Tindak Tutur Anak Usia SD

Hai sobat mijil, di kesempatan kali ini, saya akan mengenalkan sedikit mengenai tindak tutur anak SD ke sobat mijil nih, sebelumnya yang perlu kita ketahui, kehidupan dalam bermasyarakat tidak pernah terlepas dari interaksi, interaksi pun tidak akan terlepas dari bahasa. Bahasa sendiri merupakan salah satu alat untuk berkomunikasi, komunikasi akan berlangsung dengan lancar apabila penuturnya memiliki penuasaan keterampilan dalam berbicara. Keterampilan tersebut memiliki 4 aspek antara lain, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Chaer (2010: 27-28) tindak tutur merupakan cara bertutur seseorang yang memiliki sifat psikologis dan dan dapat dilihat dari tindakan yang dilakukan dalam penuturannya.

Nah, pada usia anak awal sekolah, yaitu sekitar umur enam sampai tujuh tahun, anak akan bertambah lawan dalam interaksinya, dengan begitu kemampuan anak dalam berkomunikasi juga akan meningkat. Pada usia SD pun anak akan diajarkan bahasa ibu dan bahasa asing. Seperti pada umumnya, anak SD juga akan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi mereka.

Bahasa ibu dapat dilihat dari contohnya di Amerika, sebagian anak-anak disana menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Inggris, maka mereka akan diajarkan bahasa Inggris. Bahasa Inggris menjadi B1 yang diajarkan kepada anak dalam bentuk ragam baku, untuk memudahkan dalam berkomunikasi, tetapi jika berasal dari daerah yang biasa menggunakan ragam non baku, maka mereka akan kesulitan. Ragam non baku dapat timbul karena dipengaruhi dari lingkungan rumah. Namun, terdapat kemungkinn mereka akan melakukan penyusutan dan penyederhanaan atas struktur ragam baku yang telah diajarkan kepada mereka.

Selanjutnya ada bahasa asing, contonya ketika anak berasal dari daerah Jawa, lalu memperoleh pengajaran bahasa Indonesia, maka bahasa Indonesia ini dianggap sebagai (B2). Dalam belajar menggunakan B2 tidak terlepas dari tutur B1, namun tidak selamanya akan seperti itu. Kesalahan dalam pembelajaran mereka bersifat sistematis. Contohnya anak yang berbahasa ibu Prancis belajar bahasa Inggris, maka kesalannya akan sama pula dengan anak yang awalnya memakai bahasa Inggris sebagai bahasa ibu.

Perkembangan tersebut dapat dilihat ketika ada seorang anak yang sedang mempelajari B2, mereka akan memikirkan ide untuk mencari bentuk baru yang akan mempermudah mereka dalam mempelajari B2. Pengajaran B2 yang diajarkan anak mengakibatkan munculnya dwibahasawan yang berfungsi sebagai alat dalam berinteraksi, mendapatkan ilmu pengetahuan, dan mengkespresikan pemikiran mereka.

Mungkin sekian dulu yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat kepada para pembaca.

Referensi :
Siddiq, M. (2019). Tindak Tutur dan Pemerolehan Pragmatik pada Anak Usia Dini. KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 2(2), 268-290.

Pratama, P. W., Rusminto, N. E., & Suliani, N. N. W. (2013). PENDAYAGUNAAN KONTEKS DALAM TINDAK TUTUR ANAK TUJUH TAHUN DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya), 1(7).

Yuliastuti, B. (2011). Tindak Tutur Direktif Meminta Anak SD dalam Percakapan Nonformal (Doctoral dissertation, UMS).