Moeliono, A., dkk. (2017) menggolongkan kata tugas menurut fungsinya menjadi lima jenis, yaitu: preposisi, konjungtor, interjeksi, artikula, dan partikel. Di bawah ini akan saya jelaskan lebih lanjut tentang salah tiga dari jenis tersebut (artikula, interjeksi dan partikel)
- Artikula diartikan oleh Kridalaksana (1986) sebagai jenis kata tugas yang penggunaannya untuk mendampingi nomina dasar dan nomina deverbal. Artikula berfungsi sebagai pembatas makna nomina dan biasanya disebut sebagai kata sandang. Artikula sendiri dibagi menjari tiga kategori, yaitu:
- Artikula yang menominalkan (yang, si)
Contoh kalimat: Dia terkenal dengan panggilan si Tampan - Artikula yang menunjukkan makna gelar (Sang, Sri, Hyang)
Contoh kalimat: Sang Ratu sedang mengandung - Artikula yang menunjukkan makna kelompok (para, kaum)
Contoh kalimat: Para wanita menari dengan anggunnya
- Chaer (2008:104) berpendapat bahwa interjeksi adalah jenis kata tugas yang digunakan untuk mengungkapkan emosi batin dari penutur. Sejalan dengan itu, Kridalaksana (2008: 120) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan interjeksi adalah kategori kata tugas yang berfungsi untuk mengekspresikan emosi yang dialami pembicara. Interjeksi tidak berkaitan secara sintaksis dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat. Interjeksi dibagi lagi menjadi 10 jenis, yaitu:
- Interjeksi panggilan (hai, woi)
Contoh kalimat: Hai, selamat pagi Mas Pacar! - Interjeksi rasa kagum (wah, aduhai)
Contoh kalimat: Wah, penampilanmu hari ini sangat keren - Interjeksi ajakan (ayo, sini)
Contoh kalimat: Ayo besok minggu kita kencan ke Ancol! - Interjeksi rasa syukur (Alhamdulillah, syukurlah)
Contoh kalimat: Alhamdulillah besok aku akan menikah dengan Rino - Interjeksi rasa heran (hah, lhoh, eh)
Contoh kalimat: Lhoh, bukannya dia orang Korea? - Interjeksi harapan (InsyaAllah, semoga)
Contoh kalimat: InsyaAllah Mas Rino menyanggupi mas kawin yang aku inginkan - Interjeksi simpulan (nah, jadi)
Contoh kalimat: Nah, semuanya sudah dibayar Mas Rino - Interjeksi rasa kaget (astaghfirullah, astaga)
Contoh kalimat: Astaga kenapa bajumu basah semua? - Interjeksi rasa kesal (sial, brengsek)
Contoh kalimat: Wanita brengsek itu mau merebut Mas Rino dariku - Interjeksi rasa jijik (idih, ih)
Contoh kalimat: Ih murahan sekali kelakuannya
- Alwi, dkk. (2017) memaparkan bahwa partikel penegas adalah kata tugas yang tidak terpengaruh dengan kaidah perubahan bentuk. Partikel digunakan di belakang sebuah kata sebagai unsur tambahan untuk menegaskan sesuatu. Ada empat bentuk artikel yaitu -pun, -kah, -lah, -tah.
Contoh kalimat:
- Hadirnya Mas Rino dalam hidupku tidak tergantikan oleh siapapun
- Jika kamu merasa gundah, katakanlah padaku
- Sudikah kiranya kau menjadi pendamping hidupku?
- Siapatah gerangan yang mengganggu tidur nyenyakku?
Sumber referensi:
Alwi, H., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, H. (1986). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Moeliono, A., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.