Tantangan Nyata Dalam Menjalankan Bisnis UMKM: Mencari Pelanggan dan Memasarkan Produk

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan istilah yang merujuk pada kelompok pelaku usaha atau bisnis pada sektor kecil atau menengah. Walaupun dalam skala kecil, pebisnis di sektor ini menyumbang peranan besar untuk mengembangkan sektor perekonomian di Indonesia. Alasannya karena kemunculan UMKM berkontribusi dalam memperluas kesempatan kerja sekaligus penyerapan tenaga kerja. Kelebihan UMKM adalah kemampuannya untuk mengimplementasikan teknologi baru menjadi sarana untuk memasarkan bisnisnya. Dalam struktur ekonomi Indonesia, UMKM merupakan sektor ekonomi yang dijalankan oleh masyarakat dan memiliki tingkat produktivitas yang tinggi. UMKM mendominasi lebih dari 99% dari keseluruhan struktur ekonomi nasional.
Namun, keberadaan UMKM juga memiliki dilema. Di satu sisi, UMKM dianggap sebagai penyelamat karena mampu bertahan dalam situasi krisis ekonomi dan menjadi harapan bagi masyarakat. UMKM mampu menciptakan banyak lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, pengangguran, serta mengurangi arus urbanisasi. Di sisi lain, pengembangan UMKM bukanlah proses yang mudah karena seringkali mengalami hambatan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Penulis sempat melakukan wawancara sederhana dengan satu orang pengusaha UMKM yang berlokasi di dekat tempat tinggal penulis untuk menanyakan apa saja hal-hal yang menjadi hambatan atau kelemahan usaha yang mereka jalankan selama ini.
Pertama, Bu Raihana yang merupakan pemilik usaha risoles dan salad buah rumahan yang mulai berjualan karena pandemi Covid-19. Pertengahan tahun 2020, beliau mulai membuka usaha ini karena kehilangan pekerjaannya sebagai seorang karyawan di salah satu restoran. Bu Raihana yang awalnya hanya mengerjakan semua proses pembuatan sendiri, kini telah memiliki lima orang karyawan. Namun, tentu saja usahanya tersebut tidak langsung sukses seperti saat ini.
“Kalau awal buka dulu saya tawarin ke tetangga aja, mas. Infonya lewat Whatsapp, terus harga juga ga boleh mahal-mahal. Saya jual harga awal banget dulu tuh saladnya 15 ribu dibilang mahal, padahal harga bahan baku aja udah berapa. Apalagi masa pandemi. Waduh susah pokoknya dulu itu, tapi pikir saya yaudah ga apa-apa dimurahin dulu untuk menarik pelanggan. Eh sekarang alhamdulilah udah bisa semaju ini”, ungkap Bu Raihana ketika saya wawancarai.
Di sisi lain, Bu Raihana juga mengucapkan bahwa beliau sempat kebingungan tentang cara pemasarannya karena tidak begitu akrab dengan teknologi. Namun, karena tekadnya yang kuat untuk menjalankan bisnis ini secara serius, Bu Raihana mengaku bahwa dirinya belajar secara mandiri melalui video-video yang ada di Youtube, sesekali dia juga meminta bantuan dari keponakannya yang berusia remaja. Karena pada dasarnya, salah satu strategi yang paling efektif untuk menjalankan bisnis UMKM di era digital ini adalah dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi.