Yuk, Berkenalan dengan Klausa Preposisional dan Numeral!

0001-18657298320_20210322_161110_0000

Halo Sobat Bahasa!

Penulis kembali menyapa kalian tentunya dengan membawa topik bahasan yang sangat menarik. Sebelum membahas lebih lanjut, penulis akan menyajikan dua buah kalimat untuk kalian simak.

(1) Kendaraan yang beroda dua itu mengalami kecelakan beruntun.

(2) Andi di teras rumahnya sedang duduk berpangku tangan.

Kalau penulis boleh tahu, apa saja unsur-unsur bahasa yang terdapat dalam kalimat tersebut? Ya, benar. Dalam satu kalimat terdapat unsur bahasa berupa kalimat, klausa, frasa, dan kata. Kalimat (1) memiliki dua klausa, satu frasa, dan delapan kata. Begitu pula dengan kalimat (2).

Dari keempat unsur tersebut, yang akan menjadi topik bahasan penulis adalah klausa. Alwi (2017: 410) berpendapat bahwa klausa merupakan konstruksi sintaksis yang terdiri atas subjek dan predikat dengan atau tanpa objek, pelengkap, atau keterangan.

Supriyadi (2014: 50) menyatakan bahwa Berdasarkan golongan atau kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat digolongkan menjadi lima golongan, yakni:

  1. klausa nomina.

  2. klausa adjektiva.

  3. klausa verba.

  4. klausa numeralia.

  5. klausa preposisional.

Klausa preposisional dan klausa numeralia adalah klausa yang akan menjadi fokus bahasan kali ini.

  1. Klausa Preposisional

Klausa preposisional merupakan klausa yang memiliki predikat berupa kata depan. Chaer (2009: 159) menyatakan bahwa klausa preposisional adalah klausa yang fungsi predikatnya diisi oleh frasa preposisional. Klausa preposisional ini biasa digunakan pada ragam bahasa lisan juga ragam bahasa yang tidak formal. Frasa preposisional terletak di sebelah kanan frasa nomina yang menduduki funsi subjek.

Contoh:

a. mahasiswa itu ke kampus setiap pagi

b. ayah bekerja di kantor

c. ibu dari Pasar Minggu

d. nenek ada di Surabaya

e. paman pulang ke kampung

f. adik berangkat ke sekolah

g. kakak di kamar mandi

  1. Klausa Numeral

Klausa numeral adalah klausa yang memiliki predikat berupa kata bilangan. Chaer (2009: 160) menyatakan bahwa klausa numeral adalah klausa yang fungsi predikatnya diisi oleh frasa numeral. Klausa numeral biasanya digunakan pada ragam bahasa lisan dan ragam bahasa yang tidak formal. Frasa numeral ini terletak di sebelah kanan subjek yang berupa frasa nomina.

Contoh:

a. daging yang dibeli ibu berjumlah 2 kilogram

b. pendapatannya hanya satu juta per bulan

c. sabunnya ada dua macam

d. uangnya hanya seribu rupiah

e. Pak Mada punya tujuh anak

f. motornya ada empat buah

g. luas rumahnya tiga puluh enam meter

Alwi, H., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi 4. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta : Rineka Cipta.

Supriyadi. 2014. Sintaksis Bahasa Indonesia. Gorontalo : UNG Press.