INTERJEKSI
Menurut Chaer (2008: 104) interjeksi merupakan kata – kata yang mengungkapkan emosi batin, misalnya, rasa kaget, marah, terharu, kangen, kagum, sedih, dan sebagainya. Terdapat dua jenis interjeksi jika dilihat dari strukturnya yaitu berupa kata – kata singkat misalnya wah, cih, hai, oi, oh, nah, dan hah dan dapat berupa kata – kata biasa contohnya aduh, celaka, gila, kasihan, bangsat, astaga, alhamdulilah, dan masyaAllah (Chaer, 2008:104). Sedangkan Kridalaksana (2008: 120) berpendapat bahwa interjeksi ialah kategori yang memiliki tugas untuk mengekspresikan emosi pembicara dan tidak terkait secara sintaksis dengan kata lain dalam ujaran. Alwi (2003: 303) juga memaparkan bahwa interjeksi/kata seru merupakan kata tugas yang mengungkapkan rasa hati pembicara.
Interjeksi digunakan dalam bahasa lisan atau tulisan dalam bentuk percakapan. Oleh karena itu, kata seru pada umumnya bersifat informal. Berikut adalah macam – macam interjeksi beserta contoh pemakaian dalam kalimat.
- Interjeksi kejijikan [hah, cih, cis, ih, idih]
Misal : Idih, halu banget kamu!
- Interjeksi kekesalan [brengsek, sialan, buset, keparat]
Misal : Sialan, aku jadi telat karena kau!
- Interjeksi kekaguman atau kepuasan [aduhai, amboi, asyik]
Misal : Asyik, udah gajian bulan ini nih!
- Interjeksi kesyukuran [syukur, alhamdulillah]
Misal : Alhamdulillah, kita mendapatkan banyak rezeki hari ini!
- Interjeksi harapan [insyaallah]
Misal : Insyaallah, pernikahanku dengan Jungkook akan dilaksanakan minggu depan!
- Interjeksi keheranan [aduh, aih, ai, la, duilah, eh, oh, ah]
Misal : Aduh, mengapa begini jadinya!
- Interjeksi kekagetan [astaga, astagfirullah, masyaallah]
Misal : Masyaallah, betapa malangnya anak itu.
- Interjeksi ajakan [ayo, mari]
Misal : Ayo, kita mulai acaranya sekarang!
- Interjeksi panggilan [hai, he, eh, halo]
Misal : Hai, kamu tinggal dimana sekarang?
- Interjeksi simpuian [nah]
Misal : Nah, sekarang kita bisa berangkat menuju dermaga!
ARTIKULA
Artikula atau kata sandang merupakan kata – kata yang memiliki fungsi sebagai penentu/mendefinitkan suatu nomina, ajektifa, dan kelas kata lainnya. Disebutkan bahwa artikulus yang terdapat dalam bahasa Indonesia ialah si dan sang (Chaer, 2008: 104). Putrayasa (2010: 88) mengemukakan bahwa artikula merupakan kategori yang mendampingi nomina/kata benda dasar, contohnya si kancil, sang dewa, para pelajar, nomina deverbal dengan contoh si terdakwa, si tertuduh, pronominal dengan contoh si dia, sang aku, dan verba pasif dengan contoh orang tertabrak. Sedangkan artikula menurut Alwi (2003: 304) merupakan kata tugas yang berperan sebagai pembatas makna nomina.
Dalam bahasa Indonesia terdapat tiga jenis artikula, yaitu sebagai berikut:
- Artikula yang bersifat gelar [sri, sang, hang, dang]
Misal : Sang penulis sudah menantikan hal ini sejak dulu dia pertama kali menghasilkan karya.
- Artikula yang mengacu pada makna kelompok [para …]
Misal : Para siswa kelas 9 sedang mempersiapkan ujian tengah semester.
- Artikula yang menominalkan [si, yang]
Misal : Dia baru saja memamerkan baju barunya yang mahal itu.
PARTIKEL
Putrayasa (2010: 89) menjelaskan bahwa partikel merupakan sejenis kata tugas yang memiliki bentuk yang khusus, dimana sangat ringkas dan kecil yang memiliki peran dan fungsi tertentu. Kategori partikel penegas mengandung kata-kata yang tidak berubah bentuk dan hanya mewakili unsur-unsur yang menyertainya.
Alwi (2003: 307) menyebutkan bahwa terdapat 4 jenis partikel penegas, yaitu -kah, -lah, -tah, dan pun. Tiga yang pertama adalah klitika dan yang keempat tidak.
Berikut terdapat contoh penggunaan partikel dalam sebuah klausa/kalimat.
- Partikel -kah
Misal : Haruskah aku maju terlebih dahulu?
- Partikel -lah
Misal : Tidurlah jika memang terlalu lelah.
- Partikel -tah
Misal : siapatah yang akan menjadi jodohku kelak?
- Partikel pun
Misal : Siapa pun yang baik akhlaknya maka surga akan menantinya.
Referensi :
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.
Putrayasa, Ida Bagus. 2010. Analisis Kalimat Fungsi, Kategori, dan Peran. Bandung: PT Refika Aditama.
Moeliono, Anton. M dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.