SNBT atau Seleksi Nasional Berbasis Tes, merupakan salah satu jalur seleksi untuk masuk ke Perguruan Tinggi. Adapun jalur seleksi lainnya yaitu Jalur SNBP atau Seleksi Nasional Berbasis Prestasi, ada pula Jalur Mandiri. Biasanya jalur seleksi pertama kali yang diberikan kepada calon mahasiswa adalah Seleksi Nasional Berbasis Prestasi atau biasa dikenal dengan SNBP. Untuk mengikuti SNBP terdapat syarat khusus yaitu masuk ke dalam daftar eligible.
Kira-kira 1 tahun yang lalu, saat pengumuman daftar eligible keluar dan diumumkan, aku sangat kecewa karena tidak ada namaku di sana. Aku sangat sedih karena nilai raportku tidak begitu rendah sejak kelas 10 sampai kelas 12, namun sayang, ternyata nilaiku tidak memiliki grafik yang stabil. Itulah sebab mengapa aku tidak masuk ke dalam daftar eligible. Didalam hatiku yang paling dalam, aku selalu mencoba untuk menerima kenyataan bahwa aku tidak bisa mengikuti jalur seleksi SNBP. Aku mungkin bisa menerima, besok juga masih ada jalur seleksi yang lain, pikirku saat itu. Tetapi ketika ada orang yang membahas hal itu aku tetap merasakan kesedihan lagi dan lagi.
Ada saat dimana aku mendengar salah satu temanku yang terpilih sebagai siswa eligible mengucapkan suatu kalimat yang sangat membuat aku sakit hati dan kecewa dan itu terjadi secara terus menerus. Dia selalu berkata seolah olah dia yang terbaik, dia berkata seolah olah dia akan selalu mendapatkan yang terbaik. Menurutku senang itu wajar, bahagia pun wajar, tetapi menurutku dia berlebihan. Dia tidak pernah memikirkan perasaan teman temannya yang tidak terpilih sebagai siswa eligible. Dari sekian banyak yang terpilih sebagai siswa eligible, hanya dia yang selalu terlihat sombong. Untungnya, pada saat itu aku memiliki satu orang yang sangat menyayangiku, selalu mendukung aku dan selalu meyakinkanku bahwa besok aku akan baik baik saja, bahwa besok aku pasti menemukan jalan yang terbaik untuk diriku sendiri.
Saat teman temanku sudah mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi Negeri yang mereka inginkan masing-masing melalui jalur SNBP, aku hanya bisa menatap mereka, aku ingin sekali seperti mereka. Lagi dan lagi, temanku yang sombong selalu mengucapkan kalimat yang membuatku sakit hati. Dia terlalu optimis dengan takdir yang dia pilih sendiri, lupa jika Allah yang memiliki takdir terbaik untuk hambanya. Dan saat pengumuman hasil seleksi SNBP tiba, ternyata dia tidak lolos. Dia membuat cerita di sosial media seakan akan dia manusia paling sedih didunia ini. Aku hanya bisa menatap cerita itu dan berpikir, oh? Sekarang gantian kamu ya sedihnya? Hehehe. Mungkin aku terlihat jahat, tapi sesekali jahat pun tidak apa pikirku.
Setelah pengumuman SNBP selesai, teman temanku yang tidak lolos datang kepadaku dan bertanya ‘kamu belajar apa buat SNBT’ ‘kamu pakai buku apa belajarnya’, dan lain banyak lagi. Yang aku pikir saat itu adalah, ketika mereka senang menjadi siswa eligible, mereka lupa bahwa ada teman yang sedih karena tidak menjadi siswa eligible dan tidak bisa mencoba kesempatan jalur seleksi SNBP, tapi ketika mereka tidak diterima di PTN, mereka membutuhkanku. Sakit sekali rasanya, tapi tidak apa apa, semua mempunyai rezeki dan jalannya masing-masing.
Seleksi Nasional Berbasis Tes pun tiba, aku mendapat jadwal tes hari ke empat tepatnya tanggal 4 Mei 2024. Pada saat itu jujur aku tidak memiliki banyak persiapan, aku malas malasan ketika belajar, bahkan aku hampir tidak belajar. Tapi ketika tes tiba, aku berusaha semaksimal mungkin saat mengerjakan dan kupasrahkan semuanya setelah selesai mengerjakan. Aku tidak berharap lolos saat itu.
Ketika pengumuman tiba, aku tidak berani membuka hasilnya. Tetapi ada seseorang yang tiba-tiba membuka hasil tesku. Hasilnya lolos. Ya, aku lolos di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Tidar pilihan pertama yaitu S1 Manajemen. Rasanya sangat membingungkan, antara sedih dan senang, senang karena aku lolos, teman-temanku beberapa pun ada yang lolos, sedih karena seseorang yang aku sayang tidak lolos padahal aku sangat tahu bagaimana perjuangannya. Disisi lain juga, temanku yang sombong itu ternyata tidak lolos, pasti malu rasanya menjadi dia yang selalu berbicara ke sana kemari tetapi tidak lolos 2 jalur seleksi.
Perjalananku mungkin seperti itu, entah aku orang jahat atau bukan, tetapi aku selalu menjadikan kejadian ini hal yang sangat berarti untuk aku dan selalu menjadi pelajaran hidup yang tidak akan pernah kulupakan. Pesan yang aku ambil dari kejadian ini adalah, sekecewa apapun kamu, sesedih apapun kamu atas masalah yang kamu hadapi sekarang, percayalah bahwa suatu saat nanti Allah memiliki rencana dan takdir yang lebih baik dari sekarang. Pesan lainnya mungkin hargailah kesedihan temanmu, hargailah keberadaan temanmu, jangan pernah berlebihan ketika berbuat sesuatu karena kita tidak pernah tahu hati orang seperti apa. Jangan sampai doa kita terhambat karena ada seseorang yang sakit hati atas perilaku kita.