Tak Kusangka Inilah yang Terjadi

selagi bisa mengapa tidak mencoba

“Bipp…bipp… Hai sobat, kali ini giliran Arinda bercerita tentang perjuangan masa lalu yang penuh dengan kejutan”

Saat ini, hampir setiap orang pasti memiliki mimpi. Bahkan kalian yang sedang membaca kisahku, pasti memiliki sebuah mimpi, harapan, ataupun keinginan, seperti halnya harapan agar dapat diterima di PTN yang didambakan. Beberapa dari mereka berjuang dari awal masuk SMA, berambisi mendapatkan nilai bagus dengan menguras keringat dan waktu mereka demi menggapai cita-cita setinggi langit. Namun itu semua tidak berlaku pada diriku. Tak tahu mengapa, ketika ditanya “cita-citamu apa? besok mau kuliah dimana?”. Terkadang aku merespon mereka dengan tidak serius dan dengan mudahnya, diriku tidak pernah terpikir ataupun terbawa hati terkait kemana aku ingin berkuliah dan plan apa yang sudah aku buat. Mungkin terdengar aneh jika seseorang tidak memiliki plan dan tidak memiliki PTN favorit. Pastinya jika ditanya seperti itu, teman-teman akan mengira bahwa diriku tidak serius dan hanya sekedar bercanda ketika ditanya hal sesimple itu atau mungkin mereka mengira aku menutupi keinginan dan cita-citaku. Akan tetapi aku benar-benar jujur, tidak tahu apa keinginanku saat itu, karena satu hal yang kuinginkan saat itu hanya semua berjalan lancar dan happy sudah cukup bagiku.

Ketika aku menduduki bangku SMA, aku mengikuti sebuah organisasi kepramukaan di sekolah yang mungkin namanya sudah sering didengar oleh kalangan anak pramuka di Solo. Disana aku belajar dan menghabiskan banyak waktu kehidupanku, karena setiap sepulang sekolah, pasti ada berbagai kegiatan yang sudah terencana dan harus dihadiri, “meskipun begitu aku juga sering bolos dulunya hehe”. Karena berbagai kegiatan pramuka inilah yang membuat waktuku sangat terkuras, bahkan tugas-tugas sekolah baru bisa kukerjakan di kelas sebelum jam pelajaran dimulai. Kehidupan seperti ini berlangsung selama kurang lebih 2 tahun sebelum pandemi Corona menghadang. Hari-hari membosankan dan menyenangkan terus berlalu, hingga pada akhirnya aku menduduki semester terakhir sebelum berbagai goncangan kehidupan datang. Perlu kalian ketahui aku bukanlah seorang siswi berambisi dalam mengerjakan tugas dan tekun saat pembelajaran di kelas, karena semua benar-benar kujalani apa adanya. Lalu seiring berjalannya waktu, tibalah hari dimana pengumuman siswa yang lolos SNMPTN tingkat sekolah. Saat itu aku sedikit terkejut karena diriku lolos tahap awal SNMPTN ini. Setelah mengetahui itu semua, diriku tidak merasakan senang dengan sepenuhnya karena beberapa teman seperjuanganku tidak lolos. Akan tetapi pada akhirnya diriku juga tidak lolos tahap SNMPTN paling akhir, “ngga papa masih banyak jalan” ujarku dalam hati dengan tetap tenang dan santai. Bahkan ketika tiba di hari pengumuman SNMPTN tersebut, diriku masih sibuk dengan tugas jurnal umum, laporan laba rugi dan buku besar laundry bersih kilat yang diberikan oleh guru ekonomi tercinta.

Waktu terus berjalan, satu bulan setelah itu waktunya untuk ujian SBMPTN. Saat itu aku memulai persiapan dan belajarku selama dua minggu sebelum ujian dimulai. Aku merasa belajarku tidak totalitas dan tidak terjalani dengan penuh komitmen untuk lolos SBMPTN. Bahkan aku sempat berkata kepada beberapa kawanku “aku percaya kalau aku ngga akan lolos SBMPTN tahun ini”. Ketika orang-orang percaya diri dapat lolos SBMPTN, hal tersebut justru berkebalikan dengan diriku. Pada akhirnya ternyata benar aku tidak lolos SBMPTN, dimana saat itu teman-temanku banyak sekali yang lolos dijalur ini dan bahkan beberapa teman yang aku kenal hampir semua sudah lolos. Akhirnya aku mulai merasa takut dan bingung dengan nasibku, aku mulai membuat sedikit rencana akan kemana jika tidak mendapat PTN. Setelah menyusun berbagai rencana, akhirnya aku mendaftarkan diri untuk mengikuti Ujian Tulis UNS dengan pilihan pertama Ilmu Administrasi Negara dan pilihan kedua yaitu Ilmu Hukum. Awalnya Ilmu Hukum menjadi pilihan pertamaku akan tetapi mamahku tidak begitu setuju dengan jurusan tersebut dan pada akhirnya aku memilih Ilmu Administrasi Negara sebagai pilihan pertama. Dijalan terakhirku ini, aku mulai belajar selama satu minggu sebelum ujian dimulai. Meskipun hanya satu minggu, aku belajar dengan totalitas karena ingin segera menyelesaikan seluruh beban dan hambatan dalam mencari PTN ini.

Akhirnya tibalah pada hari pembuktian. Pengerjaan ujian ini diberikan durasi waktu selama 2 jam yang terdiri sekitar 120 soal TPS dan 80 soal TKA, yang mana ketika pengerjaan aku merasa bahwa soal tidak begitu berat dan terlalu fokus untuk mengerjakan soal TPS yang sangat mendominasi. Ketika aku menyadari pengerjaan akan habis dalam waktu 30 menit lagi, aku baru memulai pengerjaan 80 soal TKA. Saat itu aku hanya dapat membaca soal sebanyak satu kali tanpa mengulang, dalam waktu hitungan detik dan langsung menjawab setelah membaca soal. Sehingga saat itu aku tidak memiliki waktu luang untuk meneliti kembali pekerjaanku. Melihat seluruh kejadian saat hari H, aku hanya bisa pasrah dan berdoa selagi menunggu hasil dari perjuanganku ini. Tibalah pada hari pengumuman, tepat setelah aku terbangun dari tidur, aku segera melihat hasilnya dan ternyata diriku dinyatakan lolos Ujian Tulis UNS pada pilihan pertama, yaitu Ilmu Administrasi Negara. Dari berbagai pengalaman yang telah aku ceritakan, dapat kita ketahui bahwa hidup itu penuh dengan keberuntungan, akan tetapi keberuntungan tidak datang dengan sendirinya, sehingga perlu dikejar dengan usaha dan perjuangan agar keberuntungan itu segera menghampiri kita. Sekecil apapun itu usaha dan perjuanganmu, pasti akan membuahkan benih-benih keberuntungan.