Rendra DC
Berhati-hatilah saat anda mengendarai sepeda motor dimalam hari karena banyak klitih yang berkeliaran. Klitih merupakan fenomena kenakalan remaja yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Para pelaku kenakalan remaja ini masih berumur 15-20 tahun. Biasanya bermotif dengan persaingan antar geng atau kelompok yang saling beradu kekuatan.
Namun, Suprapto, Kriminolog sekaligus Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada mengatakan tak setuju dengan istilah klitih yang terus digunakan untuk mendefinisikan kejahatan jalanan.
“Kejahatan jalanan itu beda dengan klitih. Jangan menyebut klitih karena klitih sendiri berarti aktifitas positif yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Sayangnya ini kemudian diadaptasi pelajar atau remaja untuk kegiatan mencari musuh,” ujar Suprapto.
Suprapto juga mengatakan sebetulnya aktifitas yang dilakukan pelajar tersebut berbeda dengan aksi kejahatan jalanan berupa pembacokan.
Klitih biasanya dilakukan saat para pelaku itu sedang atau dalam tidak sadar diri hal ini yang membawa pelaku untuk beraksi. Klitih ini tak pandang dulu untuk melukai pengendara motor yang berkendara dimalam hari. Klitih biasanya menggunakan senjata tajam seperti pisau, celurit dan sebagainya.
Berbeda dengan begal, jika pada begal bertujuan untuk mengincar harta korban, pelaku klitih biasanya cukup puas hanya dengan melukai korban, apalagi jika sudah tidak berdaya dan ditinggalkan terkapar begitu saja. Tindakan semacam ini dilakukan untuk menunjukkan power (kekuasaan) serta eksistensi individu maupun kelompok yang mereka bela.
Munculnya fenomena klitih ini biasanya disebabkan oleh kelompok sosial. Di usia remaja, biasanya seseorang akan sibuk dalam mencari jati dirinya. Ketimbang mencari pengakuan dari orang tua, sebagian remaja biasanya lebih percaya diri untuk mencarinya dari teman-teman sebaya. Remaja seperti ini biasanya tidak segan-segan untuk melakukan apa saja agar dirinya mendapatkan pengakuan dari kelompoknya untuk mengkukuhkan identitasnya sebagai individu.
Hingga saat ini fenomena klitih masih banyak ditakuti bahkan oleh masyarakat setempat. Meskipun telah banyak pelaku yang ditangkap, namun fenomena ini belum bisa dipastikan telah hilang sepenuhnya.