Jurnalisme didefinisikan sebagai kegiatan menghimpun berita, mencari fakta & melaporkan peristiwa. Jurnalistik adalah suatu kegiatan dalam komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita atau ulasan mengenai berbagai hal atau peristiwa sehari-hari yang bersifat umum dan hangat, dalam waktu yang secepat-cepatnya. Lebih lanjut dikemukakan bahwa jurnalistik adalah suatu bidang profesi yang menyajikan informasi tentang kejadian sehari-hari, secara berkala dengan menggunakan sarana media massa yang ada. (Junaedi, 1991:116-117)
Chris White dari The Parliament Magazine di Brussels dalam (Santana, 2004: 136), pekerjaan jurnalisme investigasi yakni menggungkap dan mendapatkan sebuah kisah berita yang bagus. Serta, menjaga masyarakat untuk memiliki kecukupan infornasi dan mengetahui adanya bahaya ditengah kehidupan mereka. Satana (2004 : 99) menjelaskan bahwa wartawan investigasi mencoba mendapatkan kebenaran yang tidak jelas, samar atau tidak pasti. Dengan demikian, dapat dipahami bahawa jurnalistik investigasi berfokus pada upaya untuk mengungkap kebenaran, fakta, dan kejelasan informasi.
Dalam Jurnalisme investigasi tedapat beberapa tahapan perencanaan ivestigasi menurut majalah tempo, yaitu (1) Ide dan pengumpulan bahan awal. Ide diperoleh melalui temuan atau dugaan atas suatu objek atau persoalan, sedangkan bahan awal dapat berupa data, dokumen, testimony, material audio, foto, video. (2) Verifikasi bahan awal. Proses verifikasi bertujuan untuk menguatkan hipotesis dan temuan guna kepentingan keabsahan berita. (3) Mencari sumber kunci. Pencarian sumber kunci atau biasa disebut sumber babon sangat penting karena berhubungan dengan perolehan sumber utama yang detail, serta berhubungan dengan pemahaman akan konteks persoalan. Di tahap ini, juga menentukan magnitude atau skala besar/kecilnya persoalan yang sedang diusut. (4) Rapat redaksi, rapat redaksi berisikan pemaparan temuan, pembabakan, pembagian tugas, daftar narasumber, daftar pertanyaan, dan daftar dokumen penting lainnya. Pada tahap ini, akan sangat banyak angel yang didapat dan diketahuinya kebenaran hipotesis, apakah hipotesis terbukti atau tidak. Rapat besar atau rapat redaksi juga menentukan apakah angel berita sesuai hipotesis awal atau berubah.
Sedangakan menurut Dandy Laksono, mantan ketua peliputan RCTI, memiliki pembabakan dalam perencanaan liputan investigasi, meliputi (1) Membentuk tim multi spesialisasi. (2) Riset dan observasi awal. (3) Menentukan fokus liputan dan hipotesis. (4) Merancang strategi eksekusi. (5) Merancang scenario pasca publikasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan jurnalisme investigasi, hal yang perlu dipersiapkan dengan matang seperti ide, komposisi tim, riset, verifikasi temuan, penentuan angel, rapat besar atau rapat redaksi. Keseluruhan tahapa ini perlu diperhatikan agar dalam proses penulisan berita dapat memperoleh data yang baik dan informasi berita dapat tersampaikan dengan baik. (Akhmad Mukhibun)
DAFTAR PUSTAKA
Junaedie, Kurniawan. (1991). Ensiklopedi Pers Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama