Teori Siapakah yang Paling Berpengaruh dalam Perjalanan LHK?

Setelah membaca beberapa referensi dari berbagai sumber. Saya berpendapat bahwa tokoh yang memiliki teori paling berpengaruh dalam perjalanan Linguistik Historis Komparatif yaitu teori dari tokoh Friedrich von Schlegel. Dalam (Markhamah, Sabardila, A., & Haryanti, D, 2018) dipaparkan bahwa hasil penelitian tokoh tersebut yaitu berhasil dalam memperlihatkan keterkaitan/hubungan antara bahasa Sansekerta, Yunani, Latin, Persia, dan German namun juga menentukan Bahasa tersebut menjadi bahasa fleksi.

Maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan erat antara bahasa sansekerta, Yunani, Latin, Persia, dan German sebagai bahasa fleksi yang mana satu kata memiliki banyak morfem tapi tidak jelas batas morfemnya.

Referensi :

Markhamah, Sabardila, A., & Haryanti, D. (2018). Teori Linguistik: Beberapa Aliran Linguistik. Surakkarta: Muhammadiyah University Press.

1 Like

Setelah memahami materi dan membaca beberapa sumber, saya berpendapat bahwa teori yang bepengaruh dalam pengembangan LHK, yaitu teori Wilhelm von Humboldt. Humboldt berpendapat bahwa bahasa mempunyai dua hal utama, yaitu energeia,
(energi) untuk berbicara dan mendengar, dan ergon (hasil) berbicara dan mendengar. Dua hal tersebut diasosiasikan dengan pasangan langueparole-nya de Saussure dan competenceperformance-nya Chomsky. Selain itu, ia berpendapat bahwa bahasa memiliki energi kreatif untuk berkembang dan mengembangan diri (language change). Hal ini dibuktikan dengan adanya adopsi dan adaptasi bahasa.

Referensi:
Pusposari, D. (2017). Kajian Linguistik Historis Komparatif Dalam Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. Jurnal Inovasi Pendidikan , 1 (1).

1 Like

Menurut saya teori yang berpengaruh bagi perkembangan Linguistik Historis Komparatif adalah teori yang dikemukakan oleh William von Humbolt (1767-1835). Humbolt menekankan pada potensi kreatif bahasa, Humbolt menyatakan bahwa bahasa memiliki dua hal yang utama, yaitu energeia, energi/kapasitas untuk berbicara dan mendengar, dan ergon, hasil/produk berbicara dan mendengar. Bagi Humbolt, energeia menjadi semacam innere Sprachform (inner languageform/bentuk bahasa bathin) yang menentukan bentuk lahir, ergon, seperti fonetik, morfologi, dan unit-unit sistem bahasa lainnya. Mengenai silsilah bahasa, bahasa-bahasa yang ditemukan atau dijumpai saat ini merupakan hasil dari proses kognitif dan historis melalui sistem bahasa yang dibentuk secara energeia. Dapat dikatakan bahwa bahasa-bahasa yang memiliki hubungan kekerabatan dapat dilihat berdasarkan bentuk yang digunakan dalam sistem dasarnya. Berkenaan dengan studi ini, Humbolt menjadi populer karena teori tipologi bahasa tripartitnya, yaitu isolatif, aglutinatif, dan flektif berdasarkan struktur kata yang lebih dominan sebagai unit gramatis (Robins, 1990:195).

Pusposari, Dewi ;. (2017, Maret). Kajian Linguistik Historis Komparatif dalam Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, 1(1), 75-85.

1 Like

Menurut saya, teori yang paling berpengaruh bagi perkembangan LKH ialah teori Von Schlegel, beliau mengatakan berbagai bahasa sangat berlainan tergantung pada faktor-faktor yang mengatur tumbuhnya bahasa tersebut.
Ada bahasa yang lahir pada onomatope, kesadaran manusia, dan sebagainya

Menurut saya, teori yang berpengaruh dalam perkembangan LKH, yaitu William von Humbolt (1767-1835). Humbolt berpengaruh besar pada periode tengah abad XIX. Humbolt menyatakan bahwa di dalam bahasa terdapat dua hal utama, yaitu energeia (energi) dan ergon (hasil yang dapat berupa pendengaran atau berbicara). Menurutnya, energi berperan sebagai bahasa batin seseorang yang sudah ada sejak manusia lahir. Sementara ergon terbentuk ketika manusia sudah mengenal bahasa seperti fonetik, morfologi, dan sistem bahasa lainnya. Bahasa menurut Humbolt kaya akan energi kreatif yang dapat membantu manusia menginovasi dan mengembangkan diri.

Pusposari, D. (2017). Kajian Linguistik Historis Komparatif dalam Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. Jurnal Inovasi Pendidikan, 75-85.

1 Like

Tokoh yang paling berpengaruh dalam perjalanan Linguistik Historis Komparatif (LHK) menurut saya adalah Friedrich von Schlegel dan A. W Schlegel. Pada tahun 1808 Friedrich dan Schlegel menerbitkan buku berjudul “Uber die Sprache und Weisheit der Inder.” Buku ini menjelaskan dan menekankan perbandingan struktur bahasa (morfologi). Selain itu, Friedrich dan Schlegel memperkenalkan konsep tata bahasa perbandingan. Kajian dilakukan pada bahasa Sanskrit Yunani, Latin, dan Indo-Eropa. Hasil kajian perbandingan menunjukkan bahwasanya persamaan bahasa berasal dari persamaan asal bahasa.

Pengelompokan bahasa menurut Friedrich von Schlegel (1808), yaitu

  • Bahasa yang bermacam-macam makna yang ditentukan oleh perubahan
  • bunyi dalam root (bahasa fleksi)
  • Bahasa yang bermacam-macam makna disebabkan oleh afiks

Simpulan dari pengelompokan Friedrich yakni bahasa terkelompokkan menjadi bahasa fleksi, afiks, dan tionghoa Serta, keberagaman bahasa karena penambahan partikel yang dapat memebentuk makna baru.

Sedangkan, A. W. Schlegel (1767 – 1845) mengklasifikasikan bahasa menjadi

  • Bahasa tanpa struktur tata bahasa
  • Bahasa yang menggunakan afiks
  • Bahasa yang berfleksi
  • Bahasa sintetis
  • Bahasa analitis

Oleh karena itu, berdasarkan kontribusi Friedrich von Schlegel dan A. W Schlegel pada penggagasan teori perbandingan tata bahasa dan temuannya bahwa kesamaan bahasa didasarkan kesamaan asal bahasa, Saya bependapat bahwa tokoh Friedrich dan Schlegel adalah tokoh yang paling berkontribusi pada kajian Linguistik Historis Komparatif (LHK).

Daftar Pustaka

Herniti, E. (2010). Bahasa dan Kelahirannya. Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra , 9 (1), 107-132.

Eberhard, David M., Gary F. Simons, and Charles D. Fennig. 2022. Ethnolgue : Languanges of The World . Twenty- fifth edition. Dallas, Texas : SIL Internasional.

1 Like

Menurut pendapat saya setelah membaca beberapa referensi mengenai sejarah LHK di dunia, tokoh yang paling berpengaruh dalam perjalanan LHK ialah William Von Humbolt. William Von Humbolt ialah tokoh kajian linguistik pada abad XIX periode awal yakni pada tahun 1767 – 1835. Ia bersama tiga sarjana lainnya pada abad itu yakni Rasmus Rask, Jacob Grim, dan Franz Bopp mulai memperkenalkan mengenai rumpun Indo-Eropa dalam rangka menyebut keluarga bahasa di wilayah Eropa. Temuan mereka sangat berpengaruh dalam perbandingan bahasa-bahasa yakni pembedaan atas bunyi ablaut dan umlaut dalam fonologi bahasa Jerman. William Von Humbolt khususnya, ia berpengaruh dalam menekankan potensi kreatif bahasa. Dalam pengaruhnya ini yang makin meluas pada abad XIX dan bahkan pengaruhnya ini meluas hingga periode Chomsky. William Von Humbolt mengemukakan mengenai teori yang menjadi cikal bakal teori generatif chomskuan yang mana teori William Von Humbolt mempengaruhi teori Noam Chomsky.
Selain pada abad XIX periode awal, William Von Humbolt tercatat oleh Robins bahwa dirinya juga berpengaruh besar pada periode abad XIX tengah. William Von Humbolt mengemukakan bahwa bahasa memiliki dua hal yang penting dan utama yakni energeia atau energi yang digunakan untuk berbicara dan mendengar serta ergon atau hasil dari berbicara dan mendengar.
Bagi William Von Humbolt, energi dapat menjadi bentuk bahasa batin yang dapat menentukan hasil atau ergon-nya yakni seperti fonetik, morfologi, dan unit sistem bahasa yang lain.
William Von Humbolt menjadi semakinterkenal karena teorinya yakni tipologi bahasa tripartit yakni isolatif, aglutinatif, dan flektif berdasarkan pada struktur kata yang lebih dominan sebagai unit gramatis.

Referensi:
Pusposari, D. (2017). Kajian Linguistik Historis Komparatif dalam Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. Jurnal Inovasi Pendidikan Nomor 1, Vol 1, Maret 2017, Hal. 75 – 85.

1 Like

Menurut saya, teori yang berpengaruh dalam LHK adalah teori yang dikembangkan oleh Wilhelm von Humbolt. Humbolt mengatakan bahwa Berkenaan dengan silsilah bahasa-bahasa, bahasa-bahasa yang dijum- pai kini (ergon) adalah hasil proses kogni- tif dan historis melalui mana sistem bahasa dibentuk energeia. Dengan rumus-an lain, bahasa-bahasa yang berkerabat dapat dike- tahui hubungan kekerabatannya berdasar- kan bentuk dalam sistem dasarnya.

1 Like

Menurut saya teori yang paling berpengaruh dalam linguistik histori komparatif adalah Wilhelm von Humboldt karena Humbolt menyatakan bahwa bahasa mempunyai dua hal utama, yaitu hasil atau produk berbicara dan mendengar. Robins juga mencatat bahwa Humbolt berpengaruh besar pada periode tengah abad XIX (Robins, 1990:191). Humbolt menjadi populer karena teori tipologi bahasa tripartitnya, yaitu isolatif, aglutinatif, dan flektif berdasarkan struktur kata yang lebih dominan (Robins, 1990:195).

Referensi:
Robins, R.H…1990. A Short Histroy of Linguistics. London dan Newyork: Longman.

1 Like

Menurut pendapat saya, teori yang berpengaruh dalam Linguistik Historis Komparatif adalah teori William Van Humbolt. Di mana ia menyatakan bahwa bahasa memiliki dua hal penting, yaitu energeia yang berupa kapasitas untuk berbicara dan mendengar yang dari hasil kognitif dan historis dan ergon yaitu hasil dari berbicara dan mendengar atau dapat disimpulkan sebagai hasil dari energeia.

Dari sumber yang saya baca saya setuju dengan teori lingusitik historis komparatif mendeskripsikan tentang perkembangan sejarah bahasa dan kekerabatan bahasa yang ada di dunia (Keraf, 1990: 1). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Tugas utama linguistik historis komparatif adalah menetapkan data bahasa dan kekerabatan antar bahasa yang dikaji sehingga terkait erat dengan penge-
lompokan bahasa (Antilla, 1972: 20).
Karena pada dasarnya dalam setiap bahasa memiliki ciri tertentu yang terdapat pula dalam bahasa lain serta seorang linguis itu diharapkan mampu menguasai secara reseptif satu atau lebih bahasa di samping bahasanya sendiri.

Sumber :
Ida Ayu Iran (2019).LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF Jurnal K

Teori yang paling berpengaruh di dalam perjalanan LHK yakni William von Humbolt, karena ia menyebutkan bahasa memiliki 2 hal yang utama yaitu energia, energi untuk berbicara dan mendengar, dan ergon, hasil/produk berbicara dan mendengar. selain itu bahasa memiliki energi kreatif untuk berkembang dan mengembangan diri. Humbolt menekankan potensi kreatif bahasa dan pengaruhnya semakin meluas selama periode tengah abad XIX

Pusposari, D. (2017). Kajian Linguistik Historis Komparatif Dalam Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. Jurnal Inovasi Pendidikan, 1(1).

Saya berpendapat bahwa tiap-tiap teori yang disampaikan oleh para ahli memiliki makna yang merujuk pada pengertian yang hakiki, sehingga pendapat yang disampaikan saling melengkapi satu dengan lainnya. Perlu diperhatikan bahwa ada perbedaan masa yang memisahkan antara para ahli, sehingga teori yang dicetuskan dipengaruhi oleh masa tersebut. Meskipun demikian, dari beberapa penjelasan dari beberapa ahli, teori dari Wilhelm van Humboldt dirasa paling relevan dalam menjelaskan terkait Linguistik Historis Komparatif.

Humboldt memiliki pengaruh yang signifikan dalam peridoe tengah abad XIX. Ia memaparkan bahwa bahasa memiliki dua hal utama, yaitu energia (energi/kapasitas) untuk bicara dan mendengar, dan ergon yang dimaknai sebagai hasil/produk dari bebicara dan mendengar. Secara umum, kepopuleran Humbodt juga dipengaruhi oleh teori tipologi bahasa triparitnya, yaiti isolatif, aglutinatif dan flektif (Pusposari, 2017). Kontribusinya dalam linguistik historis terlihat pada kajiannya terkait lintas bahasa dan kepekaan terhadap keteraturaen dalam perubahan bunyi. Sebagai contohnya, ia mengakui adanya keterulangan korespondensi bunyi bahasa Malagasi: /h/ menjadi /k/. Beberapa pakar menilai Humboldt memberikan teorinya dengan tidak begitu mengindahkan unsur ilmiah, walaupun di masa tersebut sudah di ambang era ilmiah yang maju (Burhanudin, 2021)

Referensi

Burhanudin, M. S. (2021). Tokoh Linguistik Historis Indonesia dan Pemikirannya. Yogyakarta: Ruas Media.

Pusposari, D. (2017). Kajian Linguistik Historis Komparatif dalam Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. Jurnal Inovasi Pendidikan, 75-85.

1 Like

Menurut saya, teori yang berperan penting dalam LHK adalah pandangan dari Wilhelm Von Humboldt (1767-1835) yang berpendapat tentang bahasa yang tertera dalam bukunya yang berjudul Ueber die Kawisprache auf der Insel Java. Dia berpikir bahwa bahasa tidak ada karena dia membutuhkannya. Untuk setiap objek ujaran harus ditemukan melalui metode tutur, yaitu bahasa. Jadi, bahasa adalah aktivitas, bukan profesi (Pusposari, 2017). Bahasa adalah karya jiwa yang terus berulang untuk menggunakan suara yang jernih untuk mengungkapkan pikiran. Bahasa itu sendiri memiliki dua bentuk yaitu, bentuk laut (aussere) dan bentuk artikulierte laut yang artinya makna atau bentuk batin. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa semua bahasa memiliki sistem sehingga tidak ada bahasa primitif atau bahasa khusus.

Referensi
Pusposari, D. (2017, Maret). Kajian Linguistik Historis Komparatif Dalam Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. Jurnal Inovasi Pendidikan, 1(1), 75-85.

1 Like

Menurut saya, teori yang paling berpengaruh dalam LHK adalah teori yang dikemukakan oleh William von Humbolt (1767-1835) dari Jerman.

Humbolt menyatakan bahwa bahasa  memunyai dua hal utama, yaitu energeia dan ergon. Bagi Humbolt, energei menjadi  semacam innere Sprachform (inner  languageform/bentuk bahasa bathin) yang  menentukan bentuk lahir, ergon, seperti  fonetik, morfologi, dan unit-unit sistem  bahasa lainnya. Berkenaan dengan silsilah  bahasa-bahasa, bahasa-bahasa yang dijumpai kini (ergon) adalah hasil proses kognitif dan historis melalui mana sistem bahasa  dibentuk energeia. Dengan rumusan lain,  bahasa-bahasa yang berkerabat dapat diketahui hubungan kekerabatannya berdasarkan bentuk dalam sistem dasarnya. Berkenaan dengan studi ini,  Humbolt menjadi populer karena teori  tipologi bahasa tripartitnya, yaitu isolatif,  aglutinatif, dan flektif berdasarkan struktur  kata yang lebih dominan sebagai unit  gramatis (Robins, 1990:195).

Menurut Humbolt, bahasa mempunyai energi kreatif untuk  berkembang dan mengembangkan diri  (inovasi).

Pusposari, Dewi. (2017, Maret). Kajian Linguistik Historis Komparatif dalam Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, 1(1), 75-85.

1 Like

Menurut saya teori yang paling berpengaruh bagi perkembangan LHK ialah teori Von Schlegel, ia berpendapat bahwa berbagai bahasa sangat berlainan tergantung pada faktor-faktor yang mengatur tumbuhnya bahasa tersebut. Ada bahasa yang lahir pada onomatope, ada yang lahir pada kesadaran manusia, dan sebagainya, namun dari manapun asal bahasanya manusialah yang membuatnya sempurna.

Teori onomatopetik atau ekoik (Teori bow-bow)
Teori onomatopetik atau ekoik disebut juga teori bow-bow. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh J.G. Herder. Menurut teori ini kata-kata yang pertama kali adalah tiruan terhadap guntur, hujan, angin, sungai, ombak samudra, dan lainnya. Mark Muller dengan sarkastis mengomentarinya bahwa teori ini hanya berlaku pada kokok ayam dan bunyi itik, padahal kegiatan bahasa banyak terjadi di luar kandang ternak (Keraf, 1996: 3).
D. Whitney mengatakan bahwa dalam setiap tahap pertumbuhan bahasa, banyak kata baru muncul dengan cara ini. Kata-kata mulai timbul pada anak-anak yang berusaha menirukan bunyi kereta api, bunyi mobil, dan sebagainya (Whitney, 1868: 429).
Kaum naturalis percaya, misalnya kata bahasa Bali cekcek atau cecak berasal dari onomatope atau tiruan bunyi alam, yaitu bunyi binatang yang diacu oleh kata itu. Begitu juga kira-kira terbentuknya kata Melayu tokek dan kata Sunda tong-tong yang artinya keuntungan.
Bagaimanpun sedikitnya prosentase kata-kata tersebut, kita tidak mengingkari adanya kata-kata itu. Dalam bahasa inggris ada kata-kata bable, rattle, hiss, cuckoo, dan sebagainya. Kosa kata dalam bahasa Indonesia juga memilki kata-kata seperti itu: menggelegar, bergetar, mendesir, mencicit, berkokok, dan sebagainya.
Von Herder mengatakan, bahwa bahasa lahir dari alam dan onomatope, yaitu tiruan bunyi alam. Bunyi yang ditimbulkan oleh alam, misalnya bunyi guntur, bunyi binatang, ditiru manusia secara onomatope. Bunyi tiruan ini lalu diolah manusia untuk tujuan-tujuan tertentu, dimatangkan sebagai akibat dari dorongan hati manusia yang kuat untuk berkomunikasi. Istilah onomatope itu sebenarnya sudah disebut-sebut dalam karya Plato (427–347 SM), ketika Cratylus berbicara tentang asal-usul terbentuknya kata.

Herniti, E. (2010). Bahasa dan Kelahirannya. Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra, 9(1), 107-132.

1 Like