Hai, apa kabar? Kuharap kabar baik. Kenalin aku Boo, sebut saja begitu. Saat ini aku berstatus sebagai mahasiswi semester 2 jurusan akuntansi. Dikesempatan kali ini, aku mau cerita sedikit tentang perjalananku hingga di titik ini. Walaupun sedang pandemi, stay healthy stay safe ya kawan!
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri. Begitu pula denganku, hidupku tidak hanya semata-mata tentang diriku. Dulu aku ingin mempelajari bidang lain, namun orangtuaku tidak menyetujuinya. Beliau menaruh harapan padaku, namun aku juga tak ingin menjalani sesuatu dengan terpaksa. Negosiasi pun terjadi dan aku mengusulkan jalan tengah, namun keputusannya sudah bulat, penawaranku tidak disetujui. Sejak saat itu, tujuan perjalananku kedepannya telah direncanakan. Semua memiliki waktu, dan saat itu belum waktunya aku melakukan perjalanan utama. Sembari menunggu, aku berjalan-jalan tanpa arah, mencoba melewati setiap persimpangan, sambil berharap menemukan suatu tempat yang mungkin bisa kusinggahi jika aku gagal dalam perjalanan utamaku nanti. Namun ternyata, aku hanya berjalan-jalan memutar dan kembali ke titik awal dengan tangan kosong. Waktu untuk melakukan perjalanan utama tinggal sebentar lagi. Kabar buruknya, jalan meuju ke sana sedang ditutup karena ada perbaikan. Kabar baiknya, sepertinya Tuhan mendengar doaku untuk tidak menuju ke sana. Akhirnya orangtuaku sepakat dengan jalan tengah yang ku tawarkan dulu. Tujuan baru pun berubah seketika, namun aku belum bersiap-siap untuk ini, sedangkan waktunya tinggal sebentar lagi.
Perjalanan utama dimulai, kali ini aku bukan berjalan tanpa arah, karena sudah ada peta di tanganku. Menurut peta, ada beberapa tanjakan yang harus dilalui untuk bisa sampai di sana. Sayangnya aku berhenti setelah melewati 2 tanjakan. Aku belum berhasil mendapatkan tiket untuk dapat melanjutkan perjalanan ke tanjakan berikutnya. Setelah itu, aku kembali ke tempat awal dimana titik 0 berada. Mencoba berjalan kesana-kemari sambil berharap bisa menggambarkan petaku sendiri. Hingga pada akhirnya aku menemukan gerbang yang dapat kumasuki. Namun ada 2 persimpangan di sana, dan aku tidak tau akan memilih jalan yang mana karena belum pernah melewati keduanya. Namun hey, aku agak familiar dengan salah satunya. Tapi tetap saja, aku tidak berani asal memilih.
Matematika dan Akuntansi, adalah nama kedua jalan itu. Aku berencana untuk melewati gang Matematika, namun orangtuaku menyarankan untuk lewat gang Akuntansi. Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya aku melewati jalan bernama Akuntansi tersebut. Ini adalah jalan yang masih asing bagiku. Kemudian seiring berjalannya waktu, ternyata perjalananku tidak separah yang kubayangkan, dan di perjalanan kali ini aku juga memiliki tempat untuk singgah. Ternyata tujuan memang bisa berubah kapan saja. Sekarang apa tujuanku? Entahlah, aku hanya sedang ingin berjalan mengikuti arus. Benarkah? Tentu saja tidak kawan! Ada yang bilang kita harus memiliki tujuan untuk dapat tetap hidup. Biarpun berjalan mengikuti arus, kita pasti punya suatu tujuan atau keinginan bukan. Tapi sudahlah, sampai sini saja ceritaku. Terimakasih telah membaca tulisan yang absurd dan banyak kekurangan ini. Semoga apa yang menjadi tujuan kita kedepannya dapat tercapai, dan apapun hasilnya itu bukanlah akhir. Salam hangat, Boo.