Berkenalan dengan Morfologi dan Apa Pula Itu Morfem Segmental dan Morfem Suprasegmental

e1aeab698cb87ba93bb1589b6f3355a6dc6646d4
Sumber Gambar : https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-morfologi/131050

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat siang, kawans semua yang berada di mijil :blush: :raised_hands:t2:
Bagaimana kabarnya siang inii?, Baik bukan?.. :grin:

yukk simak pemantik berikut ini, sobat mijil… :grinning_face_with_smiling_eyes:

Ketika mempelajari linguistik, tentu kita akan mempelajari ragam ilmu yang masih memiliki keterkaitan dengan linguistik, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, pragmatik, dan lain sebagainya.

Apabila kita akan mendedah seluk beluk kata, mulai dari pembentukannya, pengaruh perubahan terhadap kelasnya, hingga mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai sebuah satuan gramatikal, maka tepat kiranya jika kita mempelajari morfologi.

Dari situ timbul pertanyaan, sebenarnya definisi dari morfologi itu apa sih? Lalu, apa pula itu ‘morfem segmental’ dan ‘morfem suprasegmental’?

6 Likes

Morfologi adalah salah satu cabang linguistik atau ilmu bahasa yang menyelidiki seluk-beluk struktur internal kata dan pengaruh perubahan struktur tersebut terhadap arti dan golongan kata.

Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem segmental.
Morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur suprasegmental seperti tekanan, nada, durasi.

Perbedaan antara morfem segmental dan suprasegmental terletak pada jenis fonem yang membentuknya. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, seperti morfem
{lihat}, {lah}, {sikat}, dan {ber-}. Jadi, semua morfem yang
berwujud bunyi adalah morfem segmental.

Sedangkan morfem
suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur
suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya.

Referensi :

https://m.merdeka.com/jatim/morfologi-adalah-cabang-ilmu-linguistik-tentang-bentuk-kata-ini-selengkapnya-kln.html

Siregar, Iskandarsyah. (2020). Morfologi . UNAS

Morfologi adalah ilmu tentang pembentukan kata, hal tersebut sejalan dengan pendapat Gani (2019) yang menyatakan, morfologi merupakan bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata meliputi pembentukan atau perubahannya, yang mencakup kata dan bagian-bagian kata atau morfem. Sementara itu Siregar (2020:10) mengatakan bahwa morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, seperti morfem {lihat}, {lah}, {sikat}, dan {ber-}. Jadi, semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya.

Referensi:

Gani, S. (2019). Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa (Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Dan Semantik). A Jamiy: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 7(1), 1-20.

Siregar, I. (2020). MONOGRAF: MORFOLOGI.

Menurut hassan (2006) “morfologi merupakan satu bidang ilmu yang mengkaji bentuk perkataan.”
Ramlan (1979) dalam bukunya mengatakan bahwa “Morfologi adalah bagian dari ilmu yang mempelajari seluk
beluk struktur kata serta pengaruh perubahan perubahan struktur kata terhadap golongan dari arti kata.”

Berdasarkan jenis fonem yang membentuknya morfem dibedakan atas morfem
segmental dan morfem suprasegmental.

  • Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental.Jadi, semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental.Misalnya ber-, lihat, meja.
  • Morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental seperti tekanan, nada, dan durasi.Misalnya morfem dalam bahasa bernada seperti bahasa China dan Burma.

referensi :
Hassan, A. (2006). Morfologi. Akademia.

SIREGAR, J. (2021). MORFOLOGI.

Mubarak, H. (2021). ANALISIS MORFOLOGI BAHASA DAYAK SAMIHIM DI DESA MANGKA KECAMATAN PAMUKAN BARAT KABUPATEN KOTABARU. CENDEKIA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN, 9(1), 86-96.

Ramlan (1979) dalam bukunya mengatakan bahwa : “Morfologi adalah bagian dari ilmu yang mempelajari seluk beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap golongan dari arti kata.”

Chaer menyatakan bahwa, “Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental. Semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental.Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi.” (Chaer, 2008:13)
Jadi, kesimpulannya adalah morfologi merupakan kajian mengenai struktur kata dan pengaruh perubahan struktur kata terhadap suatu arti kata. Sedangkan morfem segmental dan morfem suprasegmental merupakan klasifikasi atau bagian dari morfologi itu sendiri. Morfem segmental dibentuk oleh fonem yang wujudnya berupa bunyi. Morfem suprasegmental terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi.

Referensi :
SIREGAR, J. (2021). MORFOLOGI.
Mubarak, H., & Normasunah, N. (2018). Analisis Morfologi pada Bahasa Mandar dalam Ruang Lingkup Keluarga di Desa Tanjung Lalak Kecamatan Pulau Laut Kepulauan Kabupaten Kotabaru. CENDEKIA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN, 6(1).

Menurut Chaer (2008: 34) morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk beluk struktur kata, serta pengaruh perubahan struktur kata terhadap golongan dan arti kata.

Menurut Kridalaksana (2005: 3) morfologi secara etimologi berasal dari kata morf yang berarti “bentuk” dan kata logi berarti “ilmu”. Jadi secara harafiah kata morfologi berarti ilmu mengenai bentuk.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk kata.

Dalam Linguistik dipelajari bahwa fonem setiap bahasa terbagi atas fonem segmental dan suprasegmental.

Fonem segmental adalah fonem yang dapat dianalisa keberadaannya. la terdiri atas vokal dan konsonan. Fonem suprasegmental adalah fonem yang keberadaannya harus berada bersama-sama dengan fonem segmental (Maruananya, 2007)

Referensi :
Wahyu Oktavia. 2018. Penanaman Bunyi Segmental dan Suprasegmental. Vol. 10, No. 1.

Nurul Wahyuni. 2015. Afiks Pembentuk Verba dalam Bahasa Bugis dialek Luwu. Jurnal Humanika. Vol. 3, No. 13.

Ramlan (1979) dalam bukunya mengatakan bahwa “Morfologi adalah bagian dari ilmu yang mempelajari seluk beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap golongan dari arti kata.”

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Verhaar (2012:97) bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk bentuk kata. Morfologi juga mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Dalam morfologi, kita mengamati kata itu sebagai satuan yang dianalisis sebagai morfem satu atau lebih. Sementara yang dimaksud dengan morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental.

Chaer juga berpendapat bahwa “semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi”. (Chaer, 2008:13)

Referensi :
SIREGAR, J. (2021). MORFOLOGI.

Mubarak, H. (2021). ANALISIS MORFOLOGI BAHASA DAYAK SAMIHIM DI DESA MANGKA KECAMATAN PAMUKAN BARAT KABUPATEN KOTABARU. CENDEKIA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN, 9(1), 86-96.

Mubarak, H., & Normasunah, N. (2018). Analisis Morfologi pada Bahasa Mandar dalam Ruang Lingkup Keluarga di Desa Tanjung Lalak Kecamatan Pulau Laut Kepulauan Kabupaten Kotabaru. CENDEKIA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN, 6(1).
DOI : https://doi.org/10.33659/cip.v6i1.74

Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa. Sementara bahasa itu sendiri memiliki cakupan yang luas sehingga dibentuk cabang-cabang ilmu dari linguistik. Contohnya seperti morfologi, fonologi, sintaksis, semantik, dan leksikologi.

Ramlan (2008) menjelaskan bahwa morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan kata dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Sementara itu, ada pendapat Verhaar (2004) yang mengatakan bahwa morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.

Apabila membahas mengenai morfologi, maka objek kajiannya adalah morfem. Definisi morfem sendiri adalah satuan bahasa terkecil yang tidak bisa dibagi lagi. Ramlan (2008) juga berpendapat bahwa morfologi ialah satuan gramatik yang paling kecil yang tidak mempunyai satuan selain unsurnya.

Fonem memiliki banyak macam-macam bentuk yang dikategorikan dengan sudut pandang berbeda-beda. Salah satunya kategori berdasarkan jenis fonemnya, yaitu morfem segmental dan morfem suprasegmental.

Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem segmental. Morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur suprasegmental seperti tekanan, nada, durasi.

Referensi:
Abidin, Yunus. 2019. Konsep Dasar Bahasa Indonesia. Jakarta. Bumi Aksara
http://repository.unas.ac.id/867/1/Monograf%20Morfologi.pdf diakses pada 20 November 2021

Chaer (2008: 3) menyatakan bahwa secara etimologi morfologi berasal dari kata morf yang berarti bentuk dan kata, serta logi yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah morfologi berarti ilmu mengenai pembentukan kata. Kemudian Crystal (dalam Ba’dulu dan Herman, 2005: 1) memaparkan bahwa morfologi merupakan cabang tata bahasa yang menelaah struktur atau bentuk kata, utamanya melalui penggunaan morfem.

Berdasarkan jenis fonem yang membentuknya dibedakan menjadi morfem segmental dan morfem suprasegmental. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem segmental, yakni morfem yang berupa bunyi dan dapat disegmentasikan. Verhaar (2008: 98) menguraikan proses morfemis untuk morfem segmental kedalam empat macam langkah, yaitu pengimbuhan, pengklitikan, pemajemukan, dan reduplikasi. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi.

Referensi
A’yuni, N. B. Q., Santoso, A.B., & Soleh, D. R. (2015). Analisis Kesalahan Berbahasa Berbahasa Tataran Morfologi Dalam Skripsi Mahasiswa PBSI IKIP PGRI Madiun Tahun Akademik 2013/2014. Widyabastra: Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(2),134-171.

Zen, E.L. (2011). Afiks tidak baku dalam Bahasa Indonesia ragam informal. LINGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 6(1).

Morfologi menurut Hassan (2006) adalah satu bidang ilmu linguistik yang mengkaji bentuk perkataan. Dalam bukunya, ia menuturkan kembali bahwa Istilah “Morfologi” dipinjam dari bidang biologi yang mengkaji mengenai bentuk tubuh hewan dan tumbuhan. Konsep itulah yang kemudian diterapkan dalam bentuk perkataan bahasa manusia. Bentuk perkataan yang dimaksudkan adalah bentuk perkataan yang diujarkan dalam bentuk bahasa. Bentuk ujaran itu kemudian dituliskan dengan menggunakan lambang-lambang yang lazim dalam sebuah bahasa. Sebagai contoh, Hassan (2006) memberikan kebiasaan dalam menulis perkataan dalam ejaan Rumi, yaitu berjalan, menangis, rumah, pelatih, langit-langit, kereta api, antarbangsa dll. bentuk-bentuk tulisan perkataan seperti itulah yang kemudian nantinya akan dikaji dalam Morfologi.

REFRENSI

Hassan, A. (2006). Morfologi. Akademia.

Morfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik Ramlan ( 1997 ). Namun Secara etimologi istilah morfologi dari menurut istilah morf yang berarti
bentuk dan istilah logi yg berarti ilmu. Jadi, secara harfiah istilah morfologi
berarti ilmu tentang bentuk. Dalam kajian linguistik, morfologi berarti
cabang ilmu bahasa yang menelaah seluk-beluk bentuk kata dan perubahannya serta dampak dari perubahan itu terhadap arti (makna).

Morfem segmental merupakan morfem yang dibentuk oleh fonem segmental. Morfem suprasegmental merupakan morfem yang dibentuk oleh unsur suprasegmental seperti tekanan, nada, durasi. Perbedaan antara morfem segmental dan suprasegmental terletak pada jenis fonem yang membentuknya.

Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, seperti morfem lihat}, lah, sikat, dan ber. Jadi, semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental.

Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya. Misalnya, dalam bahasa Ngabaka di Kongo Utara di Benua Afrika

Refrensi
Gani, S. (2019). Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa (Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Dan Semantik). A Jamiy: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 7 (1), 1-20.

Nuraeni L ( 2015 ) Pemerolehan Morfologi (Verba) Pada Anak Usia 3, 4 Dan 5 Tahun (Suatu Kajian Neuro Psikolinguistik). Tunas Siliwangi: Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung 1 (1), 13-30.

SIREGAR, J. (2021). MORFOLOGI.

Morfem bebas dan morfem tak bebas atau terikat ini digolongkan berdasarkan kebebasannya yang keduanya dapat langsung digunakan di dalam pertuturan. Morfem bebas dalam Abdul Chaer (2008:17) adalah suatu morfem yang bebas atau tanpa memiliki keterkaitan atau hubungan dengan morfem lainnya, yang dapat langsung digunakan di dalam suatu pertuturan. Biasanya merupakan morfem dasar seperti morfem {pulang}, {merah} dan {pergi}. Hal ini sejalan dengan pendapat Santoso (2004), morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti tanpa harus dihubungkan dengan morfem lain. Contoh-contoh di atas dikatakan morfem karena merupakan bentuk terkecil yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti. Apabila bentuk itu kita pecah lagi, sehingga menjadi bu- ku, me- ja, pen- sil, ru- mah, dan seterusnya, maka bentuk bu- dan bentuk ku tidak mempunyai arti. Dengan demikian bentuk buku, meja, pensil dan rumah tidak dapat dipecah lagi. Bentuk yang demikian itilah yang disebut morfem bebas sehingga morfem-morfem itu dapat digunakan tanpa harus terlebih dahulu menggabungkannya dengan morfem lain. (Santoso, 2004; Chaer, 2012: 146-166).

Referensi : http://ratnaagustin156124b.blogspot.com/2017/01/klasifikasi-morfem.html?m=1

Ramlan (1979) berpendapat bahwa “Morfologi adalah bagian dari ilmu yang mempelajari seluk beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap golongan dari arti kata.” Morfologi atau morfemik adalah telaah morfem. Berdasarkan jenis fonem yang membentuknya dibedakan menjadi:

  • Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, yakni morfem yang berupa bunyi dan dapat di segmentasikan. Misal :morfem (lihat), (ter), dan (lah).
  • Morfem suprasegmental adalah morfem yang terbentuk dari nada, tekanan dan intonasi. Dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan morfem ini, tetapi hanya dapat ditemukan dalam bahasa Cina.
    Dapat diambil kesimpulan bahwa Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata atau, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Referensi:
SIREGAR, J. (2021). MORFOLOGI.
Kuntarto, E. (2017). Telaah Linguistik untuk Guru Bahasa.

Morfologi merupakan dasar atau pondasi untuk memahami kajian linguistik dan dengan memahami morfologi maka akan menguasai dasar untuk menguraikan struktur dan perilaku pada satuan bahasa tingkat terkecil dan mendasar. Hal itu sejalan dengan pendapat Mulyana (2007) dalam bukunya yang berjudul “Morfologi Bahasa Jawa” menyatakan pendapat bahwa morfologi merupakan suatu cabang ilmu di bidang linguistik yang mengkaji tentang susunan kata atau pembentukan kata (2007:1). Oleh karena itu, morfologi di kategorikan dalam bidang tata bahasa yang paling mendasar. Untuk memahami morfologi, kita perlu mempelajari dan mengetahui istilah morfem, yang merupakan unit terkecil dari sebuah kata dengan makna. Morfem memiliki klasifikasi berdasarkan pada kebebasannya, keutuhannya, dan maknanya. Dalam klasifikasi tersebut terdapat morfem segmental dan morfem suprasegmental. Morfem segmental merupakan morfem yang dibentuk oleh segmental yang berwujud bunyi. Sedangkan morfem suprasegmental merupakan morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, dan durasi.

Referensi:

Mulyana. (2007). Morfologi Bahasa Jawa : Bentuk dan Struktur Bahasa Jawa. Yogyakarta : Kanwa Publisher.

Siregar, I. (2020). MONOGRAF: MORFOLOGI.

Ramlan (1979) dalam bukunya mengatakan bahwa “Morfologi adalah bagian dari ilmu yang mempelajari seluk beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap golongan dari arti kata.” Eugene A. Nida mengatakan Morphology is the study of Morphenes and their arrangements in forming words. Morphemes are the minimal meaningful units which may constitute words or parts of words e.g.: re-, de-, un-, -ish, ly-, ceive-, mand, tie, boy, and like in the combinations receive, demand, untie, boyish, likely. (Morfology 1970:1). Dari kedua definisi itu dapat kita ketahui bahwa bukan saja terdiri dari kata-kata lepas tetapi juga kumpulan bunyi-bunyi lain yang dapat digabungkan dengan kata-kata itu. Oleh sebab itu maka gabungan bunyi atau sebuah bunyi yang kita gabungkan dengan kata itu juga termasuk morfem, seperti awalan, sisipan dan akhiran. Sedangkan ilmu yang mempelajari bagaimana struktur morfem serta seluk beluk strukturnya itu termasuk bidang morfologi.

Berdasarkan jenis fonem yang membentuknya morfem dibedakan atas morfem segmental dan morfem suprasegmental. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental. Jadi, semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Misalnya ber-, lihat, meja. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental seperti tekanan, nada dan durasi. Misalnya morfem dalam bahasa bernada seperti bahasa China dan Burma.

Referensi
SIREGAR, J. (2021). MORFOLOGI.

Mubarak, H. (2021). ANALISIS MORFOLOGI BAHASA DAYAK SAMIHIM DI DESA MANGKA KECAMATAN PAMUKAN BARAT KABUPATEN KOTABARU. CENDEKIA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN, 9(1), 86-96.

Menurut Ramlan (1983:16-17) dalam bukunya mengatakan bahwa morfologi adalah salah satu ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kata dan perubahan-perubahan arti kata, serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata dari segi gramatik maupun fungsi semantik.

Begitu pula Kridalaksana (1984:129) mengemukakan bahwa morfologi, yaitu (1) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; (2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata, yaitu morfem.

Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem segmental. Morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur suprasegmental seperti tekanan, nada, durasi. Perbedaan antara morfem segmental dan suprasegmental terletak pada jenis fonem yang membentuknya. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, seperti morfem {lihat}, {lah}, {sikat}, dan {ber-}. Jadi, semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya.

Referensi

Siregar, I. (2020). Iskandarsyah siregar 2020 1. 1–61.

M.Sesaria. (2020). Bab ii kajian pustaka bab ii kajian pustaka 2.1. Bab Ii Kajian Pustaka 2.1, 2004, 6–25.

Verhaar (1984:52) mengatakan bahwa morfologi merupakan bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian kata secara gramatikal. Dalam morfologi, terdapat morfem segmental dan morfem suprasegmental. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, seperti morfem {lihat}, {lah}, {sikat}, dan {ber-}. Jadi, semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya.

Referensi:
Siregar, I. (2020). MONOGRAF: MORFOLOGI.

Menurut Ramlan (1979) morfologi adalah bagian dari ilmu yang mempelajari seluk beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap golongan dari arti kata. Morfologi sebagai cabang atau bagian ilmu bahasa mengandung persamaan disamping perbedaan dengan cabang atau bagian ilmu bahasa lain yaitu leksikologi, etimologi, dan sintaksis. Morfologi mempelajari kata sebagai satuan terbesar sebagai hasil pembentukan suatu proses.

Selanjutnya mengenai morfem, menurut Chaer (2008:13) morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna. Dengan kata terkecil berarti satuan itu dapat dianalisis menjadi lebih kecil lagi tanpa merusak maknanya. Bedasarkan jenis fonem yang membentuknya, morfem dibedakan atas morfem segmental dan morfem suprasegmental. morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental. Semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi.

Referensi
Mubarak, H., & Normasunah, N. (2018). Analisis Morfologi pada Bahasa Mandar dalam Ruang Lingkup Keluarga di Desa Tanjung Lalak Kecamatan Pulau Laut Kepulauan Kabupaten Kotabaru. CENDEKIA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN , 6 (1). DOI: https://doi.org/10.33659/cip.v6i1.74

SIREGAR, J. (2021). MORFOLOGI.

Menurut Chaer (2008: 3) Morfologi merujuk kepada ‘Ilmu yang mengenai bentuk’. Di dalam linguistik, morfologi adalah mengkaji bentuk-bentuk kata dan proses pembentukan kata. Artinya setiap bentuk bahasa (linguistic form) yang berupa seluk beluk kata, menjadi objek sasaran untuk dikaji, misalnya, selain kata desain, terdapat kata mendesain, mendesainkan, terdesain, banyak desain, desain-desain, desain rumah, pendesainan bersusun, tampilan desain, hasil desain imaging, rancangan desain.

Menurut Chaer (2008:13) Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonemsegmental. Semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi.

Referensi :
Suparno, D. (2015). Morfologi Bahasa Indonesia.
Mubarak, H., & Normasunah, N. (2018). Analisis Morfologi pada Bahasa Mandar dalam Ruang Lingkup Keluarga di Desa Tanjung Lalak Kecamatan Pulau Laut Kepulauan Kabupaten Kotabaru. CENDEKIA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN, 6(1).

Menurut Tarigan, morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata (Tarigan, 1987, hlm. 4 dalam Dhanawaty, dkk, 2017, hlm. 47).
Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem segmental. Morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur suprasegmental seperti tekanan, nada, durasi.
Perbedaan antara morfem segmental dan suprasegmental terletak pada jenis fonem yang membentuknya. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, seperti morfem {lihat}, {lah}, {sikat}, dan {ber-}. Jadi, semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya.
Referensi :
Siregar, I. (2020). MONOGRAF:MORFOLOGI
Tabroni, G. (2020). Morfologi: Pengertian, Proses Morfologi & Morfofonemik