Tak Afdol Jika ke Ponorogo Tidak Mencicipi Dawet dan Sate Ayam Khas Ponorogo

Sumber gambar: kulinernusantara.id & www.granesia.com

Ponorogo tidak hanya terkenal dengan kesenian reognya saja. kuliner di salah satu kota di Jawa Timur ini wajib di cicipi. Belum ke Ponorogo kalau belum sampai ke desa Jabung, desa yang populer dengan es dawet. Nama es dawet jabung tidak terlepas dari desa yang menjadi pusat penjualan minuman tradisional ini, desa Jabung di Ponorogo. Disebut pusat karena banyak penjual dari dawet jabung yang menyebar ke desa-desa lain di sekitar desa Jabung, terutama selama bulan Ramadhan.

Seperti lazimnya dawet, dawet jabung juga terdiri dari cendol, tapai ketan, dan gula. Bedanya, gula yang dipakai bukan sembarang gula, melainkan gula kelapa. Perbedaan lainya pada dawet Jabung yaitu terdapat Gempol. Gempol merupakan pokok perbedaan dawet jabung dengan dawet lainnya. Gempol ini terbuat dari tepung beras yang dibentuk bulat.

Bahkan dawet jabung memiliki mitos cerita yang unik dibalik penyajian dengan mangkuk yang cukup khas serta tatakan atau dalam bahasa Jawa sering disebut lepek untuk alas mangkok dawet jabung. Pembeli hanya diperkenankan untuk mengambil mangkoknya saja, tidak dengan tatakannya. Dalam mitos itu, jika tatakan turut serta diambil oleh pembeli, maka pembeli diharuskan menikahi si penjual dawet jabung. Untuk menikmati segarnya es dawet Jabung Cukup merogoh kocek sebesar Rp 3.000, Anda sudah bisa menikmati semangkuk dawet jabung.

Ada satu lagi kekhasan Ponorogo yang cukup kondang, yakni sate ayam. Bahkan, ada penjual sate yang berjualan sejak Belanda masih menjajah bangsa kita. Namanya, Sate Ayam H. Tukri Sobikun. Ciri khas yang menonjol dari sate tukri adalah ukurannya yang besar. Pelanggannya tidak cuma dari Ponorogo, tapi banyak pula yang datang dari luar Pulau Jawa. Banyak pula, orang-orang ternama yang datang untuk menikmati sate ayam H. Tukri Sobikun seperti Presiden ke-6 Indonesia yaitu Susilo Bambang Yudhoyono. Selain Presiden SBY, artis Uya Kuya dan Cinta Kuya juga pernah shooting di rumah makan H. Tukri Sobikun dan bahkan sebelum tampil manggung di Ponorogo Ahmad Dhani juga menyempatkan diri untuk makan di warung sate ini.

Tampilan sate ayam Ponorogo, sekilas mirip dengan sate ayam Madura. Perbedaannya terletak pada model daging yang dipotong. Sate Madura dipotong dadu dan memiliki potongan daging ayam lebih kecil dibandingkan sate lainnya, sedangkan sate ayam Ponorogo diiris tipis seperti fillet dan tidak potong. Selain itu, sate ayam Ponorogo sausnya menggunakan saos kacang, bawang merah dan cabe rawit. Sedangkan sate ayam Madura menggunakan campuran petis pada saus kacangnya, bahkan Terkadang di daerah Madura sendiri, justru sausnya tidak menggunakan kacang melainkan saus kemiri.

Perbedaan lainnya adalah proses pembuatannya, sate ayam Ponorogo terlebih dahulu direndam dalam bumbu seperti kecap dan minyak sayur. Setelah itu, dipanggang dalam tungku tanah liat panjang yang sering disebut dengan “Anglo”. Setelah matang, diangkat dan diberi bumbu kacang. Rasanya benar-benar enak dan bumbunya meresap ke dalam. Dagingnya juga enak dan empuk. Lebih nikmat lagi jika disantap dengan ketupat atau lontong.

2 Likes