Sudahkah Kamu Tahu Tentang Frasa Apositif?

1
Oleh: Diana Intan Sari

Kita pasti sudah sangat sering mendengar kata frasa. Apalagi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Tapi kalian tau nggak sih kalau frasa tuh ada banyak macamnya?

Mau tau nggak apa aja macam frasa?

Eitss… sebelum masuk ke macam frasa, kita ingat-ingat lagi tentang frasa yuk!!

Menurut Ramlan (1987) frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Frasa memiliki dua sifat, yaitu (1) frasa merupakan unsur gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih, (2) frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi, maksudnya frasa selalu terdapat dalam satu fungsi tertentu, seperti dalam S, P, O, PEL, atau K. Beberapa contoh frasa seperti sakit sekali, dan yang sedang membaca.

Sekarang kalian sudah ingatkan apa itu frasa.

Sekarang kita akan memahami sala satu macam frasa yaitu frasa apositif. Apa kalian sudah pernah dengar?

Jadi dalam frasa itu ada dua jenis, yaitu frasa endosentrik dan frasa ekosentrik. Frasa apositif masuk ke dalam jenis frasa endosentrik. Frasa apositif adalah frasa yang secara semantis kedudukan unsur yang satu sama dengan unsur yang lain, sehingga dapat saling menggantikan. Unsur-unsur dalam frasa apositif tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau.

“Lamongan, kota lahir saya, sedang dilanda banjir”.

Unsur Lamongan merupakan unsur pusat, sedangkan kota lahir saya merupakan aposisi.

Beberapa contoh lainnya dari frasa apositif seperti,

“EXO, boyband Korea akan melakukan segera merilis album baru mereka”.

“Kita, warga Indonesia dikenal dengan keramahannya”.

“Supri, ayam Pak RT tertabrak motor tadi siang”.

Sekarang kalian sudah pahamkan tentang frasa apositif ini? Mudah kan?

Pelajari juga jenis frasa lainnya, agar kalian dapat membedakan frasa-frasa yang ada.

REFERENSI

Yuniawan, Tommi. Firmonasari, Aprillia. (2001). Tipe Frasa Endosentrik Apositif dalam Bahasa Indonesia: Suatu Pendekatan Sintaksis. Humaniora, VIII, 2.

Supriyadi. (2014). Sintaksis Bahasa Indonesia. Gorontalo: UNG Press.