Tantangan Nyata Memimpin Tim dalam Kompetisi Akuntansi

Siang itu, saat aku sedang pusing mengerjakan soal Matematika, tiba-tiba Bu Sulis, guru Praktikum Akuntansi, memanggilku dan dua orang temanku, Intan dan Selvy, untuk berkumpul di ruang Jurusan Akuntansi. Dengan hati berdebar dan rasa penasaran tentang apa yang akan terjadi, kami bertiga berjalan bersama menuju ruang Jurusan Akuntansi setelah meminta izin kepada guru Matematika. Di perjalanan, kami bertemu dengan tiga anak dari kelas sebelah yang juga dipanggil.

Singkat cerita, kami sudah berada di ruang Jurusan Akuntansi. Bu Anny, Ketua Jurusan Akuntansi, langsung menyampaikan maksud pertemuan kami. Beliau menyampaikan bahwa Himpunan Mahasiswa Akuntansi Universitas Tidar, atau yang biasa dikenal Himakta, akan mengadakan Lomba Akuntansi tingkat SMK sederajat dan perguruan tinggi. Sebelum memanggil kami, Beliau dan jajaran guru Akuntansi telah mengadakan rapat dan memutuskan bahwa kami berenam akan mewakili Jurusan Akuntansi SMKN 1 Windusari dalam β€œHimakta Accounting Competition (HAC) 2023”. Sesuai dengan teknis lomba, kami dibagi menjadi dua tim, masing-masing tim terdiri dari tiga anggota.

Timku beranggotakan aku, Intan, dan Selvy. Kami sepakat menamai tim kami β€œGirls on Fire”, dengan aku sebagai ketua timnya. Nama β€œGirls on Fire” kami ambil untuk menggambarkan perempuan-perempuan yang bersemangat, berambisi, dan berdedikasi dalam mencapai tujuan.

Kompetisi Himakta Accounting Competition (HAC) 2023 berlangsung dari tanggal 10 hingga 16 September 2023. Babak penyisihan dilaksanakan secara daring pada 10 September 2023. Pada tahap ini, selama dua jam, kami dihadapkan dengan 50 soal pilihan ganda yang menguji pemahaman kami terhadap berbagai konsep akuntansi. Meskipun soal-soal yang diberikan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi kami, namun rasa gugup dan tegang tak bisa kami hindari. Sebagai ketua tim, aku merasakan beban tanggung jawab yang lebih berat dalam menyukseskan tim kami.

Satu hari setelah babak penyisihan, kami menerima pengumuman tentang tim-tim yang lolos ke tahap selanjutnya. Dua tim yang diajukan dari SMKN 1 Windusari lolos ke tahap selanjutnya. Rasa senang tak bisa kami sembunyikan. Namun di samping itu, beban yang kami bawa semakin berat karena adanya ekspektasi dari orang-orang yang lebih tinggi lagi. Kami bersama-sama berusaha dan terus belajar untuk mempersiapkan diri di tahap ini.

Tahap kedua Himakta Accounting Competition (HAC) 2023 adalah babak semi final. Babak semi final ini dilaksanakan pada 13 September 2023 secara daring. Pada tahap ini, selama kurang lebih dua setengah jam, kami diminta mengerjakan siklus akuntansi perusahaan dagang, mulai dari Ayat Jurnal Penyesuaian sampai dengan menyusun Laporan Keuangan. Seperti halnya pada babak penyisihan, meskipun siklus akuntansi ini juga sudah menjadi makanan sehari-hari bagi kami, namun rasa gugup dan tegang masih kami rasakan di babak ini. Rasa bangganya adalah saat dua tim dari sekolahku dinyatakan lolos ke babak final bersama delapan tim lainnya dari sekolah lain tentunya.

Setelah pengumuman itu, kami dilatih lebih keras lagi. Pada tahap final ini kami diberi sebuah case studi. Dari case studi itu kami diminta untuk memecahkan masalah yang ada, kemudian mempresentasikan hasilnya di hadapan juri secara offline. Semua ketua tim pada babak ini harus menjadi juru bicara saat presentasi.

Pagi hari tanggal 16 September 2023 kami tiba di Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Tidar. Meskipun merasa sangat gugup, namun antusias dalam diri kami tak surut. Bom waktunya adalah ketika ketua tim diminta untuk mengambil undian urutan presentasi. Aku buka gulungan kertas yang mirip astor itu. Bisa dibayangkan reaksiku ketika angka yang muncul di kertas putih itu adalah angka satu. Ya, tim Girls on Fire maju presentasi pertama.

Setelah sesi pembukaan lomba dan sambutan-sambutan, kami dibawa ke sebuah ruang kelas yang sekarang menjadi tempat kami belajar di kampus. Di dalam ruangan itu sudah ada kakak-kakak panitia dan dewan juri yang akan menilai kami. Menariknya, salah satu juri itu adalah Pak Robin, yang saat ini merupakan dosen pengampu mata kuliah Pengantar Manajemen.

Kurang lebih tiga jam lamanya kami menunggu semua tim menyelesaikan presentasinya. Ternyata, bom waktunya tidak pada pengambilan undian. Bom yang sesungguhnya adalah ketika pengumuman kejuaraan mulai dibacakan. Binar mata kami hilang tatkala tidak ada nama tim Girls on Fire dalam tiga juara yang dibacakan. Sedih dan kecewa tidak bisa dipungkiri lagi. Aku yang merupakan ketua tim seketika merasa gagal. Meskipun kata semangat terus terucap dari guru pembimbing dan teman-teman kami, namun rasa itu tak hilang begitu saja.

Setelah perenungan panjang, aku merasa apa yang dikatakan mereka itu benar. Aku tidak gagal. Aku berhasil membawa timku melewati tahap demi tahap itu juga merupakan pencapaian yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya. Fun factnya adalah pada saat babak penyisihan dan semi final bersamaan dengan dilaksankannya UTS. Dimana pagi hari kami harus mengerjakan UTS dan siang harinya berlatih lomba sampai sore. Di hari lain juga harus izin pagi hari untuk mengikuti lomba dan mengerjakan UTS susulan di malam harinya dimana pagi harinya juga masih harus mengerjakan UTS lagi. Hal itu yang membuatku merasa berhasil. Aku berhasil membawa diriku melangkah dalam situasi yang belum pernah aku jalani.

Aku tidak pernah menyangka bahwa pesan singkat di grup kelas siang itu akan membawa perubahan pada diriku sampai sejauh ini. Aku banyak belajar dengan kejadian waktu itu. Dimana aku sudah tidak kaget dengan deadline-deadline tugas karena sudah pernah merasakan rumitnya mengerjakan UTS sambil mempersiapkan lomba dan lain sebagainya. Hal ini adalah pelajaran bahwa hasil bukanlah segalanya. Lebih dari itu, proseslah yang akan membawa diri kita menuju keberhasilan yang sejati.

1 Like