Tips Aman Mendaki Gunung

20210102_150057

Gunung adalah permukaan tanah yang menaik dan terbentuk akibat tenaga endogen atau kegiatan vulkanik dari dalam tanah atau bumi, biasanya ketinggian sebuah gunung yaitu lebih dari 600 MDPL. Di Indonesia sendiri terdapat banyak gunung yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sebagai contoh ada Gunung Kerinci, Gunung Semeru, Gunung Rinjani, Puncak Jaya Wijaya, dsb. Di gunung kita dapat melakukan aktivitas olahraga salah satunya mendaki gunung. Mendaki adalah kombinasi olah raga dan kegiatan rekreasi untuk mengatasi tantangan dan bahaya pada lereng dan jurang untuk mendapatkan pemandangan yang indah dari puncaknya walaupun harus melewati kesulitan atau memanjat tebing menjulang puncaknya.

Di zaman sekarang mendaki gunung cukup digandrungi oleh sebagian masyarakat Indonesia dari yang muda hingga tua. Setiap hari gunung selalu ramai oleh para pendaki yang ingin mendaki. Akan tetapi banyak pula kejadian yang kurang mengenakkan di dunia pendakian pada akhir-akhir ini, seperti hilangnya pendaki di gunung, tersesat, sakit di gunung, terjatuh ke jurang dsb. Kebanyakan kejadian tersebut menimpa para pendaki pemula, itu semua disebabkan oleh beberapa hal yaitu kurangnya persiapan pendakian seperti peralatan mendaki yang kurang lengkap, tidak latihan fisik sebelum mendaki, tidak mencari tahu bagaimana medan jalurnya, dan kurangnya pengetahuan mengenai pendakian. Mendaki gunung merupakan olahraga dengan tingkat resiko yang sangat tinggi.

Untuk itu sangat perlu bagi pendaki pemula untuk mempelajari ilmu pendakian agar meminimalisir terjadinya suatu hal yang tidak diinginkan di gunung. Pendaki harus tahu akan rencana perjalanan, peralatan pendakian, manajemen perjalanan, logistik, dan bahaya serta pantangan di gunung. Ada berapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum merencanakan suatu pendakian, antara lain

  1. Informasi medan dan lingkungan, pendaki harus paham terhadap kondisi alam dan medan jalur yang dihadapi. Pendaki harus mencari tahu terlebih dulu bagaimana jalur yang akan didaki.

  2. Pembekalan diri, meliputi peralatan pendakian (meliputi peralatan pribadi seperti tas carier, jaket, sleeping bag, dsb dan kelompok seperti tenda, kompor lapang, matras, dsb), logistik berupa makanan dan minuman yang cukup serta kemampuan untuk memanfaatkan apa yang ada dihutan (survival, membuat bivak)

  3. Persiapan fisik, kemampuan fisik yang baik dan kondisi tubuh yang sehat dapat dilatih dengan latihan-latihan fisik yang teratur. Fisik harus siap saat melakukan pendakian.

  4. Persiapan mental, diperlukan mental yang kuat untuk menghadapi kegiatan berat dialam. Hal ini harus tumbuh dari dalam diri sendiri. Mental seseorang sangat berpengaruh dalam kelompok pendaki. Jika kesiapan mental tidak dalam kondisi fit alangkah baiknya jika tidak memaksa.

  5. Etika atau tata bicara. Harus kita akui bahwa dalam suatu pendakian kita tidak dapat lepas dari kaidah–kaidah yang dimiliki oleh masyarakat setempat dan hukum adat yang berlaku. Kita harus sopan dimanapun berada termasuk di gunung, kita itu diibaratkan sebagai tamu, maka harus sopan dalam mendatangi sebuah tempat dan menjaga perilaku.

Itu merupakan tahapan dalam hal sebelum merencanakan suatu pendakian gunung agar pendaki dalam melakukan pendakian dengan lancar, aman, serta tidak terjadi hal-hal yang berbahaya. Perlu diingat tujuan mendaki itu bukan mencapai puncak, tetapi pulang kerumah dengan selamat. Lalu Sebagai manusia kita harus menjaga dan melestarikan alam. Jangan sampai kita mendaki untuk merusak alam. Alam bisa hidup tanpa kita, tapi sebaliknya kita tidak bisa hidup tanpa alam.

sumber foto : milik sendiri