Artikel, Interjeksi, dan Partikel: Pengertian, Perbedaan, Persamaan, serta Contohnya

png_20220627_192802_0000

Haaii teman-teman semua!!!
Apakah kalian masih ingat tentang kata tugas? Harusnya masih ingat gak sih. Kata tugas menurut Finoza (2009) adalah kumpulan kata dan partikel yang tidak memiliki arti leksikal, yaitu arti kata secara lepas tanpa kaitannya dengan kata lain. Bisa dikatakan juga kata tugas ini berperan untuk mendukung sesuatu tugas tertentu.

Berdasarkan perannya dalam frasa atau kalimat, kata tugas dalam bahasa Indonesia dikelompokkan menjadi 5 yaitu, preposisi, konjungsi, interjeksi, artikula, dan partikel. Tapi untuk kesempatan kali ini yang mau ditanyain cukup 3 aja sobat mijilions. Menurut kalian nih, apa yang dimaksud dengan artikula, interjeksi, dan partikel? Sertakan dengan perbedaan dan contoh dari ketiganya ya supaya semakin mantaps!

Referensi
Manis. 2022. Pengertian Kata Tugas, Ciri-Ciri, Jenis dan Contoh Kata Tugas. Bandung: Pelajaran.co.id

13 Likes

Menurut Lamuddin Finoza (2009:80-81) kata tugas adalah sekelompok kata dan partikel yang tidak memiliki arti secara khusus dan baru berfungsi setelah disusun bersama kata lain dalam frasa, klausa, atau kalimat. Kata tugas ada lima jenis, yaitu preposisi, konjungsi, artikula, interjeksi, dan partikel.

  1. Artikula

Artikula adalah sekumpulan kata tugas yang berdiri di samping kelas kata lain untuk memberikan batas pada kata atau frasa yang bermakna nomina.

Artikula digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :

  • artikula yang menunjuk makna kelompok (umat, para, dan kaum)
  • artikula yang menominalkan (yang dan si)
  • artikula yang bersifat gelar (sri, dang, sang, dan hang)

Contoh dalam kalimat :
a. Para peserta lomba sudah melakukan daftar ulang sejak pagi tadi.
b. Anak terakhir itu bertengkar dengan si sulung.
c. Baginda Sri Rajasanagara berhasil memimpin Majapahit dan membawa kerajaan tersebut pada masa kejayaan.

  1. Interjeksi adalah sekumpulan kata tugas yang memiliki kegunaan untuk mengekspresikan suasana hati dan pikiran dari pembicara melalui ujaran yang dituturkan.

Interjeksi digolongkan menjadi sepuluh macam, yaitu :

  • interjeksi kekaguman atau kepuasan (asyik, amboi, dan aduhai)
  • interjeksi keheranan (ah, aduh, aih, ai, eh, lo, oh, dan duilah)
  • interjeksi kesyukuran (alhamdulilah dan syukur)
  • interjeksi kekagetan (astagfirullah, masyaallah, dan astaga)
  • interjeksi kekesalan (buset, brengsek, keparat, dan sialan)
  • interjeksi kejijikan (idih, cih, bah, ih, dan cis)
  • interjeksi ajakan (mari dan ayo)
  • interjeksi panggilan (eh, hai, halo, dan he)
  • interjeksi simpulan (nah)
  • interjeksi harapan (insya Allah)

Contoh dalam kalimat :
a. Buset banyak sekali tugasku minggu ini!
b. Halo teman-teman! Sudah lama tidak berjumpa.
c. Eh, bagaimana caramu melakukannya? Benar-benar menakjubkan!

  1. Partikel adalah sekumpulan kata tugas yang berdiri di belakang sebuah kata sebagai unsur tambahan untuk memberikan penegasan terhadap sesuatu. Partikel terdiri dari empat jenis, yaitu -pun, -lah, -kah, dan -tah.

Contoh dalam kalimat :
a. Konser amal ini diperuntukkan bagi siapa pun.
b. Apakah kamu membutuhkan sesuatu? Aku lihat kamu kebingungan dari tadi.
c. Kembalilah sekarang! Aku yakin mereka pasti mencemaskan keadaanmu.

Referensi :

Kridalaksana, H. (1986). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Soper, I. W., Mawa, I. W., & Nardi, I. W. (2022). Hakekat, Penggolongan, dan Pembentukan Kata Bahasa Indonesia : Sebuah Kajian Pustaka. WACANA: Majalah Ilmiah tentang Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya, 22(1), 1-6

Utami, S. R. (2017). Pembelajaran Aspek Tata Bahasa dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia. Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(2), 189-203

Alwi, dkk (2003:288) menjelaskan bahwa kata tugas dibagi menjadi lima kelompok, yaitu preposisi, konjungtor, interjeksi, artikula, dan partikel penegas.

Menurut Kridalaksana (1986):

  1. Artikula merupakan kategori yang mendampingi nomina dasar dan nomina deverbal. Artikula ini dibedakan menjadi dua yaitu yang bertugas mengkhususkan nomina singular dan yang bertugas mengkhususkan suatu kelompok.
    Contoh kalimat:
    Para guru telah mengikuti seminar yang diadakan hari Kamis kemarin.
    Sang Raja kini telah mendapatkan daerah kekuasaannya kembali.

  2. Interjeksi merupakan kategori yang bertugas mengungkapkan perasaan dan tidak berhubungan dengan kata lain dalam ujaran.
    Contoh Kalimat:
    Wah, konsernya megah sekali!
    Ya ampun, ternyata mereka hiatus sampai satu tahun?

Sedangkan menurut M. Ramlan:
3. Partikel merupakan semua kata yang tidak termasuk dalam golongan kata nominal dan ajektival. Partikel dapat dibedakan menjadi: kata penjelas, kata keterangan, kata penanda, kata perangkai, kata tanya, dan kata seru.
Contoh Kalimat:
• Relakanlah jika dia memang buka untukmu.
• Pergilah dia lebih membutuhkanmu.

REFERENSI:
Pratami, I., Emidar, E., & Ratna, E. (2018). Penggunaan Kata Tugas dalam Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bukittinggi. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(2), 161-168.
Liuw, J. K. (2021). SISTEM VERBA BAHASA PERANCIS. KOMPETENSI: Jurnal Bahasa dan Seni, 1(07), 617-627.
Zaidan, A. 2019. Kata Tugas

Menurut Muslich (2010: 107) kata tugas merupakan kata yang hanya memiliki makna gramatikal dan tidak memiliki makna leksikal.
Kata tugas dapat dikelompokkan menjadi lima jenis, yakni preposisi, konjungsi, interjeksi, artikula, dan partikel.

Berikut perbedaan antara interjeksi, artikula dan partikel.

1. Interjeksi: kata tugas yang berfungsi mengekspresikan perasaan seseorang yang sedang mengatakan (kata tersebut). Selanjutnya, interjeksi dapat digolongkan menjadi sepuluh, antara lain:

  • Interjeksi kejijikan (contoh katanya: hah, cih, cis, ih, idih).
  • Interjeksi kekesalan (contoh katanya: hrengsek, sialan, buset, keparat).
  • Interjeksi kekaguman atau kepuasan (contoh katanya: aduhai, amboi, asyik).
  • Interjeksi kesyukuran (contoh katanya: syukur, alhamdulillah).
  • Interjeksi harapan (contoh katanya: insyaallah).
  • Interjeksi keheranan (contoh katanya: aduh, aih, ai, la, duilah, eh, oh, ah).
  • Interjeksi ajakan (contoh katanya: ayo, mari).
  • Interjeksi panggilan (contoh katanya: hai, he, eh, halo).
  • Interjeksi simpulan (contoh katanya: nah).
    Contoh dalam kalimat:
    Amboi akhirnya bisa menikmati pemandangan yang indah seperti ini!
    Alhamdulillah sudah sampai tujuan dengan selamat!
    Aduh jika begini otomatis rencana kita gagal!

2. Artikula: kata tugas yang berfungsi sebagai pembatas makna nomina. Selanjutnya, artikula dapat digolongkan menjadi tiga, antara lain:

  • Artikula yang bersifat gelar (contoh katanya: sang, sri, hang, dang).
  • Artikula yang mengacu pada makna kelompok (contoh katanya: para, kaum, umat).
  • Artikula yang menominalkan (contoh katanya: yang, si).
    Contoh dalam kalimat:
    Sang raja mengadakan sayembara di kerajaan.
    Para guru sedang mengajar pada jam pembelajaran.
    • Mengapa si cantik itu datang lagi?

3. Partikel: kata tugas yang berfungsi sebagai penegas dari unsur yang diikutinya. Selanjutnya, partikel dapat dibagi menjadi empat, antara lain:

  • Partikel -kah
  • Partikel -lah
  • Partikel -tah
  • Partikel pun
    Contoh dalam kalimat:
    • Benarkah acara perayaan akan diadakan besok?
    • Tenanglah saya tidak seperti apa yang kau pikir!
    • Dialah yang membawa bukuku.

Kesimpulan: dari ketiga kata tugas di atas perbedaan terletak berdasarkan perannya dalam frasa atau kalimat.

Referensi
Moeliono, A., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Muslich, M. (2010). Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Kata tugas adalah seluruh kata yang tidak termasuk dalam semua jenis kata dan tidak juga menjadi subgolongan jenis-jenis kata. Kata tugas hanya bertugas untuk memperluas ataupun mengadakan transformasi kalimat. Terdapat artikula interjeksi, dan partikel.

  1. Artikula
    Artikula adalah suatu kategori yang mendampingi nomina dasar, dan nomina deverbal. Artikula juga jenis kata tugas yang memberikan batasan makna jumlah pada suatu benda. Misalnya, hang, dang, sri, sang.
    Contoh: Sang Raja sudah tiba.
  2. Interjeksi
    Interjeksi merupakan kategori yang bertugas untuk mengungkapkan perasaan secara sintaksis yang tidak berhubungan dengan kata lain. Misalnya, yah, wah, hai, oh.
    Contoh: Yah, kereta sudah berangkat sejak tadi siang.
  3. Partikel
    Partikel merupakan semua kata yang tidak termasuk dalam golongan kata nominal dan adjektiva, gunanya untuk penekanan dan penegas intonasi. Misalnya, kah, lah, tah.
    Contoh: Iyalah, aku sangat mengerti.

Perbedaan dari ketiga jenis kata tugas diatas yakni, artikula memberikan batasan pada makna jumlah pada suatu benda. Jika interjeksi adalah mengungkapkan perasaan secara sintaksis dan partikel untuk penekanan dan penegasan pada intonasi kalimat.

Sumber Referensi:
Liuw, J. K. (2021). SISTEM VERBA BAHASA PERANCIS. KOMPETENSI: Jurnal Bahasa dan Seni, 1(07), 617-627.

INTERJEKSI

Menurut Chaer (2008: 104) interjeksi merupakan kata – kata yang mengungkapkan emosi batin, misalnya, rasa kaget, marah, terharu, kangen, kagum, sedih, dan sebagainya. Terdapat dua jenis interjeksi jika dilihat dari strukturnya yaitu berupa kata – kata singkat misalnya wah, cih, hai, oi, oh, nah, dan hah dan dapat berupa kata – kata biasa contohnya aduh, celaka, gila, kasihan, bangsat, astaga, alhamdulilah, dan masyaAllah (Chaer, 2008:104). Sedangkan Kridalaksana (2008: 120) berpendapat bahwa interjeksi ialah kategori yang memiliki tugas untuk mengekspresikan emosi pembicara dan tidak terkait secara sintaksis dengan kata lain dalam ujaran. Alwi (2003: 303) juga memaparkan bahwa interjeksi/kata seru merupakan kata tugas yang mengungkapkan rasa hati pembicara.

Interjeksi digunakan dalam bahasa lisan atau tulisan dalam bentuk percakapan. Oleh karena itu, kata seru pada umumnya bersifat informal. Berikut adalah macam – macam interjeksi beserta contoh pemakaian dalam kalimat.

  • Interjeksi kejijikan [hah, cih, cis, ih, idih]
    Misal : Idih, halu banget kamu!
  • Interjeksi kekesalan [brengsek, sialan, buset, keparat]
    Misal : Sialan, aku jadi telat karena kau!
  • Interjeksi kekaguman atau kepuasan [aduhai, amboi, asyik]
    Misal : Asyik, udah gajian bulan ini nih!
  • Interjeksi kesyukuran [syukur, alhamdulillah]
    Misal : Alhamdulillah, kita mendapatkan banyak rezeki hari ini!
  • Interjeksi harapan [insyaallah]
    Misal : Insyaallah, pernikahanku dengan Jungkook akan dilaksanakan minggu depan!
  • Interjeksi keheranan [aduh, aih, ai, la, duilah, eh, oh, ah]
    Misal : Aduh, mengapa begini jadinya!
  • Interjeksi kekagetan [astaga, astagfirullah, masyaallah]
    Misal : Masyaallah, betapa malangnya anak itu.
  • Interjeksi ajakan [ayo, mari]
    Misal : Ayo, kita mulai acaranya sekarang!
  • Interjeksi panggilan [hai, he, eh, halo]
    Misal : Hai, kamu tinggal dimana sekarang?
  • Interjeksi simpuian [nah]
    Misal : Nah, sekarang kita bisa berangkat menuju dermaga!

ARTIKULA

Artikula atau kata sandang merupakan kata – kata yang memiliki fungsi sebagai penentu/mendefinitkan suatu nomina, ajektifa, dan kelas kata lainnya. Disebutkan bahwa artikulus yang terdapat dalam bahasa Indonesia ialah si dan sang (Chaer, 2008: 104). Putrayasa (2010: 88) mengemukakan bahwa artikula merupakan kategori yang mendampingi nomina/kata benda dasar, contohnya si kancil, sang dewa, para pelajar, nomina deverbal dengan contoh si terdakwa, si tertuduh, pronominal dengan contoh si dia, sang aku, dan verba pasif dengan contoh orang tertabrak. Sedangkan artikula menurut Alwi (2003: 304) merupakan kata tugas yang berperan sebagai pembatas makna nomina.

Dalam bahasa Indonesia terdapat tiga jenis artikula, yaitu sebagai berikut:

  • Artikula yang bersifat gelar [sri, sang, hang, dang]
    Misal : Sang penulis sudah menantikan hal ini sejak dulu dia pertama kali menghasilkan karya.
  • Artikula yang mengacu pada makna kelompok [para …]
    Misal : Para siswa kelas 9 sedang mempersiapkan ujian tengah semester.
  • Artikula yang menominalkan [si, yang]
    Misal : Dia baru saja memamerkan baju barunya yang mahal itu.

PARTIKEL

Putrayasa (2010: 89) menjelaskan bahwa partikel merupakan sejenis kata tugas yang memiliki bentuk yang khusus, dimana sangat ringkas dan kecil yang memiliki peran dan fungsi tertentu. Kategori partikel penegas mengandung kata-kata yang tidak berubah bentuk dan hanya mewakili unsur-unsur yang menyertainya.

Alwi (2003: 307) menyebutkan bahwa terdapat 4 jenis partikel penegas, yaitu -kah, -lah, -tah, dan pun. Tiga yang pertama adalah klitika dan yang keempat tidak.

Berikut terdapat contoh penggunaan partikel dalam sebuah klausa/kalimat.

  • Partikel -kah
    Misal : Haruskah aku maju terlebih dahulu?
  • Partikel -lah
    Misal : Tidurlah jika memang terlalu lelah.
  • Partikel -tah
    Misal : siapatah yang akan menjadi jodohku kelak?
  • Partikel pun
    Misal : Siapa pun yang baik akhlaknya maka surga akan menantinya.

Referensi :

Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.

Putrayasa, Ida Bagus. 2010. Analisis Kalimat Fungsi, Kategori, dan Peran. Bandung: PT Refika Aditama.

Moeliono, Anton. M dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Artikula, interjeksi, dan partikel merupakan 3 jenis kelompok kata. Menurut Kridalaksana (1986) artikula adalah suatu kategori yang mendampingi adanya nomina dasar dan deverbal, pronominal, juga verba pasif. Selanjutnya ia berpendapat bahwa interjeksi yaitu yang memiliki tugas untuk mengungkapkan perasaan pembicara namun tidak berhubungan dengan kata lain dalam ujaran. Sedangkan untuk partikel menurut Prihantini (2015) adalah bagian morfem yang berguna sebagai penegas suatu kata. Ketiga kelompok tersebut memiliki perbedaan yang jelas yaitu pada fungsi. Fungsi artikula adalah sebagai kata sandang, interjeksi mempertegas perasaan atau makna dari pembicara dengan kata seru, sedangkan partikel fungsinya menegaskan unsur yang diiringinya.

Contoh dari artikula, interjeksi, dan partikel adalah sebagai berikut:

Artikula

  • Apa ini? Mengapa sang pembohong kali ini mengatakan perkataan dengan jujur? Apa hari ini akan kiamat?
  • Para manusia ini memang tidak tahu malu ternyata.
  • Mengapa si perampok uang rakyat itu pasti lolos dari penjara?

Interjeksi

  • Sialan , bisa-bisanya dia berlagak seperti korban padahal sebenarya ia pelaku!
  • Ah , jalan pikirmu ini memang lebih lambat dari jalannya kungkang!
  • Idih , mana mau aku hidup bersama orang keras kepala sepertinya!

Partikel

  • Orang licik seperti inikah yang kau maksud orang yang baik hati?
  • Minta maaflah sekarang atau tidak selamanya.
  • Anak ingusan pun juga tahu kalau bola itu bentuknya bulat.

Referensi:

Kridalaksana, H. (1986). Kelas kata dalam bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Prihantini, A. (2015). Master Bahasa Indonesia. Bentang Pustaka. Yogyakarta.

Kata tugas menurut Alwi, dkk. (2017) adalah kata yang menyatakan hubungan suatu unsur dengan unsur yang lain dalam suatu frasa/kalimat. Berikut akan dijelaskan tiga dari lima jenisnya :

  1. Artikula
    Menurut Alwi, dkk. (2017) Artikula adalah kata tugas yang membatasi makna nomina, artikula di sini memiliki tiga macam jenis yaitu artikula yang bersifat gelar (sri, sang, hang, dsb.), artikula yang mengacu pada makna kelompok (para), dan artikula yang menominalkan (si, yang, pun, dsb.)

Contoh :
Sang pemenang disambut meriah oleh penonton.

Para petani berbondong-bondong ke sawah untuk memanen padi.

Si Manis selalu tersenyum saat diajak berbicara.

  1. Interjeksi
    Menurut Alwi, dkk. (2017) interjeksi merupakan kata tugas yang menyatakan perasaan, entah itu kagum heran, atau sebagainya. Kata ini dibagi menjadi 10, yaitu interjeksi kejijikan (bah, idih, dsb.), interjeksi kekesalan (brengsek, keparat, dsb.), interjeksi kekaguman (aduhai, amboi, asyik), interjeksi kesyukuran (Alhamdulillah, dsb.), interjeksi harapan (insyaallah, dsb.), interjeksi keheranan (aduh, ai, lo, dsb.), interjeksi kekagetan (astaga, dsb.), interjeksi ajakan (ayo, mari, dsb.), interjeksi panggilan (Hai, hallo, dsb.), interjeksi simpulan (nah).

Contoh :
Amboi pintarnya Ani, sehingga dia bisa menjawab pertanyaan secara cepat.

Alhamdulillah saya bisa mengerjakan ujian dengan baik.

Aduhai cantik sekali pemandangan langit sore.

  1. Partikel
    Menurut Alwi, dkk. (2017) partikel adalah kata yang tidak takluk pada kaidah perubahan bentuk, seperti contohnya nah, nun, pun dan yang. Partikel memiliki 4 macam -kah, -lah, - tah dan -pun.

Contoh :
Diakah yang membawa barangku?

Pergilah sebelum hujan mulai turun deras.

Siapa pun pasti tidak setuju dengan pendapatnya.

Referensi :
Alwi, H., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Moeliono, dkk (2017) mengemukakan bahwa kata tugas berdasarkan peranannya dalam frasa atau kalimat dibagi menjadi 5 bagian. Diantara kelimanya terdapat artikula, interjeksi, dan partikel. Lalu apa yang dimaksud dari ketiga kata tugas tersebut?

Artikula merupakan kata tugas yang berfungsi sebagai pembatas makna nomina.

Contoh:

  • Memang pantas Ahmad menjadi Sang juara.
  • Para siswa mengikuti upacara dengan khidmat.
  • Aduh, Si menor itu datang lagi!

Interjeksi akrab disebut dengan kata seru yang memiliki definisi yaitu kata tugas berisi ungkapan dari perasaan pembicara. Interjeksi digunakan dalam bentuk percakapan, baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis. Hal tersebut yang menandakan bahwa secara umum kata seru (interjeksi) dapat dikatakan tidak formal.

Contoh:

  • Ih, jelek sekali mantanmu itu!
  • Buset, aku yang kerja dia yang digaji!
  • Amboi, cantik sekali menantuku ini!

Partikel diartikan sebagai kata yang tak terkalahkan dari sisi kaidah perubahan bentuk. Secara umum, beberapa kata yang termasuk dalam kelompok partikel tidak dapat digolongkan dengan salah satu kategori utama. Kategori utama yang dimaksud seperti adjektiva, adverbial, nomina, maupun verba.

Contoh:

  • Siapakah anak yang kau beri uang itu?
  • Inilah yang dinamakan cinta pertama.
  • Mereka pun akhirnya mengakui kesalahannya.

Referensi:

Moeliono, A., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Artikula, Interjeksi, dan Partikel merupakan jenis kata tugas. Menurut Muslich (2010) kata tugas merupakan kata yang hanya memiliki makna gramatikal saja. Terdapat 5 jenis kata tugas yaitu: preposisi, konjungsi, artikula, partikel, interjeksi. Berikut penjelasan mengenai artikula, partikel, interjeksi:

  • Artikula merupakan kata tugas yang berada di samping kelas kata lain dan berperan sebagai pembatas pada frasa yang bermakna nomina. Di dalam artikula sendiri terdapat 3 kelompok yakni: yang bersifat gelar (sang, hyang, dang, sri), yang bersifat kelompok (para, kaum, umat), yang bersifat menominalkan (yang, si).
    Contoh : para relawan partai Adi Hore sedang merayakan syukuran atas terpilihnya mas Adi sebagai ketua himpunan.
  • Interjeksi merupakan kata tugas yang berperan sebagai ekspresi atau ungkapan perasaan penutur (orang yang mengatakannya). Misalnya: wah, hah, sialan, aduh, dst.
    Contoh : wah selamat ya mas Adi atas terpilihnya menjadi ketua himpunan.
  • Partikel merupakan kata tugas yang berperan sebagai penegas atau penekanan intonasi. Misalnya: -kah, -tah, -lah, -pun.
    Contoh: Benarkah yang kau ucapkan, mas Adi terpilih menjadi ketua himpunan?

Dari ketiga kata tugas diatas yaitu artikula, interjeksi, dan partikel perbedaannya terletak pada peran masing-masing dalam suatu frasa atau kalimat.

Referensi :
Liuw, J. K. (2021). SISTEM VERBA BAHASA PERANCIS. KOMPETENSI: Jurnal Bahasa dan Seni, 1(07), 617-627.
Muslich, M. (2010). Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
Moeliono, A., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Berdasarkan peranannya dalam frasa atau kalimat, bahasa Indonesia, kata tugas bisa dikelompokkan menjadi preposisi, konjungsi, interjeksi, artikula, dan partikel.
1. Interjeksi
Interjeksi merupakan kata tugas yang mengungkapkan rasa hati, seperti rasa kagum, sedih, heran, atau jijik. Menurut Alwi, dkk (2017), interjeksi biasanya dipakai di awal kalimat dan di dalam tulisan interjeksi itu diikuti oleh tanda koma. Berbagai bentuk interjeksi antara lain yaitu:
• Interjeksi yang menunjukkan kejijikan: idih, hah, cih, cis, ih
Contoh: Cih, rayuanmu hanya omong kosong!
• Interjeksi kekesalan: brengsek, sialan, buset, keparat
Contoh: Sialan, aku kalah lagi!
• Interjeksi kekaguman/kepuasan: amboi, aduhai, asyik
Contoh: Amboi, cantik sekali kau hari ini!
• Interjeksi kesyukuran: syukur, alhamdulillah
Contoh: Alhamdulillah, dapat makan gratis!
• Interjeksi harapan: insyaallah
Contoh: Insyaallah, bulan depan saya akan naik haji!
• Interjeksi yang menunjukkan keheranan: aduh, duilah, aih, ah, ai, la, eh, oh
Contoh: Aih, kukira kau sudah makan!
• Interjeksi kekagetan: astaga, astagfirullah, masyaallah
Contoh: Astaga, mahal sekali baju ini!
• Interjeksi ajakan: ayo, mari
Contoh: Mari, kita bermain laying-layang!
• Interjeksi panggilan: hai, he, eh, halo
Contoh: Hai, lama tidak berjumpa!
• Interjeksi simpuian: nah
Contoh: Nah, akhirnya kita sudah selesai mengadakan acara ini!

2. Artikula
Artikula adalah kata tugas yang membatasi makna nomina. Dalam bahasa
Indonesia ada tiga kelompok artikula, antara lain:
• Artikula gelar: hang, sang, sri, dang
Contoh: Sang Raja telah naik ke singgasana.
• Artikula makna Kelompok: umat, para, kaum
Contoh: Para siswa diminta untuk berkumpul di lapangan.
• Artikula yang Menominalkan: si, yang
Contoh: Kenapa kamu tidak minta uang saja pada si kaya itu?

3. Partikel
Menurut Sofyan (2019), Partikel merupakan satuan bahasa yang tidak dapat berdiri sendiri dan biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan. Ada empat macam partikel, yaitu:
• Partikel -kah
Contoh: Apakah kamu yang sudah memakai komputerku?
• Partikel -lah
Contoh: Pergilah kamu dari rumahku!
• Partikel -tah
Contoh: Apatah artinya hidup ini tanpa engkau?
• Partikel -pun
Contoh: Ayah pun pergi tanpa meninggalkan sepatah kata.

Referensi:
Alwi, H., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat . Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Sofyan, A. N., & Budaya, P. S. I. F. I. (2019). Pemarkah Keaspekan Dalam Linguistik Indonesia: Kajian Morfosemantik. PROSIDING, 17.

Amrie Bin Abdul Rahman

Kata tugas adalah bagian dari perkataan yang hadir dalam kalimat, frasa, atau ekspresi untuk mendukung tugas tertentu.

Dan dalam topik kali ini kita membahas 3 bahasan yaitu : interjeksi, artikula dan partikel.

Interjeksi

Kata seru dan atau sering di sebut interjeksi adalah kata-kata tugas yang mengungkapkan perasaan pembicara. Untuk mengintensifkan emosi seperti kagum, sedih, heran, dan jijik, orang menggunakan kata-kata tertentu selain kalimat yang mengandung makna utama.

  1. Interjeksi kejijikan : bah, cih, ih, cis, idih (idiih)

  2. Interjeksi kekesalan atau kecewa: brengsek, sialan, buset (busyet) , keparat, celaka

  3. Interjeksi kekaguman atau kepuasan: aduhai, amboi, asyik, wah, aduh (aduh)

  4. Interjeksi kesyukuran: syukur, alhamdulillah, untung

  5. Interjekasi kekagetan: astaga, astagafirullah, masyaallah, masa, alamak, gila (gile)

Contoh kalimat yang menggunakan kata Interjeksi:

• Sialan, gara-gara kamu aku telat pergi ke sekolah

• Ih, ga boleh jahat gitu sama orang lain

• Asyik, Minggu ini pergi liburan

Artikula

Artikula adalah kata yang berfungsi untuk menjadi pembatas antar nomina. Jadi bisa disebut kata awalan yang bersifat umum, lalu dibatasi artikula (kata sandang)

  1. Bersifat gelar (sang, sri, hang. Dang)

  2. Bersifat makna kelompok

  3. Bersifat menominalkan

Contoh :

• Sang Putra Mahkota yang selalu di segani

• Pada peringatan Hari Buruh Nasional, para buruh melakukan aksi demonstrasi

• Si pintar : Menunjukan satu orang yang pintar

Partikel

Partikel dalam kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki makna gramatikal dan tidak memiliki makna yang disebut leksikal. Arti kata tugas ditentukan oleh hubungannya dengan frasa atau kata lain dalam kalimat dan tidak dapat digunakan secara mandiri atau mandiri.

Kata tugas Partikel dikelompokkan menjadi 6 bentuk yaitu : Preposisi, Konjungsi,Interjeksi,Artikel,Penegas, Fatis.

Contoh:

• Saya mau pergi dengan adik saya : Menggunakan Konjungsi

• Aduh, sakit sekali lukaku ini : Menggunakan Interjeksi

• Si kaya yang sangat kikir : Menggunakan Artikel

REFERENSI:

Darwis, Muhammad. 2012. Morfologi Bahasa Indonesia Bidang Verba. Makassar: CV Menara Intan.

Muslich, Masnur. 2010*. Tata Bentuk Bahasa Indonesia*. Jakarta: Bumi Aksara.

Susiati, S. (2018). Homonim bahasa kepulauan tukang besi dialek kaledupa dikabupaten wakatobi [the homonymon of tukang besi island languange in kaledupa dialect at wakatobi regency]. Totobuang, 6 (1), 109, 123

Muslich (2010: 107) menjelaskan kata tugas merupakan kata yang hanya memiliki makna gramatikal dan tidak memiliki makna leksikal. Lamuddin Finoza (2009:80-81) juga menjelaskan kata tugas adalah sekelompok kata dan partikel yang tidak memiliki arti secara khusus dan baru berfungsi setelah disusun bersama kata lain dalam frasa, klausa, atau kalimat. Terdapat artikula interjeksi, dan partikel yang masing-masing memiliki perbedaan. Artikula memberikan batasan pada makna jumlah pada suatu benda. Jika interjeksi adalah mengungkapkan perasaan secara sintaksis dan partikel untuk penekanan dan penegasan pada intonasi kalimat. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:

  1. Artikula
    Artikula merupakan kategori yang mendampingi nomina dasar dan nomina deverbal yang dibedakan menjadi dua yaitu yang bertugas mengkhususkan nomina singular dan yang bertugas mengkhususkan suatu kelompok. Misalnya hang, dang, sri, sang.
    Contohnya: sang ratu berjalan di taman
  2. Interjeksi
    Interjeksi merupakan kategori yang bertugas mengungkapkan perasaan dan tidak berhubungan dengan kata lain dalam ujaran. Misalnya yah, wah, hai, oh.
    Contoh: wah, motor itu kencang sekali.
  3. Partikel
    Partikel merupakan kata tugas yang berfungsi sebagai penegas dari unsur yang diikutinya. Misalnya kah, lah, tah,
    Contohnya: iyakah ceritanya begitu?
    Referensi:
    Liuw, J. K. (2021). SISTEM VERBA BAHASA PERANCIS. KOMPETENSI: Jurnal Bahasa dan Seni, 1(07), 617-627.
    Muslich, M. (2010). Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
    Soper, I. W., Mawa, I. W., & Nardi, I. W. (2022). Hakekat, Penggolongan, dan Pembentukan Kata Bahasa Indonesia : Sebuah Kajian Pustaka. WACANA: Majalah Ilmiah tentang Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya, 22(1), 1-6

Yang dimaksud dengan artikula, interjeksi, dan partikel adalah sebagai berikut:

  1. Yang dimaksud artikula adalah bagian yang mendampingi nomina dasar, nomina deverbal, pronominal, dan juga verba pasif. Bentuk dari artikula sendiri juga berupa partikel, jadi tidak berafiksasi.
    Perbedaan pada artikula adalah sebagai berikut:
    a. Artikula yang mempunyai tugas untuk nomina singularis, jadi bermakna spesifikasi.
    b. Artikula yang mempunyai tugas untuk suatu kelompok saja.
    Contoh artikula :
    Si lala baru saja makan.

  2. Preposisi merupakan bagian yang terdapat di depan bagian lain terutama nomina
    sehingga terbentuk frasa eksosentris direktif.
    Terdapat tiga jenis preposisi, diantaranya yaitu :
    a. Preposisi dasar yang tidak mengalami proses morfologis.
    b. Preposisi turunan yang terbagi menjadi 2 yaitu :

  • Gabungan preposisi dan preposisi
  • Gabungan preposisi dan non-preposisi
    c. Preposisi yang berasal dari kelompok lain.
    Contoh preposisi :
    Tanpa kehadirannya, aku tidak akan berangkat.
  1. Partikel merupakan kelas kata yang punya arti gramatikal dan juga tidak memiliki arti dari leksikal.
    Contoh :
    Gapailah cita-citamu setinggi langit!

Referensi :
Susiati, S. (2020). Morfologi Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia.
Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Berdasarkan perannya, kata tugas terdapat lima kategori, yakni preposisi, konjungsi, interjeksi, artikula, dan partikel. Untuk selanjutnya akan dibahas tiga dari lima kategori tersebut, yakni artikula, interjeksi, dan partikel, sebagai berikut :

1. Artikula

Artikula dalam konteks bahasa Indonesia, merupakan salah satu kategori dalam mendampingi dasar, lalu artikula ini berupa partikel, oleh sebab itu tidak berafiksasi. Contoh kata dari kategori artikula, yaitu si, sang, sri, hang dan dang, para, kaum, dan umat (Susiati: 2020).

Contoh kalimat :

  • Monyet si pencuri kacang.

  • Para bidadari itu terbang ke langit.

  • Sang putri hidup sendirian di gubuk kecil.

2. Interjeksi

Interjeksi merupakan salah satu kategori yang memiliki tugas dalam mengungkapkan perasaan dari pembicara serta secara sintaksis tidak memiliki hubungan dengan berbagai kata lain dalam ujaran (Susiati: 2020). Contoh kata dari kategori injeksi seperti, aduh, aduhai, ah, ahoi, asyoi, ayo, cis, hai, idih, ih, lho, ok, wahai, astaga, halo, aduh, idih, dan sebagainya.

Contoh kalimat :

  • Hai namaku Tiranita.

  • Aduh kakiku sakit.

  • Aduhai, bagus sekali baju itu.

3. Partikel

Menurut Sudaryat (dalam Masitoh & Nurjanah:2019) Partikel dalam kata tugas ini merupakan suatu kata yang memiliki fungsi dalam menegaskan suatu kalimat yang termasuk pada berbagai bagiannya. Contoh kata dari partikel, yaitu -lah, -kah, -tah, dan -pun.

Contoh kalimat :

  • Bolehkah aku merindukan dirimu?

  • Apakah kau bahagia dengan kekasih barumu?

  • Biarpun kau dengannya, aku akan tetap mendukungmu.

Referensi :

Masitoh, I. S., & Nurjanah, N. (2019). Kata Tugas Bahasa Sunda dalam Karangan Laporan Peristiwa. LOKABASA , 10 (2), 149-160.

Susiati, S. (2020). Wujud Morfologi Bahasa Indonesia.

Menurut Alwi dkk, (2017: 373), kata tugas merupakan kata yang hanya mempunyai makna gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Kata tugas ditentukan kaitannya dengan kata lain dalam sebuah frasa atau kalimat. Kata tugas dalam bahasa Indonesia dikelompokkan menjadi beberapa berdasarkan perannya yaitu antara lain :
1. Artikula
Artikula merupakan kata tugas yang dapat membatasi suatu makna yang terdapat pada nomina (kata benda). Di dalam artikula dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

  1. Artikula bersifat gelar
    Contoh : Sang merah putih berkibar pada saat upacara kemerdekaan.
  2. Artikula makna kelompok
    Contoh : Para guru sedang mengajar.
  3. Artikula nominal
    Contoh : Si Mamat akan menikah pekan depan.

2. Interjeksi
Interjeksi merupakan kata tugas yang digunakan untuk menggambarkan keadaan hati dari pembicara seperti kagum, sedih, heran, dan jijik. Menurut perasaan, interjeksi dikelompokkan menjadi 10 yaitu :

  1. Interjeksi kejijikan :
    Contoh : Idih, kenapa kamu suka berbohong!
  2. Interjeksi kekesalan :
    Contoh : Buset, banyak sekali nyamuk disini!
  3. Interjeksi kekaguman atau kepuasan
    Contoh : Aduhai, mulusnya motor bekas ini!
  4. Interjeksi kesyukuran
    Contoh : Alhamdulillah, kakak saya masuk perguruan tinggi negeri!
  5. Interjeksi harapan
    Contoh : Insyaallah, saya akan datang di pestamu!
  6. Interjeksi keheranan
    Contoh : Lo, kamu kan temanku waktu SD dulu!
  7. Interjeksi kekagetan
    Contoh : Astaga, sekarang harganya naik banget!
  8. Interjeksi ajakan
    Contoh : Ayo, kita pergi ke sekolah!
  9. Interjeksi panggilan
    Contoh : Halo, siapa namamu?
  10. Interjeksi simpulan
    Contoh : Nah, bersyukurlah ujian akhir semesternya telah usai!

3. Partikel
Partikel merupakan kata tugas yang terletak di paling belakang sebuah kalimat pada kaidah perubahan bentuk seperti -nah, -pun, -lah, -kah.
Contoh : Mereka pun akhirnya mengakui kesalahan dan saling meminta maaf.

Referensi :
Alwi, H., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Setiani dan Utomo (2021) menyatakan bahwa kata tugas merupakan kata yang tidak memiliki makna jika berdiri sendiri tetapi akan memiliki makna jika dirangkai dengan kata lain dalam satuan frasa, klausa, atau kalimat. Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa pada dasarnya kata tugas hanya bermakna gramatikal dan tidak mempunyai makna leksikal (Muchlis, 2010; Masitoh & Nurjannah, 2019). Berikut penjelasan mengenai kata tugas, terutama mengenai artikula, interjeksi, dan partikel.

1.Artikula
Artikula dalam bahasa Indonesia adalah kategori yang mendampingi nomina dasar (Kridalaksana, 2007; Widhiyanti, 2012). Pengertian lain mengenai artikula juga disampaikan oleh Aristoteles (Liuw, 2021 ) artikel adalah kata yang berfungsi menentukan nomina dan membedakan suatu kata.
Contoh:

  • Artikula yang bersifat gelar: Baginda Raja, Sang pemenang, Hang Tuah
  • Artikula yang memaknai kelompok: para guru, umat muslim, kaum hawa
  • Artikula yang menominalkan: si pengemis

2.Interjeksi
Interjeksi menurut Kridalaksana (1986; Liuw, 2021) adalah kategori yang bertugas mengungkapkan perasaan pembicara dan secara sintaksis tidak berhubungan dengan kata-kata lain dalam ujaran. Interjeksi bersifat sebagai tambahan dalam kalimat dan selalu mendahului ujaran sebagai teriakan yang lepas.
Interjeksi dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Seruan : aduhai, cantik sekali kau malam ini
  • Keheranan : loh, bukannya kita berangkat lusa ya?
  • Kekesalan : buset! ujiannya susah banget ternyata
  • Kekecewaan: yah… mau gimana lagi
  • Kekagetan : astaga! Kau ini mengagetkan saja
  • Kelegaan : alhamdulillah, Nina naik kelas
  • Kejijikan : Ih! kotor sekali bajumu

3.Partikel
Partikel merupakan seluruh kata yang tidak termasuk dalam golongan kata nominal dan adjektival (Ramlan; Liuw, 2021).Partikel dapat dibedakan atas:

  • -lah : Biarlah mereka tumbuh mengikuti arus
  • -kah : Adakah yang mau ke kantin?
  • -tah : Apatah diri ini masih diterima oleh semesta?
  • pun : Aku pun sebenarnya senang kalau mereka putus

Referensi:
Liuw, J. K. (2021). SISTEM VERBA BAHASA PERANCIS. KOMPETENSI: Jurnal Bahasa dan Seni, 1(07), 617-627.

Masitoh, I. S., & Nurjanah, N. (2019). Kata Tugas Bahasa Sunda dalam Karangan Laporan Peristiwa. LOKABASA, 10(2), 149-160.

Setiani, H., & Utomo, A. P. Y. (2021). ANALISIS KATA TUGAS PADA ARTIKEL OPINI “MELESTARIKAN BUDAYA, MEMANDIRIKAN WARGA” OLEH MUSONIF FADLI DALAM SURAT KABAR JAWAPOS: The Analysis of Function Words in The Opinion Article Entitled" Melestarikan Budaya, Memandirikan Warga" by Musonif Fadil in JawaPos Newspaper. Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(2), 103-119.

Widhiyanti, K., & Harjoko, A. (2012). Pos tagging bahasa indonesia dengan hmm dan rule based. Informatika: Jurnal Teknologi Komputer dan Informatika, 8(2), 68208.

Berdasarkan peranannya dalam frasa atau kalimat, Alwi, H. dkk., (2017) menyebutkan bahwa kata tugas dikelompokkan atas preposisi, konjungsi, interjeksi, artikula, dan partikel.

ARTIKULA
Artikula merupakan kata tugas yang membatasi makna nomina.

  1. Artikula yang bersifat gelar: berkaitan dengan seseorang atau hal yang dianggap bermartabat.
  2. Artikula yang mengacu pada makna kelompok atau kolektif.
  3. Artikula yang menominalkan: membentuk nomina dengan mendahului nama orang, adjektiva, verba, dan pronomina dia.

Contoh:

  1. Sang Ratu bertepuk tangan dengan anggun.
  2. Para dokter terlihat sangat tergesa-gesa.
  3. Si pelaku sedang ketakutan.

INTERJEKSI
Interjeksi merupakan kata tugas yang mengungkapkan rasa hati pembicara atau disebut juga kata seru. Fungsinya bertugas untuk menegaskan perasaan penulis atau pembicara. Terdapat berbagai jenis interjeksi anatara lain interjeksi kejijikan, interjeksi kekesalan, interjeksi kekaguman atau kepuasan, interjeksi kesyukuran, interjeksi harapan, interjeksi keheranan, interjeksi kekagetan, interjeksi ajakan, interjeksi panggilan, interjeksi simpulan.

Contoh:

  1. Aduhai, menyenangkan sekali tinggal disini!
  2. Astaga, kotor sekali baju mu!
  3. Ayo, kita sudah terlambat!

PARTIKEL
Partikel merupakan kata tugas yang memiliki bentuk khusus, dengan ringkas dan kecil yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Menurut Alwi, 2017:307) terdapat empat macam partikel pengeas yaitu -kah, -lah, -tah, dan pun.

Contoh:

  1. Haruskah aku membelinya?
  2. Biarlah dia melakukan yang disukanya.
  3. Sedikitpun anak itu tidak menyesali perbuatannya.

Referensi:
Alwi, H., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Menurut Kridalaksana (2008), yang dimaksud dengan kata tugas adalah kata yang menyatakan hubungan gramatikal yang tidak dapat digabung dengan kata berafiks dan tidak pula bermakna leksikal. Kata tugas ini menurut Alwi, H., dkk (2017), dibagi menjadi 5 jenis; yakni preposisi, konjungsi, artikula, interjeksi, dan partikel. Di antara kelima jenis kata tugas tersebut, tentunya masing-masing memiliki perbedaan, nah selanjutnya saya akan menjelaskan lebih lanjut perbedaan antara tiga jenis kata tugas, yang meliputi:

1. Artikula
Menurut Alwi, H., dkk (2017), artikula merupakan kata tugas yang berfungsi untuk membatasi frasa nomina atau kata benda. Artikula ini dibagi menjadi 3 jenis kelompok, yakni:

  • Artikula yang mengacu pada makna kelompok. Kata yang digunakan untuk menyatakan kelompok dalam nomina, yakni para. Kata para digunakan dalam artikula untuk menyatakan nomina yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk kata ulang karena artikula pada dasarnya mengisyaratkan ketidaktunggalan.
    Contoh kalimat: Para siswa berbaris dengan rapi di lapangan.

  • Artikula bersifat gelar. Umumnya berhubungan dengan orang yang bermartabat atau memiliki kedudukan. Artikula yang dipakai, yakni sang, sri, dang, dsb.
    Contoh kalimat: Sang pangeran mengunjungi makam nenek moyangnya.

  • Artikula menominalkan. Artikula ini mengarah (mengacu) pada makna tunggal, contoh artikulanya yakni si.
    Contoh kalimat: Si kaya itu terkenal sangat pelit.

2. Interjeksi
Menurut Alwi, H., dkk (2017), interjeksi merupakan tugas yang berfungsi mengutarakan maksud hati pembicara. Baik rasa kagum, jijik, sedih, dsb. Interjeksi ini terdiri dari beberapa kelompok, di antaranya:

  • Interjeksi yang menunjukkan rasa kesal (sialan, buset, brengsek)
  • Interjeksi yang menunjukkan rasa kagum atau puas (amboi, asyik)
  • Interjeksi yang menunjukkan rasa jijik (cih, bah, idih)
  • Interjeksi yang menunjukkan rasa syukur ( Alhamdulillah, syukur)
  • Interjeksi yang menunjukkan rasa heran (aduh, eh, oh)
  • Dsb.
    Contoh kalimat:
  • Aduh, jangan terlalu dekat begitu!
  • Sialan, baru saja beli malah ketipu!

3. Partikel
Menurut Alwi, H., dkk (2017), partikel merupakan kata yang tidak bisa berubah pada kaidah perubahan bentuk kata. Kata yang termasuk partikel tidak dapat digolongkan ke dalam bentuk kata yang berkategori utama, seperti kata benda (nomina), kata sifat (adjektiva), kata kerja (verba), dsb. Partikel ini terdiri dari pertikel –kah, -pun, -lah, dan –tah.
Contoh kalimat:

  • Apakah kamu sudah mengunjunya kemarin?
  • Pulanglah dulu, nanti aku menyusul!

Dari pemaparan di atas, menurut saya perbedaan antara artikula, interjeksi, dan partikel terletak pada fungsinya digunakan untuk membatasi apa dan untuk menjelaskan apa.

Sumber Referensi:
Alwi, H., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik. Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Artikula adalah kata tugas yang menjadi batas nomina.Artikula sendiri dibagi menjadi 3 jenis yaitu artikula yang bersifat gelar,artikula yang mengacu pada arti kelompok dan artikula yang menominalkan.

• Contoh Artikula yang bersifat gelar :
Sri Sultan Hamengkubuwono 1
Sang proklamator
• Contoh Artikula yang mengacu pada arti kelompok :
Para petani sedang menuju ke sawah

• Contoh artikula yang menominalkan
Si miskin tidak dapat makan hari ini
Yang ku sayang jagalah dirimu

Interjeksi adalah kata tugas yang berfungsi mengungkapkan perasaan hati.Interjeksi sendiri terbagi menjadi dua yaitu interjeksi sederhana dan interjeksi turunan.

Contoh interjeksi sederhana :
Aduh kenapa kamu menjatuhkan piring ini
Idih kamu bau sekali
• Contoh interjeksi turunan :
Astaga aku lupa mematikan kompor
Brengsek motor ku dicuri

Partikel adalah kata tugas yang hanya memilki makna gramatikal.Partikel memiliki 4 jenis yaitu kah,lah,pun,dan tah.

Contoh
Mungkinkah kita kan selalu bersama
Makanlah nasi itu
Aku pun menerimanya dengan lapang dada
Referensi

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sudarsri Lestari, E. S. A. (2020). PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI. (64-65). Banyuwangi: LPPM Institut Agama Islam Ibrahimy.

Harimurti Kridalaksana, H. K., Montolalu, L. R., Montolalu, L. R., & Felicia Utorodewo, F. U. (1985). Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia Sintaksis (1985).

Widiatmoko, B., & Waslam, W. (2017). Interjeksi dalam Bahasa Indonesia: Analisis Pragmatik. Pujangga: Jurnal Bahasa dan Sastra, 3(1), 87-102.