Tari Turonggo Seto

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam, budaya, adat-istiadat, tarian, dll. Salah satu kekayaan Indonesia yaitu pada tariannya yaitu tari Turonggo Seto yang berasal dari Boyolali. Turonggo seto berarti kuda putih, jadi tari Turonggo Seto merupakan jenis tarian kuda lumping yang mengisahkan pertempuran prajurit pangeran Diponegoro saat melawan kolonial di lembah Merapi-Merbabu. Oleh karena itu, masyarakat Desa Samiran, Boyolali mengejewantahkan atau mengembangkan menjadi sebuah tarian yang bernama Turonggo Seto untuk mengenang peristiwa tersebut.

Gerakan pada tarian ini cenderung monoton dengan gerakan maju dan mundur dengan hentakan kaki. Meskipun gerakannya monoton, gerakan ini menggambarkan kegagahan pangeran Diponegoro dan berenergik. Tarian ini juga menyajikan sebuah atraksi berbahaya seperti makan beling atau bara api. Tari Turonggo Seto merupakan salah satu warisan budaya, tarian tradisional yang dapat dikategorikan sebagai tari bertema keprajuritan. Tari Turonggo Seto adalah tarian yang merupakan hasil pengembangan dari ari Reog Mardi Utomo dan tari Turonggo Kencono.

Tari Turonngo Seto ditarikan oleh 17 penari laki-laki dengan 1 penari menggunakan busana yang berbeda. Dalam proses pengembangan tarian ini, dibantu oleh remaja desa Samiran. Dengan berjalannya waktu tarian ini semakin berkembang dan terdapat variasi atau ide-ide yang dituangkan pada tari Turonggo Seto ini. Sehingga tari turonggo seto menjadi sebuah tari kreasi karena adanya perkembangan yang terjadi di kebudayaan masyarakat desa Samiran. Selain itu,tari turonggo seto juga sering digunakan pada tradisi-tradisi yang ada di Boyolali seperti Kirab pusaka dan air suci, mengantarkan hasil bumi, dll.