Untukmu, diriku di masa depan,
Hai, bagaimana kabarmu di sana?
Bagaimana tentang mimpi-mimpi yang kita tuliskan dulu? Ingatkah, dulu kita punya proyek besar yang berbalaskan surga.
Bagaimana? Aku tahu pasti jalannya berat. Kau pasti lelah, tapi berjanjilah kau takkan menyerah.
Banyak yang bilang mimpimu tinggi sekali.
Tak mengapa.
Meski di perjalanan kau temui banyak masalah, lanjutkanlah. Kau tahu, sebenarnya kita sedang seirama dengan semesta, sama-sama mengagungkan nama-Nya.
Aku tahu, pasti kau temui banyak jatuh di sana,
Tak masalah.
jatuh bangkit lagi, jatuh bangkit lagi.
Semesta tak pernah mempercundangi. namun, hanya ingin kau berjuang lebih sakit lagi.
Allah baik sekali.
meski tak mudah, ceritamu dirangkai sangat indah.
Saat kau baca ini, pasti masamu sudah senja. Masihkah ada gemuruh itu di sana? Tentang perjuangan-perjuangan melelahkan yang semoga kelak cukup untuk kita laporkan ketika hari persidangan dengan Sang Pencipta.
Kumohon, jangan pernah kau redupkan gemuruh itu. Hingga Allah izinkan, jiwamu pergi tinggalkan ragamu.
Dirimu, di masa lalu
27-5-2021
(terinspirasi dari bukunya Teh Farah Qoonita)