Tradisi dan upacara adat Keduk Beji yang digelar setahun sekali oleh warga Desa Tawun, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, bertujuan untuk melestarikan budaya yang bisa menjadi ikon pariwisata daerah setempat.
Sumber air Beji yang berada di Taman Wisata Tawun merupakan sumber air yang sangat penting bagi warga sekitar. Air dari sumber itu digunakan untuk minum, pengairan sawah, dan sumber air di taman Tawun sendiri. Karena itu, kebersihan sumbernya harus terus dijaga agar tidak mati. Terlebih saat musim kemarau seperti ini, keberlangsungan air di sumber Beji sangatlah penting.
Upacara Keduk Beji sendiri dimulai dengan melakukan pengedukan atau pembersihan kotoran di dalam sumber Beji. Kemudian seluruh warga Desa Tawun yang berjenis kelamin laki-laki dari segala usia turun ke sumber air untuk mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori kolam dalam setahun terakhir.
Selama proses pembersihan, para kaum laki-laki yang berada di sumber air Beji menari dan melakukan tradisi saling pukul dengan ranting sambil diiringi tabuhan gendang.
Kemudian, upacara dilanjutkan dengan penyilepan dan penggantian kendi di dalam pusat sumber. Orang yang berhak menyelam dan mengganti kendi di sumber air adalah keturunan dari Eyang Ludro Joyo yakni tokoh sesepuh desa yang dulunya dipercaya jasadnya menghilang di sumber Beji saat bertapa.
Lalu upacara dilanjutkan dengan penyiraman air legen ke dalam sumber Beji, dan penyeberangan sesaji dari arah timur ke barat sumber. Kemudian, ditutup dengan selamatan dan makan bersama berkat dari Gunungan Lanang dan Gunungan Wadon yang telah disediakan bagi warga untuk mendapatkan berkah.