Takdir menjadi Anak Pertama, Bahagia atau Justru menjadi Beban?

Menjadi anak pertama tentu menjadi primadona bagi beberapa anak. Sebutan ‘Si Sulung’ memang terdengar memiliki sebuah privilege yang membahagiakan. Banyak yang beranggapan jika ditakdirkan menjadi anak pertama ia akan enjoy, bahagia, bebas, dan mempunyai tahta tertinggi. Namun juga tak sedikit orang yang justru merasa banyak beban menjadi anak pertama. Banyak yang merasa menjadi anak pertama justru dituntut dengan segala kesempurnaan dan kedewasaan. Kesempurnaan dalam berbagai hal yang akan dijadikan contoh untuk adik-adiknya.
Secara tidak langsung anak pertama akan banyak tuntutan dan harapan. Harapan besar dari kedua orang tua tentu agar menjadi orang sukses yang dapat mengangkat lebih tinggi derajat orang tua dan adik-adiknya. Berbagai macam harapan yang diimpikan orang tua agar putri sulungnya menjadi dewasa dan handal dalam berbagai hal. Tentu hal ini secara tidak langsung akan menjadi beban tersendiri bagi anak pertama dan terkadang dia tak tahu harus menceritakan segala curahan hatinya ke siapa. Bahkan sering kali anak pertama menjadi penanggung jawab keluarga dan masa depan adik-adiknya. Dengan segala beban dan harapan kadang anak pertama terlalu ambisius dengan harapan untuk mendapatkan hasil yang terbaik hingga ia selalu berusaha lebih keras bahkan terkadang lupa waktu dan membuat dirinya stres. Sebenarnya tidak mudah menghadapi realita tersebut, tetapi bisa atau tidak realita tersebut harus tetap dijalani.
Takdir menjadi anak pertama bukanlah hal yang buruk, namun juga bukan hal yang cukup mudah. Cerita suka dan duka akan terus mewarnai perjalanan hidupnya. Entah bagaimana dan apa posisi kita sebagai anak, semua pasti memiliki beban tanggung jawab masing-masing, tinggal bagaimana kita menghadapi dan menjalaninya. Lika-liku setiap perjalanan dan perjuangannya pun akan menjadi sebuah cerita yang indah di suatu saat nanti.

6 Likes

Aku bangga jadi anak pertama​:raised_hands::raised_hands:

sip sipp:)))

Related bangett:))