Bagaimana formulasi bahasa yang dominan pada proposal kegiatan?

proposaldansurat.web.id

Kita dapat mengeksplorasi pilihan kata, kalimat, penanda wacana, dan unsur kebahasaan lainnya yang akan digunakan dalam penulisan teks proposal.

Lalu bagaimana formulasi bahasa yang dominan pada proposal kegiatan? Mengapa formulasi bahasa tersebut dominan digunakan pada teks proposal?

1 Like

Bahasa proposal banyak diwarnai oleh penggunaan modalitas akan. Kata yang setaraf dengan akan adalah ingin, tetapi kedua kata itu mengandung perbedaan. Kata akan berorientasi kepada hal yang dituturkan, sedangkan kata ingin berorientasi kepada diri penutur. Perbedaan orientasi itu mengisyaratkan bahwa akan terkesan lebih objektif, sedangkan ingin terkesan lebih subjektif. Namum demikian, kedua kata itu sama dalam hal waktu yang diacu, yaitu waktu yang akan datang atau keakanan (sebagai kontras dari kekinian). Selain terlihat pada modalitas akan atau ingin, keadaan bahwa sesuatu belum terjadi juga tergambar pada penggunaan keterangan waktu atau kosakata tertentu. Keterangan waktu yang dimaksud adalah antara lain waktu yang akan datang, di masa depan, bulan/semester/tahun depan, dan sebulan/dua bulan/setahun/ dua tahun ke depan, atau keterangan-keterangan lain yang menunjukkan makna keakanan. Hal ini dikarenakan roposal penelitian atau proposal kegiatan merupakan rancangan bahwa sebuah penelitian atau kegiatan akan dikerjakan.

Nurwardani, P. dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Pada proposal kegiatan banyak menggunakan modalitas akan. Kata akan setara dengan ingin, namun keduanya memiliki perbedaan. Kata akan berorientasi kepada hal yang ingin dituturkan, sedangkan kata ingin berorientasi kepada diri penutur (Nurwardani, 2016). Lalu mengapa proposal kegiatan banyak menggunakan kata akan? Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan yang tertulis dalam proposal tersebut belum dilaksanakan, tetapi masih direncanakan untuk dilaksanakan. Contoh kalimat yang menggunakan kata akan dalam proposal kegiatan , KKM ini akan dilaksanakan dengan tata cara yang telah ditentukan bersama antara mahasiswa dan lembaga tempat dilaksanakannya magang (Nurwardani,2016). Selain penggunaan kata akan, penggunaan kosakata yang menunjukkan waktu juga diperlukan dalam menulis proposal kegiatan. Contohnya minggu depan, bulan depan atau tahun depan.

Nurwardani,P.dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Bahasa proposal didominasi dengan penggunaan akan, yang berorientasi kepada hal dituturkan atau terkesan lebih objektif. Terdapat kata yang sepadan dengan akan, yakni ingin. Kata ingin berorientasi kepada diri penutur atau terkesan lebih subjektif. Namun demikian, kedua kata itu sama dalam hal waktu yang diacu, yaitu waktu yang akan datang atau keakanan (Nurwardani dkk, 2016). Bahasa proposal mengandung makna keakanan. Dominasi formulasi bahasa tersebut menggambarkan bahwa penelitian atau kegiatan yang dimaksud belum dilaksanakan, tetapi direncanakan untuk dilaksanakan. Dengan demikian, proposal dibuat dengan formulasi bahasa khusus yang antara lain ditandai oleh makna keakanan tersebut.

Nurwardani, P. dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia . Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

ā€œTeks proposal adalah suatu teks yang berisi rencana yang ditulis secara sistematis dan terperinciā€ (Hendrawan, 2018). Formulasi bahasa yang dominan pada teks proposal yaitu menggunakan modalitas ā€œakanā€ atau bisa juga dengan kata yang sepadan yaitu ā€œinginā€. Penggunaan modalitas tersebut menandakan bahwasanya suatu acara atau kegiatan belum terlaksana, sesuai dengan pengertian teks proposal sendiri yaitu ā€œā€¦berisi rencana yang ditulis secara sistematis dan terperinciā€. Penggunaan modalitas ā€œakanā€ dan ā€œinginā€ memiliki perbedaan yaitu penggunaan ā€œakanā€ lebih dimaksudkan kepada tujuan (objek) yang dituju, sedangkan ā€œinginā€ lebih mengarah kesubjek perorangan (subjektif). Kedua penggunaan kata tersebut memiliki kesamaan berupa waktu yang diacu, yaitu waktu yang akan terlaksana, bersifat keakanan. Contohnya pada kalimat ā€œā€¦penelitian ini akan dilapangan dan laboratoriumā€¦ā€.

Sumber: Khotidjah, Rahman. (2017). Bahasa Satu Tujuan Nusantara. Yogyakarta: Direktorat Pendidikan Bahasa Nasional.

Bahasa proposal banyak diwarnai oleh penggunaan modalitas akan. Kata yang setaraf dengan akan adalah ingin, tetapi kedua kata itu mengandung perbedaan. Kata akan berorientasi kepada hal yang dituturkan, sedangkan kata ingin berorientasi kepada diri penutur. Perbedaan orientasi itu mengisyaratkan bahwa akan terkesan lebih objektif, sedangkan ingin terkesan lebih subjektif. Namum demikian, kedua kata itu sama dalam hal waktu yang diacu, yaitu waktu yang akan datang atau keakanan (sebagai kontras dari kekinian). Bahasa proposal mengandung makna keakanan. Bahasa yang demikian menggambarkan bahwa penelitian atau kegiatan yang dimaksud belum dilaksanakan, tetapi direncanakan untuk dilaksanakan. Dengan demikian, proposal dibuat dengan formulasi bahasa khusus yang antara lain ditandai oleh makna keakanan tersebut.

Nurwardani, P. dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Menurut Nurwadani et al (2016), proposal pada dasarnya adalah sebuah usulan, rencana, atau tawaran. Berdasarkan KBBI, makna proposal yaitu ā€œrencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerjaā€. Tahapan-tahapan pada teks proposal banyak diwarnai oleh penggunaan modalitas akan. Kata akan setaraf dengan ingin, tetapi kedua kata tersebut memiliki perbedaan. Kata akan berorientasi pada hal yang dituturkan, sedangkan kata ingin berorientasi kepada diri penutur. Kata akan terkesan lebih objektif, sedangkan ingin terkesan lebih subjektif. Bahasa proposal bermakna keakanan, yaitu bahasa yang menggambarkan bahwa penelitian atau kegiatan tersebut belum dilaksanakan, tetapi direncanakan untuk dilaksanakan. Selain terlihat pada modalitas akan atau ingin, keadaan bahwa sesuatu belum terjadi juga tergambar pada penggunaan keterangan waktu atau kosakata tertentu. Keterangan waktu yang dimaksud adalah antara lain waktu yang akan datang, di masa depan, bulan/semester/tahun depan, dan sebulan/dua bulan/setahun/ dua tahun ke depan, atau keterangan-keterangan lain yang menunjukkan makna keakanan.

Referensi:
Nurwardani, P. dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Formulasi yang umun digunakan dalam proposal kegiatan yaitu dengan penggunaan ā€˜akanā€™, selain itu ada kata yang setaraf yaitu ā€˜inginā€™. Kata akan bersifat objektif sedangkan kata ingin bersifat subjektif. Oleh karena itu, proposal kegiatan mengandung makna ā€˜keakananā€™ yang menggambarkan kegiatan yang dimaksud belum dilaksanakan. Bahasa proposal didominasi dengan penggunaan ā€˜akan , yang berorientasi kepada hal dituturkan atau terkesan lebih objektif, terdapat kata yang sepadan dengan ā€˜akan , yakni ingin . Kata ingin berorientasi kepada diri penutur atau terkesan lebih subjektif. Namun demikian, kedua kata itu sama dalam hal waktu yang diacu, yaitu waktu yang akan datang atau keakanan (Nurwardani dkk, 2016).

Nurwardani, P. dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia . Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Formulasi bahasa yang dominan pada proposal kegiatan yaitu yang mengandung modalitas akan. Kata ingin merupakan kata yang setaraf dengan akan, tetapi mengandung perbedaan. Kata akan berorientasi pada hal yang dituturkan, sedangkan kata ingin berorientasi pada diri penutur. Orientasi ini mengisyaratkan bahwa kata akan lebih objektif dari kata ingin yang sifatnya subjektif. Formulasi keakanan digunakan untuk menggambarkan bahwa penelitian atau kegiatan belum dilaksanakan, tetapi masih dalam tahap perencanaan untuk dilaksanakan.

Referensi:

Nurwardani, P. dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia . Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Bahasa proposal banyak diwarnai oleh penggunaan modalitas akan. Kata yang setaraf dengan akan adalah ingin, tetapi kedua kata itu mengandung perbedaan. Kata akan berorientasi kepada hal yang dituturkan, sedangkan kata ingin berorientasi kepada diri penutur. Perbedaan orientasi itu mengisyaratkan bahwa kata akan terkesan lebih objektif, sedangkan kata ingin terkesan lebih subjektif. Bahasa proposal mengandung makna keakanan, yang menggambarkan bahwa penelitian yang dimaksud belumdilaksanakan, tetapi direncanakan untuk dilaksanakan. Berikut contoh yang mengandung kata akan diambil proposal kegiatan penelitian yang berjudul peranan ketersediaan eceng gondok ( eichornia crassipes ) pada badan air dalam menurunkan beberapa parameter pencemaran di Sungai Citarum ( Waduk Saguling ), karya Aprilda (2008).

  • Penelitian ini akan dilakukan di lapangan dan laboratorium dan Batasan yang diambil sebagai berikut.
  • Logam berat yang akan dianalisis pada tumbuhan eceng gondok adalah logam berat PB dan Hg.

Sumber: Candra, H., Nola, A., & Rizwan, H. (2019). Makalah bahasa Indonesia : Konteks teks proposal. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.

Pada proposal kegiatan, bahasa proposal banyak diwarnai oleh penggunaan modalitas akan. Bahasa proposal mengandung makna keakanan. Proposal dibuat dengan formulasi bahasa khusus yang antara lain ditandai oleh makna keakanan tersebut (Nurwardani, 2016). Makna keakanan dominan digunakan pada teks proposal karena teks proposal sendiri merupakan teks yang dibuat untuk menggambarkan rancangan kerja, artinya kegiatan atau penelitian yang dimaksud belum dilaksanakan. Dengan kata lain, pelaksanaannya masih direncanakan. Oleh karena itu, formulasi bahasa pada proposal didominasi oleh makna keakanan.

Referensi:
Nurwardani, P. dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Sudah dikemukakan bahwa bahasa proposal banyak diwarnai oleh penggunaan modalitas akan (Nurwadani, 2016). Karena ā€œakanā€ merupakan kata yang berorientasi pada suatu hal yang akan terjadi dikemudian waktu, secara otomatis proposal akan lebih dominan menggunakan kata ā€œakanā€ karena merupakan suatu awal tindakan guna mencapai tujuan dikemudian waktu tersebut.

Nurwardani, P. dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Menurut Nurwadani at al (2016), Bahasa proposal banyak diwarnai dengan modalitas ā€˜akanā€™. Kata yang setaraf dengan ā€˜akanā€™ adalah ā€˜inginā€™, tetapi kedua kata itu mengandung perbedaan. Kata ā€˜akanā€™ berorientasi kepada apa yang dituturkan, sedangkan kata ā€˜inginā€™ berorientasi kepada penutur. Perbedaan orientasi itu mengisyaratkan bahwa kata ā€˜akanā€™ bersifat objektif, sedangkan kata ā€˜inginā€™ bersifat subjektif. Namun demikian, kedua kata itu sama dalam hal waktu yang diacu, yaitu waktu yang akan datang.

Bahasa proposal mengandung makna ā€˜keakananā€™. Bahasa yang demikian menggambarkan bahwa kegiatan yang dimaksud belum dilaksanakan, tetapi direncanakan untuk dilaksanakan. Dengan demikian, proposal dibuat dengan formulasi bahasa khusus yang antara lain ditandai oleh makna ā€˜keakananā€™ tersebut. Hal tersebut karena proposal merupakan awalan atau rancangan yang belum terlaksana, sedang akan terlaksana.

Nurwardani, P. dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Bahasa Proposal mengandung makna kakanan. Bahasa yang menggambarkan bahwa penelitian atau kegiatan yang dimaksud belum dilaksanakan, tetapi direncanakan untuk dilaksanakan. Dengan demikian proposal dibuat dengan formulasi Bahasa khusus yang antara lain ditandai oleh makna keakanan tersebut selain akan atau ingin juga terdapat keterangan waktu atau kosakata tertentu. hal tersebut yang menjadi formula untuk bahasa pada proposal kegiatan.

Referensi:
Nurwardani, P. dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia . Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Menurut Hasnun Anwar (2004:73) proposal adalah sebuah rancangan rencana yang telah disusun untuk melakasanakan suatu kegiatan tertentu. Dalam sebuah teks proposal kegiatan terdapat formulasi bahasa yang dominan pada proposal kegiatan tersebut yaitu banyak penggunaan modalitas ā€˜akanā€™ dan kata ā€˜inginā€™. Namun, kedua kata tersebut memiliki suatu perbedaan. Kata ā€˜akanā€™ berorientasi pada hal yang dituturkan, sedangkan kata ā€˜inginā€™ terkesan lebih subjektif. Tetapi kedua kata tersebut sama dalam hal waktu yang diacu, yaitu waktu yang akan datang atau keakanan. Formulasi tersebut digunakan dalam teks proposal karena mengandung kata keakanan. Bahasa tersebut menggambarkan bahwa kegiatan yang dimaksud belum terlaksanakan, tetapi akan direncanakan untuk dilaksanakan.

Referensi:

Nurwardani, P. dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Formulasi Bahasa dalam Proposal Bahasa proposal banyak diwarnai oleh penggunaan modalitas akan. Kata yang setaraf dengan akan adalah ingin, tetapi kedua kata itu mengandung perbedaan. Kata akan berorientasi kepada hal yang dituturkan, sedangkan kata ingin berorientasi kepada diri penutur. Perbedaan orientasi itu mengisyaratkan bahwa akan terkesan lebih objektif, sedangkan ingin terkesan lebih subjektif. Namum demikian, kedua kata itu sama dalam hal waktu yang diacu, yaitu waktu yang akan datang atau keakanan (sebagai kontras dari kekinian). Bahasa proposal mengandung makna keakanan. Bahasa yang demikian menggambarkan bahwa penelitian atau kegiatan yang dimaksud belum dilaksanakan, tetapi direncanakan untuk dilaksanakan. Dengan demikian, proposal dibuat dengan formulasi bahasa khusus yang antara lain ditandai oleh makna keakanan tersebut.

Dalam teks proposal, penulisan di dalamnya banyak didominasi oleh penggunaaan modalitas akan. Kata yang setingkat dengan akan merupakan ingin. Akan tetapi, kedua kata tersebut mengandung perbedaan. Kata akan berorientasi kepada hal dituturkan, sedangkan kata ingin berorientasi kepada diri penutur. Perbedaan orientasi itu mengisyaratkan bahwa akan terkesan lebih objektif, sedangkan ingin terkesan lebih subjektif. Meskipun demikian, kedua kata itu sama dalam hal waktu yang diacu, yaitu waktu yang akan datang atau keakanan (sebagai kontras dari kekinian) (Ristekdikti, 2016, p.111). Bahasa yang mengandung keakanan menggambarkan bahwa penelitian atau kegiatan yang dimaksud belum dilaksanakan, tetapi direncanakan untuk dilaksanakan.

Proposal dibuat dengan formulasi bahasa khusus, yakni adanya makna keakanan itu sendiri. Selanjutnya, Wahyono dan Mulyono (2016, p.66) menyatakan bahwa dalam menyusun proposal penelitian perlu memperhatikan segi kebahasaan, yaitu bahasa yang digunakan untuk menyusun proposal harus akurat, tidak ambigu, dan menggunakan kalimat efektif. Bahasa proposal harus akurat (sesuai fakta), artinya bahasa proposal itu tidak mengada ada. Bahasa proposal tidak ambigu, artinya bahasa yang digunakan tidak menimbulkan keraguan, kekaburan, dan ketidakjelasan. Bahasa proposal harus menggunakan kalimat efektif, yakni disusun menurut pola struktur yang benar dan sesuai dengan situasi yang menyertainya. Yang terakhir, proposal harus menggunakan alasan dan tujuan yang logis.

Samaya, D., & Suryadi, E. (2019). MENULIS PROPOSAL PENELITIAN DENGAN MIND MAP UNTUK MAHASISWA DAN UMUM. Palembang: Rafah Press. Retrieved from MENULIS PROPOSAL PENELITIAN DENGAN MIND MAP - repository eprints

Bahasa proposal banyak diwarnai oleh penggunaan modalitas ā€œakanā€, sepadan dengan kata ā€œinginā€, serta keterangan waktu (Nurwardani et al. 2016). Pengguanaan modalitas ā€œakanā€ dan kata ā€œinginā€ menandakan bahwa penelitian atau kegiatan yang diajukan belum terlaksana, tetapi direncanakan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang. Sedangkan, penggunaan keterangan waktu mempertegas makna keakanan.

Nurwardani, Paristiyanti et al. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia. 1st ed. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Bahasa proposal banyak diwarnai oleh penggunaan modalitas akan. Kata yang setaraf dengan akan adalah ingin, tetapi kedua kata itu mengandung perbedaan. Kata akan berorientasi kepada hal yang dituturkan, sedangkan kata ingin berorientasi kepada diri penutur. Perbedaan orientasi itu mengisyaratkan bahwa akan terkesan lebih objektif, sedangkan inginterkesan lebih subjektif. Namum demikian, kedua kata itu sama dalam hal waktu yang diacu, yaitu waktu yang akan datang atau keakanan (sebagai kontras dari kekinian). Bahasa proposal mengandung makna keakanan. Bahasa yang demikian menggambarkan bahwa penelitian atau kegiatan yang dimaksud belum dilaksanakan, tetapi direncanakan untuk dilaksanakan. Dengan demikian, proposal dibuat dengan formulasi bahasa khusus yang antara lain ditandai oleh makna keakanan tersebut.

Referensi :

Nurwardani, P. dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia . Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Teks proposal adalah teks yang berisi rencana suatu kegiatan atau penelitian. Teks proposal menggunakan beberapa formulasi bahasa. Menurut Nurwadani et al (2016), bahasa proposal banyak diwarnai oleh penggunaan modalitas akan. Modalitas akan dominan digunakan karena kata akan memiliki makna bahwa suatu hal belum terjadi dan direncanakan untuk dilaksanakan.

Sumber :
Nurwardani, P. dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.