Tradisi Jembaran, Tradisi dan Kearifan Lokal Asal Kebumen

Kebumen adalah salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah, tepatnya terletak di sebelah barat Kabupaten Banyumas. Penduduk di Kabupaten Kebumen pada tahun 2021 berjumlah 1.405.644 jiwa. (Wikipedia, 2021). Dengan banyaknya jumlah penduduk di Kabupaten Kebumen, tentunya Kabupaten Kebumen memiliki banyak sekali tradisi asli di masing-masing daerah. Sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya kita mengenal berbagai macam tradisi yang ada di tanah air kita ini. Salah satu tradisi asli Kebumen adalah tradisi jembaran. Tradisi jembaran adalah salah satu tradisi yang ada di Pondok Pesantren Al Falah Somalangu. Sebelum kita mengenal lebih dalam tentang tradisi jembaran ini, alangkah lebih baiknya kita mengenal tentang apa arti dari tradisi itu sendiri.

Tradisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu adat kebiasaan yang dilakukan secara turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih terus dijalankan dalam suatu kelompok atau masyarakat. Dengan adanya tradisi yang terus dijalankan, maka masyarakat memiliki anggapan tentang berbagai cara yang sudah ada merupakan cara-cara yang paling baik dan benar. Namun mirisnya di era modern seperti sekarang ini, para generasi penerus sudah jarang yang turut melestarikan tradisi dari nenek moyangnya. Mereka cenderung mempelajari tradisi-tradisi modern daripada tradisi asli mereka Tradisi bisa dikatakan sebagai identitas dari suatu kelompok atau masyarakat. Oleh karenanya, kita perlu mengenal dan turut melestarikan tradisi yang ada di daerah kita, baik tradisi di daerah masing-masing atau tradisi di daerah lain.

Tradisi tentunya sangat erat kaitannya dengan kearifan lokal masyarakat setempat. Kearifan lokal (local wisdom) merupakan bagian dari budaya masyarakat yang kehadirannya tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri dan biasanya diwariskan secara turun-temurun. (Wikipedia, 2021). Kearifan lokal lahir di suatu daerah yang mempunyai ciri khas dan sistem pengetahuan yang luhur yang dapat menghasilkan produk-produk budaya yang berfungsi sebagai pedoman hidup masyarakat. Di Indonesia nilai luhur dapat muncul di berbagai daerah, termasuk pesantren. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tentu mempunyai berbagai cara untuk mempresentasikan bermacam-macam nilai luhur yang terkandung dalam ajaran Islam dalam berbagai macam wujud budaya, termasuk tradisi yang khas yang menjadi sebuah ciri identitas dari suatu pesantren.

Pondok Pesantren Al Falah, Somalangu Wetan kaya akan nilai kearifan lokal dan juga tradisi yang bisa menciptakan karakter dari para santri yang didasarkan pada tradisi jembaran. Jembaran sendiri memiliki asal dari kata jembar (Bahasa Jawa) yang memiliki arti luas, lalu kemudian memperoleh akhiran “-an”. Arti dari istilah jembaran ialah menghayati keluasan rezeki yang diberikan Allah SWT dengan penuh rasa syukur sehingga tidak merasakan kekurangan yang dibuktikan dengan memberikan keluasan rezeki kepada orang lain.

Tradisi jembaran ini dilangsungkan setiap tanggal 9 sampai 10 pada bulan Muharam. Penetapan waktu pelaksanaan tradisi ini didasarkan pada keyakinan pencipta tradisi jembaran akan kisah selamatnya Nabi Nuh dari banjir bandang dan angin topan yang menimpa Nabi Nuh dan kaumnya. Selain karena alasan tersebut, pada tanggal 9 sampai 10 Muharam terdapat kesunahan melakukan puasa tasu’a’ dan ‘asyura’ serta anjuran melakukan sedekah. Pada malam 10 Muharam setelah melakukan shalat maghrib berjamaah, semua santri membaca doa khusus malam 10 Muharam secara berjamaah. Tujuan dari pembacaan doa ini ialah untuk memohon keselamatan kepada Allah SWT. Pada tanggal 10 Muharam ini juga, santri dianjurkan untuk melaksanakan jembaran atau yang sering disebut juga dengan istilah kajembaran. Pada umumnya, para santri bersedekah kepada teman-teman sesama santri dengan memberi makanan ataupun barang. Tradisi jembaran terhitung selesai pada malam 11 Muharam seusai berbuka puasa selepas tanggal 10 Muharam. Nah, dalam malam pelaksaan tradisi jembaran ini, aktivitas pengajian tidak dilaksanakan seperti biasanya tetapi digantikan pembacaan sholawat oleh para santri secata berjamaah dan terdapat pula penampilan hadroh yang dibawakan oleh para santri putra.

Dengan adanya tradisi ini, para santri diharapkan untuk bisa menginternalisasikan nilai-nilai luhur tersebut ke dalam dirinya agar tercipta karakter santri yang islami dan sifatnya lebih permanen. Para santri akan terbiasa untuk melakukan ibadah puasa sunah dan selalu mensyukuri nikmat Allah SWT, sehingga santri senantiasa dapat merendah di hadapan Tuhan dengan mendekatkan dirinya dengan Tuhan melalui doa. Selain itu, para santri akan konsisten dalam melakukan amal kebaikan tanpa pandang bulu kepada siapapun dan dalam kondisi apapun. Nilai-nilai luhur yang terdapat dalam tradisi jembaran memiliki tujuan untuk menciptakan karakter islami dari para santri, seperti mengamalkan ibadah puasa sunah, bersyukur, berdoa, uswatun hasanah, dan juga bersedekah.