Wooyy Berkendara Cukup Umur dan Taat Peraturan

Masih ingat banget rasanya pertama kali pegang motor. Waktu itu tahun 2017, di desa Danurejo yang asri dengan suasana tenang dan jalanan yang masih lengang. Sebagai remaja yang penuh rasa penasaran, motor jadi salah satu hal yang bikin ngiler. Apalagi, hampir semua teman seumuran sudah mulai belajar mengendarai motor, bahkan ada yang sudah jago ngebut di jalan. Lihat mereka keren-keren di atas motor bikin rasa ingin tahu makin nggak terbendung. Walaupun usia belum cukup untuk memiliki SIM, rasanya keinginan untuk belajar motor lebih besar dari rasa takut ketahuan orang tua atau polisi.

Ceritanya waktu itu iseng-iseng lihat motor yang diparkir di halaman rumah. Awalnya, cuma berani duduk-duduk di atas motor sambil membayangkan gimana rasanya kalau bisa benar-benar mengendarai sendiri. Motor itu seperti simbol kebebasan—bisa pergi ke mana saja tanpa perlu bergantung pada orang lain. Setelah sekian lama hanya duduk dan memandangi stang motor, akhirnya memberanikan diri buat nyalain mesinnya. Begitu mesin hidup dan suara knalpot menggelegar, jantung langsung berdegup kencang. Antara takut dan excited, tangan gemetaran memegang gas.

Langkah pertama selalu jadi yang paling menegangkan. Waktu itu, pelan-pelan gas diputar, tapi motor malah melonjak maju. Kaget dan panik, buru-buru tarik rem sampai motor berhenti mendadak. Rasanya hampir jatuh, tapi justru itu yang bikin makin penasaran buat nyoba lagi. Belajar motor sendirian di jalan desa yang sepi memang terasa seperti petualangan kecil. Kadang motor nyelonong terlalu cepat, kadang salah rem bikin oleng, dan jangan tanya soal belok—waktu itu belok aja rasanya kaku banget.

Proses belajar ini penuh tantangan, tapi justru dari setiap kesalahan itu akhirnya paham cara berkendara yang benar. Sedikit demi sedikit, mulai bisa mengontrol gas dengan lebih halus, tahu kapan harus rem, dan belajar menyeimbangkan badan saat belok. Setelah mulai lancar, rasanya dunia jadi lebih luas! Motor membuka banyak kemungkinan baru. Bisa pergi ke mana saja dengan lebih cepat tanpa harus nunggu angkutan umum atau nebeng teman. Sensasi adrenalin saat ngebut di jalan sepi bikin ketagihan, meskipun ada rasa takut juga kalau-kalau ketemu polisi atau mengalami kecelakaan.

Sayangnya, waktu itu belum sadar betapa pentingnya keselamatan di jalan. Fokus utama hanya senang-senang dan membuktikan diri bisa naik motor seperti teman-teman. Baru setelah dewasa dan memiliki SIM, semua pengalaman itu terasa seperti pelajaran besar. Berkendara ternyata bukan cuma soal kemampuan teknis, tapi juga tanggung jawab besar. Di jalan, kita nggak sendirian. Ada pengendara lain yang keselamatannya harus kita jaga. Aturan lalu lintas bukan hanya formalitas, tapi benar-benar dirancang untuk menjaga keselamatan bersama.

Yang bikin miris, sampai sekarang masih banyak anak di bawah umur yang sudah mengendarai motor. Kadang melihat anak SD yang belum cukup tinggi tapi sudah membawa motor ke sekolah. Atau anak SMP yang ngebut di jalan seperti pembalap profesional. Sebagai orang yang pernah ada di posisi mereka, jujur rasanya khawatir. Di satu sisi, paham banget rasa penasaran dan semangat mereka. Tapi di sisi lain, pengalaman juga mengajarkan bahwa mengendarai motor tanpa kesiapan yang cukup sangat berbahaya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Salah satu penyebab utama anak-anak di bawah umur mengendarai motor adalah kurangnya pengawasan dari orang tua. Banyak orang tua yang merasa bangga melihat anaknya sudah bisa membawa motor di usia muda, tanpa menyadari risiko yang mengintai. Selain itu, kurangnya penegakan aturan di beberapa daerah juga membuat anak-anak merasa bebas berkendara tanpa takut terkena sanksi. Padahal, berkendara di bawah umur tidak hanya melanggar aturan hukum, tapi juga menempatkan mereka dalam situasi yang sangat berbahaya.

Dari pengalaman pertama naik motor sampai sekarang, banyak pelajaran berharga yang didapatkan. Motor memang membuat hidup lebih mudah dan menyenangkan, tapi keselamatan tetap harus jadi prioritas utama. Mengendarai motor bukan hanya tentang kebebasan, tapi juga tanggung jawab besar terhadap diri sendiri dan orang lain di jalan.

Harapannya, semakin banyak kesadaran dari orang tua dan remaja untuk tidak buru-buru memberikan izin atau nekat belajar motor sebelum cukup umur. Menunggu hingga memiliki SIM dan memahami aturan lalu lintas jauh lebih penting daripada kesenangan sesaat. Keselamatan di jalan adalah tanggung jawab bersama, dan itu dimulai dari diri kita sendiri.

Mari kita bersama-sama menjadi pengendara yang bertanggung jawab, demi keselamatan dan kenyamanan bersama di jalan raya. Motor tidak akan ke mana-mana, tapi nyawa kita dan orang lain di jalan tidak bisa digantikan. Ingatlah selalu, berkendara dengan aman adalah bentuk cinta pada diri sendiri dan orang lain.

1 Like