Takdir Terbaik dari-Nya

Sekuat dan sebesar apapun inginmu, jika Allah tidak berkehendak maka tidak akan terjadi. Tetapi dengan usaha dan doa yang kita lakukan, itu akan membantu kita untuk meraih apa yang kita cita-citakan. Karena, tidak ada doa yang sia-sia. Jika doamu dikabulkan maka itu takdir terbaik dari-Nya. Tetapi, jika doamu tidak dikabulkan, maka pasti akan ada sesuatu yang lebih baik menurut pilihan-Nya. Kata-kata itu lah yang menjadi motivasi dan prinsip saya sampai saat ini. Sama halnya saat saya bisa masuk di salah satu perguruan tinggi negeri di Surakarta dan menempuh Pendidikan S1 Statistika. Saat ini saya memasuki semester 2. Dan inilah sedikit kisah tentang perjalanan saya masuk prodi ini.

Menentukan pilihan dalam melanjutkan Pendidikan itu cukup sulit dan membuat saya berpikir apa yang harus saya pilih dan apakah ini pilihan yang tepat. Saya menyukai pelajaran hitungan terutama matematika. Sebenarnya orang tua saya menginginkan saya menjadi seorang guru, akan tetapi saya ingin mencari jurusan yang lebih bervariasi atau baru. Menjadi seorang guru memanglah pekerjaan yang mulia, tetapi jurusan statistika adalah jurusan yang menurut saya unik karena ini merupakan penerapan matematika dan ada unsur IT nya. Hal inilah yang membuat saya bingung dan bimbang, apa yang akan saya pilih saat mendaftar sbmptn nanti.

Sampailah tiba saat pendaftaran, saya benar-benar memikirkannya. Melihat kemungkinan mana yang memberi peluang besar bagi saya agar dapat lolos sbmptn tahun 2020. Saya sangat ingin lolos sbmptn, mengingat jika mendaftar mandiri cukup mahal dan saya juga tidak lolos snmptn. Jadi inilah kesempatan yang harus saya manfaatkan. Saya juga sangat berusaha untuk tidak gapyear mengingat umur yang semakin bertambah. Akhirnya selama berhari-hari sembari berdoa untuk meyakinkan diri, akhirnya saya memilih pilihan pertama di prodi statistika UNS dan pilihan kedua pendididkan matematika UNJ. Satu jurusan adalah keinginan saya dan satunya lagi keinginan orang tua saya.

Banyak orang yang bilang jika pilhan orang tua itu terbaik dan sering terwujud. Tetapi saya mencoba untuk menyeimbangkan antara pilihan saya dan orang tua. Agar saya tidak penasaran dan juga tidak mengecewakan orang tua. Sekarang tinggal menunggu takdir mana yang terbaik dari-Nya. Bisa saja lolos dipilihan pertama atau kedua atau bahkan bisa saja tidak lolos. Saya tipikal orang yang berusaha tidak mau berharap yang terlalu tinggi. Semua saya serahkan pada-Nya. Mengingat sering sekali terjadi, disaat kita sangat menginginkan sesuatu justru tidak terwujud. Tetapi saat kita menyerahkan semua yang terbaik kepada-Nya, insyaallah saat impian itu tidak terwujud kita tidak akan merasa kecewa yang berlebihan. Dan saat terwujud, kita bisa bersyukur.

Dan saat hari pengumuman pun tiba. Awalnya saya tidak berani untuk membuka pengumuman. Karena bertepatan pada hari jumat, jadi sebelum membuka pengumuman, saya sholat ashar dan membaca surat al-kahfi terlebih dahulu. Saya benar-benar mempersiapkan mental untuk membukanya, agar saat tidak lolos saya dapat ikhlas dan saat lolos saya bisa bersyukur. Dan alhamdulillah saya lolos pilihan pertama. Rasanya seperti mimpi. Inilah jawaban dari usaha dan doa saya selama ini. Jurusan yang memang saya pilih sendiri ternyata yang terwujud. Saya yakin inilah takdir terbaik yang diberikan Allah kepada saya. Langkah selanjutnya adalah berjuang untuk menamatkan pendidikan ini tidak lebih dari 4 tahun, dan kedepannya saya bisa membanggakan orang tua saya di dunia maupun diakhirat. Ilmu dan kesuksesan dunia memanglah penting, tetapi apalah daya itu semua jika kita jauh dari Allah. Setiap langkah kehidupan ini saya selalu melibatkan Allah. Agar selalu ikhlas dalam menjalaninya dan siap akan setiap rintangan yang akan terjadi kedepannya.