kata “tidak” dalam pengingkarannya. Penggunaan kata “bukan” merupakan pengingkaran dari nomina.
Contohnya adalah
“aku tidak seorang pecandu es teh” (kurang tepat)
“aku bukan seorang pecandu es teh” (benar)

Referensi
H. Alwi; Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moeliono (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kridalaksana (2008: 68) menyebutkan nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak dan mempunyai potensi didahului oleh partikel. Penyebutan lain dari nomina adalah kata benda.
Dari segi sintaksis, nomina ini memiliki ciri-ciri:

  1. menduduki posisi sebagai subjek, objek, atau juga pelengkap di
    dalam kalimat yang predikatnya itu verba,
  2. tidak dapat/bisa diingkarkan dengan kata tidak, dan
  3. umumnya dapat diikuti oleh adjektiva, baik itu secara langsung atau
    juga diantarai oleh kata yang.
    Referensi: Samsuri. 1988. Morfologi dan Pembentukan Kata. Jakarta: Departemen Pendidikan
    dan Kebudayaan.

Nomina adalah diartikan sebagai kata benda. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Fromkin (1999:166) menyatakan bahwa frase nomina didefinisikan sebagai kombinasi dari makna kata benda, kata sifat, artikel dan bahkan kalimat. Nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, dan pelengkap. Oleh sebab itu, kelas nomina hanya bisa di ingkarkan dengan kata bukan dan tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, karena kata ingkar tidak hanya berlaku pada sebuah ajektiva.

Referensi:

Danial, A. 2017. Fungsi Internal dan Kategori Frase Nomina Dalam Journal Of The Poetic and Linguistic Association Vol 11 (Analisis Sintaksis). Jurnal Sripsi. Fakultas Ilmu Budaya: Universitas Sam Ratulangi.

Nomina merupakan segala sesuatu yang dibendakan. Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki fungsi sebagai subjek, objek atau pelengkap. Nomina umumnya diikuti oleh adjektiva, baik secara langsung maupun dengan diperantarai oleh kata yang. Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata tidak merupakan kata tugas dan dapat berdiri sebagai kalimat minor Ramlan (2001: 137). Kata tidak merupakan kata pembentukan kalimat ingkar yang dapat bergabung dengan verba, karena sesuai yang diungkapkan oleh Ramlan (2001: 59) yaitu kata verba merupakan kata yang pada tataran klausa cenderung menduduki fungsi dan pada tataran frase dapat dinegatifkan dengan kata tidak. Kata tidak juga merupakan kata pembentuk kalimat tingkat yang dapat bergabung dengan verba, ajektiva, nomina, dan nomeralia Kridalaksana (2005: 49).

Referensi: Ambiya, M. Z. (2018). Nomina Predikat dalam Bahasa Indonesia. Skripsi. Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret.

Nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi
untuk bergabung dengan partikel tidak dan mempunyai potensi didahului oleh
partikel dari. Nama lain dari nomina adalah kata benda karena nomina dapat mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau
pengertian.

Kridalaksana (2008). KEBERLAKUAN NOMINA SEBAGAI PREDIKAT DALAM KALIMAT
BAHASA INDONESIA: KAJIAN SINTAKSIS. jurnal kajian bahasa hal 50

Nomina merupakan kata yang sebenarnya mengacu pada benda, manusia, nama, atau hal-hal lain yang kemudian dibendakan. Nomina dapat dilihat dari tiga segi, yakni segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuk. Makna nomina dari sudut pandang sintaksis yakni berfungsi sebagai subjek, objek, atau pelengkap yang predikatnya verba. Kridalaksana (2008: 68) mengungkapkan
bahwa nomina adalah kategori yang secara sintaksis :
(i) tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak dan;
(ii) mempunyai potensi didahului oleh
partikel dari.
Nomina hanya dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh : Ayah saya bukan guru

Ambiya, Mujahid Zenul.(2018).KEBERLAKUAN NOMINA SEBAGAI PREDIKAT DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA: KAJIAN SINTAKSIS. Jurnal RANAH.7 (1), 49—68 halaman.

Nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak dan mempunyai potensi didahului oleh partikel dari (Kridalaksana, 2008: 68). Nama lain dari nomina adalah kata benda karena nomina dapat mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Alwi et al (2003: 213-217)

Nomina memiliki ciri sintaksis tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata untuk mengingkari nomina adalah bukan. Hal ini dikarenakan penggunaan kata tidak di depan nomina membuat pengertian kalimat tersebut sulit diterima. Berikut adalah contohnya:

  • Bambang tidak guru SD
  • Bambang bukan guru SD

Kalimat 1 berterima karena nomina guru kelas enam SD diingkari dengan bukan yang merupakan salah satu ciri predikat nomina. Sementara, dalam contoh 2, kalimat tidak berterima karena diingkari dengan kata tidak yang merupakan bentuk ingkaran predikat verba.

Referensi:

Ambiya, M. Z. (2018). Keberlakuan Nomina sebagai Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa , 7 (1), 49-68.

Alwi (2003: 213) menyebutkan nomina dapat mengacu kepada manusia, binatang, benda, konsep, atau pengertian.

Nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak. Namun demikian, nomina mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel dari (Kridalaksana, 2008: 68).

Mengapa demikian? Karena penggunaan partikel “tidak” dalam nomina menghasilkan susunan frasa atau kalimat yang kurang tepat. Contohnya:

  • “Itu bukan rumahku” tidak tepat jika disebutkan “Itu tidak rumahku”

  • “buku ini bukan milikku” tidak tepat jika disebutkan “buku ini tidak milikku”

Biasanya kata “tidak” digunakan bagian bentuk ingkar dari kata kerja dan kata sifat.

Daftar Pustaka:

Alwi, Hasan. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.