Tarian Tradisional Daerah Tanimbar, Kabupaten Kepulauan Tanimbar Maluku

Tarian Tradisional Daerah Tanimbar, Kabupaten Kepulauan Tanimbar Maluku
image

Di Indonesia banyak memiliki kekayaan, baik kekayaan alam, budaya maupun sumber daya manusia. Berbicara tentang kekayaan disini kita akan sedikit membahas tentang kekayaan budaya, indonesia memiliki banyak sekali budaya yang berasal dari daerah masing-masing dari sabang sampai merauke yang memiliki nilai seni yang tinggi dan unik. Salah satu budaya Indonesia yang banyak gemari dan lestarikan oleh Indonesia adalah tarian.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian tari adalah gerakan badan (tangan dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya). Pengertian tari adalah gerak tubuh yang ritmis sebagai ungkapan ekspresi jiwa pencipta gerak sehingga menghasilkan unsur keindahan dan makna yang mendalam. Tari menitik beratkan pada konsep dan koreografis yang bersifat kreatif. Sementara itu, kata tari dalam Bahasa Inggris terkait pada Bahasa Prancis danse yang keduanya dianggap berakar dari Bahasa Jerman Kuno donson yang berari regangan (stretch) atau tarikan (drag).

Di Indonesia, banyak tari yang memiliki fungsi sebagai sarana dan prasarana dalam upacara keagamaan. Bali merupakan salah satu contoh daerah di Indonesia yang masih konsisten dalam penerapan kebudayaan dalam kehidupan sehari- hari.

Tari tradisional tanimbar
image

Suku Tanimbar adalah sekelompok etnis atau masyarakat asal Indonesia yang mendiami Kepulauan Tanimbar yang berasal dari campuran Austronesia-Papua. Kata ”Tanimbar” berasal dari kata Tanempar dalam bahasa Yamdena Timur (Nustimur) atau Tnebar dalam bahasa Fordata, yang berarti ”terdampar”.

Di daerah Tanimbar masih banyak warisan budaya leluhur yang terus dijaga. Salah satunya adalah Tarian Nabar Ilaâa khas Masyarakat Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku. Tarian Nabar Ilaâa sarat dengan ritual adat.

Tnabar Ila’a merupakan Tari pengikat persahabatan pada waktu “panas pela” kesepakatan dua kampung untuk membangun .Tnabar ila’a juga adalah “tarian kebesaran” merupakan tarian kebesaran orang tanimbar. Tarian ini melibatkan banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan.(A. Batkunde, 2012:17).

Tarian ini biasanya menggunakan pakaian adat suku tanimbar yang disebut kain tenun, yang dibuat dengan proses menenun. Pada hakikatnya, tarian ini adalah ungkapan janji atau pesan tertentu yang memiliki unsur kebaikan bagi masyarakat. Tnabar Ila’a dibuat berdasarkan konsekuensi masyarakat setempat yang bersekutu dan memiliki perjanjian.

Bahasa yang digunakan dalam syair Tnabar Ila’a adalah bahasa fordata (vai dida) yang menunjukan identitas orang Tanimbar. Syair ini juga bisa menjadi sarana belajar apabila sesorang ingin mengetahui bahasa fordata. Vai dida atau bahasa fordata adalah bahasa ibu karena kunci untuk mengusai bahasa tersebut harus berguru dengan seorang ibu.

Tari Tnabar Ila’a dikenal oleh seluruh masyarakat daerah Tanimbar, baik orang Fordata maupun orang Yamdena. Setiap daerah memang memiliki ciri khusus, tetapi pasti ada kesamaan unsur yang menandakan tarian tersebut adalah tarian Tnabar Ila’a.

Persamaan terlihat pada penggunaan bahasa, fungsi, dan makna yang terkandung dalam tari tersebut sebagai perwujudan nilai, hormat, tolong-menolong, dan saling melindungi yang menjadi bagian dari sistem budaya orang-orang Tanimbar.

Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian Tnabar Ilaa adalah empat buah tifa kecil yang digunakan oleh penari yang memiliki tugas sebagai tiwal yang berjumlah empat orang dan 1 tifa babal yang digunakan oleh penari yang bertugas sebagai tabu.

Tidak hanya memakai alat musik tradisional, lagu pengiring juga memiliki syair yang disampaikan oleh para penari. Syair dalam tarian Tnabar Ilaa yang disampaikan sengat bervariatif dan sesuai dengan substansi acara yang diselenggarakan.