Yuk, Mengulik Sejarah Perkembangan Analisis Wacana!

Dalam linguistik kita pasti menemukan apa yang di sebut analisis wacana. Secara umum, analisis wacana adalah studi mengenai tata bahasa dalam linguistik. Pengertian wacana itu sendiri menurut Harimukti Kridalaksana yaitu satuan bahasa yang paling lengkap dalam hierarki gramatikal dan adalah suatu gramatikal tertinggi serta terbesar. Analisis wacana tentunya memiliki sejarah perkembangan dari zaman dahulu hingga saat ini. Dalam linguistik analisis wacana mulai muncul sebagai linguistik murni, yang di mana tidak bisa mengungkapkan hakikat bahasa yang sebenarnya dan sempurna. Secara historis, pada tahun 50-an kajian bahasa masih saja berputar di seputar kalimat. Berawal, pada tahun 1952 seorang pakar bahasa dan linguistik yang bernama Zellig S Harris memberikan fakta bahwa ia merasa tidak puas akan tata bahasa kalimat itu. Karena ketidakpuasannya tersebut pakar bahasa Zellig S Harris menerbitkan sebuah artikel yang berjudul Discourse Analysis yang pada saat itu diterbitkan dalam majalah Language nomor 28: 1-3 dan 474-494. Dalam artikelnya Harris berargumentasi mengenai pentingnya pembelajaran bahasa secara inklusif dan komprehensif. Pada era tersebut seluruh pakar linguistik mengalisis kebahasaan pada tataran sintaksis dan morfologi. Dalam artikel Harris tersebut yang dimaksud kajian bahasa secara komprehensif ialah tidak beearti berhenti pada tataran kebahasaan suatu kalimat saja, melainkan, kajian bahasa lebih lanjut sampai pada tataran eksternal yang memiliki keterkaitan antara teks dengan konteksnya.

Mengikuti Sang Pelopor analisis wacana yakni Zellig S Harris, analisis wacana mulai banyak diikuti oleh para pakar pada tahun 1960. Definisi dari Renkema (2004, hlm.1) analisis wacana adalah studi mengenai disiplin ilmu yang mengkaji keterkaitan antara bentuk dan fungsi dalam komunikasi verbal. Terdapat juga karya Brown & Yule dalam bukunya yang berjudul Discourse Analysis, dalam buku itu dijelaskan bahwa analisis wacana berarti melakukan analisis terhadap bahasa yang digunakan. Demikian pula, dengan Van Dijk (1998, hlm.24) karyanya yang berjudul New as Dicourse menggambarkan tentang analisis wacana merupakan suatu proses penggunaan bahasa serta bahasa yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran deskripsi yang lebih tegas dan sederhana serta tidak berbelit-belit dan teratur tentang apa yang disampaikan.

Perkembangan analisis wacana dari zaman dahulu hingga sekarang pasti memiliki beberapa tujuan yang harus kita lihat dari tiga dimensi wacana, di antaranya (a)teks bahasa melalui lisan dan tulisan (b)praksis kewacanaan, yakni produksi serta interpretasi teks (3) praksis sosialkultural, yakni perubahan yang terjadi pada masyarakat institusi serta budaya yang menetapkan makna dan bentuk dari sebuah analisis wacana.

Dengan demikian, sejarah perkembangan analisis wacana yang berawal dari sang pelopor ialah Zellig S Harris yang mengemukakan betapa pentingnya pembelajaran bahasa secara komprehensif dan inkulsif. Setelah Sang pelopor mengembangkan analisis wacana ini, banyak sekali hampir seluruh pakar melakukan analisis wacana, dan juga terdapat banyak buku atau artikel yang sudah ditulis oleh pakar-pakar bahasa mengenai analisis wacana. Dapat dibuktikan bahwa betapa pentingnya analisis kebahasaan dalam dunia bahasa dan linguistik. Dengan begitu kajian tata bahasa tidak hanya berputar disuatu kalimat saja.

Sumber Referensi :

Silaswati, D. (2019). Analisis Wacana Kritis Dalam Pengkajian Wacana. METAMORFOSIS| Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, 12(1), 1-10.

Munfarida, E. (2014). Analisis wacana kritis dalam perspektif Norman Fairclough. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 8(1), 1-19.

1 Like