Bagaimana pemahaman kalian mengenai bentuk nomina dasar dan nomina turunan?


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Apa kabar teman-teman? Semoga sehat ya.

Pada hari ini kita telah belajar mengenai nomina. Pasti teman-teman sudah tidak asing dengan kata nomina. Nomina merupakan salah satu kelas kata dalam bahasa Indonesia. Dalam materi yang sudah disajikan ada beberapa sub bab yang dibahas, yaitu:

  1. Ciri-ciri nomina
  2. Bentuk nomina
  3. Proses nomina
  4. Contoh nomina

Berdasarkan penjelasan tersebut, terdapat penjelasan mengenai nomina dasar dan nomina turunan. Lalu, bagaimana pemahaman kalian mengenai bentuk nomina dasar dan nomina turunan? Apa perbedaan keduanya? Sertakan dengan contoh lebih baik ya teman-teman :hugs:
Terima kasih :hugs: :+1:

6 Likes

Nomina dasar yaitu nomina yang hanya terdiri dari satu morfem atau bersifat monomorfemik (Alwi, dkk., 2003:218). Kemudian nomina dasar dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu nomina dasar umum dan nomina dasar khusus.

a. Nomina dasar umum
Nomina ini menjadi dasar dalam penurunan kata.
Contoh :
• Gambar menjadi gambaran
• Cinta menjadi mencintai
• Bawah menjadi bawahan

b. Nomina dasar khusus
Nomina ini relatif tidak dapat menjadi dasar dalam penurunan kata.
Contoh :
• Indonesia
• Dia
• Nama orang (Wika, Linda, Desi)

Nomina turunan adalah nomina
yang dibentuk melalui proses afiksasi,
reduplikasi, dan pemajemukan (Marnetti, 2012:195). Kemudian nomina ini memiliki berbagai jenis, sebagai berikut :

a. Penurunan nomina dengan konvensi
Nomina ini diturunkan dari kelas kata lain tanpa menambahkan afiks atau mengubah bentuk pangkalnya. Bentuk pangkal nomina konversi dalam bahasa Indonesia umumnya tergolong adjektiva. Namun, di Indonesia juga terdapat konversi nomina dari verba.
Contoh kalimat :
Tinggi gunung itu lebih dari 1000 meter.
Terdakwa itu sedang menjalani sidang.
• Pekerjaan itu dibayar dengan upah harian.

b. Penurunan nomina dengan afiks
Nomina ini melalui proses afiksasi (ke-, peng-, per-, -an, pe-, peng-…-an, per-…-an, ke-…-an, -el-, -em-, -er-, -in-, -wan, -wati, -a, -i, -isme, -tas, -logi, -(is)asi, se-, dan be-.
Contoh kalimat :
• Rudi melakukan kunjungan ke peternakan untuk menganalisis jenis pagan yang cocok digunakan hewan ternak.
Keberhasilan Ria mendapat rangking satu, setelah belajar dengan giat.
• Budi bercita-cita menjadi sejarawan.

c. Penurunan nomina dengan perulangan
Nomina berulang merupakan
nomina turunan yang dibentuk dengan
proses reduplikasi atau pengulangan terhadap nomina dasar (Marnetti, 2012:197). Secara umum,
nomina berulang memberikan makna
jamak terhadap nomina tersebut. Akan
tetapi, beberapa perulangan pada nomina
memberi pengertian menyerupai.

  1. Nomina perulangan utuh
    Contoh kalimat :
    • Wadah itu berisi rambut-rambut gimbal anak-anak.
    Paru-paru merupakan organ tubuh yang berfungsi dalam pernafasan.
    • Paman mencari undur-undur.

  2. Nomina perulangan salin suara
    Contoh kalimat :
    • Yuan bolak-balik pergi ke fotokopian.
    • Sebelum pergi ke sekolah, Yuda membawa bekal yang berisi lauk-pauk sehat.
    • Budi menerima surat-surat kabar dari teman-temannya.
    Tetua di kampungku berkumpul untuk membahas permasalahan itu.

  3. Nomina perulangan dengan afiks
    Contoh kalimat :
    • Ani membeli sayur-sayuran di supermarket.
    Batu-batuan itu akan dikirim ke Karanganyar.
    • Adi membeli mobil-mobilan.

  4. Nomina perulangan dengan infiks (sisipan)
    Contoh kalimat :
    • Murid-murid sedang belajar tali-menali.

  5. Nomina perulangan sinonim
    Contoh kalimat :
    • Setiap orang di desaku harus menaati adat-istiadat yang berlaku.
    • Kita harus selalu bertutur kata yang baik kepada sesama.
    • Sebagai seorang peserta didik kita harus sopan santun kepada sesama.

d. Penurunan nomina dengan pemajemukan
Contoh kalimat :
• Sebelum membeli tanah itu, kita harus membayar uang muka dulu.
Suami-istri itu sangat bahagia dapat berlibur di Bali.
• Pertandingan sepak bola itu mencapai tahap semifinal.

Maka, dari penjelasan diatas, nomina dasar hanya terdiri dari satu morfem, sedangkan nomina turunan terbentuk dari proses reduplikasi atau pengulangan terhadap nomina dasar.

Sumber Referensi :

Alwi, Hasan, 2003, Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Marnetti, M. 2017. Nomina Isolek Sungai Jalau. Madah, 3(2), 192-199.
Moeliono, Anton M., dkk. 2017.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat.

Berdasarkan bentuk morfologisnya, nomina dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu nomina dasar dan nomina turunan.

A. Nomina Dasar
Nomina dasar adalah nomina yang terdiri atas satu morfem (Alwi, 2010: 272). Jika dilihat dari segi pembentukan kata, nomina dasar dapat dikelompokkan atas nomina dasar umum dan nomina dasar khusus.

  1. Nomina Dasar Umum
    Nomina dasar umum adalah nomina yang dapat menjadi dasar untuk penurunan kata atau leksem baru. Nomina yang termasuk dalam kelompok ini pada umumnya adalah nomina yang tergolong nama jenis.
    Contoh:
    orangorang-orangan, perseorangan
    mejameja makan, meja tulis
    rumahrumah-rumahan, perumahan

  2. Nomina Dasar Khusus
    Nomina dasar khusus adalah nomina yang relatif tidak dapat men
    jadi dasar penurunan kata atau leksem baru. Termasuk dalam kelompok ini adalah nomina dasar yang tergolong nama diri ( Ana, Dani, Indonesia ) dan pronomina ( saya, kamu, dia ). Perlu diingat bahwa di antara kata-kata yang tergolong nama diri, ada juga yang dapat dijadikan dasar penurunan leksem
    baru, yaitu nama diri yang mengacu pada bangsa atau bahasa.
    Contoh:
    a. Mereka bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia .
    b. Mereka berusaha mengindonesiakan istilah-istilah asing.
    a. Pak Anwar banyak bergaul dengan orang-orang Belanda .
    b. Karena pergaulannya, Pak Anwar menjadi kebelanda-belandaan .
    Dari nama diri Indonesia dan Belanda verba mengindonesiakan dan
    adjektiva kebelanda-belandaan dapat diturunkan.

B. Nomina Turunan
Nomina turunan adalah nomina yang dapat diturunkan melalui konversi (derivasi nol), pengafiksan, pengulangan, atau pemajemukan (Alwi, 2017: 274).

  1. Konversi nomina adalah penurunan nomina dari kelas kata lain tanpa menambahkan afiks atau mengubah bentuknya.
    Contoh:
    a. dalam (nomina<adjektiva),
    b. tinggi (nomina<adjektiva),
    c. harian (nomina<adjektiva).

  2. Pengafiksan nomina adalah pembentukan
    nomina dengan menambahkan afiks atau imbuhan tertentu pada bentuk pangkal.
    Contoh:
    a. ( tulis + an ) = tulisan
    b. ( pe(N) + diam ) = pendiam
    c. ( ke-an + sedih ) = kesedihan

  3. Pengulangan nomina adalah penurunan nomina dengan
    jalan mengulang bentuk pangkal.
    Contoh:
    a. kuda-kuda
    b. orang-orangan
    c. tumbuh-tumbuhan
    d. tetangga

  4. Pemajemukan nomina adalah pembentukan leksem baru berupa nomina dengan jalan menggabungkan dua kata.
    Contoh:
    a. rumah sakit
    b. matahari
    c. saputangan
    d. kereta api

Referensi:
Alwi, dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Menurut Alwi dkk (2003:218) Nomina dasar adalah nomina yang terdiri atas satu morfem atau tanpa ada perubahan bentuk aslinya. Contohnya seperti batu, ketela, gelas, udara, radio, kemarin, barat, dan kertas. Sedangkan, Nomina turunan berasal dari kata dasar (asal) yang mengalami proses mengimbuhan (afiksasi). Nomina dapat diturunkan dari afiksasi, perulangan, dan pemajemukan (Arifin dan Juniah, 2007:115). Nomina turunan berasal dari proses pengimbuhan yang dibentuk dengan menambahkan prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks pada bentuk dasar. Secara umum terdapat 3 imbuhan yang dapat dipakai dalam membentuk nomina turunan, yakni imbuhan ke-, Pe-, serta -an. Contohnya seperti keraguan, kegelisahan, pedagang, pelaut, pelawak, makanan, minuman, dsb. Nomina yang diturunkan dari perulangan atau reduplikasi ini merupakan proses penurunan kata dengan perulangan, baik secara utuh maupun sebagian. Contohnya seperti putra putri, buku-buku, rumah-rumah, sayur mayur, lari-lari, dsb. Lalu, nomina yang diturunkan dari pemajemukan berdasarkan bentuk morfologisnya terdiri atas nomina majemuk dasar dan nomina berafiks. Nomina majemuk dasar adalah nomina majemuk yang komponennya terdiri dari kata dasar, sedangkan nomina majemuk berafiks adalah nomina majemuk yang satu diantaranya atau kedua komponennya mempunyai afiks. Contohnya adalah tanah air, rumah sakit, anak cucu, kaki lima, orang tua, dsb.

Referensi:
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arifin dan Junaiyah. 2007. Morfologi Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta:
Balai Pustaka.

Jika dikaji dari bentuk morfologinya, nomina terbagi menjadi dua macam, yaitu nomina dasar dan nomina turunan. Sejalan dengan pendapat Alwi dkk (2003:218) nomina dasar adalah nomina yang hanya terdiri atas satu morfem saja. Nomina turunan berasal dari kata dasar (asal) yang mengalami proses pengimbuhan (afiksasi). Arifin dan Juniah (2007:115) juga mengatakan demikian, nomina dapat diturunkan dari proses afiksasi, perulangan, atau pemajemukan.
Nomina dasar menunjukkan wujud suatu benda baik itu secara konkret maupun abstrak yang sudah dijelaskan sekilas di awal dan tidak disertai imbuhan, sehingga jenis kata ini merupakan kata dasar yang dapat berdiri sendiri. Contohnya kata radio, kertas, udara, dll.
Nomina turunan menunjukkan wujud suatu kata benda yang mengalami proses morfologis (afiksasi, pengulangan, pemajemukan). Contohnyam, kata bangunan. Kata tersebut merupakan nomina turunan karena berasal dari kata dasar (asal) bangun dengan imbuhan -an.
Berikut juga terdapat jurnal yang menganalisis mengenai penggunaan frasa nomina dalam surat kabar Jawa Pos http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/BB/article/view/3243
Referensi:
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin dan Junaiyah. 2007. Morfologi Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta:
Balai Pustaka.

(Alwi, dkk., 2003:272) Nomina dasar adalah nomina yang terdiri atas satu morfem. Kemudian dari nomina dasar ini dibagi kembali menjadi dua jenis yaitu :
a. Nomina dasar umum : Nomina yang dapat menjadi dasar untuk penurunan kata atau leksem baru. Nomina yang termasuk dalam kelompok ini pada umumnya adalah nomina yang tergolong nama jenis.
Contohnya :

  1. orang → orang-orangan, perseorangan
  2. kursi→ kursi makan, kursi belajar
  3. tulisan→ tulis-tulisan
  4. minum→ minuman, minum-minum

b. Nomina dasar khusus : Nomina yang relatif tidak dapat menjadi dasar penurunan kata atau leksem baru.
Contoh :

  1. Dia bernyanyi dalam bahasa Korea
  2. Mereka berusaha memperkenalkan budaya Indonesia ke mancanegara
  3. Budi berkawan dengan temannya dari Jepang

Nomina turunan adalah nomina yang terbentuk melalui afiksasi, perulangan, atau pemajemukan. Berikut ini skematis nomina bahasa Indonesia (retno Utami, 2020: 37)
Contohnya:
Penemuan, pengabdian, kekuasaan, kesalahan, pendaratan.

Refrensi :
(Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017)Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2017). Adan pengembanga d pe b kementerian pendidikan dan kebud. In Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi keempat.
Utami, R. (2010). Kajian Sinonim Nomina dalam bahasa indonesia. 1–211.

Nomina Dasar
adalah nomina yang hanya terdiri atas satu morfem (Alwi, dkk., 2010: 225). Selain itu, nomina yang belum mengalami perubahan bentuk apapun secara morfologi. Contohnya adalah kalimat “Kejadian ini langsung menjadi fokus pencarian warga dan tim SAR”. Kata warga dalam kalimat tersebut adalah sebuah nomina dasar.
Nomina dasar sendiri dibagi menjadi nomina dasar umum dan nomina dasar khusus.
a. Nomina dasar umum
ialah nomina yang terdiri dari satu morfem yang memiliki ciri makna secara umum. Ciri makna tersebut dapat mengacu pada tempat, keterangan waktu, keterangan alat, dan keterangan cara (Alwi, 2003:218-219).
Contohnya :
Tahun
Gambar
Meja
Tongkat
Kursi
Rumah

b. Nomina dasar khusus
ialah nomina yang terdiri dari satu morfem yang memiliki ciri makna tertentu.
Contohnya :

Adik
Atas
Bawah
Minggu
Kamis
Pekalongan

Dalam kelompok nomina dasar khusus dapat kita temukan bermacam-macam subkategori kata dengan beberaoa fitur;

  1. Nomina atas, dalam,dan bawah yang mengacu pada tempat dapat digabungkan dengan nomina lain sehinga menjadi preposisi gabungan, misalnya di atas atap, di bawah meja, di dalam lemari.
  2. Nomina pekalongan mengandung unsur geografis.
  3. Nomina yang diwakili minggu dan kamis mengacu pada nama hari.
  4. Dan lain sebagainya…

Nomina Turunan
Nomina dapat diturunkan melalui afiksasi, perulangan atau pemajemukan (Alwi, dkk., 2010: 228). Afiksasi nomina adalah suatu proses pembentukan nomina dengan menambahkan afiks tertentu pada kata dasar. Namun perlu diperhatikan bahwa nomina ini tidak selamanya berupa penurunan dari kata sadar. Misal kata pembesaran bukan diturunkan dari kata dasar besar, malainkan verba membesarkan. Contoh dari nomina ini antara lain ke-besar-an yang diturunkan dari kata besar.
Jenis nomina Turunan antara lain;

  1. Penurunan nomina dengan konvensi
    yaitu nomina yang diturunkan dari kelas kata lain tanpa menambahkan afiks atau mengubah bentuk pangkalnya. Misalnya pada kata dalam, tinggi, dan bawah.
    Contoh kalimatnya.
    a. Sumur itu sangat dalam sehingga irzan tidak berani melihat.
    b. Pohon itu tinggi sekali.
    c. Andi menyesal karena tidak belajar, sehingga ia mendapat ranking paling bawah.
  2. Penurunan nomina dari pengafiksasian.
    Pada dasarnya ada tiga prefiks dan satu sufiks yang dipakai untuk menandai
    nomina, yaitu prefiks ke-, per- dan peng- serta sufiks -an. Namun, Prefiks per- mempunyai tiga alomorf, yakni per-., pel-, dan pe-.Prefiks peng- mempunyai enam alomorf, yaitu pern-, pen-, peny-, pe-, peng-, dan penge-, dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat -el-, -em-, -er-,-in-,ke-…-an, peng-…-an, dan lain sebagainya/.
    Contoh kalimatnya :
    a. Pandemi covid-19 menyebabkan banyak perusahaan melakukan pemberhentian beberapa pegawai.
    b. Ani sedang dilanda kebimbangan untuk menentukan jurusan kuliah.
  3. Penurunan Nomina melalui Perulangan
    Contoh kalimatnya yaitu;
    a. Budi sedang membereskan buku-buku paket di perpustakaan.
    b. Adik sedang bermain kura-kura.
  4. Penurunan Nomina melalui Pemajemukan
    yaitu penggabungan dua kata atau lebih menjadi satu leksem baru.
    Contoh kalimatnya;
    a. Adik sedang membeli buku gambar di warung.
    b. Ilham dipercaya sebagai tangan kanan bosnya.
    c. Ani tak lupa membawa sapu tangan di tasnya.

Referensi :
Alwi, dkk. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Alwi, dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Abdul, Haris. & Nusarini. (2017). Penggunaan Nominal Dalam Surat Kabar Harian Tribun. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta : Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, 4(1) , 82-83.

Nomina dalam Djajasudarma (2013: 94) merupakan suatu jenis kata yang menandai atau menamai suatu benda yang dapat berdiri sendiri di dalam kalimat dan tidak bergantung pada jenis kata lain, seperti orang, tempat, benda, kualitas, dan tindakan. Satu pendapat dengan itu, Soetarno (dalam Ramlan, 1985: 19) memaparkan bahwa nomina ialah kata yang menyebut nama hal yang berdiri sendiri atau yang dianggap berdiri sendiri. Nomina terbagi menjadi dua bentuk, antara lain:

  1. Nomina Dasar
    Nomina dasar adalah nomina yang belum mengalami perubahan bentuk apapun secara morfologi. Nomina dasar hanya terdiri dari satu morfem.
    Contoh: warga, radio, kemarin, masjid

  2. Nomina turunan
    Nomina turunan adalah nomina yang terbentuk dan diturunkan melalui afiksasi, perulangan, atau pemajemukan. Terdapat bebedapa bentuk nomina turunan, yakni:

a. Nomina berafiks
Pengafiksan adalah penambahan afiks pada dasar. Afiks- afiks tersebut meliputi. Contoh:

  • peternak: pe-(N) + ternak
  • bangunan: bangun + -an
  • perusahaan: per- + usaha + -an
  • kehadiran: ke- + hadir + an

b. Nomina reduplikasi (pengulangan)
Nomina yang Dibentuk dengan Reduplikasi Perulangan atau reduplikasi adalah proses penurunan kata dengan mengulang, baik secara utuh maupun secara sebagian. Contoh:

  • bekas-bekas
  • obat-obatan
  • tumbuh-tumbuhan
  • sorak-sorai

c. Nomina pemajemukan (pemaduan)
Pemajemukan adalah penggabungan atau pemaduan dua dasar atau lebih sehingga menjadi satu satuan makna. Contoh:

  • anak buah
  • mata pencaharian
  • sepak bola
  • lalu lintas

d. Nomina kelas kata

  • Deajektivalisasi: keajaiban, kenakalan
  • Denumeralisasi: kesatuan, belasan
  • Deadverbialisasi: akhiran, kekurangan
  • Deverbalisasi: kesendirian, permainan
  • Penggabungan: jatuhnya, tridarma

Sumber referensi:
Kridalaksana, H. (1986). Kelas kata dalam bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.
Wasik, H. A., & Nusarini, N. (2017). Penggunaan Nomina Dalam Surat Kabar Harian Tribun. Caraka, 4(1), 77-90.
Yanuarti, D. (2014). Verbalisasi Nomina Alat dalam Bahasa Sunda: Kajian Struktur dan Makna (Doctoral dissertation).

Perbedaan nomina dasar dan nomina turunan dari segi karakteristik sebenarnya dapat dilihat. Namun, dalam hal ini saya akan menjelaskan perbedaan antara nomina dasar dan turunkan dengan contoh, sebagai berikut.

A. Nomina dasar
Secara morfologis, salah satu bentuk nomina yang dapat mengisi fungsi predikat adalah nomina dasar. Dalam hal ini, nomina dasar diartikan sebagai nomina yang terdiri dari satu morfem atau yang biasa dikenal dengan istilah bentuk tunggal (Mahendra & Mada, 2021). Kemudian menurut (Nurlaela, 2018) nomina dasar adalah nomina yang berupa morfem dasar bebas. Sedangkan menurut (Haris Abdul Wasik, 2017) Nomina dasar adalah nomina yang belum mengalami perubahan bentuk apapun secara morfologi. Nomina dasar merupakan nomina yang hanya terdiri atas satu morfem (Humaidi, 2018). Maka dapat disimpulkan nomina dasar adalah sebuah nomina (kata benda) yang hanya terdiri dari satu dasar morfem.
Jika dilihat dari segi pembentukan kata, nomina dasar dapat dikelompokkan atas nomina dasar khusus dan nomina dasar umum.
1. Nomina dasar khusus
Nomina dasar khusus ialah nomina yang terdiri dari satu morfem yang memiliki ciri makna tertentu. Ciri makna tersebut dapat mengacu pada tempat, pada nama geografis, pada nama diri orang, dan pada nama hari (Haris Abdul Wasik, 2017). Misalnya:

  • Letakanlah penamu di meja.
  • Saya sedang pergi ke Kota Surakarta
  • 17 Agustus 2021 Indonesia memperingati HUT ke-76 Republik Indonesia.

2. Nomina dasar umum
Nomina dasar umum ialah nomina yang terdiri dari satu morfem yang memiliki ciri makna secara umum. Ciri makna tersebut dapat mengacu pada tempat, keterangan waktu, keterangan alat, dan keterangan cara (Mahendra & Mada, 2021). Misalnya:

  • kursi→ kursi makan, kursi belajar.
  • minum→ minuman, minum-minum.
  • orang → orang-orangan, perseorangan.
  • Meja → meja makan, meja kayu, meja tulis.

B. Nomina turunan
Menurut (Mahendra & Mada, 2021) nomina turunan juga dapat menjadi pengisi fungsi predikat dalam Bahasa Indonesia. Nomina turunan merupakan nomina yang sudah mengalami proses morfologis, baik afiksasi, reduplikasi, komposisi, maupun klitiksasi. Dengan kata lain, nomina turunan dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah morfem yang menyusunnya. Nomina turunan tersusun atas lebih dari satu morfem atau polimorfemis (Ambiya, 2018). Berikut saya paparkan jenis nomina turunan dan contohnya.

1. Penururunan nomina dengan konversi
penurunan nomina dari kelas kata lain tanpa menambahkan afiks atau mengubah bentuknya. Bentuk pangkal nomina konversi dalam bahasa Indonesia umumnya tergolong adjektiva. Namun, di Indonesia juga terdapat konversi nomina dari verba. Misalnya:

  • Gedung pencakar langit itu mempunyai tinggi lebih dari 1000 meter.
  • Hijau sekali rumput yang ada di lapangan ini.
  • Ibu membeli penggorengan baru.

2. Penururunan nomina dengan afiksasi, misalnya:

  • Prefiks ke-, contoh kalimat: kehendak, kekasih, ketua.
  • Konfiks ke-an, contoh kalimat: kehutanan, keolahragaan, keberanian.
  • Prefiks pe-, contoh kalimat: perawat, perakit, pewaris, peyakin.
  • Konfiks pe-an, contoh kalimat: pelarian, pemantapan, pewarisan
  • Konfiks per-an, contoh kalimat: perkantoran, perumahan, perbelanjaan
  • Sufiks-an, contoh kalimat: rambutan, buluan, kumisan.
  • Sufiks-nya, contoh kalimat: mau makan nasinya habis, datangnya musim penghujan disambut riang oleh masyarakat.
  • Prefiks ter-, contoh kalimat: terperiksa, terdakwa, terhukum
  • Infiks-el, -em, dan -er, contoh kalimat: telapak (tapak), gemetar (getar), seruling (suling).
  • Sufiks dari bahasa asing, contoh kalimat: mekanika, politikus, kapitalisme.

3. Penurunan nomina dengan kemajemukan atau komposisi merupakan pembentukan leksem baru berupa nomina dengan jalan menggabungkan dua kata. Misalnya:

  • Nomina + Nomina, seperti kakek nenek, meja kayu dan sate kambing.
  • Nomina + Verba, seperti meja makan, buku ajar dan ruang
  • Nomina + Ajektifa, seperti guru muda, mobil kecil dan meja hijau.
  • Adverbia + Nomina, seperti bukan uang, banyak buaya, beberapa murid.

4. Penurunan nomina dengan reduplikasi (perulangan), nomina berulang merupakan nomina turunan yang dibentuk dengan proses reduplikasi atau pengulangan terhadap nomina dasar (Haris Abdul Wasik, 2017). Secara umum, nomina berulang memberikan makna jamak terhadap nomina tersebut. Misalnya:

  • Adik menangis minta dibelikan mobil-mobilan.
  • Anak laki-laki suka bermain perang-perangan.
  • Berhektar-hektar hutan di kalimantan terbakar hangus.
  • Berkubik-kubik lumpur panas menyembur setiap hari di Sidoarjo.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Ambiya, M. Z. (2018). Mujahid Zenul Ambiya. 7, 49–68.
  2. Haris Abdul Wasik, N. (2017). PENGGUNAAN NOMINA DALAM SURAT KABAR HARIAN TRIBUN. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 4(1), 77–90.
  3. Humaidi, A. (2018). Afiks Pembentuk Nomina dalam Bahasa Banjar. 3(1), 107–117.
  4. Mahendra, D., & Mada, U. G. (2021). : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan. 6.
  5. Nurlaela, F. (2018). KLASIFIKASI PEMEROLEHAN NOMINA ( KAJIAN PSIKOLINGUISTIK PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN ). 1(September), 697–706.
1 Like

Menurut Muslich (2007:121-122), nomina adalah segala macam kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan “yang + kata sifat”. Dari segi bentuknya, nomina mempunyai ciri-ciri yakni (a) terdiri dari satu morfem, (b) dapat diturunkan dengan afiksasi, pengulangan, dan pemajemukan. Dilihat dari kedua ciri tersebut, bentuk nomina ada dua yaitu: (a) nomina dasar, dan (b) nomina turunan (Alwi, 2003: 213-218).

  1. Nomina dasar adalah nomina yang hanya terdiri atas satu morfem. Perhatikan kutipan data di bawah ini.

(1) sembako

(2) tablet

Dari contoh kelompok nomina dasar di atas, terdapat ciri perbedaan antara nomina dasar yang satu dengan nomina dasar lainnya. Dari dua macam subkategori kata di atas, dapat diterangkan ciri perbedaannya, yaitu sebagai berikut. Kata tablet merupakan nomina yang mengacu kepada nama benda; dan kata sembako merupakan nomina yang mengacu kepada makanan dan minuman.

  1. Nomina turunan menurut Putrayasa (2010, hlm. 50) yaitu nomina yang terbentuk dari proses morfologis (afiksasi, perulangan, atau pemajemukan).

(1) Bahkan, banyak yang menduga Indonesia hanya akan menjadi penonton dan penggembira saja (Ed, BP:20 Desember2014; hal 6, baris 18-20).

Apabila prefiks {peng-} dibubuhkan pada morfem dasar yang diawali oleh konsonan bilabial /b/, maka prefiks {peng-} akan berubah menjadi {pem-}. Sebagian besar data yang terkumpul memperlihatkan prefiks {pem-} tidak mengalami perubahan bentuk. Di dalam penelitian editorial media cetak Bali Post dan majalah Fenomenal ditemukan kata ‘pembawa’ dan ‘pembajak’. Kata ‘pembawa’,dan ‘pembajak’ berasal dari morfem dasar ‘bawa’dan ‘bajak’. Fonem konsonan di awal kata tersebut memengaruhi bentuk prefiks {pem-} karena fonem /b/ yang terdapat di awal kata dasar ‘bawa’ dan ‘bajak’ terdapat penambahan fonem /m/ sehingga bentuknya berubah. Hal ini terlihat pada contoh-contoh di bawah ini.

{peng-} + MD bawa →pembawa

{peng-} + MD bajak →pembajak

Jadi bisa disimpulkan perbedaan antara nomina dasar dan turunan adalah nomina dasar terdiri atas satu morfem sedangkan nomina turunan terbentuk atas proses morfologis.

SUMBER:
Faizah, Nurul. 2015. Kemampuan Menggunakan Nomina pada Fungsi dan Peran Kalimat dalam Karangan Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Purwokerto. FKIP UMP. (online), (http://repository.ump.ac.id/6646/3/Nurul%20Faizah%20Bab%20II.pdf, diakses pada 16 November 2021).

Ismayasari, Rina dkk. 2016. Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Vol 17. No 1, Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. (online), (file:///C:/Users/user/Downloads/34296-685-67396-1-10-20170917.pdf, diakses pada 16 November 2021).

Nomina menurut Alwi, H. dkk.
adalah kata yang mengacu pada
manusia, binatang, benda, dan konsep
atau pengertian (Alwi, H. dkk. 2003:
213).Dilihat dari bentuk morfologisnya, nomina terdiri atas dua macam, yaitu
nomina dasar dan nomina turunan.

  1. NOMINA DASAR

A. Nomina Dasar Umum
Nomina dasar umum ialah nomina yang terdiri dari satu morfem yang memiliki ciri makna secara umum. Ciri makna tersebut dapat mengacu pada tempat, keterangan waktu, keterangan alat, dan keterangan cara (Alwi, 2003:218-219).
Contoh :

  • baju
  • gelas
  • gunting
  • galon

B. Nomina Dasar Khusus
Nomina khusus merupakan kata benda yang digunakan untuk nama-nama benda tertentu secara khusus, seperti nama orang, nama kota, nama negara, dan lain-lain.

  • Indonesia
  • Jerman
  • Semarang
  • Renata (nama orang)
  1. NOMINA TURUNAN

Nomina turunan berasal dari kata
dasar (asal) yang mengalami proses mengimbuhan (afiksasi). Nomina dapat
diturunkan dari afiksasi, perulangan atau pemajemukan (Arifin dan Juniah,
2007:115). Pada umumnya nomina turunan berasal dari proses pengimbuhan yang
dibentuk dengan menambahkan prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks pada bentuk dasar.
Contoh :

a). Nomina Berafiks

• Kata Kerja (Verba) + -an

Makan + an = Makanan
Minum + an = Minuman
Cuci + an = Cucian

• Pe- + Kata Kerja (Verba)
Pe + Jual = Penjual
Pe + Kerja = Pekerja
Pe + Laut = Pelaut

• Pe- + Kata Sifat (Adjektiva)
Pe + Rusak = Perusak
Pe + Malu = Pemalu
Pe + Marah = Pemarah
Pe + Dendam = Pendendam

• Pe- + Kata Benda + Imbuhan -an
Pe + Rumah + an = Perumahan
Pe + Gunung + an = Pegunungan
Pe + Buku + an = Pembukuan
Pe + pandang + an = Pemandangan

b) Nomina Majemuk

  • daya juang
  • rumah sakit
  • kaca mata
  • tanah air

c). Redupikasi
-gerak-gerak
-rumah-rumah
-buku-buku
-daun-daun

Referensi

Alwi, Hasan, 2003, Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Marnetti, M. 2017. Nomina Isolek Sungai Jalau. Madah, 3(2), 192-199.
NOMINA BAHASA DESA DAN IMPLEMENTASINYA
DALAM PENGAJARAN BAHASA INDONESIA
ARTIKEL PENELITIAN
, JIMIANA BUNGA

• Nomina dasar
Menurut Alwi (2017:272) Nomina dasar yaitu nomina yang hanya terdiri dari satu morfem. Dari segi pembentukan katanya, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu nomina dasar khusus dan umum.

Nomina dasar khusus : relatif tidak dapat menjadi dasar dari leksem baru
Contoh : nama diri ( Risa, Rara), nama negara (Indonesia)
Nomina dasar umum: dapat menjadi dasar untuk leksem baru.
Contoh : malam → bermalam
Bawah → bawahan

• Nomina turunan
Menurut Alwi (2017: 274) nomina turunan adalah nomina yang dapat diturunkan melalui konversi (derivasi nol), pengafiksan, turunan, atau pemajemukan
~ Konversi : yaitu nomina yang diturunkan dari kelas kata lain tanpa mengubah bentuk pangkalnya.
Contoh :

  • tinggi, lebar (Nomina turunan dari adjektiva yang menyatakan ukuran)
  • mingguan, tahunan (Nomina turunan dari adjektiva(turunan) yang menyatakan peristiwa yang dilakukan secara berkala)
    ~ pengafiksan
    Ada tiga prefiks dan satu sufiks yang dipakai untuk menurunkan nomina, yaitu:
    ke-
    per-
    peng-
    -an
    Juga terdapat tiga gabungan afiks(konfiks) jadi ada tujuh macam afiksasi dalam penurunan nomina.
    Contoh : ketua, persegi, penulis (pelaku perbuatan yang dinyatakan verba), anjuran, persatuan
    ~ perulangan
    Contoh : anak-anak, air-air, jari-jari, cumi-cumi, bolak-balik, surat-surat kabar, lelaki, batu-batuan, adat istiadat
    ~ pemajemukan : penggabungan dua kata atau lebih menjadi satu leksem baru
    Contoh : anak cucu, buah hati, kata sambutan, paranormal, geografi, mata angin

Alwi, dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Nomina Dasar

Nomina dasar adalah nomina yang belum mengalami perubahan bentuk apapun secara morfologi. Nomina dasar hanya terdiri dari satu morfem atau yang biasa dikenal dengan istilah bentuk tunggal (lih. Kridalaksana,2008, hal. 68; Muslich, 2014b, hal.17; Ramlan, 2001, hal. 28; Sumadi, 2012, hal.10–11) atau kata monomorfemis (Kentjono, 2009, hal. 151) atau morfem utuh (Chaer, 2014, hal. 153, 2015, hal.18)
Adapun contoh nomina dasar adalah buku, meja kursi, radio,dll. Selain itu juga dapat dilihat pada kalimat berikut.

  1. Mereka patriot.
  2. Dia jawara hari ini.
  3. Ayahnya polisi.
    Pada kalimat 1, kata mereka merupakan subjek dan kata patriot merupakan predikat.
    Pada kalimat 2, kata dia merupakan sebagai subjek dan kata jawara merupakan predikat.
    Pada kalimat 3, kata ayahnya merupakan subjek dan kata polisi merupakan predikat.
    Pada kalimat-kalimat tersebut, dapat dilihat bahwa masing-masing predikat dari kalimat tersebut terdiri dari satu morfem. Dengan demikian, semua predikat dalam kalimat tersebut termasuk ke dalam nomina dasar.

Nomina Turunan

Nomina turunan merupakan nomina yang sudah mengalami proses morfologis, baik afiksasi, reduplikasi, komposisi, maupun klitiksasi (lih. Kridalaksana, 2008, hal. 68). Dengan kata lain, nomina turunan dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah morfem yang menyusunnya. Nomina turunan tersusun atas lebih dari satu morfem atau polimorfemis. Nomina turunan juga dapat disebut sebagai nomina dengan morfem terbelah.
Contoh nomina turunan adalah makanan, pelukis, pembohong, perbudakan, dll. Selain itu juga dapat dilihat pada kalimat berikut.

  1. Awalnya saya pengangguran.
  2. Itu hanya dedaunan.
    Pada kalimat 1, kata saya bertindak sebagai subjek dan kata pengangguran sebagai predikat. Kata pengangguran yang digunakan sebagai predikat dalam kalimat ini merupakan nomina turunan yang terdiri dari dua morfem, yakni morfem konfiks {pəN-an} dan morfem pra-kategorial{anggur}.
    Selanjutnya, kata itu pada kalimat 2 bertindak sebagai subjek dan kata dedaunan bertindak sebagai predikat. Kata dedaunan juga termasuk ke dalam nomina turunan yang diperoleh melalui proses reduplikasi bentuk dasar daun. Dengan demikian, secara morfologis nomina turunan yang dapat mengisi fungsi predikat dibedakan menjadi: nomina turunan hasil afiksasi, nomina turunan hasil reduplikasi, nomina turunan hasil komposisi, nomina turunan hasil klitiksasi

Referensi
Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H.,& Moeliono, A. M. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (3ed.). Jakarta: Balai Pustaka.
Dian.2021.Bentuk dan ciri Sintaksis Nomina Predikat dalam Bahasa Indonesia, Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan, 6(1),3-4

  1. Nomina dasar yaitu nomina yang hanya terdiri dari satu morfem atau bersifat monomorfemik (Alwi, dkk., 2003: 218). Sesuai dengan sifatnya yang monomorfemik, nomina dasar belum mengalami penambahan unsur apapun termasuk pengulangan. Nomina dasar terdiri dari nomina dasar umum dan nomina dasar khusus.
    • Nomina dasar khusus ialah nomina yang terdiri dari satu morfem yang memiliki ciri makna tertentu. Contoh: Indonesia.
    • Nomina dasar umum ialah nomina yang terdiri dari satu morfem yang memiliki ciri makna secara umum. Contoh: meja.
  2. Sedangkan nomina turunan adalah nomina yang dibentuk melalui proses afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan. Nomina turunan bersifat polimorfemik, yaitu memiliki lebih dari satu morfem
    dalam satu kesatuan bentuk. Contoh: keuangan.
    Sumber: Marnetti. 2012. Nomina Isolek Sungai Jalau. Jurnal Madah. 3(2):192-199.

Keraf (dalam Muslich, 2013:112) berpendapat bahwa nomina adalah segala macam kata yang dapat diterangkan dengan “yang + kata sifat”. Ramlan (dalam Muslich, 2013:114) juga berpendapat bahwa kata nomina adalah semua kata yang dapat menduduki tempat objek dan yang dinegatifkan dengan kata bukan. Kemudian Putrayasa (2008:49) mengemukakan bahwa nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak, tetapi mempunyai potensi untuk didahului partikel dari. Lebih lanjut, Putrayasa (2008:49) membagi nomina menjadi dua jenis berdasarkan segi bentuknya, yaitu :

  1. Nomina dasar adalah nomina yang berupa morfem dasar bebas. Contoh : batu, kertas, radio, udara, ketela, dan lain-lain.

  2. Nomina turunan yaitu nomina yang terbentuk dari proses morfologis. Contoh : keuangan, perpaduan, tetamu, rumahrumah, batu-batuan, kesinambungan, permandian, dan lain-lain. Penurunan nomina tersebut dilakukan dengan :
    a. Afiksasi
    b. Pengulangan
    c. Pemajemukan
    d. Pengklitikan

Sumber :
Sulfiana. (2017). Nomina Dalam Novel Tasbih Cinta Di Langit Moskow Karya Indah El Hafidz. Universitas Tadulako : Jurnal Bahasa dan Sastra, 2(1), 53-54.

NOMINA DASAR

Nomina dasar yang disampaikan oleh Alwi (2003: 217) adalah nomina yang hanya terdiri atas satu morfem. Nomina dasar terdiri dari nomina dasar umum dan khusus. Nomina dasar umum adalah nomina yang terdiri dari satu morfem yang memiliki ciri makna secara umum. Ciri makna tersebut dapat mengacu pada tempat, keterangan waktu, keterangan alat, dan keterangan cara. Sedangkan nomina dasar khusus adalah nomina yang terdiri dari satu morfem yang memiliki ciri makna tertentu.

Contoh yang disampaikan oleh Utami (2010:14) yakni:

  • nomina dasar umum
    Coba gambar apapun yang bisa digambar oleh pikiranmu
    Minggu depan sudah tahun baru saja
    Kau harus ganti meja
    Aku selalu takut saat melihat pisau
    Besok aku tak ada di rumah

  • nomina dasar khusus
    Aku tak berharap bertemu paman lagi
    Pekalongan kota yang membuatu cukup trauma
    Sangat sulit bekerja atas kehendak orang lain

NOMINA TURUNAN

Nomina turunan adalah nomina yang diturunkan melalui proses afiksasi, perulangan, dan pemajemukan. Nomina turunan dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah morfem yang menyusunnya. Nomina turunan bisa tersusun atas lebih dari satu morfem atau polimorfemis.

Contohnya yakni:

  1. Nomina berafiks
    Keuangan
    Perpaduan
    Gerigi

  2. Nomina reduplikasi
    gedung-gedung
    tetamu
    pepatah

  3. Nomina hasil gabungan proses
    batu-batuan
    kesinambungan.

  4. Nomina yang berasal dari pelbagai kelas karena proses
    -deverbalisasi, sepertipengangguran, pemandian, pengembangan, kebersamaan
    -deajektivalisasi, seperti ketinggian, leluhur
    -denumeralisasi, seperti kepelbagaian, kesatuan
    -deadverbialisasi, seperti keterlaluan, kelebihan

  • penggabungan, seperti jatuhnya, tridarma.

Kurnia, Y. Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Utami, R. (2010). Kajian sinonim nomina dalam bahasa Indonesia (Doctoral dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).

  1. Nomina dasar adalah nomina yang terdiri atas satu morfem. Jika dilihat dari segi pembentukan kata, nomina dasar dapat dikelompokkan atas (a) nomina dasar umum dan (b) nomina dasar khusus (Alwi, dkk, 2017: 272). (1) Nomina dasar umum adalah nomina yang dapat menjadi dasar untuk penurunan kata atau leksem baru. Nomina yang termasuk dalam kelompok ini pada umumnya adalah nomina yang tergolong nama jenis. Contohnya: pisau → pisau daging. (2) Nomina dasar khusus adalah nomina yang relatif tidak dapat menjadi dasar penurunan kata atau leksem baru. Contohnya: Korea → kekorea-koreaan.

  2. Nomina turunan adalah dapat diturunkan melalui konversi (derivasi nol), peng-afiksan, pengulangan, atau pemajemukan (Alwi, dkk, 2017: 274). Contohnya: tulisan → tulis+an.

Dari pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa nomina dasar dan turunan memiliki perbedaan yakni dalam nomina dasar terdiri dari satu morfem (tanpa ada perubahan bentuk aslinya), sedangkan nomina turunan berasal dari kata dasar yang mengalami pengimbuhan atau afiksasi, juga dapat berupa perulangan dan pemajemukan.

REFERENSI:
Alwi, dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka.
Humaidi, Akhmad, dan Ahmad HB. (2018). Afiks Pembentuk Nomina dalam Bahasa Banjar. Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 3(1), 107-117.

Veith (1986:22) menjelaskan bahwa frase nomina adalah kumpulan kata kata yang dapat di dahului atupun tidak didahului oleh artikel. Nomina dibagi menjadi dua macam, yaitu nomina dasar dan nomina turunan.

  1. Dilansir dari Perilaku Sintaksis Verba, Nomina, Pronomina, dan Numeralia dalam Bahasa Indonesia (2017) karya I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa, nomina dasar memiliki bentuk monomorfemik. Sependapat dengan Alwi, dkk. (2017:272) yang mengatakan bahwa nomina yang hanya terdiri dari satu morfem atau bersifat monomorfemik.
    Contohnya sepeda, rumah, meja, tas, dan lain-lain.

  2. Nomina turunan ialah jenis kata benda yang terbentuk karena proses morfologis yang terbagi menjadi afiksasi, reduplikasi, atau kata majemuk.

a. Nomina berafiks yaitu nomina yang telah mengalami proses afikasasi pada kata dasar. Contohnya yaitu:

  • Memendam
  • Makanan
  • Pendekatan
  • Telunjuk
  • Ketakutan
    b. Nomina reduplikasi yaitu nomina yang mengalami pengulangan kata. Contohnya
    rumah-rumah, minum-minuman, sayur-mayur, dll
    c. Nomina pemajemukan yaitu penggabungan dua kata dasar atau lebih yang membentuk sebuah makna baru, seperti meja hijau, buah bibir, panjang tangan, dll.
    d. Nomina kelas kata
    -Deverbalisasi contohnya menegangkan, meluap, keterbukaan.
    -Deajektivalisasi contohnya perusakan, kematangan
    -Denumeralisasi contohnya ketiga, kesatuan, kesebelasan
    -Deadverbialisasi contohnya bertambah, berkurang
    -Penggabungan contohnya tata tertib, lalu lintas, unjuk rasa.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara nomina dasar dan nomina turunan adalah nomina dasar tidak dapat disederhanakan lagi dan tidak mengalami proses morfologis apapun, sedangkan nomina turunan dapat disederhanakan lagi menjadi nomina dasar dan nomina turunan telah mengalami proses morfologis mulai dari afiksasi, reduplikasi, atau pemajemukan yang tentunya dapat merubah makna.

Daftar Pustaka
Alwi, dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Menurut Ibnu Hajar S.Pd Dalam Ikhtisar Bahasa dan Sastra Indonesia menurut Ibnu Hajar S.Pd nomina merupakan sebuah kata yang merujuk pada manusia , benda dan konsep atau pengertian ( dari segi semantis). Pada kalimat yang berpredikat vebra , nomina menduduki fungsi sebagai subjek , objek atau pelengkap , nomina tidak bisa dijadikan bentuk ingkar tidak , tetapi dengan kata bukan.

nomina dasar adalah jenis nomina yang menunjukan wujud suatu benda baik itu secara konkret maupun secara abstrak dan tidak disertai dengan imbuhan. Sehingga jenis kata ini merupakan kata dasar yang bisa berdiri sendiri. Penggunaannya tidak menambahkan kata apapun yang menunjukan kata sifat dari benda yang ditulis. Adapun contohnya adalah kata: air, kertas, rumah, kuku, dan lain sebagainya.

Sedangakan nomina turunan adalah kebalikan dari nomina dasar. Pada jenis nomina ini maka penggunaannya ditambahkan imbuhan apapun bentuk imbuhan tersebut. Mulai dari awalan, akhiran, sisipan, atau awalan-akhiran.
Adapun contoh kata yang termasuk nomina turunan ini antara lain kata: pemanah, pertanian, masakan, dan lain sebagainya.

Jadi perbedaan antara nomina turunan dan nomina dasar nomina turunan merupakan kata nomina dasar yang diberi imbuhan awalan atau akhiran.

Referensi:
https://penerbitbukudeepublish.com/kata-benda/amp/

Alwi, ddk. (2017). Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Menurut KBBI 2001 nomina adalah kelas kata yang di bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak, misal rumah adalah nomina karena tidak mungkin dikatakan tidak rumah, biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa (Alwi, H. dkk., 2001:785)

  1. Nomina dasar adalah nomina yang belum mengalami perubahan bentuk apapun secara morfologi. Nomina dasar hanya terdiri dari satu morfem.
    Contoh : Kejadian ini langsung menjadi fokus pencarian warga dan tim SAR. Nomina dasar dalam kalimat tersebut adalah warga.
  2. Nomina Turunan adalah nomina yang terbentuk dan diturunkan melalui afiksasi, perulangan, atau pemajemukan.
  1. Nomina yang Dibentuk dengan Pengafiksan
    a. Penurunan Nomina dengan per- = peternak. Kata berafiks per- yaitu peternak. Bentuk dasar dari nomina tersebut yaitu ternak.
    b. Penurunan Nomina dengan Prefiks peng- = pembimbing. Kata berafiks peng- yaitu pembimbing . Bentuk dasar dari nomina tersebut yaitu bimbing.
    c. Penurunan Nomina dengan Sufiks –an = bangunan. Kata berafiks –an yaitu bangunan. Bentuk dasar dari nomina tersebut adalah bangun.
  2. Nomina yang dibentuk dengan reduplikasi
    Contoh = bekas-bekas, obat-obatan, tumbuh-tumbuhan
  3. Nomina yang dibentuk dengan pemajemukan
    Contoh = anak buah (majemuk dasar), maat pencaharian (majemuk berafiks), sepak bola (majemuk bertingkat), lalu lintas (majemuk setara)

Refrensi :
Abdul, Haris. 2017. Penggunaan Nomina dalam Surat Kabar Harian Tribun. FKIP:Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

Marnetti. 2012. Nomina Isolek Sungai Jalau. Balai Bahasa Provinsi Riau.