Urgensi dan Fungsi Geografi Dialek

Adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh kelompok atau masyarakat tertentu yang beragam atau dengan kata lain adanya penutur yang heterogen menyebabkan timbulnya variasi bahasa. Variasi bahasa pun banyak ragamnya salah satunya adalah variasi geografi dialek. Keraf (1996) menuturkan bahwa geografi dialek belajar variasi-variasi bahasa berdasarkan perbedaan lokal dalam suatu wilayah bahasa.
Maka urgensi dan fungsi geografi dialek dalam pengkajian variasi bahasa adalah sangat penting. Kedudukan geografi dialek merupakan salah satu dari ragam dari variasi bahasa.

Referensi

Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis . Jakarta: Gramedia.

1 Like

Sesuai dengan pernyataan Keraf (1996) geografi dialek membahas mengenai variasi bahasa yang didasarkan pada
perbedaan lokal dalam suatu wilayah bahasa dan sosiolinguistik dalam mempelajari bahasa berdasarkan pola kemasyarakatan, yang membahas mengenai struktur linguistik dan struktur sosial. Dialek menjurus pada variasi atau perbedaan bahasa yang dianalisis secara gramatikal,
leksikal, maupun secara fonologis dan variasi dialek. Antono (2019) mengatakan bahwa pada dasarnya geografi dialek memiliki hubungan yang erat dengan ilmu bahasa bandingan
yang mana hal tersebut secara bersama-sama mempelajari hubungan mengenai ragam bahasa. Geografi dialek ini didasarkan pada perbedaan letak geografis yang menghasilkan perbedaan bahasa. Untuk itu, menurut pendapat saya, urgensi dan fungsi pada geografi dialek berpengaruh terhadap dalam pengkajian variasi bahasa.

Referensi
Antono, Arif. (2019). Pemertahanan Fonologis dan Leksikal Bahasa Jawa di
Kabupaten Wonogiri: Kajian Geografi Dialek.
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia.

1 Like

Menurut pendapat saya, dalam pengkajian variasi bahasa, geografi dialek dengan kajian variasi bahasa sangat berkaitan erat. Geografi dialek ialah cabang ilmu bahasa yang mempelajari macam-macam bentuk sebuah bahasa yang dilandasi oleh adanya perbedaan dan kontradiiksi lokal wilayah serta daerah suatu bahasa, sehingga dengan adanya persebaran bahasa di Indonesia mengakibatkan terciptanya variasi
bahasa. Variasi bahasa juga memungkinkan akan membentuk berbagai macam idiolek dan dialek yang berbeda walaupun mengalami kemiripan.

REFERENSI:
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Menurut saya, geografi dialek dalam pengkajian variasi bahasa sangat penting. Geografi dialek menjadi sebuah cabang linguistik yang mempelajari variasi-variasi bahasa sebagai struktur yang utuh. Dalam hal ini, geografi dialek dapat mengidentifikasi bahasa berdasar variasi bahasa yang dipakai oleh pengguna bahasa di dalam suatu tempat tertentu. Menurut Nothofer (1987: 128) dalam Nadra dan Reniwati (2009: 22), fungsi geografi dialek antara lain:

  1. Menciptakan peta bahasa.
  2. Menjelaskan variasi pada berbagai tataran kebahasaan, yaitu variasi
    fonologi, morfologi, leksikon, sintaksis, dan semantik.
  3. Pemetaan variasi-variasi tersebut.
  4. Penentuan status isolek berdasar variasi unsur kebahasaan tersebut.
  5. Penjelasan tentang pengenalan dialek atau subdialek pada
    bahasa yang diteliti.
  6. Penjelasan dari aspek sosiolinguistik bahasa atau dialek.

Reniwati dan Nadra. (2009). Dialektologi: Teori dan Metode. Yogyakarta: Elmatera Publishing.

Menurut saya urgensi geografi dialek dan fungsi geografi dalam pengkajian variasi bahasa berpengaruh dan berperan penting. Seorang penutur bahasa tidak bisa lepas dari dialek atau variasi bahasanya, sehingga munculnya dialek-dialek tersebut mampu melahirkan dialektologi yang merupakan ilmu tentang dialek. Sebagai contoh, dialek orang Jawa Tengah yang berbeda-beda seperti, Surakarta berbeda dengan Semarang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa keadaan geografis menjadi faktor utama yang mempengaruhi dialek yang berkembang di setiap daerah. Sehingga, variasi antar dialek setiap daerah akan menjadi ciri khas masing-masing.

Sumber:
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Geografi dialek merupakan hasil perbandingan sejarah linguistik yang selanjutnya menjadi cabang ilmu linguistik, khususnya dialektologi. Menurut pendapat tokoh linguistik Keraf (1996: 143), istilah geografi dialek tergolong cabang khusus linguistik yang mempelajari variasi linguistik karena perbedaan lokal dalam segala aspeknya. Aspek-aspek tersebut meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, serta leksikon dan semantik. Saat melakukan studi variasi linguistik, studi geografi dialek memiliki tujuan untuk mempelajari semua fenomena kebahasaan yang didapatkan dari data yang tersedia di daerah penelitian dengan bentuk peta bahasa. Adapun tujuan dari geografi dialek adalah untuk mencari keunggulan dialek. Selain itu peran geografi dialek dalam kajian variasi bahasa adalah untuk menentukan variasi bahasa yang didasarkan pada pemetaan aspek kebahasaan seperti fonologi, morfologi, sintaksis, leksikon, dan semantik.

Referensi
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

1 Like

Keraf (1996) bahwa suatu geografi dialek mempelajari variasi bahasa berdasarkan perbedaan lokal wilayah bahasa. Dalam hal ini sejalan dengan pendapat Purwaningsih (2017) menjelaskan bahwa munculnya variasi bahasa dapat disebabkan adanya letak geografis yang berbeda. Fungsi dari geografi dialek untuk mengelompokkan bermacam variasi bahasa berdasarkan wilayah atau letak geografis. Dengan demikian akan lebih mudah dalam mengelompokkan.

Referensi:
Purwaningsih, A. (2017). Geografi Dialek Bahasa Jawa Pesisiran di desa Paciran Kabupaten Lamongan. Proceeding of International Conference on Art, Languafe, and Culture, 594-605.
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia.

Saya berpendapat bahwa urgensi dan fungsi geografi dialek sangat berpengaruh dalam pengkajian variasi bahasa. Hal ini berdasarkan anggapan bahwa dialektologi mengkaji perbedaan unsur-unsur kebahasaan yang dibandingkan. Dalam mengkaji perbedaan tersebut akan nampak variasi bahasa yang muncul dari tiap wilayah yang berbeda. Variasi bahasa tersebut nantinya akan dikaji dari berbagai aspek bahasa, mencakup fonologi, morfologi, sintaksis, leksikon dan semantik. (Keraf, 1996:143). Pengkajian dialektologi geografi membutuhkan informasi dan pengetahuan terkait dengan faktor geografi, meliputi monografi desa dan dialeknya, jumlah penduduk berdasarkan kelamin, usia, agama, dan pendidikan. Dialektologi geografi memerlukan seluruh aspek yang berkontribusi dari geografi. Hal ini bertujuan untuk memetakan letak geografis digunakannya suatu variasi bahasa tersebut.

Referensi

Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

1 Like

Saya berpendapat bahwa geografi dialek memiliki kaitan yang erat dengan variasi bahasa. Geografi dialek adalah sebuah kajian yang mempelajari dialek dalam suatu bahasa serta mengkaji variasi bahasa dan pemetaan bahasa dalam suatu wilayah bahasa (Patriantoro, 2017). Fungsi dari geografi bahasa yakni digunakan sebagai pemetaan variasi bahasa yang muncul karena perbedaan geografi dan memberikan sebuah gambaran mengenai letal geografis terbentuknya suatu bahasa. Variasi bahasa yang belum diketahui asalnya dapat diidentifikasi dengan geografi dialek. Dalam variasi bahasa terkadang terdapat kesamaan pada wilayah geografi dialek yang berbeda. Sehingga geografi bahasa sangat berperan penting dalam kajian variasi bahasa.

Referensi:
Patriantoro. (2017). Dialektologi Bahasa Melayu di Bagian Tengah Aliran Sungai Kapuas. Jurnal Magistra, 100, 66-77.

1 Like

Geografi dialek merupakan cabang dialektologi yang mempelajari sebuah yang terdapat dalam ragam bahasa, yang bertumpu pada satuan ruang atau tempat untuk terwujudnya ragam bahasa tersebut menurut Dubois dkk (1973 dalam Ayatrohaedi, 1979). Geografi dialek memiliki kedudukan yang sangat penting dalam ilmu kebahasaan yang pada umumnya, khususnya pada dialektologi. Kedudukan penting tersebut disebabkan oleh alasan yang praktis. Pada saat awal perkembangan, penelitian geografi dialek diarahkan agar dapat menetapkan ruang lingkup mengenai kebahasaan di berbagai daerah, dengan cara mengelompokkan serta memaparkan ciri-ciri dialek di setiap daerah. Sehingga geografi dialek sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan kebahasaan, karena melalui geografi dialek dapat di tetapkan berbagai macam kebahasaan berdasarkan daerah tempat bahasa tersebut ditemukan, geografi dialek dapat membantu dalam pemetaan bahasa yang nantinya akan berpengaruh dalam perkembangan bahasa.

Referensi ;

Ayatrohaedi;. (1979). Dialektologi sebuah pengantar. In Dialektologi sebuah pengantar (pp. 1-60). Jakarta: PT Inaltu Jakarta.

Pada awalnya, penelitian geografi digunakan untuk mengetahui sejauh mana peristiwa bahasa dengan menggunakan metode pengelompokan dan juga untuk mendeskripsikan ciri-ciri suatu dialek. Dalam linguistik itu sendiri, geografi dialek memainkan peran penting jika didasarkan pada faktor praktis. Gambaran umum banyaknya dialek saat ini tersedia dalam penelitian geografis dialek, menghemat banyak waktu, tenaga, dan uang. Geografi dialek tidak hanya memberikan kontribusi untuk memahami faktor-faktor non-linguistik yang mempengaruhi penyebaran bentuk-bentuk bahasa, tetapi juga memberikan banyak detail tentang sejarah masing-masing bentuk ini. Data yang dikumpulkan tidak hanya mencerminkan fakta empiris tentang adanya perbedaan bahasa selama penelitian, tetapi juga memberikan hasil dari jalur sejarah perbedaan tersebut. Data lapangan mungkin mencerminkan konsekuensi dari perubahan yang terjadi. Dimensi diakronis yang menampilkan geografi dialek menjadi bagian penting dari kajian linguistik historis atau linguistik diakronis (Wahyu, 2010). Pandangan-pandangan ini menunjukkan bagaimana geografi dialek telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk menentukan keragaman linguistik. Maka dari itu, dengan adanya geografi dialek dapat membantu untuk menentukan dan mengelompokkan perbedaan antara bahasa dan fakta.

Ayatrohaedi. (2002). Pedoman Penelitian Dialektologi . Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Sosiolinguistik menilik variasi bahasa menurut pola-pola kemasyarakatan, sedangkan geografi dialek menilik variasi-variasi bahasa menurut disparitas lokal
pada suatu daerah bahasa (Keraf, 1996: 143).
Persamaan : Keduanya menilik disparitas unsur kebahasaan yg masih ada pada suatu bahasa. Sosiolinguistik digabungkan menggunakan Dialektologi lantaran pemakaian bahasa pada rakyat tidak sinkron dari faktor geografi, ekonomi sosial budaya, yg lebih dikenal menggunakan variasi bahasa berupa dialek-dialek pada rakyat.Keraf (1996: 143) beropini bahwa dialek geografi merupakan cabang linguistik yg menilik variasi-variasi bahasa menurut disparitas lokal pada suatu daerah bahasa.
Geografi dialek merupakan kata lain berdasarkan dialektologi atau bisa diklaim jua dialek regional. dialek regional yaitu mempelajari disparitas dialek suatu bahasa yg dipakai pada regional atau daerah tertentu. Jadi berdasarkan beberapa pendapat pada atas bisa disimpulkan bahwa geografi dialek yaitu menilik variasi bahasa menurutdisparitas suatu loka pada satu daerah bahasa.

Sumber : Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

1 Like

Menurut saya, geografi dialek merupakan kajian yang mempelajari variasi-variasi bahasa berdasarkan perbedaan lokal dalam suatu wilayah bahasa. geografi dialek memiliki peranan dan pengaruh yang penting dalam pengkajian variasi bahasa. Geografi dialek dapat menjelaskan variasi dari berbagai tataran kebahasaan. Jadi, geografi dialek adalah sesuatu yang secara mutlak diperlukan. Geografi dialek dapat berfungsi untuk menemukan fonem dalam persebarannya di berbagai wilayah.

Referensi:
Pamolango, Valantino. 2012. Geografi Dialek Bahasa Saluan. Surabaya: Universitas 17 Agustus 1945

Geografi dialek mempelajari variasi-variasi bahasa berdasarkan perbedaan lokal dalam suatu wilayah bahasa dan sosiolinguistik mempelajari bahasa berdasarkan pola-pola kemasyarakatan, yang mempelajari struktur linguistik dan struktur sosial (Keraf, 1984). Studi dialektologi tidak hanya mempelajari tentang variasi bahasa yang dipengaruhi oleh faktor-faktor geografis, tetapi variasi bahasa yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial juga dikaji.
geografi dialek termasuk salah satu kajian linguistik yang objeknya dialek regional atau dialek geografis istilah geografi dialek disebut juga sebagai geolinguistik. Ruang Lingkup Geografi Dialek pada masa awal perkembangannya, penelitian geografi dialek terutama diarahkan untuk menetapkan ruang lingkup gejala-gejala kebahasaan dengan mengelompokan dan memaparkan ciri-ciri dialek.

Yulsafli, Y., & Suhanda, N. (2019, December). Perbedaan Dialek Tapaktuan dan Dialek Samadua dalam Bahasa Jamèe Kabupaten Aceh Selatan. In Prosiding Seminar Nasional USM (Vol. 2, No. 1, pp. 310-331).

Dialektologi sebagai bagian dari kajian linguistik telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kegiatan komunikasi masyarakat bahasa ditinjau dari keterlibatannya dalam kajian dialek Bahasa.
Sebagai bentuk kajian bahasa, dialektologi lebih menekankan kepada pembahasan yang berhubungan dengan ragam bahasa. Penelitian dan pengkajian terhadap varian-varian bahasa dengan memperlakukannya sebgai struktur yang utuh telah menjadikannya sebagai salah salah satu cabang linguistic. Hal tersebut sesuai dengan pangertian dialektologi yang merupakan cabang dari linguistic yang mengkaji perbedaan-perbedaan isolek dan memperlakukannya secara utuh. Tujuan kajian ilmu ini adalah untuk mencari hubungan kekeluargaan di antara dialek-dialek tersebut serta menentukan sejarah perubahan bunyi atau bentuk kata serta makna yang terkandung di dalamnya.

Setiyadi, A. C. (2011). Dialek Bahasa Arab Tinjauan Dialektologis. At-Ta’dib, 6(1).

Menurut Keraf (1996: 143) dialektologi adalah cabang ilmu bahasa yang khusus mempelajari variasi-variasi bahasa dalam semua aspeknya seperti fonologi, morfologi, sintaksis, leksikon, dan semantik. Kemudian dialektologi dibagi menjadi dua sub, yaitu geografi dialek dan sosiolinguistikKeraf (1996: 143).

Sosiolinguistik mempelajari variasi bahasa berdasar pada pola sosial, sedangkan geografi dialek mempelajari variasi-variasi bahasa berdasarkan perbedaan lokal dalam suatu daerah bahasa (Keraf, 1996: 143).

Dari pernyataan di atas sudah jelas bagaimana hubungan, perbedaan dan persamaan dari dialek geografi dan sosiolinguistik. Dialek geografi variasi bahasa berdasarkan letak daerahnya sedangkan sosiolinguistik berdasarkan pola sosial. Keduanya jelas memiliki hubungan karena dalam suatu daerah pasti ada masyarakat.

Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

1 Like