Design by: Canva
YUK, KENALAN dengan FRASA APOSITIF
Oleh: Dea Rahmanita Ayuningtyas
Di dalam ilmu linguistik sendiri diketahui dibagi menjadi beberapa cabang ilmu, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik, dan analisis wacana. Kita ketahui bersama bahwa di dalam ilmu sintaksis akan dipelajari mengenai satuan-satuan gramatikal di atas tataran kata yang meliputi frasa, klausa, dan kalimat. Tentunya kalian yang mengambil jurusan bahasa terutama pada jurusan bahasa Indonesia tidak asing dengan ketiga hal tersebut bukan? Nah, disini kita akan membahas mengenai frasa dan salah satu jenis frasa yaitu frasa apositif. Disini kita akan memulai dengan pembahasan frasa. Baiklah, apa sih frasa itu?
Kita ketahui di dalam bahasa Indonesia, frasa merupakan serapan dari kata phrase yang berasal dari bahasa Inggris. Menurut Ramlan (1987:151) frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak dapat melampaui batas fungsi dari unsur klausa. Maksud dari pandangan beliau mengenai frasa dapat diartikan sebagai gabungan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak mampu melampaui fungsi S (subjek), atau fungsi P (predikatnya). Frasa sendiri memiliki dua sifat, yaitu pertama, frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih. Kedua, dalam satuan gramatik itu tidak dapat melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frasa tersebut selalu terdapat di dalam satu fungsi dari unsur klausa itu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa frasa adalah suatu satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsinya dari unsur klausa.
Kemudian, setelah paham akan apa itu pengertian frasa. Mari kita lanjutkan dengan pembahasan selanjutnya mengenai pengertian dari salah satu jenis frasa yakni frasa apositif. Apa itu frasa apositif? Mungkin kalian masih bertanya-tanya bukan salah satu jenis frasa ini, Ohh, ternyata frasa bukan hanya melingkupi seluruhnya melainkan ada beberapa jenisnya bukan? Oke, mari kita bahas. Frasa apositif merupakan macam dari frasa endosentris yang di mana frasa tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu frasa koordinatif dan frasa apositif. Frasa apositif adalah frasa endosentris berinduk banyak yang komponen-komponennya menunjuk pada referen yang sama dalam alam di luar bahasa. Apositif sendiri berasal dari kata apposition, yang menurut KBBI memiliki fungsi untuk menambah atau menjelaskan dari ungkapan sebelumnya dalam kalimat yang dimaksud. Di mana di dalamnya terdapat gabungan kata yang menyatakan suatu pekerjaan ataupun suatu tindakan, di mana dalam gabungan kata tersebut terdapat keterangan tambahan yang diselipkan dalam gabungan kata tersebut.
Contoh frasa apositif:
Penyapu yang menyapu jalan di depan kantor desa berusia 70 tahun.
Saya memiliki tugas harian di rumah yaitu menyapu lantai dan mengepel.
Ia ditunjuk sebagai asisten pribadi, mengurus segala kebutuhan sang direktur.
Solo, rumah saya, merupakan tempat yang sangat menyenangkan.
Acara rapat itu akan dilangsungkan di Bandung, Ibu kota Jawa Barat.
Nah, demikianlah perkenalan dengan materi tentang apa itu yang dimaksud dengan frasa dan frasa apositif dalam bahasa Indonesia. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan Anda semuanya. Terima kasih dan sampai jumpa di artikel-artikel selanjutnya​:slightly_smiling_face:
Merry. (2020, November 14). Frasa Apositif. Retrieved Maret 20, 2021, from majalahpendidikan: Frasa Apositif - Pengertian, Ciri, Jenis dan Contoh B. Indonesia
Ramlan, M. (2005). ILMU BAHASA INDONESIA: SINTAKSIS. Yogyakarta: C. V. Karyono.
Sukini. (2018). Sintaksis: Sebuah Panduan Praktis. Surakarta: Yuma Pressindo.