Suka-Benci -Menjadi Bagiannya

“Bagi siswa kelas 12, daftar nama siswa eligible untuk SNMPTN dapat di cek di Ruang BK dan akan di tempelkan pada papan pengumuman. Terima kasih”

Seketika itu juga aku dan teman-temanku berbondong mengecek nama masing-masing. Sudah ku duga namaku pasti ada, aku begitu percaya diri karena selalu menduduki 3 besar di kelas. Ku pikir ini adalah jalanku untuk melanjutkan kuliah di UNS yang sudah aku idam-idamkan.

Aku mendaftar prodi Teknik Sipil dan PWK. Ya, aku anak IPA. Hmm, ternyata SNMPTN bukan jalanku, aku di tolak UNS untuk pertama kalinya. Aku yang begitu cengeng dan sangat berharap lebih pada SNMPTN hanya bisa menangis hari itu.

Pagi harinya aku bertekad keras untuk SBMPTN, aplikasi bimbel dan pelajaran sampai memenuhi device ku, temanku begitu heran setiap membuka hpku. Try out online tak jarang aku ikuti. Hingga tiba saatnya untuk SBMPTN dan lagi-lagi aku di tolak UNS. Semakin kecil hati ini karena temanku yang nilai nya jauh dibawahku banyak yang lolos dengan pilihan mereka.

Cukup lelah dengan 2x penolakan tapi hidup harus berlanjut. Seleksi mandiri pun aku ikuti, SM UNY jalur Ujian Tulis dan jalur Nilai UTBK pun juga ku ikuti. Yap di SM UNY ini aku mencoba lintas jurusan ke Soshum, dalam pikiranku kalau ujiannya hanya TPS harusnya aku bisa mendapat tempat di Soshum, dan aku mengambil prodi AN seperti yang papa inginkan. Tapi, lagi-lagi gagal dalam SM UNY ini.

Malam harinya aku cari info SM gelombang 2 yang masih buka, ya UNS masih buka tapi tetap saja aku gagal. Dan ini membuatku dendam dan kesal dengan UNS. Salah satu Sekolah Kedinasan juga menolakku. Di tengah keputusasaan ini aku mendaftar salah satu PTS di Semarang, aku memang di terima tapi keluargaku tidak mengizinkanku. Mereka memintaku untuk daftar di UMS, tapi aku tidak mau untuk mendaftar di sana dan akhirnya memilih gap year.

Tahun ini ku coba dong buat SBMPTN, ikutin keinginan papa biar salah satu anaknya bekerja di pemerintahan, ya, ku ambil Ilmu Administrasi Negara di UNS, dendam sih sama UNS tapi aku ingin menaklukannya, cukup takut dan ragu karena materi soshum yang aku tidak paham. Aku tes pada tanggal 18 April 2021 di ISI Surakarta, selang beberapa hari, 29 April 2021, papa mengalami kecelakaan dan beliau pergi untuk selama-lamanya.

Pengumuman SBMPTN 2021 pun tiba, rasanya sudah tidak ingin membukanya, aku trauma dengan banyak penolakan yang ku alami sebelumnya, ditambah ketakutanku akibat papa yang sudah tidak membersamaiku. Maklum aku putri cengengnya, yang jika menangis ia selalu ada untukku.

Oke, bersama mama aku buka pengumuman, aku memasukkan nomor daftarku dan meminta mama untuk mengeceknya. “Nih Hijau”, ucapnya sambil tersenyum, ku jawab “Hijau di UNS apa di Tidar ma?”. Beliau diam. Aku meraih ponselku, ku lihat disitu tertulis jelas UNS. Menangislah aku bersyukur dan tanpa sadar berucap “Papa, aku diterima Pa”. Menangis dan bersyukur atas rencana Allah, atas bahu yang selalu dikuatkan Allah. Ridho Allah benar-benar datang atas ridho orang tua , Ia selalu memberi kemudahan disetiap kesulitan. Senangnya aku bisa mewujudkan keinginan Alm. Papa yang satu ini.

Sudah dulu yaa… Terima kasih Sobat Mijil…!

1 Like

Asli, sedih bacanya. :cry:

Semangat ya, karena menuntut ilmu itu adalah bagian dari perjuangan juga.

Kira-kira, @ayips sedih juga bacanya?

Semangattt dong Pak​:smiling_face_with_three_hearts::smiling_face_with_three_hearts: