Sumber : Kompas.com
Tradisi Grebeg Gethuk merupakan salah satu tradisi yang dinantikan oleh masyarakat Kota Magelang. Grebeg Gethuk adalah tradisi memperebutkan gethuk yang dibentuk menjadi dua gunungan. Gunungan gethuk juga didampingi oleh gunungan lain yaitu gunungan palawija dan gunungan sayuran. Dua gunungan gethuk terdiri dari gunungan berbentuk lancip yang melambangkan laki-laki dan gunungan bulat yang melambangkan perempuan. Gunungan gethuk ini dibuat oleh masyarakat Kota Magelang. Gethuk dibuat beraneka warna sesuai dengan kreatifitas.
Gethuk adalah salah satu makanan khas Kota Magelang yang berasal dari singkong. Pada masa penjajahan masyarakat Kota Magelang memanfaatkan singkong sebagai pengganti beras. Gethuk dibuat beraneka warna sesuai dengan kreatifitas. Gethuk biasanya disajikan dengan taburan parutan kelapa.
Tradisi grebeg gethuk diawali dengan prosesi arak-arakan rombongan Wali Kota Magelang. Selanjutnya, penampilan Tari Rampak Buto yang bercerita tentang para pendekar yang berhasil mengalahkan penjahat atau kebaikan melawan kejahatan. Acara puncak Grebeg Gethuk dilakukan di Alun-Alun Kota Magelang. Masyarakat berkumpul menjadi satu untuk memperebutkan gethuk. Masyarakat beradu kecepatan untuk mendapatkan gethuk. Walaupun masyarakat sering kali terjatuh atau terdorong, mereka menikmati tradisi ini dengan gembira.
Tradisi Grebeg Gethuk ini biasa dilakukan pada hari jadi Kota Magelang yaitu pada tanggal 11 April, maka dari itu jumlah gethuk yang digunakan untuk membuat gunungan sesuai dengan jumlah usia Kota Magelang pada saat itu. Tradisi Grebeg Gethuk ini merupakan gambaran sejarah Kota Magelang. Selain itu, tradisi Grebeg Gethuk ini menjadi sarana untuk mengajak masyarakat agar melestarikan budaya-budaya tradisional.