Bagaimanakah hubungan antara sintaksis dan wacana?

image

Wacana dan sintaksis tentunya menjadi hal yang tak asing bagi kalian yang sedang belajar linguistik. Menurut kalian, bagaimanakan hubungan antara sintaksis dan wacana?

6 Likes

Abdul Chaer berpendapat bahwa sintaksis merupakan cabang linguistik yang menyelidiki satuan- satuan kata dan satuan-satuan lain di atas kata, hubungan satu dengan yang lainnya, serta penyusunan sehingga menjadi satuan ujaran. Sintaksis menguraikan dan menganalisis satuan bahasa seperti kalimat menjadi klausa – klausa, klausa diuraikan menjadi frasa- frasa yang membentuk klausa, lalu frasa diuraikan dalam bentuk kata – kata.

Di atas kalimat terdapat satuan bahasa yang lebih besar yaitu wacana. Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis.

Oleh karena itu terdapat hubungan antara sintaksis dan wacana d imana di dalam wacana membutuhkan kalimat yang berkesinambungan dan memiliki kohesi dan koherensi yang tinggi lalu wacana tersebut membutuhkan sintaksis untuk menguraikan dan menyelidiki kalimat-kalimat, dan frasa yang akan membentuk suatu wacana dengan kohesi dan koherensi yang tinggi.

Daftar Pustaka
Muis, S. F. (2014). Analisis Wacana dalam Bahasa Indonesia. Shautut Tarbiyah, 112 - 127.
Tarimini, W., & Sulistyawati. (2019). Sintaksis Bahasa Indoneisa. Jakarta: UHAMKA Press.

Kridalaksana (2001:199) menyatakan bahwa sintaksis ialah cabang linguistik yang memelajari pengaturan dan hubungan antara kata dan kata, atau antara kata dan satuan-satuan yang lebih besar, atau antarsatuan yang lebih besar itu di dalam bahasa. Artinya, sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa yang memelajari bagaimana pengaturan dan hubungan kata-kata dalam membentuk frase, klausa, dan kalimat.

Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.

Dengan memahami hakikat sintaksis dan wacana, dapat diketahui hubungan antara sintaksis dengan wacana. sintaksis mempelajari hubungan kata dengan satuan yang lebih besar. Dalam hal ini sintaksis mempelajari hubungan kata dengan satuan gramatikal terbesar atau tertinggi (wacana). Sebagai satuan gramatikal yang tertinggi, berarti wacana itu dibentuk dari kalimat-kalimat, gabungan kata dan frasa yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya. Dengan demikian wacana dapat memiliki kohesi dan koherensi.

Referensi
Chaer, A. (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Noortyani, R. (2017). Buku Ajar Sintaksis. Yogyakarta: Penebar Pustaka Media.

Sintaksis mempunyai hubungan yang sangat erat dengan wacana. Menurut Verhaar (2001: 11) sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang menyangkut susunan kata-kata di dalam kalimat. Adapun menurut Ramlan (2001: 18) sintaksis adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk frasa, klausa, kalimat dan wacana. Di sisi lain, menurut Setiawati & Rusmawati (2019:4-5) wacana diartikan sebagai satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana merupakan satuan bahasa lisan maupun tertulis yang mempunyai keterkaitan, kesinambungan antar kalimat, mempunyai makna dan umumnya terdiri dari rangkaian kalimat atau rangkaian ujaran.
Dari pernyataan di atas, maka dapat ditarik benang merah bahwa, dalam sintaksis kalimat adalah objek kajian terbesar sedangkan pada wacana, kalimat adalah objek kajian terkecil.

Selanjutnya, hal paling mendasar yang menandai keberadaan wacana adalah aspek kohesi dan koherensi. Kohesi berkaitan dengan adanya keserasian hubungan antara unsur satu dengan unsur lain dalam wacana, sedangkan koherensi berkaitan dengan kepaduan makna di dalam wacana. Dalam sintaksis penyusunan frasa, klausa, dan kalimat perlu memperhatikan unsur kohesi dan koherensi juga. Apabila dalam struktur tersebut sudah tepat, maka akan mempermudah pembentukan wacana. Persyaratan gramatikal dalam wacana dapat dipenuhi kalau dalam wacana itu sendiri terdapat kekohesian dan kekoherensian sehingga diharapkan dapat menghasilkan makna wacana yang padu, apik dan benar.

Sumber Referensi:
Ramlan. 2001. Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.
Setiawati, Eti & Roosi Rusmawati. 2019. Analisis Wacana: Konsep, Teori, dan Aplikasi. Malang: UB Press
Verhaar. 2001. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: UGM.

1 Like

Menurut Alwi (2003 : 419) wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan lainnya dalam kesatuan makna. Kemudian Menurut Abdul Chaer (1994 : 267) wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Sedangkan sintaksis, menurut Arifin dan Junaiyah (2008, hal. 1) adalah cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan, unsur bahasa yang termasuk ke dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat. Kemudian menurut Verhaar (1996) sintaksis adalah tatabahasa yang membahas hubungan antar kata dalam turunan.
Hubungan : karena wacana adalah runtutan atau rentetan kalimat maka dapat dibedah atau ditelaah dengan menggunakan ilmu sintaksis.

Referensi
Verhaar. 2001. Asas-asas Linguistik Umum . Yogyakarta: UGM.
Chaer, A. 2012. Linguistik Umum . Jakarta: Rineka Cipta.

1 Like

Secara etimologi sintaksis berarti : menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
Manaf menjelaskan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas
struktur internal kalimat (frasa, klausa, dan kalimat). Aisyah Chalik mendefinisikan bahwa sintaksis adalah bagian dari tatabahasa yang mengkaji struktur frasa dan kalimat.
Dari pernyataan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya mengkaji tentang kata dan kelompok kata yang membentuk frasa, klausa, dan kalimat.

Wacana dalam ilmu linguistik merupakan unit yang memiliki tingkatan lebih tinggi dibandinngkan dengan kata, frasa, klausa dan kalimat. Menurut Abdul Chaer (1994 : 267) wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hirarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Menurut Tarigan (1987 : 27) wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar diatas kalimat atau klausa dengan kohesi dan koherensi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap dengan hirarki tertinggi atau terbesar dengan kohesi dan koherensi yang berkesinambungan yang disampaikan secara lisan atau tertulis dalam bentuk karangan yang utuh.

Sintaksis dan wacana sangat berhubungan. Sintaksis mengkaji tentang kata dan kelompok kata yang membentuk frasa, klausa, dan kalimat.
Sedangkan wacana adalah satuan bahasa terlengkap dengan hirarki tertinggi atau terbesar dengan kohesi dan koherensi yang berkesinambungan. Jadi wacana dapat ditelaah dengan sintaksis.

Referensi
Gani, Saida. Arsyad, Berti. (2018). KAJIAN TEORITIS STRUKTUR INTERNAL BAHASA
(Fonologi, Morfologi, Sintaksis, dan Semantik) . Jurnal Bahasa dan Sastra Arab Volume 07, No. 1,Juni 2018

1 Like

Kridalaksana (2001:199) menyatakan bahwa sintaksis ialah cabang linguistik yang memelajari pengaturan dan hubungan antara kata dan kata, atau antara kata dan satuan-satuan yang lebih besar, atau antarsatuan yang lebih besar itu di dalam bahasa. Artinya, sintaksis itu ialah cabang ilmu bahasa yang memelajari bagaimana pengaturan dan hubungan kata-kata dalam membentuk frase, klausa, dan kalimat.
Sebagai satuan bahasa, wacana memiliki unsur yang berupa kalimat- kalimat. Wacana bisa berupa kalimat atau kata, tetapi kalimat atau kata itu telah membawa amanat secara lengkap (Kridalaksana, 2001:231).
Menurut Ramlan, wacana termasuk ke dalam ilmu bahasa yang dibahas dalam sintaksis bersama dengan kalimat, frasa, dan klausa. Maka dari itu, hubungan antara sintaksis dan wacana ialah ilmu mengenai wacana dapat dipelajari dalam sintaksis

Referensi
Santoso, J. Kedudukan dan Ruang Lingkup Sintaksis.
Ramlan, M. (2005). Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: UP Karyono.
Kridalaksana, Harimurti. (2001). Kamus Linguistik. Edisi Ketiga. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

1 Like

Sintaksis adalah Tata bahasa yang membahas hubungan antar kata dalam tuturan (Verhaar, 1996: 161).

Wacana adalah satuan gramatikal yang berada pada tataran tertinggi dan terlengkap. (Kridalaksana, 2001: 231)

Pada dasarnya sintaksis ini berurusan dengan hubungan antar kata di dalam kalimat. Hubungan antara kalimat termasuk “Analisis Wacana” dan hubungan antara tata bahasa termasuk sintaksis. Jadi, sintaksis dianggap menyangkut hubungan gramatikal antar kata di dalam kalimat.

Dalam Sintaksis dan wacana. Kita mengenal istilah struktur makro dan mikro dalam analisis wacana. Struktur mikro ini mencakup berbagai bidang salah satunya sintaksis. Hal yang diamati sintaksis di sini adalah bagaimana pendapat disampaikan, dan elemennya adalah bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. Pengamatan ini ditentukan oleh penguasaan pola-pola klausa dan kalimat, proses penyusunan kalimat khususnya kalimat luas atau majemuk. Di samping itu, pengetahuan tentang kepaduan kalimat, pengaktifan kalimat merupakan hal yang penting dalam analisis wacana. Dengan demikian, sintaksis merupakan salah satu bidang yang dapat dijadikan landasan dalam analisis wacana.(Surono, 2014: 6)

Referensi :
Verhaar. 2010. Asas-asas Linguistik Umum. Cet ke-7. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Darma, Y. Aliah. 2014. Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif. Bandung: Reflika Aditama.
Surono. 2014. Analisis Frasa-Kalimat Bahasa Indonesia. Semarang: Gigih Pustaka Pribadi.

1 Like

Carlson (1983). Wacana adalah rentangan ujaran yang berkesinambungan (urutan kalimat-kalimat individual). Wacana tidak hanya terdiri dari untaian ujaran atau kalimat yang secara gramatikal tersusun secara rapi.
Cook (1989). Wacana adalah suatu pengunaan bahasa dalam komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wacana adalah suatu bahasa yang terdiri atas beberapa kalimat.

Sedangakan sintaksis Menurut M. Ramlan, ia mendefinisikan pengertian sintaksis sebagai cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa hingga frasa, singkatnya sintaksis adalah ilmu mengenai proses pembentukan kalimat.

Hubungan sintaksis dan wacana sangat erat karena wacana merupakan sebuah produk atau hasil dari penerapan ilmu sintaksis.

1 Like

Hubungan sintaksis dengan wacana dapat kita lihat berdasarkan penjelaskan di bawah ini.

Saya mengutip pendapat dari Surono (2014: 6), Kita mengenal istilah struktur makro dan mikro dalam analisis wacana. Struktur mikro ini mencakup berbagai bidang salah satunya sintaksis. Hal yang diamati sintaksis di sini adalah bagaimana pendapat disampaikan, dan elemennya adalah bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. Pengamatan ini ditentukan oleh penguasaan pola-pola klausa dan kalimat, proses penyusunan kalimat khususnya kalimat luas atau majemuk. Di samping itu, pengetahuan tentang kepaduan kalimat, pengektifan kalimat merupakan hal yang penting dalam analisis wacana. Dengan demikian, sintaksis merupakan salah satu bidang yang dapat dijadikan landasan dalam analisi wacana.

Pendapat lain juga saya temukan dari Chaer (1994 : 267) wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hirarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Wacana dikatakan lengkap karena terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apapun. Wacana dikatakan tertinggi atau terbesar karena wacana dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan kewacanaan.
Wacana dibentuk dari kalimat-kalimat. Maka dari itu, wacana dan sintaksis memiliki keterkaitan yang erat, karena salah satu hal yang dibahas oleh sintaksis adalah pembentukan sebuah kalimat.

Daftar Pustaka
Surono. 2014. Analisis Frasa-Kalimat Bahasa Indonesia. Semarang: Gigih Pustaka Pribadi.
Chaer,Abdul. 2007.linguistik umum. Jakarta :Rineka Cipta.

Sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa (Ramlan, 1996:21). Kemudian, Kridalaksana dalam Sumarlam (2009:5) mengatakan bahwa wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana dapat direalisasikan dalam bentuk wacana yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dsb.), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sintaksis berhubungan erat dengan wacana. Hal ini disebabkan, teori mengenai pembentukan kalimat dibutuhkan dalam membuat suatu wacana ataupun ketika kita mengkaji wacana tersebut. Adanya kohesi dan koherensi yang tentunya terkait dengan hubungan antar kata, frasa, klausa, dan kalimat menjadi tolok ukur baik tidaknya suatu wacana. Selain itu, sintaksis dan wacana memiliki objek kajian yang sama yaitu bahasa. Sintaksis mengkaji struktur bahasa, khususnya pada pembentukan kalimat sedangkan dalam wacana yang dikaji adalah bahasa di luar strukturnya. Jadi, secara hierarki, tataran terkecil dalam wacana adalah sintaksis.

Referensi

Ramlan, M. 1996. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.

Sumarlam, dkk. 2009. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra Surakarta.

1 Like

Ramlan (1981) menyatakan bahwa sintaksis ialah cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk
wacana, kalimat, klausa, dan frase. Definisi itu menggambarkan bahwa wacana, kalimat, klausa, dan frase merupakan bentuk atau satuan bahasa yang di dalamnya terdapat seluk-beluk yang perlu dibicarakan atau dikaji. Dengan kata lain, di dalam bentuk atau satuan bahasa itu terdapat unsur dan hubungan antarunsur yang perlu dikaji oleh sintaksis.
Wacana memang merupakan tataran tertinggi dalam hierarki bahasa. Wacana biasanya direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh atau paragraf. Wacana sebenarnya merupakan bidang kajian sintaksis, tetapi biasanya tidak dibicarakan bersama-sama dengan kalimat, klausa, dan frase. Wacana biasanya dibicarakan tersendiri dalam analisis wacana.

Joko, S. M. (n.d.). SINTAKSIS BAHASA INDONESIA. doi:http://repository.ut.ac.id/4742/1/PBIN4107-M1.pdf

Mengutip pendapat Arifin (2009: 1) mengatakan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan. Unsur bahasa dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat. Lanjutnya, Chaer (2009:3-4) mengatakan bahwa pembahasan mengenai sintaksis pada umumnya dilakukan secara analitis. Maksudnya, satuan bahasa dari yang terbesar berupa wacana sampai yang terkecil berupa kata yang dibicarakan struktur, kategori, jenis, dan maknanya.
Yang kita ketahui wacana merupakan satuan terbesar dari hierarki kebahasaan, hal ini di perkuat dengan pendapat Tarigan (1987: 27) yang mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat, memiliki kohesi dan koherensi yang baik, mempunyai awal dan akhir yang jelas, berkesinambungan, dan dapat disampaikan secara lisan atau tertulis. Dengan demikian, adanya hubungan antara sintaksis dan wacana ialah sama-sama mengkaji bahasa yang mana wacana adalah satuan bahasa paling lengkap dari klausa maupun kalimat, sedangkan lingkup sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat.

Referensi :
Chaer, Abdul. 2007. Linguistk Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Tarigan, H. G. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
Wahyuni, T. (2020). Sintaksis Bahasa Indonesia Pendekatan Kontekstual.

Sintaksis adalah subsistem tata bahasa yang mencangkup kelas kata dan satuan-satuan yang lebih besar, yaitu frasa, klausa, kalimat, dan hubungan-hubungan di antara satuan-satuan sintaksis tersebut (Rusmadji, 1993:2). Dapat dikatakan bahwa objek yang dikaji oleh sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat.

Wacana adalah rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsure segmental maupun nonsegmental (Syamsuddin, 1992:5). Wacana dapat berupa karangan utuh yang berisi kalimat dan paragraf.

Merujuk pengertian sintaksis dan wacana tersebut, dapat disimpulkan bahwa sintaksis dan wacana berhubungan. Wacana merupakan runtutan kalimat dan paragraf dan sintaksis mengkaji mengenai frasa, klausa, kalimat, dan hubungan-hubungan di antara satuan-satuan sintaksis. Jadi, hubungan wacana dan sintaksis adalah wacana dapat dibedah dengan kajian sintaksis karena objek kajian sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat.

Referensi:

Rusmadji, Oscar. (1993). Morfo-Sintaksis Bahasa Tetum. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Syamsuddin. (1992). Studi Wacana: Teori, Analisis, Pengajaran. Bandung: Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni FPBS IKIP

1 Like

Sintaksis diadaptasi dari bahasa Belanda dengan istilah ‘syintaxis’, sedangkan dalam bahasa Inggris menggunakan istilah ‘syntax’. Dengan kata lain, sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa (M. Ramlan, 2005).

Sedangkan wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Wacana dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan. Persyaratan gramatikal dapat dipenuhi jika dalam wacana sudah terbina kekohesifan, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana sehingga isi wacana baik dan benar (Chaer, 1994: 267).

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa wacana hanya akan terbentuk jika terdapat dua atau lebih kalimat yang letaknya berurutan dan berdasarkan kaidah kewacanaan. Artinya, kalimat menjadi satuan dasar dari sebuah wacana. Apabila tidak terdapat kalimat-kalimat, maka wacana tidak akan terbentuk. Maka dari itu, hubungan antara sintaksis dan wacana sangat erat karena wacana menjadi hasil akhir dari sekumpulan kalimat yang dipelajari dalam ilmu sintaksis.

Referensi :
Chaer, Abdul. 2007.linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta
Ramlan, M. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono
Noortyani, R. 2017. Buku Ajar Sintaksis. Yogyakarta: Penebar Pustaka Media

1 Like

Menurut Manaf (2009), sintaksis merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji struktur internal kalimat. Diperjelas oleh Ramlan (1981), struktur internal kalimat yang dipelajari seluk-beluknya antara lain wacana, kalimat, klausa, dan frasa. Jadi, kalimat yang dibangun oleh kata, frasa, dan klausa, atau pun jenis dan bentuk kalimat itu sendiri, nantinya akan dipelajari di dalam sintaksis.
Wacana merupakan satuan gramatikal tertinggi karena memiliki satuan bahasa yang lengkap, memiliki konsep yang terstruktur, dan ide yang utuh sehingga dapat dipahami orang lain. Kridalaksana (2001) berpendapat bahwa wacana sendiri tidak hanya berupa kalimat-kalimat, tetapi bisa juga berupa kata yang sudah memiliki nilai yang lengkap. Sebagai satuan gramatikal tertinggi, wacana membutuhkan sintaksis supaya terbina kekohesifan kalimat sehingga dapat memenuhi persyaratan gramatikal.

Referensi:
Kridalaksana, Harimurti. (2001). Kamus Linguistik (Edisi IV). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Manaf, Ngusman Abdul. (2009). Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press.
Ramlan, M. (1981). Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

1 Like

Menurut Alwi dkk (2003: 419) wacana adalah rentatan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proporsisi yang satu dengan proporsisi yang lain dan membentuk satu kesatuan. Alwi dkk juga menyatakan bahwa untuk membicarakan sebuah wacana dibutuhkan pengetahuan tentang kalimat, jadi ketika seoarang peneliti ingin meneliti tentang wacana maka peneliti wajib paham tentang ilmu kalimat atau yang lebih dikenal dengan sebutan sintaksis. Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara kata atau frase atau klausa atau kalimat yang satu dengan kata atau frase (klausa atau kalimat yang lain atau tegasnya mempelajari seluk-beluk frasa, klausa, kalimat dan wacana (Ramlan, 2001 : 18).
Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara kata atau frase atau klausa atau kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Hubungan antara sintaksis dan wacana sangatlah erat dan saling berhubungan, karena antara kata, frasa, klausa dapat menjadi satu kesatuan dengan proporsi yang tepat sebab memiliki hubungan yang kohesif dan koheren.

Referensi:
Chaer,Abdul. 2007.linguistik umum. Jakarta :Rineka Cipta.
Verhaar. 2001. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: UGM

Menurut (Hockett,1958:179) Sintaksis adalah proses perangkaian kata menjadi
susunan gramatikal yang membentuk ujaran. dan juga Menurut pendapat Abdul Chaer Sintaksis merupakan satuan kata dan satuan-satuan lain di atas kata, hubungan satu dengan yang lainnya, serta penyusunan sehingga menjadi satuan ujaran . Sintaksis ialah cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.
Sedangkan yang dimaksud dengan wacana adalah Wacana ialah satuan gramatikal yang berada pada tataran tertinggi dan terlengkap. Wacana biasanya direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh atau paragraf. Dalam kasus tertentu, wacana bisa berupa kalimat atau kata, tetapi kalimat atau kata itu telah membawa amanat secara lengkap hal tersebut dikutip dari pendapat Kridalaksana, 2001:231
Wacana merupakan tataran tertinggi dalam hierarki bahasa. Wacana biasanya direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh atau paragraf. Wacana merupakan bidang kajian sintaksis. Dengan demikian, Wacana dan sintaksis memiliki keterkaitan yang erat.

Referensi :
Buku Ajar Sintaksis Dr.Rusma Noortyani M.Pd
Kedudukan dan Ruang Lingkup Sintaksis
Joko Santoso, M.Hum.

1 Like

Kridalaksana (2001) menyatakan bahwa sintaksis ialah cabang linguistik yang memelajari pengaturan dan hubungan antara kata dan kata, atau antara kata dan satuan-satuan yang lebih besar, atau antarsatuan yang lebih besar itu di dalam bahasa. Sedangkan Sintaksis menurut Ramlan (1981) menyatakan bahwa sintaksis ialah cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. (dalam Setiawan,dkk:2011)

Dari pernyataan mengenai definisi sintaksis diatas, dapat diketahui bahwa sintaksis dengan wacana memiliki hubungan atau keterkaitan yang erat, karena wacana merupakan salah satu dari objek kajian sintaksis. Wacana merupakan satuan gramatikal yang berada pada tataran tertinggi dan terlengkap, oleh karenanya dalam wacana pasti terdapat unsur dan hubungan antarunsur antara kalimat, klausa dan frasa yang perlu dikaji oleh sintaksis.

Referensi :
Setiawan, Teguh, Joko Santoso, dan Suhandono. (2011). Sintaksis Bahasa Indonesia. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Kridalaksana dalam Setiawan dan Santoso (2014) mengungkapkan bahwa sintaksis merupakan cabang linguistik yang mempelajari tentang peraturan dan hubungan antara kata dan kata, atau antara kata dan satuan yang lebih besar, atau antarsatuan yang lebih besar itu di dalam bahasa. Hal itu berarti sintaksis adalah cabang ilmu yang mempelajari pengaturan dan hubungan kata-kata yang membentuk frasa, klausa, dan kalimat. Sedangkan, wacana merupakan serentetan kalimat yang saling berhubungan dan menghubungkan preposisi satu dengan lainnya yang membentuk kesatuan (Alwi et al: 1998). Artinya, wacana berupa runtutan kalimat yang saling berkaitan sehingga membentuk kesatuan yang utuh.

Sintaksis dan wacana termasuk dalam kajian tataran gramatikal. Terlebih lagi wacana merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terlengkap. Oleh karenanya, sintaksis dan wacana memiliki keterkaitan yang erat. Wacana terbentuk dari rentetan kalimat yang saling berkaitan, sedangkan sintaksis mengkaji satuan gramatikal berupa frasa, klausa, dan kalimat. Oleh karena itu, wacana dapat dipelajari dengan sintaksis karena di dalamnya mengkaji satuan-satuan gramatikal yang dapat membentuk wacana.

Referensi:

Setiawan, Teguh dan Joko Santoso. (2014). Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Univeritas Terbuka.

Setiawan, Teguh. (2014). Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.